PENYERTA DALAM
KEHAMILAN
Rauda 131020160501
Fanni Hanifa 131020160505
Baiq Agustis Parida 131020160506
Balkis Fitriani Faozi 131020160509
Atriany Nilam Sari 131020160510
PENDAHULUAN
Penyakit-penyakit penyerta
• Anemia
• Hipertensi
• Preeklamsi
• Kehamilan dengan penyakit paru
• Kehamilan dengan infeksi
• Kehamilan dengan AIDS
Anemia
• Anemia adalah suatu kondisi ketika jumlah dan ukuran sel
darah merah, atau konsentrasi hemoglobin turun dibawat
batas normal/ cut-of-value, akibatnya merusak kemampuan
darah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Anemia
merupakan indikator kesehatan dan gizi buruk
Tanda dan gejala
• Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia
(anemic syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi besi
apabila kadar hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl. Gejala ini
berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-
kunang, serta telinga mendenging. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan
jaringan di bawah kuku.
Diagnosis anemia
• Pada Jurnal Anaemia and micronutrient deficiencies, British
Medical Bulletin, Vol 67 the British Council 2003, disebutkan
bahwa dalam standar pelayanan bahwa setiap ibu hamil
setidaknya melakukan pemeriksaan hemoglobin sekurang-
kurangnya satu kali selama kehamilan dengan menggunakan
alat digital. Tetapi alat ini pada negara-negara berkembang
belum banyak digunakan terutama pada tingkat pelayanan
Puskesmas. Pada pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan
dengan cara pemeriksaan konjungtiva tidaklah akurat karena
hal ini tidak bisa digunakan pada anemia ringan dan sedang
kecuali pada anemia berat.5
Penanganan anemia
• WHO merekomendasikan suplemen zat besi yang dikonsumsi
oleh wanita hamil adalah sebesar 60 mg/hari selama >90 hari
masa kehamilannya. Pada jurnal ini juga disebutkan bahwa
konseling gizi akan makanan yang mengadung zat gizi yang
tinggi selama kehamilan dapat mengurangi risiko anemia.
HDK
• Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90
mmHg.6
• Hipertensi kronik adaalh hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali
didiagnosis setelah umur kehamil an 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
• Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia (hipertensi
kronis dalam hubungan dengan preeklamsia)
• Hipertensi gestasional adalah peningkatan tekanan darah setelah
20 minggu kehamilan dengan tidak adanya proteinuria atau salah
satu tanda yang berat preeklampsiadan hipertensi menghilang
setelah 3 bulan pascapersalinan
Patofisiologi Hipertensi
dalam Kehamilan
• Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
• Teori Iskemia Plasenta
• Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam
kehamilan
• Disfungsi sel endotel
• Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Janin
• Teori Adaptasi Kardiovaskular
• Teori Genetik
• Teori Defisiensi Gizi
• Teori Stimulus Inflamasi
Kehamilan dengan
Preeklamsi
• Tuberkulosis
• Sikap bidan dalam menghadapi kehamilan dengan TB ini adalah
melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan penyakitnya.
Pada penyakit TB yang pasif bidan dapat melakukan
pengawasan hamil sampai bersalin.
• Pada ibu hamil dengan TB aktif, sebaiknya jangan dicampur
dengan ibu yang sehat untuk mencegah penularan. Pertolongan
persalinan dapat dibantu mempercepat kelahiran. Oleh karena
itu bidan yang menghadapi ibu hamil dengan TB aktif sebaiknya
merujuk ke tempat yang memiliki fasilitas yang cukup. Ibu
pengidap Tb aktif tidak dibenarkan untuk memberikan ASI
karena dapat menularkan pada bayi. Bayi perlu dikonsultasikan
ke dokter anak untuk mendapatkan pengawasan dan vaksinasi
BCG.
• Asma
• Penyakit asma pada kehamilan kadang-kadang bertambah
berat atau malah berkurang. Dalam batas yang wajar penyakit
asma tidak banyak mempengaruhi kehamilan. Penyakit asma
yan berat dapat memepengruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan
pertukaran gas O2 dan CO2. Pengawasan hamil dan
pertolongan persalinan dapat berlangsung biasa, kecuali
terdapat indikasi pertolongan persalinan melalui tindakan
operasi. Bila bidan berhadapan dengan pasien asma sebaiknya
berkonsulasi dengan dokter sehingga dapat melakukan
pengawasan bersama.
• Pneumonia
• Penyakit radang paru-paru (pneumonia) dapat terjadi saat
hamil, persalinan atau kala nifas. Pneumonia saat kehamilan
memiliki gejala suhu tubuh tinggi dan gangguan pernafasan
yang mengganggu pertukaran CO2 dan O2sehingga
membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
Rahim, sampai dapat terjadi keguguran dan persalinan
premature. Oleh karena itu, bila bidan berhadapan dengan
pasien ibu hamil disertai batuk-batuk, suhu tubuh tinggi atau
sesak nafas sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk
pengobatan yang adekuat sehingga kehamilan dapat
berlangsung dengan aman.
Kehamilan dengan penyakit
infeksi
• Infeksi sifilis pada kehamilan
• Penyebab penyakit ini adalah Treponema pallidum yang dapat
menembus plasenta setelah usia kehamilan 16 minggu. Oleh
karena itu ada baiknya melakukan pemeriksaan serologis
sebelum hamil sehingga pengobatan dapat diterapkan sampai
sembuh.
