Anda di halaman 1dari 20

Gangguan

Tumbuh
Kembang:
Retardasi
Mental

Mk. Tumbuh kembang anak


Definisi

– Penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh


secara bermakna dan secara langsung
menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan
bermanifestasi selama masa perkembangan -
American Association on Mental Deficiency (AAMD)
Klasifikasi
Mild retardation (retardasi mental
ringan)
• IQ 52-69

Moderate retardation (retardasi mental


sedang)
• IQ 36-51

Severe retardation (retardasi mental


berat)
• IQ 20 - 35

Profound retardation (retardasi mental


sangatberat)
• IQ kurang dari 20
Retardasi mental ringan (IQ 52 – 69)

– Retardasi mental dapat dididik (educable)  anak mengalami gangguan berbahasa


tetapi masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari.
– Umumnya mampu mengurus diri sendiri secara independen (makan, mencuci,
memakai baju, mengontrol saluran cerna dan kandung kemih), meskipun tingkat
perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal.
– Kesulitan utama biasanya terlihat pada pekerjaan akademik sekolah baru tampak
ketika memasuki sekolah formal, bisa mencapai sekolah kelas VI dan beberapa
hingga tamat SMA.
– Dalam konteks sosiokultural yang memerlukan sedikit kemampuan akademik,
mereka tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dan sosial,
akan terlihat bahwa mereka mengalami gangguan
Retardasi Mental Sedang (IQ 36 – 51)

– Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental


dapat dilatih (trainable)  Pada kelompok ini anak mengalami
keterlambatan perkembangan pemahaman dan penggunaan
bahasa, serta pencapaian akhirnya terbatas.
– Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan ketrampilan
motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa diantaranya
membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya.
– Kemajuan di sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar di tingkat
dasar (mencapai kelas II dan kelas III)  Memerlukan pelayanan
pendidikan yang khusus
– Sudah dapat didiagnosis pada usia pra sekolah
Retardasi mental berat (IQ 20 - 35)

– Memerlukan supervisi yang ketat & pelayanan khusus


sepanjang hidup.
– Kelompok retardasi mental berat ini dapat dideteksi sejak
dini  kelainan fisik maupun mentalnya cukup berat.
– Perbedaan utama adalah pada retardasi mental berat ini
biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna atau
adanya defisit neurologis
Retardasi mental sangat berat (IQ < 20)

– Secara praktis anak sangat terbatas kemampuannya dalam


mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi.
– Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan
hanya mampu berkomunikasi pada bentuk komunikasi
nonverbal yang sangat terbatas
Etiologi

Adanya disfungsi otak  memerlukan anamnesis yang baik,


pemeriksaan fisik & lab
Faktor-faktor yang potensial:
– Non organik
– Organik
Non Organik vs. Organik

– Kemiskinan & keluarga – Prakonsepsi


yang tidak harmonis – Pranatal
– Faktor sosiokultural – Perinatal
– Interaksi anak-pengasuh – Post natal
yang tidak baik
– Penelantaran anak
Prakonsepsi

– Adanya abnormalitas single gene (penyakit-penyakit


metabolic, kelainan neurocutaneous, dll.)
– Kelainan kromosom (X-linked, fragile-X)
– Syndrom polygenic familial
Pranatal

Gangguan pertumbuhan otak trimester I


– Kelainan kromosom
– Infeksi intrauterine  TORCH atau HIV
– Zat-zat teratogen  alcohol (Fetal-alcohol syndrome), radiasi
– Disfungsi plasenta
Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
– Ibu menderita DM dan Phenylketonuria (PKU)  gangguan
metabolik di mana tubuh tidak mampu mengubah asam amino
fenilalanin menjadi tirosin karena defisiensi enzim hidroksilase
– Ibu malnutrisi
Perinatal

– Prematuritas
– Asfiksia
– Trauma lahir  perdarahan
– Meningitis
– Kelainan metabolic: hipoglikemia, hiperbilirubinemia
Postnatal

– Trauma berat pada kepala/susunan syaraf pusat


– Intoksikasi (timah hitam, merkuri)
– Anoksia  misalnya tenggelam, kejang lama
– Infeksi (meningitis, ensefalitis)
– Kelainan metabolic  gizi buruk, hormonal (hipotiroid),
PKU, dll
Diagnosis

– tes intelegensia
– Riwayat penyakit
– pemeriksaan fisik
– Laboratorium
– Pemeriksaan penunjang  adaptasi sosialnya
– laporan dari orangtua atau laporan dari sekolah
Tatalaksana
Pencegahan Psikiatri

Psikoedukasi Psikoterapi psikofarmasi


Pencegahan

Fokus pada pencegahan gangguan intelektual dan


komplikasi yang menyertainya.
– Newborn metabolik screening → berhasil mengurangi
insidensi timbulnya retardasi mental.
– Pemberian asam folat → mengurangi resiko neural
tube defect
– Pemeriksaan diagnostik prenatal untuk mengurangi
kelainan kromosom
Psikoterapi

Pendekatan Psikoanalitik
– fokus pada teori perkembangan, untuk memperbaiki ekspresi emosi,
meningkatkan self esteem, meningkatkan indepedence, dan interaksi sosial
– Brief relaxation therapy : untuk mengurangi kecemasan
– Terapi perilaku : untuk mengubah perilaku agresif, self injury
Modifikasi lingkungan, edukasi kepada caregiver
– Group therapy → social skill building
– Family therapy
– Supportive group → untuk orang tua dan sibling
Psikofarmasi

– Terapis harus ekstra berhati-hati di dalam pemberian obat


pada pasien dengan RM  perhatikan interaksi obat
– uji coba obat yang melibatkan pasien RM → sangat
terbatas.
Psikoedukasi

Ada beberapa jenis latihan yang dapat diberikan kepada


penderita retardasi mental, yaitu:
1. Latihan di rumah: belajar makan sendiri,  membersihkan
badan dan berpakaian sendiri, dst.,
2. Latihan di sekolah: belajar keterampilan untuk sikap social,
3. Latihan teknis: latihan diberikan sesuai dengan minat dan
jenis kelamin penderita, dan
4. Latihan moral: latihan berupa pengenalan dan tindakan
mengenai hal-hal yang baik dan buruk secara moral

Anda mungkin juga menyukai