Sesniwati
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Cianjur, 16 November 2020
Permasalahan Kesehatan di
Indonesia
TRIPLE BURDENS
2
BEBAN MASALAH PTM
3
Kesehatan sangat penting
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Konsumsi rokok membunuh satu orang setiap 10 detik (WHO,2002)
Secara umum perokok sepuluh tahun lebih dini meninggal dunia dibanding
bukan perokok.
Konsumsi rokok dapat merusak organ tubuh baik pada perokok maupun
bukan perokok,
Jumlah perokok yang tinggi dan terus meningkat di Indonesia akan
meningkatkan risiko penyakit tidak menular yang mengancam tidak hanya
perokok aktif tetapi juga perokok pasif
MASALAH MEROKOK
DI INDONESIA
revalensi Perokok, Termasuk Anak Meningkat
Prevalensi Perokok Usia > 15 Tahun,
Prevalensi Perokok Anak Usia ≤ ≤1818 Tahun,
PrevalensiTahun 2013
Usia- >2018
Prevalensi Perokok Anak Usia
Perokok 15 Tahun, Tahun 2013 - 2018
Tahun,
Tahun 2013 - 2018
Tahun 2013 - 2018
5%
(Target RPJMN)
• Perokok anak <18 tahun terus ↑ dari 7.2% (2009) 9.1% (2018), target RPJMN 5.4%
(2019).
• Perokok remaja usia 15 -19 tahun ↑ dari 12.7% (2001) 23.1 % (2016).
• ↑ prevalensi perokok dewasa (> 15 tahun) dari 31.5% di 2001 33.8% tahun 2018
terutama ↑ prevalensi pada perempuan mencapai 4% d tahun 2018
PREVALENSI PEROKOK PADA POPULASI > 18 THN
DI JAWA BARAT THN 2013
8
Data Riskesdas 2013
DARI
60,7 % remaja
62,7 % remaja
(13-15 thn)
(13-15 thn)
melihat iklan
melihat orang
toko/warung
merokok di TV,
rokok
Video, Film
PROSES REKRUTMEN
PEROKOK BARU
•• 89,3
89,3% %mel.
mel.Billboard
Billboard
•• 46,3%
46,3%remaja:
remaja: iklan
iklan memberi
memberipengaruh
pengaruh
•• 62,7
62,7% %mel.
mel.Media
Mediaelektronik
elektronik besaruntuk
besar untukmulai
mulaimerokok
merokok
dancetak
dan cetak •• 41.5%
41.5%remaja
remaja: : kegiatan
kegiatandisponsori
disponsori
industrirokok
industri rokokmemiliki
memilikipengaruh
pengaruhuntuk
untuk
•• 99%%mel.
mel.barang/benda
barang/bendadengan
dengan mulaimerokok
mulai merokok
logorokok
rokokyang
yangdimiliki
dimiliki
logo •• 29%
29%remaja
remajaperokok:
perokok: menyalakan
menyalakan
•• 7,9
7,9%%karena
karenaditawari
ditawarirokok
rokok rokoknyaketika
rokoknya ketikamelihat
melihatiklan
iklanrokok
rokok
gratisoleh
gratis olehperwakilan
perwakilan •• 8%
8%remaja
remajaperokok:
perokok: kembali
kembalimerokok
merokok
karenamengikuti
mengikutikegiatan
kegiatanyang
yangdisponsori
disponsori
perusahaanrokok
perusahaan rokok karena
rokok
rokok
78,4 % 56%
di rumah anak (0-4 thn)
terpapar AROL
51,3% di rumah
di tempat kerja
57,4%
anak (5-9 thn)
85,4%
terpapar AROL
di restoran
di luar rumah
39%
anak & dewasa
Orang dewasa terpapar AROL
terpapar AROL di luar rumah
Nikotin
merupakan senyawa alkaloid alami dalam daun
tembakau yang bersifat basa (pH > 7) dan
memiliki kelarutan yang baik dalam air dan lemak.
Nikotin menimbulkan efek psikoaktif dan adiktif
pada manusia lebih kuat dari kokain dan morfin
Tar
merupakan bagian partikel sesudah kandungan
nikotin dan uap air dikeluarkan. mengandung PHA
karsinogenik. masuk ke rongga mulut sebagai uap
padat asap rokok. Setelah dingin mengendap
berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran
pernapasan dan paru. Pengendapan ini bervariasi
antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar
dalam rokok berkisar 24-45 mg
LUNGS
19
*Adiksi Nikotin
20
PENYAKIT
AKIBAT
ROKOK
Kebiasaan – budaya
merokok dianggap
wajar Gencarnya iklan rokok
yang mempengaruhi
perilaku anak dan
remaja
Berpotensi
membuyarkan
Bonus TANTANGAN
Demografi PENGENDALIAN
KONSUMSI
TEMBAKAU Implementasi KTR
masih belum
optimal
Kuatnya lobby
pihak industri
Komitmen
stakeholders
belum optimal
24
Landasan Hukum
Pengendalian Dampak Rokok
Terhadap Kesehatan
1.Tdkditemukan
orang No. 36 tahun 2009
UU Kesehatan
merokok di dlm gedung;
Peraturanruang
2.Tdkditemukan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
merokokNegeri
di dlmNomor 188/Menkes/PB/I/2011 - Nomor 7 Tahun 2011
gedung;
3.Tdk tercium
tentangbau rokok; Pelaksanaan KTR
Pedoman
4.Tdk ditemukan puntung
rokok;Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan
5.Tdk ditemukan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa
penjualan
rokok;Produk Tembakau
6.Tdkditemukan asbak atau
Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2013 tentang
korek api;
Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan
7.Tdk ditemukan iklan atau
promosiPada Kemasan Produk Tembakau
rokok;
8.Adatanda dilarang
Peraturan merokok;
Menteri Kesehatan No. 40 Tahun 2013 tentang
Peta Jalan Pengendalian Dampak merokok Bagi Kesehatan
(2009-2024)
Peraturan MENDIKBUD No 64/2015→
KAWASAN TANPA ROKOK
DI LINGKUNGAN SEKOLAH
SE MENDIKBUD → LARANGAN MEROKOK DI
SEKOLAH tahun 2014
STRATEGI PENGENDALIAN
KONSUMSI TEMBAKAU
M Monitor konsumsi produk tembakau dan
pencegahannya
P Perlindungan dari paparan asap orang lain
ANDA BERADA
PADA
OBSERVASI PENERAPAN
1
FORM 1 OBSERVASI IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK DI SEKOLAH
KTR
PROVINSI: ………………………….. KABUPATEN/ KOTA: …………………………………
Nama Kepala Sekolah/ Guru Nama Sekolah :
Penanggungjawab Bidang Jenjang Sekolah (*pilih salah satu):
Kesiswaan: ❍ SD/ MI ❍ SMP/ Mts ❍ SMA/ MA
Jumlah Guru :
No Hp Kepala Sekolah/ Guru Penanggungjawab Bidang Kesiswaan:
J Catatan Observer :
Pengawas Pengelola/
Penanggungjawab
….……………………… ……………………………………………..
2 * PENINGKATAN PERAN
* (KELOMPOK SEBAYA) DAN
* ANAK SEKOLAH SEBAGAI
* AGENT OF CHANGE
Metode pendekatan pada murid
dengan:
FGD dan PEMICUAN
ALUR PELAKSANAAN SKRINING
PERILAKU MEROKOK BAGI
ANAK USIA SEKOLAH
di Sekolah di Fasilitas Kesehatan
Konseling Pribadi
Layanan Berhenti Merokok
0-800-177-6565
Tanpa Bayar Telpon sekarang jangan ragu
• PELAKSANA
Sekolah:
Seluruh guru terutama guru BK, guru penjaskes, dll
Seluruh petugas administrasi di sekolah (tatausaha sekolah, dll)
Seluruh murid terutama anggota OSIS
Seluruh pedagang di Kantin sekolah, Satpam, dll
Seluruh Orang Tua/Wali Murid
Pendamping: Dinkes,Diknas, Kandepag, Satpol PP, Asisten Bupati Bidang
Kesra
• PENANGGUNG JAWAB
Kepala Sekolah
KENDALA UPAYA BERHENTI MEROKOK
FOLLOW UP
PENDEKATAN 4T
UNTUK
BERHENTI MEROKOK
T – Tanyakan
T – Telaah
T – Tolong dan nasehati
T – Tindak Lanjut
CARA BERHENTI MEROKOK
Cara 1:
BERHENTI SEKETIKA
Hari ini anda masih merokok, besok anda
berhenti sama sekali. Untuk kebanyakan orang,
cara ini yang paling berhasil. Untuk perokok
berat, mungkin dibutuhkan bantuan medis untuk
mengatasi efek ketagihan
CARA 2: PENUNDAAN
Menunda saat mengisap rokok pertama, 2 jam setiap hari
dari hari sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak
dihitung. Misalnya kebiasaan menghisap rokok pertama
rata-rata 07.00 pagi, berhenti merokok direncanakan dalam
7 hari. Maka rokok pertama ditunda waktunya, yaitu :
Hari 1 : jam 09.00
Hari 2 : jam 11.00
Hari 3 : jam 13.00
Hari 4 : jam 15.00
Hari 5 : jam 17.00
Hari 6 : jam 19.00
Hari 7 : jam 21.00 – terakhir
CARA 3 : PENGURANGAN
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah
yang sama sampai 0 batang pada hari yang ditetapkan. Misalnya rata-rata menghisap
28 batang rokok per hari. Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari.
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
RUJUKAN
Pertimbangan merujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan jika:
1. Klien yg sudah menjalani konseling UBM dan dirasa tidak
efektif perlu terapi tambahan.
2. Butuh penanganan withdrawal effect yang menghambat
Depresi, Cemas, Insomnia, mudah tersinggung dan mudah
marah, peningkatan berat badan berlebihan dll
3. Jika dalam 3 bulan belum berhasil berhenti merokok (gagal).
4. Klien yang ingin berhenti merokok disertai dengan kondisi
khusus atau terdapat komorbid penyakit
KRITERIA PENGIRIMAN PESERTA DIDIK
OLEH TIM DI SEKOLAH KE FKTP/PUSKESMAS
1. Setelah konseling selama 6-8 minggu, peserta didik gagal
menghentikan kebiasaan merokok
2. Menolak dilakukan konseling di sekolah
3. Orang tua menolak dilakukan konseling di sekolah
4. Terdapat kondisi-kondisi lain (seperti kondisi medik atau
penggunaan zat lain) yang tidak memungkinkan dilakukan
konseling di sekolah.
5. Pihak sekolah/tim konseling sekolah tidak mampu/tidak
sanggup mengatasi masalah peserta didik
ALUR
Upaya Berhenti Merokok di Sekolah
PENGIRIMAN
DAN
PENDAMPING
AN SEKOLAH Berhasil berhenti tidak berhasil
Berhasil
IMPLEMENTASI KTR DI SEKOLAH