• Diagnosis penyakit ini tidak terlalu sukar karena terdapat luka
pada daerah genetalia, mulut atau di temapat lainnya.
Pengaruhnya terhadap kehamilan dapat dalam bentuk
persalinan prematuritasatau kematian dalam Rahim dan infeksi
bayi dalam bentuk plak konginetal (pemfitus sifilitus,
deskuamasi kulit telapak tangan dan kaki terdapat kelainan pada
mulut dan gigi). Pengobatannya mudah dan sebaiknya
pasangannya juga diberikan.
• Infeksi Malaria pada kehamilan
• Malaria merupakan infeksi yang masih terdapat di daerah
pedesaan. Seperti diketahui serangan malaria terjadi secara teratur
dengan jadwal waktu tertentu. Bentuk serangannya berupa demam
tingg yang dapat disertai menggigil. Disamping itu penghancuran
darah merah menyebabkan anemia sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim.
• Infeksi malaria dapat menyebabkan infeksi plasenta sehingga
makin mengganggu pertukaran nutrisi ke janin dan menimbulkan
gangguan perkembangan dan pertumbuhan janin sekunder. Infeksi
malaria lebih sering terjadi pada kehamilan karena daya tahan
tubuh ibu hamil makin menurun terhadap semua infeksi. Infeksi
malaria serebral pada kehamilan dapat meningkatkan angka
kematian.
• Infeksi TORCH pada kehamilan
• Semula infeksi TORCH meliputi komponen toksoplasmosis,
sitomegalovirus, herpes simpleks dan rubella yang dapat
menimbulkan kelainan kongenital dalam bentuk hamper sama
yaitu mikrosefali, ketulian, dan kebutaan, kehamilan dapat
terjadi abortus, persalinan premature, dan pertumbuhan janin
terlambat.
• Sebagian infeksi ini mempunyai obat khusus tetapi sebagian
tidak ada obatnya dan bergantung pada kekebalan yang
didapatkan akibat infeksi pertama. Bila terjadi reinfeksi telah
terbentuk kekebalan yang cuku sehingga tidak akan
menimbulkan kelainan kongenital. Tanda bahwa infeksi masih
aktif adanya IgM dengan titer tertentu
No Infeksi Kelainan utama Kelainan lain Hasil janin Terapi
1. Toksoplasmosis Hidro-mikrosefali Hepatosplenom Abortus Spiramycine
Korioamnionitis egali Premature Sulfadoxine
Kalsifikasi intarkranii Icterus, Pertumbuhan Pyramethamine
limfodenopati janin terhambat
Retardasi
psikomotor
Eka Oktavia
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran
bidan dalam antenatal care dengan tindakan Pencegahan
Tuberkulosis pada ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian Christiana,dkk (2015,hlm 193)
bahwa peran bidan dalam menganjurkan ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan penyakit menular seperti TBC,
HIV/AIDS secara lengkap diberikan kepada klien sampai klien
paham dan memberikan izinya untuk melakukan pemeriksaan.
Apabila peran bidan baik maka klien akan melakukan
pemeriksaan atau pencegahan terhadap penyakit menular.
METODE PENELITIAN
• Jenis penelitian ini menggunakan metode survey dengan jenis
penelitian studi korelasi
• Peran bidan dalam menganjurkan ibu hamil untuk kunjungan
ulang dan tindakan dalam membantu klien dalam mencegah
TBC. Dalam tindakan pencegahan TBC seperti menggunakan
masker dan menutup mulut saat batuk dan bersin hal ini
berdasarkan Pudiastuti (2011) bahwa cara mencegah untuk
tidak tertular TBC dengan tenaga kesehatan seperti bidan
berperan dalam menginformasikan cara mencegah TBC.
• Tindakan pencegahan tuberkulosis meliputi upaya menghindari
kontak dengan penderita, membuka jendela pagi hari, tindakan
menjemur alat tidur secara rutin masih sangat kurang,
memerhatikan PHBS dan menutup mulut saat bersin dan batuk.
HASIL PENELITIAN
• menunjukkan bahwa ada hubungan suhu ruangan dengan kejadian
tuberkulosis paru anak (p=0,1868; OR=1,994; 95% CI= 0,824-
4,8827), ada hubungan kelembaban ruangan dengan kejadian
tuberkulosis paru anak (p=<0,001; OR=6,000; 95% CI= 2,528-
14,240), ada hubungan pencahayaan alami dengan kejadian
tuberkulosis paru anak anak (p=0,016; OR=2,912; 95% CI= 1,290-
6,571).
• menunjukkan bahwa sebagian besar peran bidan dalam promosi
kesehatan dalam kategori baik sebanyak 58 (68,2%), cukup sejumlah
21 (24,7%) dan kurang sejumlah 6 (7,1%). Berdasarkan hasil uji
Kendall Tau pada tabel 4.6 diperoleh nilai p-value=0,003
menunjukkan bahwa nilai p-value <0,005 yang berarti Ho ditolak
dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara peran bidan dalam antenatal care dengan tindakan
pencegahan Tuberkulosis pada ibu hamil
KESIMPULAN
• Diharapkan dapat mengoptimalkan peran bidan sebagai
fasilitator dalam program pencegahan TBC pada ibu hamil
saat ANC sehinga dapat menekan angka kejadian tuberculosis
pada ibu hamil
Terima kasih