SGOT 24 8 – 31 U/L
SGPT 11 6 – 31 /L
BUN 11 10 - 20
PPT:
- Pasien 10.0 detik Beda dengan kontrol < 2 detik
- Kontrol 11.0 detik
- INR 0,94
APTT:
- Pasien 29,6 detik Beda dengan kontrol < 7detik
- Kontrol 28,1 detik
USG
NST
Diagnosis
Pada KPP, proses yang sama dapat terjadi adanya proses inflamasi
dan atau infeksi selaput ketuban, kerusakan DNA akibat stres oksidatif
dan penuaan sel yang terjadi secara prematur (Cuningham 2018; Duff,
2019).
Fakor Risiko Maternal
Riwayat KPP sebelumnya Wanita yang merokok atau Terapi steroid dalam jangka lama
Penyakit infeksi saluran kemih terpapar asap rokok Gangguan kolagen pada vaskular
(ISK) dan infeksi menular seksual (meningkatkan resiko KPP (pada Eshlers-Danlos syndrome,
(IMS) sebanyak 2-4 kali lipat) SLE)
Perdarahan antepartum
Trauma langsung pada abdomen pervaginam BMI < 19,8 kg/m2
Persalinan prematur (riwayat APB pada trimester 2 Defisiensi nutrisi
Anemia atau 3 meningkatkan resiko KPP Rendahnya status sosioekonom
3-7 kali lipat).
Fakor Risiko Uteroplasenta + fetal
Overdistensi uteri
Anomali uteri Insufisiensi serviks (polihidramnion,
multiple pregnancy)
Multifetal
Korioamionitis pregnancy (bayi
kembar).
Anamnesis
Inspeksi
• Pada inspeksi cairan yang mengalir melalui vagina. Hal ini akan lebih
mudah terlihat jika keuban baru pecah.
• Inspekulo genangan air pada fornix posterior, jika genangan air tidak
tampak, pemeriksa dapat meminta pasien untuk mengejan, atau batuk
untuk memprovokasi keluarnya cairan.
Penegakkan diagnosis
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan laboratorium
• Dilakukan tes lakmus meletakkan kertas lakmus
pada sarung tangan setelah pemeriksaan dalam. Bila
kertas lakmus berubah menjadi biru positif • Warna air ketuban normal adalah jernih, apabila
dapat terjadi bias pada pasien dengan discharge kehijauan maka ketuban telah bercampur mekoneum.
vaginal aktif seperti pada pasien IMS atau pada • Konsentrasi air ketuban normal adalah encer dan licin,
pasien dengan ISK. bila kental dan berbau waspada terjadi infeksi atau
distress janin.
• Air ketuban bersifat alkalis (pH 7-7.5), kertas lakmus
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) berwarna merah (asam) menunjukkan urine.
• Ferning test mengambil cairan pada liang vagina yang
diletakkan pada object glass lalu diamati dibawah
• untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam uterus. mikroskop. Hasil positif : gambaran seperti daun pakis.
Pada KPP penurunan jumlah cairan ketuban yang • dipstick immunokromatografi yang medeteksi placental
menyebabkan jumlahnya lebih sedikit dari normal alpha microglobulin-1 (PAMG-1) dengan sensitivitas
cairan sesuai usia kehamilan namun terkadang tanpa 94.4%-98.9% dan spesifisitas 87.5%-100%.
• insulin-like growth factor binding protein 1 (IGFBP-1)
disertai dengan oligohidramnion.
dengan sensitivitas 95%-100% dan spesifisitas 93%-98%
(Duff, 2019).
Diagnosis Banding
inkontine
nsia urin,
cairan
mukus
serviks
discharge cairan
vagina keringat
Tata laksana (POGI, 2016)
TINJAUAN
PUSTAKA
LETAK SUNGSANG
ETIOPATOGENESIS
• Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus.
• Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu :
Jumlah air ketuban relatif banyak memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang.
• Pada kehamilan trimester akhir :
Janin tumbuh lebih cepat dan jumlah air ketuban relatif lebih berkurang
karena bokong & kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong dipaksa untuk menempati ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
• Leopold I : bulat & keras di fundus kepala
• Leopold II : teraba punggung di satu sisi, bagian-bagian kecil di sisi lain
• Leopold III : lunak di bagian bawah uterus bokong
• Leopold IV : masuk PAP / belum
37
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
• USG
Taksiran berat janin, volume air ketuban, konfirmasi letak plasenta, jenis
presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala janin, kelainan kongenital
& kesejahteraan janin dapat diperkirakan berdasarkan ukuran biparietal,
lingkar kepala, lingkar perut & panjang tulang femur.
38
TATALAKSANA
• Dalam Kehamilan
• Versi luar
39
TATALAKSANA
• Dalam Persalinan
• Pervaginam
40
Persalinan Spontan (Bracht)
• Ibu dalam posisi litotomi, sedangkan penolong di depan vulva
• Saat bokong membuka vulva, dilakukan episiotomi. Segera setelah bokong lahir, bokong
dicengkeram secara bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha
sedangkan jari-jari lain memegang panggul
• Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang, segera kendorkan tali pusat tersebut
• Penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin dengan cara punggung janin
didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan
• Dengan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir pusar, perut, bahu dan lengan, dagu,
mulut, dan akhirnya seluruh kepala
41
Persalinan Spontan (Bracht)
42
Manual Aid
• Indikasi :
• Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan, misal kemacetan saat
melahirkan bahu / kepala
• Dari awal memang ingin melakukan teknik Manual Aid
43
Teknik Melahirkan Bahu & Lengan
• Cara Klasik (Deventer)
Prinsipnya : melahirkan lengan belakang
dahulu (sakrum) baru melahirkan lengan
depan yang berada di bawah simfisis.
