Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

Persepsi Masyarakat Lokal/Pribumi Terhadap


Suku Buton yang Berdomisili di Negeri Seith
Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah

Oleh : Jailani Tala


201624021
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri
dari beribu-ribu pulau dan berbagai keanekaragaman
budaya, suku, ras maupun agama yang ada di Indonesia
keberagaman tersebut merupakan kekayaan yang
dimiliki oleh Indonesia yang harus dilestarikan
Salah satu suku yang menyebar di daerah-daerah di
Indonesia adalah Suku Buton yang tersebar di Provinsi
Maluku
Alasan kedatangan suku buton ke wilayah maluku yaitu
karena kondisi tanahnya yang dominan bebatuan
sehingga tidak mendukung untuk bercocok tanam.
di Negeri Seith Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku
Tengah, orang-orang Buton diterima dengan baik oleh
masyarakat lokal. Masyarakat Suku Buton di Negeri Seith
hidup membaur dengan masyarakat pribumi membentuk
hubungan sosial yang sangat erat sehingga tidak terlihat
adanya kesenjangan sosial dan konflik yang terjadi di antara
Suku Buton dengan warga lokal kondisi ini membuat mereka
semakin banyak keberadaan mereka, sehingga tidak tampak
adanya garis pemisah antara Suku Buton dengan Masyarakat
Negeri Seith.
Perbedaan yang mudah terlihat dari keberadaan Suku Buton
misalnya yang ada di Negeri Kaitetu Kec. Leihitu Kab. Malteng
mereka tidak hidup berbaur dengan masyarakat pribumi
sehingga Suku Buton hidup secara berkelompok di petuanan
Kaitetu yang bernama Dusun Kalauli
Rumusan Masalah dan Pembatasan
Masalah
1. Bagaimana proses interaksi Masyarakat Suku
Rumusan Masalah Buton terhadap Masyarakat Negeri Seith?
2.Bagaimana proses kehidupan Masyarakat Suku
Buton dalam menghadapi aturan-aturan negeri yang
ada di Negeri Seith?

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka masalah


Pembatasan Masalah
pokok penelitian ini di batasi oleh Persepsi
Masyarakat Lokal/Pribumi terhadap Suku Buton
yang berdomisili di Negeri Seith Kecematan Leihitu
Kabupaten Maluku Tengah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan

untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Negeri Seith Terhadap Suku


Buton yang berdomisili di Negeri Seith Kecamatan Leihitu Kabupaten
Maluku Tengah.

Manfaat

Secara akademisi penilitian ini diharapkan dapat menambah reperensi secara


Sosiologi dalam memahami masyarakat multikultural yang berada di Negeri
Seith Kecematan Leihitu terkususnya. Masyarakat Lokal dan Masyarakat Suku
Buton yang berdomisili di Negeri Seith

Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa Program Studi Sosiologi untuk


menambah pengetahuan tentang pandangan alkulturasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses
untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi
manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan.. Sugihartono
(2007)

Tindakan Sosial adalah suatu  tindakan  individu sepanjang tindakan  itu


mempunyai makna atau arti subjektif  bagi dirinya dan diarahkan kepada
tindakan orang lain (Max Weber dalam Ritzer 1975). 

Interaksi sosial ialah suatu tindakan sosial yang bersifat timbal balik
melalui suatu kontak dan komunikasi antara dua orang atau lebih.
Tindakan sosial dalam interaksi sosial memiliki makna atau arti subjektif
bagi individu yang dikaitkan dengan orang lain. George Simmel
Tradisi (Bahasa Latin : Tradition = diteruskan) atau pola kebiasaan yang dilakukan
secara berulang - ulang sesuai nilai-nilai yang meliputinya. Nilai-nilai tradisi itu
berhubungan dengan harapan-harapan, jaminan dan kewajiban kewajiban yang
harus dipenuhi dalam menjamin kelangsungan kehidupan (alam dan generasinya).
Tradisi dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah
dilakukan sejak lama (sejak zaman leluhur) dan menjadi bagian dari kehidupan
suatu kelompok masyarakat dari waktu ke waktu. Watloly (2013).

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya


manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dalam belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan
manusia adalah ‘’kebudayaan‘’.
KERANGKA PIKIR
Masyarakat Seith Persepsi Suku Buton

Teori

Tindakan Sosial

Prilaku sehari-hari
Penilayan dalam kehidupan sehari-hari
Kebiasaan Masyarakat Buton
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian

penelitian ini termasuk tipe penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian


yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Lexy. J. Moleong (2003)

Lokasi/Objek Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Negeri Seith Kecamatan Leihitu Kabupaten


Maluku Tengah

Teknik Pengumpulan data

1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Sumber Data

Para informan yang terdiri dari tokoh adat, masyarakat, tokoh agama
dinilai memiliki
pengetahuan terkait masalah yang sedang diteliti
Dokumen, arsip, peta, gambar, buku-buku yang berkaitan dengan
masalah penelitian

Pengujian Data dan Analasis Data

• Validitas Data
Agar semua data dan informasi yang diperoleh dapat terjamin kebenaran
serta keabsahannya maka perlu dilakukan triangulasi data

• Model analisis
Model analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk mengolah
data penelitian adalah teknik analisis data interaktif
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Negeri Seith yang ada sekarang adalah merupakan gabungan dari lima
buah negeri yang awalnya berada pada daerah pegunungan yang ada di
Jazirah Leihitu. Kelima Negeri tersebut termasuk dalam Uli Leala Leisiwa
sebagai Uli kelima dari tujuh Uli yang terdapat di Jazirah Leihitu. Uli
Leala Leisiwa termasuk dalam persekutuan masyarakat adat Uli Lima.
Kelima negeri atau hena yang berada di pegunungan itu adalah Seith,
Hautuna, Lebelehu, Wasilla dan Lain. Kelima negeri (hena) tersebut
tergabung menjadi satu dengan sebutan Seith dan menempati wilayahnya
masing-masing dan dipimpin oleh pemimpinnya masing-masing dengan
gelar adatnya sendiri.
• Sejarah kedatangan Masyarakat Suku Buton di Negeri Seith

kondisi geografis daerah asal yang gersang, tandus dan bebatuan mendorong
para masyarakat suku buton untuk keluar dari daerah asalnya. Dengan
melakukan pelayaran dan perdagangan.pada awalnya Masyarakat Buton datang
ke Negeri Seith bukan dengan tujuan untuk menetap akan tetapi mereka
datang semata-mata untuk berdagang, dan lama-kelamaan mereka menetap di
Negeri Seith. Pada awal kedatangan Masyarakat Buton di Negeri Seith tahun
1300-1400 M, pada saat itu Masyarakat Buton terdampar dengan kapalnya di
pantai Boyan, dan pada saat itu yang menemukan mereka adalah Masyarakat
Seith dari Soa Lebelehu Masyarakat Seith dari Soa Lebelehu menyambut mereka
dengan baik dan membawa mereka untuk menghadap Raja dan selesai di
hadapkan dengan Raja maka mereka di sahkan untuk tingal di Negeri Seith yang
di antaranya terdiri dari tiga marga yaitu: Papalia, Wabula, Woloa. Tiga marga
tersebut hidup secara berkelompok. Alasan kedatangan masyarakat suku buton
adalah untuk melakukan perdagangan hingga mereka menetap dan mendiami
sebagian wilayah di Negeri Seith.
Persepsi Masyarakat Seith terhadap Masyarakat Buton

Hubungan sosial yang berlangsung antara Orang Buton dengan Orang


Seith selama ini selalu baik karena mereka memiliki kesadaran bersama
antara pendatang dan penduduk asli, dan adanya hubungan saling percaya
yang satu terhadap yang lain yang sangat kuat. Hubungan saling percaya
tersebut bisa memperkuat proses penyesuaian diri, dan kemudian
menguatkan proses-proses interaksi sosial yang berlangsung antara
sesama Masyarakat Buton dan antara Masyarakat Buton dengan
Masyarakat Negeri Seith. Pandangan tentang hubungan sosial antara
Masyarakat Buton dengan Masayarakat Negeri Seith seperti dikemukakan
di atas,walaupun memiliki perbedaan, baik itu asal-usul, Adat Istiadat,
dan lainnya tetapi hal itu bukan menjadi suatu kendala.
Proses Interaksi Sosial Orang Buton dengan Orang Seith

interaksi sosial secara baik dengan masyarakat maupun Pemerintah Negeri Seith.
Masyarakat Suku Buton senantiasa hidup berdampingan dengan penduduk Negeri
Seith , dan mereka senantiasa menyadari diri sebagai pendatang, dan hidup
bersama dengan Masyarakat Seith sebagai penduduk asli tergolong sangat harmoni
karena mereka bisa bekerja sama dan saling tolong-menolong dalam berbagai
kebutuhan selama berada di Negeri Seith, Masyarakat Suku Buton dan Masyarakat
Negeri Seith senantiasa memiliki hubungan persahabatan dan kekeluaragaan.
Hubungan sosial ini tampak melalui kerjasama atau partisipasi antara Masyarakat
Suku Buton dan Masyarakat Negeri Seith dalam pembangunan. Terdapat saling
menghargai yangsatu terhadap yang lain terhadap tradisi, adat- istiadat, dan
kebudayaan. Adanya hubungan kerjasama dalam kegiatan kemasyarakatan baik
dalam hal perkawinan, kematian maupun kegiatan keagamaan seperti peringatan
hari-hari besar keagamaan, acara- acara keagamaan, tahlilan dan lain-lain.
Partisipasi dalam hubungan kerjasama tersebut baik dalam bentuk sumbangan
material maupun tenaga.
Proses pandangan Masyarakat Seith dan Buton terhadap sapaan dalam
pergaulan sehari-hari.

