Manfaat
Interaksi sosial ialah suatu tindakan sosial yang bersifat timbal balik
melalui suatu kontak dan komunikasi antara dua orang atau lebih.
Tindakan sosial dalam interaksi sosial memiliki makna atau arti subjektif
bagi individu yang dikaitkan dengan orang lain. George Simmel
Tradisi (Bahasa Latin : Tradition = diteruskan) atau pola kebiasaan yang dilakukan
secara berulang - ulang sesuai nilai-nilai yang meliputinya. Nilai-nilai tradisi itu
berhubungan dengan harapan-harapan, jaminan dan kewajiban kewajiban yang
harus dipenuhi dalam menjamin kelangsungan kehidupan (alam dan generasinya).
Tradisi dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah
dilakukan sejak lama (sejak zaman leluhur) dan menjadi bagian dari kehidupan
suatu kelompok masyarakat dari waktu ke waktu. Watloly (2013).
Teori
Tindakan Sosial
Prilaku sehari-hari
Penilayan dalam kehidupan sehari-hari
Kebiasaan Masyarakat Buton
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Lokasi/Objek Penelitian
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Sumber Data
Para informan yang terdiri dari tokoh adat, masyarakat, tokoh agama
dinilai memiliki
pengetahuan terkait masalah yang sedang diteliti
Dokumen, arsip, peta, gambar, buku-buku yang berkaitan dengan
masalah penelitian
• Validitas Data
Agar semua data dan informasi yang diperoleh dapat terjamin kebenaran
serta keabsahannya maka perlu dilakukan triangulasi data
• Model analisis
Model analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk mengolah
data penelitian adalah teknik analisis data interaktif
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Negeri Seith yang ada sekarang adalah merupakan gabungan dari lima
buah negeri yang awalnya berada pada daerah pegunungan yang ada di
Jazirah Leihitu. Kelima Negeri tersebut termasuk dalam Uli Leala Leisiwa
sebagai Uli kelima dari tujuh Uli yang terdapat di Jazirah Leihitu. Uli
Leala Leisiwa termasuk dalam persekutuan masyarakat adat Uli Lima.
Kelima negeri atau hena yang berada di pegunungan itu adalah Seith,
Hautuna, Lebelehu, Wasilla dan Lain. Kelima negeri (hena) tersebut
tergabung menjadi satu dengan sebutan Seith dan menempati wilayahnya
masing-masing dan dipimpin oleh pemimpinnya masing-masing dengan
gelar adatnya sendiri.
• Sejarah kedatangan Masyarakat Suku Buton di Negeri Seith
kondisi geografis daerah asal yang gersang, tandus dan bebatuan mendorong
para masyarakat suku buton untuk keluar dari daerah asalnya. Dengan
melakukan pelayaran dan perdagangan.pada awalnya Masyarakat Buton datang
ke Negeri Seith bukan dengan tujuan untuk menetap akan tetapi mereka
datang semata-mata untuk berdagang, dan lama-kelamaan mereka menetap di
Negeri Seith. Pada awal kedatangan Masyarakat Buton di Negeri Seith tahun
1300-1400 M, pada saat itu Masyarakat Buton terdampar dengan kapalnya di
pantai Boyan, dan pada saat itu yang menemukan mereka adalah Masyarakat
Seith dari Soa Lebelehu Masyarakat Seith dari Soa Lebelehu menyambut mereka
dengan baik dan membawa mereka untuk menghadap Raja dan selesai di
hadapkan dengan Raja maka mereka di sahkan untuk tingal di Negeri Seith yang
di antaranya terdiri dari tiga marga yaitu: Papalia, Wabula, Woloa. Tiga marga
tersebut hidup secara berkelompok. Alasan kedatangan masyarakat suku buton
adalah untuk melakukan perdagangan hingga mereka menetap dan mendiami
sebagian wilayah di Negeri Seith.
Persepsi Masyarakat Seith terhadap Masyarakat Buton
interaksi sosial secara baik dengan masyarakat maupun Pemerintah Negeri Seith.
Masyarakat Suku Buton senantiasa hidup berdampingan dengan penduduk Negeri
Seith , dan mereka senantiasa menyadari diri sebagai pendatang, dan hidup
bersama dengan Masyarakat Seith sebagai penduduk asli tergolong sangat harmoni
karena mereka bisa bekerja sama dan saling tolong-menolong dalam berbagai
kebutuhan selama berada di Negeri Seith, Masyarakat Suku Buton dan Masyarakat
Negeri Seith senantiasa memiliki hubungan persahabatan dan kekeluaragaan.
Hubungan sosial ini tampak melalui kerjasama atau partisipasi antara Masyarakat
Suku Buton dan Masyarakat Negeri Seith dalam pembangunan. Terdapat saling
menghargai yangsatu terhadap yang lain terhadap tradisi, adat- istiadat, dan
kebudayaan. Adanya hubungan kerjasama dalam kegiatan kemasyarakatan baik
dalam hal perkawinan, kematian maupun kegiatan keagamaan seperti peringatan
hari-hari besar keagamaan, acara- acara keagamaan, tahlilan dan lain-lain.
Partisipasi dalam hubungan kerjasama tersebut baik dalam bentuk sumbangan
material maupun tenaga.
Proses pandangan Masyarakat Seith dan Buton terhadap sapaan dalam
pergaulan sehari-hari.
Perbedaan yang khas dapat dilihat dari berbagai jenis bahasa, tradisi, adat-
istiadat, kebudayaan, maupun kehidupan sosial, karena tiap-tiap masyarakat
yang mendiami pulau yang satu mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri dengan
yang lainya. Secara sosio-kultural, menunjukan bahwa dalam kehidupan
masyarakat Maluku Tengah telah berlangsung suatu proses perpindahan
penduduk antar penduduk telah berlangsung cukup lama.
Kondisi yang dijalani oleh Masyarakat Suku Buton dapat dijadikan sebagai
gagasan maupun pedoman hidup bagi lingkungan masyarakat lainnya yang
memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda. Sebab perbedaan itu adalah
suatu sosial telah memainkan peran yang sangat penting sehingga berbagai
aspek yang berbeda dari segi asal-usul, tradisi, adat- istiadat, kebudayaan,
maupun kehidupan sosial bisa terintegrasi secara alamiah dan membentuk
jaringan sosial yang dapat menyumbang pada usaha membangun kehidupan
bermasyarakat yang lebih baik
Pandangan Masyarakat Negeri Seith terhadap Suku Buton yang berdomisili di
Negeri Seith Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah agar supaya
masyarakat mengetahui bahwa kehidupan Masyarakat Buton yang hidup di
Negeri Seith itu mereka hidup membaur dengan Masyarakat Negeri Seith. Dan
Masyarakat Seith pun berbaur tidak membeda bedakan suku entah itu dari suku
manapun.
Masyarakat Negeri Seith dan Masyarakat Suku Buton agar selalu menjaga
silatuhrahmi dan keharmonisan di dalam lingkungan Masyarakat walaupun ada
perbedaan Budaya Masyarakat Negeri Seith Dan Masyarakat Buton yang ada di
Negeri seith Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.Menjaga hubungan
interaksi antara Masyarakat Negeri Seith dan Masyarakat Suku Buton di Negeri
Seith kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah agar lebih meningkatkan
beberapa faktor yaitu:
• Adanya rasa simpati ( Kepedulian antara sesama )
• Meningkatkan rasa kemanusiaan, saling menghargai, menghormati
diantara sesama dalam lingkungan Masyarakat
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat di ajukan saran yang diharapkan bisa
bermanfaat didalam Persepsi Masyarakat Negeri Seith terhadap Suku Buton yang
berdomisili di Negeri Seith Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah yaitu :
• Agar masyarakat buton dan seith bisa saling menghargai sesama budaya dan
mempelajari budaya-budaya dari suku lain karna itu sudah menjadi kewajiban
sebagai warga Negara Indonesia walaupun berbedah-bedah suku ras maupun
agama akan tetapi kita di satukan dengan Bineka Tungal Ika yang menjelaskan
tentang, walaupun kita berbeda-beda budaya, suku, ras, maupun agma akan
tetapi kita di satukan dalam. NKRI Negara kesatuan republik Indonesia.
• Meningkatkan rasa persaudaraan atantara sesama sehingga terciptanya stabilitas
keamanan, ketentraman, dan kedamaian di dalam Negeri Seith.
• Meningkatkan sikap saling menghormati, menghargai, antara sesama dan akan
menimbulkan rasa simpati di antara kedua yang saling berbeda suku tersebut
maka akan terciptanya rasa keharmonisan di dalam kehidupan Masyarakat di
wilayah Negeri Seith Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.
TERIMA KASIH