44
Teknik Melahirkan Bahu & Lengan
• Cara Mueller
Prinsipnya : melahirkan bahu & lengan
depan lebih dulu dengan ekstraksi, lalu
melahirkan bahu dan lengan belakang.
45
Teknik Melahirkan Bahu & Lengan
• Cara Bickenbach
Cara ini kombinasi teknik Mueller dan klasik (Deventer).
46
Teknik Melahirkan Bahu & Lengan
• Cara Lovset
Prinsipnya : melahirkan lengan diatas
kepala / dibelakang leher
47
Teknik Melahirkan Kepala
• Cara Mauriceau-Smellie-Veit
• Pastikan tidak ada lilitan tali pusat di leher janin. Jika ada, tali pusat dipotong dulu dekat pusar
janin
• Janin dalam posisi telungkup menghadap ke bawah, letakkan tubuhnya ditangan & lengan
penolong. Tempatkan jari telunjuk & jari manis di tulang pipi janin. Gunakan tangan yang
lain untuk memegang bahu dari arah punggung & dipergunakan untuk melakukan traksi
• Buatlah kepala janin fleksi dengan cara menekan tulang pipi janin kearah dadanya
• Bila belum terjadi putar paksi dalam, penolong melakukan gerakan putar paksi dengan
tetap menjaga kepala tetap fleksi & traksi pada bahu mengikuti arah sumbu panggul
• Bila sudah terjadi putar paksi dalam, lakukan traksi ke bawah dengan mempertahankan
fleksi kepala janin & mintalah asisten untuk menekan daerah suprasimfisis
• Setelah suboksiput lahir dibawah simfisis, badan janin sedikit demi sedikit dielevasi ke
atas (ke arah perut ibu) dengan suboksiput sebagai hipomoklion. Berturut-turut akan lahir
dagu, mulut dan seluruh kepala
48
Teknik Melahirkan Kepala
49
Teknik Melahirkan Kepala
• Cara Naujoks
Bila kepala masih tinggi, sehingga jari
penolong tidak bisa masuk ke dalam
mulut janin
50
Teknik Melahirkan Kepala
• Cara Prague Terbalik
Bila oksiput dengan UUK depan sakrum
& muka menghadap simfisis
51
Teknik Melahirkan Kepala
• Cara Cunam Piper
52
Ekstraksi Sungsang Total
• Ekstraksi Kaki
53
Ekstraksi Sungsang Total
• Ekstraksi Bokong
Jari dimasukkan ke pelipatan paha &
dikait lalu ditarik curam ke bawah
54
TATALAKSANA
• Dalam Persalinan
Primigravida, nilai sosial janin tinggi (high social value baby), riwayat persalinan
yang buruk (bad obstetric history), persalinan pervaginam diperkirakan sukar &
berbahaya (disproporsi fetopelvic / skor Zachtuchni Andros ≤ 3), tali pusat
menumbung pada primi / multigravida, didapatkan distosia, prematuritas,
hipertensi dalam persalinan, belum inpartu, disfungsi uterus, presentasi kaki &
pertumbuhan janin terhambat berat
55
≥
56
KOMPLIKASI
• Perdarahan
• Robekan jalan lahir
Pada Ibu • Infeksi
• Asfiksia bayi
• Trauma persalinan
Pada Bayi • Infeksi
57
Daftar pustaka
• Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C., Wenstrom, K.D., 2018. Obstetri Williams 5th Edition, Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta.
• Jazayeri, A. 2018. Premature Rupture of Membranes. Diakses pada 11 Mei 2019 melaui Medscape Apps.
• Mochtar, R., 2010. Sinopsis Obstetri Jilid 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
• Manuaba, Ida Bagus, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC, Jakarta, 1998.
• Manuaba, I.B.G, 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta
• Kementerian Kesehatan RI, 2011. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Orang Dewasa. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
• Parry, S & Strauss, J. Kofinas Perinatal. 2015. Diakses pada 11 Mei 2019 melalui
• www.kofinasperinatal.org
• Perkumpulan Obtetri Ginekologi (POGI) & Himpunan Kedokteran Feto Maternal (HFKM). 2016. Pedoman Nasional Pleayanan Kedokteran
(PNPK). Ketuban Pecah Dini. Indonesia. POGI & HKFM.
Daftar pustaka
• Prawiroharjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan, Edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Jakarta, 1999, 622-627
• Prawirohardjo, S., 2008. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
• Sastrawinata, Sulaiman dkk., Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005. http://e-kehamilan.blogspot.com/2009/03/bila-terjadi-kelainan-letak-janin.html
• Prawirohardjo, S., 2014. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Keempat. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
• Hariadi, R., 2004. Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Surabaya : Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia.
• Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Spong, C. Y., Dashe, J. S., Hoffman, B. L., 2016. Obstetri Williams (25th edition). New
York : McGraw-Hill Education.
• Prawirohardjo, S., 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
• Abiodun, O., Joseph, U., Tajudeen, A., 2012. Singleton term breech presentation : planned vaginal delivery vs elective caesarean section
at Aminu Kano Teaching Hospital. Sri Lanka Journal of Obstetrics and Gynecology. 34 : 45-50.
• Royal College of Obstetricians and Gynaecologists Guideline No. 20b, 2006. The Management of Breech Presentation.