Nama Kelompok :
1. Nadya Dwi Sakinah (22)
2. Siti Emilyah (29)
PENILAIAN KINERJA MURUT PARA AHLI DAN MENURUT
PENDAPATMU SENDIRI MENURUT PARA AHLI :
Menurut Chung & Megginson (Gomes, 2002: 135), penilaian kinerja adalah suatu
cara mengukur kontribusi-kontribusi dari individu-individu anggota organisasi
kepada organisasinya. Jadi, penilaian kinerja diperlukan untuk menentukan tingkat
kontribusi individu atau kinerja.
Menurut pendapat Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p382) penilaian
kinerja (performance appraisal ) adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan
melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan
kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan.
Menurut Dessler dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” (2004, p2),
mengatakan bahwa menilai kinerja adalah kegiatan memperbandingkan kinerja actual bawahan
dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai
prosedur yang meliputi :
Penetapan standart kerja.
Penilaian kinerja actual karyawan dalam hubungan dengan standar-standar yang telah ditetapkan.
Memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk
menghilangkan penurunan kinerja atau terus berkinerja lebih tinggi
1. Perbaikan Kinerja.
Umpan balik kinerja bermanfaat bagi karyawan untuk memperbaiki kinerja mereka.
Penilaian kinerja menjadi sebuah refleksi atas kinerja yang mereka lakukan selama
ini.
2. Penyesuaian Reward.
Penilaian prestasi kerja dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan dalam
pemberian rewarding atau penghargaan bagi karyawan.
3. Penempatan Jabatan.
Penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai acuan untuk menaikkan jabatan karyawan
atau menempatkan karyawan pada posisi yang tepat.
4. Pelatihan dan Pengembangan.
Karyawan harus terus dilatih dan dikembangkan. Penentuannya bisa didapatkan dari
penilaian prestasi.
5. Pengembangan Karir.
Penilaian prestasi kinerja membantu proses pengambilan keputusan tentang jenjang
karir karyawan.
6. Koreksi Informasi.
Kinerja buruk mengindikasikan kalau ada kesalahan dalam melakukan pekerjaan,
rencana SDM, atau hal lain dalam sistem manajemen. Penilaian prestasi bisa
menghasilkan data tersebut sehingga Anda dapat segera memperbaiki hal yang belum
tepat sebelum dia meledak di belakang hari.
SASARAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI :
Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan
periodeik baik itu kinerja pegawai, pimpinan, dan organisasi atau organisasi atau
instansi.
Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para pegawai melalui audit keterampilan
dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya, dan atas dasar
penilaian atau evaluasi kebutuhan pelatihan itu dapat menyelenggarakan program
pelatihan dengan tepat.
Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung jawab
perorangan dan kelompok sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus
diperbuat oleh pegawai, mutu yang harus dicapai, sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja pegawai.
Menempatkan potensi pegawai yang berhak memperoleh promosi, dan kalau perlu
berdasarkan hasil diskusi antara pegawai dengan pimpinannya itu untuk menyusun
suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system) dan system promosi lainnya
seperti imbalan
CARA PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
Menurut Mondy & Noe(2005) masalah yang berkaitan dengan penilaian kinerja
adalah:
1. Kurangnya objektivitas
Salah satu kelemahan metode penilain kinerja tradisional adalah kurangnya
objektivitas. Dalam metode rating scale, misalnya, faktor-faktor yang lazim
digunakan seperti sikap, loyalitas dan kepribadian adalah faktor-faktor yang sulit
diukur. Penggunaan faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan (job related factors)
dapat meningkatkan objektivitas.
2. Bias “Hallo error”
Bias “Hallo error” terjadi bila penilai mempersepsikan satu faktor sebagai kriteria
yang paling penting dan memberikan penilaian umum baik atau buruk berdasarkan
faktor tunggal ini.
3. Kecenderungan memberikan nilai tengah
Kecenderungan memberi nilai tengah (Central tendency), terjadi bila pekerja di beri
nilai rata-rata secara tidak tepat atau di tengah-tengah skala penilaian, Biasanya,
penilai memberi nilai tengah karena ingin menghindari kontroversi atau kritik.
SEKIAN
TERIMA KASIH