Dalam penggunaan kata Sapaan pada umumnya masyarakat Suku Buton


menggunakan kata sapaan dengan nama depan yang cukup unik yaitu kata “La”
untuk laki-laki dan “Wa” untuk perempuan. Menurut keterangan yang
disampaikan oleh Umaya Tala, dalam sapaan atau panggilan dari Masyarakat
Seith untuk orang Buton biasanya tidak mengunakan katadepan La dan Wa
tetapi akibat kebiasaan mendengar sesama Masyarakat Buton menggunakan
sebutan nama depan tersebut maka merekapun juga ikut menggunakannya
Contohnya, kata sapaan Masyarakat Seith terhadap orang Buton seperti
Purnomo wabula dipanggil dengan sebutan sehari-hari yaitu Nomo. Akan
tetapi kalau sudah terbiasa dengan sapaaan yang biasa dipanggil oleh orang
Butun kepada orang Buton sendiri Masyarakat Seith pun juga akan
mengikutinya dengan sapaan yang sama.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan

Perbedaan yang khas dapat dilihat dari berbagai jenis bahasa, tradisi, adat-
istiadat, kebudayaan, maupun kehidupan sosial, karena tiap-tiap masyarakat
yang mendiami pulau yang satu mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri dengan
yang lainya. Secara sosio-kultural, menunjukan bahwa dalam kehidupan
masyarakat Maluku Tengah telah berlangsung suatu proses perpindahan
penduduk antar penduduk telah berlangsung cukup lama.
Kondisi yang dijalani oleh Masyarakat Suku Buton dapat dijadikan sebagai
gagasan maupun pedoman hidup bagi lingkungan masyarakat lainnya yang
memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda. Sebab perbedaan itu adalah
suatu sosial telah memainkan peran yang sangat penting sehingga berbagai
aspek yang berbeda dari segi asal-usul, tradisi, adat- istiadat, kebudayaan,
maupun kehidupan sosial bisa terintegrasi secara alamiah dan membentuk
jaringan sosial yang dapat menyumbang pada usaha membangun kehidupan
bermasyarakat yang lebih baik
Pandangan Masyarakat Negeri Seith terhadap Suku Buton yang berdomisili di
Negeri Seith Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah agar supaya
masyarakat mengetahui bahwa kehidupan Masyarakat Buton yang hidup di
Negeri Seith itu mereka hidup membaur dengan Masyarakat Negeri Seith. Dan
Masyarakat Seith pun berbaur tidak membeda bedakan suku entah itu dari suku
manapun.
Masyarakat Negeri Seith dan Masyarakat Suku Buton agar selalu menjaga
silatuhrahmi dan keharmonisan di dalam lingkungan Masyarakat walaupun ada
perbedaan Budaya Masyarakat Negeri Seith Dan Masyarakat Buton yang ada di
Negeri seith Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.Menjaga hubungan
interaksi antara Masyarakat Negeri Seith dan Masyarakat Suku Buton di Negeri
Seith kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah agar lebih meningkatkan
beberapa faktor yaitu:
• Adanya rasa simpati ( Kepedulian antara sesama )
• Meningkatkan rasa kemanusiaan, saling menghargai, menghormati
diantara sesama dalam lingkungan Masyarakat
Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat di ajukan saran yang diharapkan bisa
bermanfaat didalam Persepsi Masyarakat Negeri Seith terhadap Suku Buton yang
berdomisili di Negeri Seith Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah yaitu :
• Agar masyarakat buton dan seith bisa saling menghargai sesama budaya dan
mempelajari budaya-budaya dari suku lain karna itu sudah menjadi kewajiban
sebagai warga Negara Indonesia walaupun berbedah-bedah suku ras maupun
agama akan tetapi kita di satukan dengan Bineka Tungal Ika yang menjelaskan
tentang, walaupun kita berbeda-beda budaya, suku, ras, maupun agma akan
tetapi kita di satukan dalam. NKRI Negara kesatuan republik Indonesia.
• Meningkatkan rasa persaudaraan atantara sesama sehingga terciptanya stabilitas
keamanan, ketentraman, dan kedamaian di dalam Negeri Seith.
• Meningkatkan sikap saling menghormati, menghargai, antara sesama dan akan
menimbulkan rasa simpati di antara kedua yang saling berbeda suku tersebut
maka akan terciptanya rasa keharmonisan di dalam kehidupan Masyarakat di
wilayah Negeri Seith Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai