Anda di halaman 1dari 13

“INOVASI KULIT PISANG SEBAGAI

ALTERNATIF PENGGANTI PASTA


BATERAI BEKAS”

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Alfika Destianti (A1C315005)
Rika Irmayanti (A1C315016)
Novita Aprilani (A1C315023)
Jumainah (A1C315037)
1. Latar Belakang
Baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti merkuri,
mangan, timbal, nikel, lithium dan kadmium. Jika baterai ini dibuang
sembarangan maka logam berat yang terkandung di dalamnya akan
mencemari air dan tanah penduduk juga membahayakan kesehatan.
kulit pisang merupakan limbah yang awalnya dianggap tidak bisa
dimanfaatkan namun pada kenyatannya kulit pisang bisa digunakan
sebagai alternatif pengganti pasta baterai yang rama lingkungan.
Oleh sebab itu, limbah baterai tidak bisa dibuang disembarang
tempat. Kita bisa memanfaatkan baterai bekas itu untuk diisi ulang
pastanya dengan memanfaatkan kulit pisang.
2. Tujuan
 Mendapatkan kandungan bahan baterai yang tersimpan dalam
limbah kulit pisang.
 Membuktikan potensi limbah kulit pisang yang digunakan untuk
baterai.
 Menemukan fakta – fakta yang menunjukan bahwa kulit pisang
berpotensi menjadi baterairamah lingkungan, sekaligus
mengenalkan masyarakat pengolahan limbah – limbah tersebut.
3. Kajian Pustaka
Baterai merupakan sebuah kaleng berisi penuh bahan-bahan kimia
yang dapat memproduksi elektron. Reaksi kimia yang dapat menghasilkan
elektron disebut dengan Reaksi Elektrokimia.
Kulit pisang merupakan sampah alternatif yang dapat digunakan
sebagai bahan pengganti pasta batu baterai yang telah tidak dapat
digunakan kembali. Pada kulit pisang terdapat zat Kalium dan Klorida.
KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan
arus listrik. Dan pisang ambon adalan pisang terbaik yang digunakan
dalam percobaan ini sebagai pengganti pasta batu baterai .
Alessandro Volta menciptakan “baterai pertama” yang dikenal dengan
tumpukan Volta. Baterai ini terdiri dari tumpukan cakram seng dan
tembaga berselang-seling dengan kain basah yang telah dicelup air garam
sebagai pembatasnya. Baterai ini telah mampu menghasilkan arus listrik
yang kontinu dan stabil.
4. Alat dan Bahan
No Alat & Bahan Banyaknya

1 Pisau 1 buah
2 Baterai Bekas 2 buah
3 Kulit Pisang Secukupnya
4 Telenan 1 buah
5 Lakban 1 buah
6 Jarum Pentul 1 lingkaran
7 Mangkuk 1 buah
8 Gunting 1 buah
9 Jam Dinding 1 buah
10 NaCl (garam halus) 1 bungkus
5. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur pembuatan pasta batu baterai dengan kulit pisang adalah
sebgai berikut
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Iris buah kulit pisang secara memanjang.
3. Kemudian cincang halus kulit pisang yang telah diiris sampai halus.
4. Tambahkan NaCl sebanyak 1 sendok teh.
5. Ambil baterai bekas, buka bagian baterai bagian kutub positif baterai (NB:
jangan sampai kutub pusat baterai lepas).
6. Keluarkan pasta/isi baterai, sisakan karbon kira-kira 10% didalam baterai.
7. Masukkan campuran NaCl+Kulit Pisang ke dalam baterai hingga penuh dan
sampai padat, tambah karbon yang dikeluarkan tadi sebanyak 10%.
Catatan: urutannya yaitu karbon 10%, pasta kulit pisang 80%, dan karbon
10%.
8. Tutup kembali baterai dan rekatkan menggunakan lakban.
9. Lakukan uji coba dengan memasangkan baterai ke jam dinding.
6. Hasil
6.1 Hasil Produk

Baterai bekas Baterai yang telah diisi dengan


pasta kulit pisang Ambon
6.2 Hasil Pengukuran Arus listrik pada baterai yang mengandung
pasta kulit pisang Ambon

No Arus baterai (mA) Tegangan baterai (v)

1 0.45 1.13
7. PEMBAHASAN
 Pada proyek akhir fisika lingkungan kami yaitu membahas
tentang Inovasi Kulit Pisang sebagai Alternatif Pengganti
Pasta Baterai Bekas, tujuannya yaitu untuk mendapatkan
energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan sebagai
alternatif pengganti pasta baterai bekas. Pada proses
pembuatannya kami menggunakan bahan-bahan yang mudah
didapat dan praktis disekitar lingkungan. Salah satunya asalah
kulit pisang. Sutikno (2008), mengatakan bahwa batu baterai
bersifat asam sehingga kulit buah yang sifatnya asam dapat
menghasilkan listrik Pada percobaan ini, kami menggunakan
kulit pisang Ambon, karena secara teori arus yang dihasilkan
cukup besar dan selain itu, kulit pisang Ambon jika dipakai
sebagai pengganti pasta baterai merupakan kulit pisang yang
paling stabil digunakan dibandingkan kulit pisang lainnya.
 Pembuatan energi alternatif yang kami lakukan sesuai
prosedur, kemudian kami mendapatkan hasil, arus yang
dihasilkan yaitu sebesar 0.45 MiliAmpere sedangkan
tegangan yang kami dapatkan yaitu sebesar 1.13 Volt, hasil
yang kami dapatkan cukup untuk menghidupkan jam
dinding, hasil yang kami dapatkan tidak jauh beda dari hasil
penelitian Muh. Muhlisin, Noer Soedjarwanto, M.
Komarudin (2015) yang melakukan percobaan 10 kali dalam
penelitian, dan mendapatkan hasil arus rata rata pisang
ambon sebesar 4.84 miliAmpere, dan tegangan sebesar 0,94
Volt, hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil yang kami
dapatkan. Setelah kami ukur, kemudian kami coba baterai
tersebut dengan memasangkannya ke jam dinding, maka jam
dinding tersebut menyala, itu artinya pasta dari baterai kami
berfungsi sebagai pengganti kulit pisang yang ramah
lingkungan.
 Pada sumber referansi yang kami telaah, kulit pisang difermentasikan
menggunakan asam cuka tetapi kami menggunakan garam (Natrium
Klorida) sebagai alternatif pengganti asam cuka untuk memperbesar
hasil arus listrik dan tegangan yang didapatkan dan mencoba inovasi
baru.
 Kemudian sebelumnya kami telah melakukan percobaan pemanfaatan
baterai dengan kulit pisang, berdasarkan hasil percobaan kami, kami
mengaplikasikan pada jam dinding, dan hasilnya asatu baterai dengan
pasta dapat bertahan selama 4 hari 9 jam yaitu 105 jam, sedangkan
secara teori menurut hasil penelitian Wiwik,Teguh (2017) yang
mempercobakan dengan menggunakan pisang raja nangka,
didapatkan hasil waktu ketahanan baterai yaitu selama 4 hari yaitu 96
jam, kemudian arus yang dihasilkan yaitu 12,3 miliAmpere.
 Pembuatan energi alternatif yang kami buat dapat dimanfaatkan pada
jam dinding, menghidupkan lampu LED, mainan anak-anak, remote
dan lainnya. Energi alternatif pasta baterai dari kulit pisang sapat
dimanfaatkan sebagai pengganti pasta baterai yang berbahaya dan
pasta baterai dari kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
pengganti pasta baterai yang ramah lingkungan yang aman.
8. KESIMPULAN
 Kulit pisang mengandung kalium dan garam klorida
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
pengganti pasta baterai. Pisang ambon selain
menghasilkan arus dan tegangan yang tinggi, juga stabil
dalam pemakaiannya pada baterai dan campuran baterai.
 Aplikasi baterai dari pasta kulit pisang yaitu pada jam
dinding, menghidupkan lampu LED, mainan anak-anak,
remote dan lainnya yang ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai