Anda di halaman 1dari 38

OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

oleh
WAHYUDI SARIMUN.N

WYD.SN 1
DEFINISI KEMAMPUAN PEMBANGKIT

1. Kapasitas terpasang (Installed Capacity, IC)


Kapasitas unit seperti yang tertulis pada label generator (name plate) atau
pada peralatan listrik lainnya
2. Kemampuan ( Capability, C)
Beban maksimum yang dapat dipikul oleh unit pembangkit atau peralatan
listrik lainnya dibawah kondisi-kondisi tertentu pada periode waktu, tanpa
melampaui batas-batas yang telah ditentukan oleh pembuatnya
3. Kemampuan maksimum terus menerus (Maximum Continous Rate, MCR)
Kemampuan pembebanan secara terus menerus yang dapat dipikul oleh unit
pembangkit atau peralatan-peralatan listrik lainnya dibawah kondisi
tertentu dalam periode waktu yang kontinyu. Tanpa melampaui batas-batas
yang telah ditentukan oleh pembuatnya
4. Faktor kapasitas (Capacity Factor ,CF)
Perbandingan antara jumlah produksi bruto selama periode operasi
terhadap jumlah produksi terpasang bruto selama periode waktu tertentu
(biasanya ditentukan 8760 jam)

WYD.SN 2
DEFINISI KEMAMPUAN PEMBANGKIT

Produksi bruto (MW jam)


CF = x 100 %
Kapasitas terpasang (MW) x 8760 jam

Contoh :
Produksi dalam satu tahun (kWh):
Bulan Produksi Bulan Produksi
Januari 50.000 Juli 60.000
Februari 40.000 Agustus 50.000
Maret 50.000 September 54.000
April 45.000 Oktober 50.000
Mei 50.000 Nopember 30.000
Juni 70.000 Desember 80.000

Kapasitas pembangkit: 500 kW Total produksi : 629.000 kWh


629.000 kWh
CF = x 100 % =14,36 %
500 x 8760 kWh
WYD.SN 3
DEFINISI SISTEM CADANGAN

1. Cadangan selama beban puncak (reserve during peak load, R P)


Kemampuan sistem dikurangi beban puncak, untuk menyediakan keluarnya
unit pembangkit terbesar di luar jadual yang telah ditentukan selama
operasi
dan pengaturan beban selama periode beban puncak. Digunakan untuk tujuan
operasi harian (short term)
C (MW) - PL (MW)
RP = x 100 %
PL (MW)

Contoh :
Kemampuan seluruh sistem baik penghantar dan pembangkitan = 1000 kW
Beban Puncak = 900 kW
1000 kW - 800 kW
Rp = x 100 % = 25 %
800 kW

WYD.SN 4
DEFINISI SISTEM CADANGAN

2. Cadangan diluar beban puncak (reserve during off peak load, R o)


Kemampuan maksimum terus menerus pada sistem dikurangi rata-rata
kebutuhan beban, untuk menyelenggarakan jadual pengeluaran, pengeluaran
diluar jadual dan pengaturan beban diluar periode beban puncak. Digunakan
untuk tujuan operasi harian

MCR (MW) - PAV (MW)


Ro = x 100 %
PAV (MW)
Contoh :
Kemampuan maksimum pembangkitan = 2000 kW
Daya rata-rata beban selama sebulan = 1600 kW

2000 kW - 1600 kW
Ro = x 100 % = 25 %
1600 kW

WYD.SN 5
DEFINISI SISTEM CADANGAN

3. Cadangan tetap (static reserve, RS)


Kapasitas terpasang pada sistem dikurangi beban puncak, untuk
menyelenggarakan jadual pengeluaran, pengeluaran beban dan kebutuhan
beban tidak menentu. Biasanya digunakan untuk tujuan perencanaan
mingguan/tahunan (medium/long term)

IC (MW) - PL (MW)
RS = x 100 %
PL (MW)

Contoh :
Kapasitas terpasang = 2500 kW
Daya beban puncak = 1600 kW

2500 kW - 1600 kW
RS = x 100 % = 56,25 %
1600 kW

WYD.SN 6
DEFINISI SISTEM CADANGAN

Kurva Lama Beban

kW IC
Unit 8 C
Unit 7 MCR RS
PL Unit 6 RP
Unit 5
Ro
Unit 4 Pav
Unit 3

Unit 2

Unit 1
Waktu (8760 jam)

WYD.SN 7
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

DIGUNAKAN :

 Penghematan bahan bakar

 Pengaturan Pembangkit minimum dan maksimum

 Penambahan daya pembangkit yang disesuaikan dengan kemampuan


pembangkit dan bahan bakar

CARANYA:

Kalau beberapa pembangkit diparalel untuk memikul beban, pengope-


rasian dari pembangkitan adalah mengoperasikan pembangkit yang
murah bahan bakarnya sampai dengan optimum, jika beban tidak
dapat dipikul oleh pembangkit pertama. Selanjutnya mengoperasikan
pembangkit yang mahal (boros) bahan bakarnya sebelum optimum dan
murah setelah melewati daya optimum,
WYD.SN 8
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

B. UNTUK DUA MESIN (KERJA PARALEL)


Input (Rp/jam)

Mesin A
Mesin B

R Output (kW)
Pada Grafik diatas terlihat bahwa :
 Mesin A beroperasi pada daya lebih kecil dari R, pemakaian BB lebih murah
dari mesin B, tetapi setelah daya yang dibangkitkan lebih besar dari R
mesin
A lebih boros dari mesin B
 Dalam kejadian ini operasi mesin A optimumnya sampai daya R dan kalau
ada penambahan beban mesin B yang ditambah dayanya
WYD.SN 9
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

KEMAMPUAN DAYA PEMBANGKIT DIDASARKAN PADA:


 T O C (untuk mesin baru)
 Rawat besar (mesin lama)
 Cerita-cerita Petugas sentral

TOC (Taking Over Certificate)

• Hasil pengetesan kemampuan mesin pada pembelian (commissioning)


yang sesuai dengan nameplate mesin
• Pada pengetesan ini dilihat kemampuan mesin dan generator berapa
daya yang dapat dipikul dan bahan bakar yang dikeluarkan dengan
per hitungan dalam Rp/jam

WYD.SN 10
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

RAWAT MESIN
• Mesin lama di overhaul (untuk mesin atau generator)
• Pengetesan ulang daya mampu mesin dan generator yang dibebani
sampai batas maksimum dan dicatat setiap perubahan daya dengan
pengeluaran bahan bakar.

CERITA-CERITA PETUGAS SENTRAL

• Disebabkan data-data pembangkit tidak ada


• Data kemampuan mesin dan generator diperoleh dari petugas
sentral pada saat YBS piket

• Pembebanan dilaksanakan pada saat mesin beroperasi

WYD.SN 11
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

KURVA INPUT - OUTPUT PEMBANGKIT


A. UNTUK SATU MESIN

y = a + bx + cx2 (kurva Polinominal)


Input (Rp/jam)

Dimana : x = Daya (KW)


y = Input (L/jam atau Rp/jam)
dy a = biaya pegawai
dx b = biaya pemeliharaan
c = biaya bahan bakar

min maks Output (kW)

y
= Heat rate Specific fuel consumption ( Kcal/kWh atau Liter/kWh
x atau Rp/kWh)
y dy
= = Incremental fuel consumption (Kcal/kWh atau
x dx Kcal/kWh atau Liter/kWh atau Rp/kWh)
WYD.SN 12
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

CARA MEMPEROLEH KONSTANTA a, b , c


1. Operasikan mesin dengan variasi daya dan catat biaya yang keluar
pada setiap besaran daya.

2. Operasi mesin ini dilakukan sampai memperoleh sebayak mungkin nilai


daya dan nilai biaya sehingga membentuk kurva tertentu dan mempunyai
konstanta a, b, dan c. Konstanta a,b,c ini dihitung dengan fasilitas chart
dan fungsi polinomial di excel.

3. Karena karateristik mesin berbeda, maka konstanta a, b, c mesin


1 akan berbeda dengan konstanta a, b, c mesin yang lain
Contoh
Suatu mesin PLTD mempunyai daya 200 kW yang mempergunakan bahan
bakar HSD, jika pada PLTD dioperasikan dengan daya: sesuai tabel di
halaman selanjutnya sehingga terbentuk kurva output-input. Dengan
fasilitas chart di excel, persamaan Polinomial dari kurva ini dapat
diperoleh kostanta a, b, c yang diperlukan.
WYD.SN 13
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

Daya (kW) Biaya (Rp/jam) Grafik B.Bakar

100 500.000
1400000

1200000
110 505.000 1000000

120 506.000 800000 Series2

Rp/jam
130 510.000 600000 Poly. (Series2)

140 520.000 400000

150 540.000 200000

0
160 575.000 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200

170 650.000 kW y = 12190x 2 - 90398x + 632194

180 750.000
190 900.000
Persamaannya adalah y = 12190 x2 -90398 x + 632194
200 1.200.000
Diperoleh nilai a = 632.194
b = - 90.398
c = 12.190
• Konstanta a,b,c ini berbeda antara mesin 1 dan mesin lain dan akan
berubah dengan perubahan karakteristik mesin
• Penambahan biaya bahan bakar berkorelasi dengan daya yang dibangkitkan
persamaan diatas: y ’ = b + c x Rp/jam
menurut turunan pertama dari WYD.SN 14
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

Setelah diperoleh konstanta a,b dan c selanjutnya dapat diperoleh


biaya operasi yang berhubungan dengan biaya pegawai, biaya
pemeliharaan dan biaya bahan bakar.
Contoh:
Misal : a = 632.194 b = - 90.398 c = 12.190

Masukan ke persamaan : y = a + bx + cx2


Persamaannya menjadi y = 12.190 x2 -90398 x + 632.194

Daya yang dibangkitkan 500 kW


Biaya Rp/L bahan bakar = 1280 Rp/L
Maka : y = 12190 . 5002 - 90398 . 500 + 652194
= 3.047.500.000 - 45.199.000 + 652.194
= 3.002.953.194 L/jam
Biaya operasi = 3.002.953.194 x 1280 Rp =

WYD.SN 15
Kurva Specific fuel comsumption

Input (Rp/jam)
y’ = a/x + b + cx

y’ = y/x

Output (kW)

Kurva incremental fuel comsumption


Input (Rp/jam)

y’ = b + 2cx c dianggap kecil maka:

y’ = b + cx

y’ = dy/dx
WYD.SN Output (kW) 16
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

Beberapa istilah dalam pembangkitan:


• Cold reserve adalah cadangan dingin dimana mesin dalam kondisi
tidak berputar (beroperasi)
• Hot reserve adalah cadangan panas dimana mesin sudah beroperasi
tetapi belum dapat disambung ke sistem (perlu kerja paralel terlebih
dahulu)
• Spinning reserve adalah cadangan berputar yang sudah masuk ke
sinkronoskop, dapat langsung diparalel kesistem
• Operating Available Hours adalah jam-jam peralatan dalam keadaan
siap pakai
• Planned Outage Hours adalah jam-jam peralatan dalam pemeliharaan
yang direncanakan
• Forced Outage Hours adalah jam-jam peralatan dalam keadaan
gangguan
WYD.SN 17
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

RESIKO DALAM PENGOPERASIAN UNIT PEMBANGKIT


1. FOR (Forced Outage Rate)
Ukuran sering tidaknya suatu pembangkit mengalami gangguan
Jumlah jam unit terganggu
FOR =
Jumlah jam unit beroperasi + Jumlah jam unit terganggu

Misal : FOR = 0,07 maka kemungkinan unit ini betul-betul beroperasi


(dalam masa waktu unit ini dioperasikan) adalah 1-0,07 = 0,93,
sedangkan kemungkinannya mengalami gangguan adalah 0,07
Catatan:
Jadi makin kecil FOR nya makin tinggi jaminan yang didapat, sebaliknya
makin besar FOR nya makin kecil jaminan yang didapat
Contoh:
unit Daya FOR
1 400 0,94
2 300 0,96
3 250 0,98
WYD.SN 18
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA
Tabel kemungkinan keluar dari unit Pembangkit
Case unit (MW) kapasitas kemungkinan kapasitas
400 300 250 tersedia terjadinya keluar
(MW) (MW)

0 up up up 950 0,94 x0,96x0,98 = 0,8844 0


1 up up down 700 0,94 x0,96x0,02 = 0,0180 250
2 up down up 650 0,94 x0,04x0,98 = 0,0368 300
3 down up up 550 0,06 x0,96x0,98 = 0,0564 400
4 up down down 400 0,94 x0,04x0,02 = 0,008 550
5 down up down 300 0,06 x0,96x0,02 = 0,0012 650
6 down down up 250 0,06 x0,04x0,98 = 0,0024 700
7 down down down 0 0,06 x0,04x0,02 = 0,00005 950
Total = 1,0000

WYD.SN 19
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA
2. LOLP (Loss Of Load Probility) Atau kemungkinan kehilangan beban
Diakibatkan karena berkurangnya pembangkitan akibat gangguan pada
pembangkit sehingga mengakibatkan terjadinya pelepasan beban
Digunakan untuk perencanaan dalam menentukan jadual pemeliharaan
unit-unit pembangkit dengan tingkat resiko sekecil mungkin misalnya
LOLP satu hari pertahun
LOLP = p x t
Dimana : LOLP = kemungkinan kehilangan beban (hari/thn, jam/hari)
p = kemungkinan terjadinya hilangnya beban
t = waktu atau lamanya hilangnya beban
Cara menentukan LOLP dengan kurva lama beban sbb:
kW
kW

WYD.SN 20
Kurva Beban Harian Waktu Kurva Lama Beban 8760 jam
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

Perhitungan LOLP

Kapasitas presentase kemungkinan lamanya LOLP


Tersedia Puncak beban pi tidak suplai t(pi).pi
t(pi)
950 119 0,884 0 0
700 87 0,018 600 10,2
650 81 0,0368 1500 49,2
550 69 0,0564 3200 180,4
400 50 0,0008 5900 4,3
300 38 0,00012 7400 8,1
250 31 0,0024 8500 19,5
0 0 0,00005 8760 0,4
Total LOLP = 272,1

WYD.SN 21
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

Kurva Lama Beban dan daya tersedia dalam sistem

kW
p = 0,884, t = 0, P = 950

P = kapasitas tersedia
p = 0,018, t = 600, P = 700
p = Kemungkinan….
Presentasi beban puncak tahunan

p = 0,0368, t = 1500, P = 650 T = lamanya…...

p = 0,0564, t = 3200, P = 550

p= 0,00011, t = 7400, P = 400

p = 0,0023, t = 8500, P = 250

p = 0,00005, t = 8760, P = 0

8760 jam
WYD.SN 22
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

UNIT COMMITMENT

• Operasi pembangkit antara unit pembangkit atau antara


beberapa pusat pembangkit yang diinterkoneksi

• Operasi pembangkit untuk melayani beban didasarkan dengan


kemampuan mesin, jadwal pemeliharaan, pemakaian bahan
bakar (dipilih yang memakai bahan bakar irit)

3 buah unit pembangkit yang masing-masing mempunyai daya


Misal
400 kW beban bervariasi antara 500 - 1200 kW

Beban (kW) unit 1 Unit 2 unit 3 Biaya Rp/jam


1200 on on on a
1000 on on on b
750 on on on c
WYD.SN 23
500 on on off d
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

Kerugian jaringan interkoneksi antara Pembangkitan


Jaringan interkoneksi antara pembangkitan selalu menimbulkan
kerugian daya, hal ini dapat mengurangi pasokan daya dari
pembangkit ke beban.
Jika kita mengetahui kerugian daya ini, kita dapat
mengoperasikan daya (energi) yang dipasok oleh suatu
pembangkit dengan melihat dari kerugian transmisi ini.
Perhitungan kerugian daya transmisi dapat dilihat dibawah ini:

I1 I2
Ra Rb
1 2 3
Rc I1 + I2

4
PL = Total rugi-rugi jaringan
Beban
PL = 3(I1)2Ra + 3(I2)2Rb + 3(I1 + I2)2Rc
= 3(I1)2 (Ra + Rc) + 3x2 (I1)(I2WYD.SN
)Rc + 3(I2)2Rb + Rc) 24
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

P1 P2
I1 = I2 =
3 V1 pf1 3 V2 pf2

(Ra + Rc) Rc (Rb + Rc)


PL = P1 2
+ 2P1 P2 + P22
3 V1 (pf1)2 V1V2 (pf1) (pf2) 3 V2 (pf2)2

atau

PL = P12 B11 + 2P1 P2 B12 + P22 B22

Jadi :

Ppembangkit = Pbeban + Prugi jar

WYD.SN 25
OPERASI EKONOMI SISTEM TENAGA

Kesimpulan :

1. Mengoperasikan unit pembangkit perlu dilihat biaya Rp/kWh nya serta


nilai maksimum dan minimum dari unit pembangkit tersebut
2. Menginterkoneksi seluruh pembangkit perlu diperhatikan jadual
pemeliharaan, daya mampu, cadangan berputar dan pemilihan
pemakaian bahan bakar yang irit atau resiko yang akan dihadapi.
3. Kerugian jaringan untuk interkoneksi dari beberapa pembangkitan
dapat dimasukkan sebagai tambahan daya pada pembangkitan

WYD.SN 26
BEBERAPA FORMULASI KARAKTERISTIK DALAM
PENGUSAHAAN SISTEM TENAGA LISTRIK

DEFINISI SISTEM ENERSI


1. Enersi Listrik terjual (electric energy sold, ES)
Enersi listrik yang terjual pada konsumen, diukur pada terminal-
terminal para konsumen
2. Rugi-rugi (losses, L)
Perbedaan antara energi listrik yang dibangkitkan dengan energi
listrik yang terjual, disebut rugi-rugi transmisi, transformator dan
distribusi
3. Enersi listrik yang dibangkitkan bersih (net electric energy
generated, ES) Energi listrik yang dibangkitkan bruto dikurangi
pemakaian sendiri (peralatan bantu, sentral dan GI-GI)
4. Energi listrik yang dibangkitkan bruto (kotor) Gross electric energy
generated, Eg energi listrik yang dibangkitkan diukur pada terminal
generator pada periode waktu tertentu

WYD.SN 27
BEBERAPA FORMULASI KARAKTERISTIK DALAM
PENGUSAHAAN SISTEM TENAGA LISTRIK

DEFINISI SISTEM ENERSI


1. Enersi Listrik terjual (electric energy sold, ES)
Enersi listrik yang terjual pada konsumen, diukur pada terminal-
terminal para konsumen
2. Rugi-rugi (losses, L)
Perbedaan antara energi listrik yang dibangkitkan dengan energi
listrik yang terjual, disebut rugi-rugi transmisi, transformator dan
distribusi
3. Enersi listrik yang dibangkitkan bersih (net electric energy
generated, ES) Energi listrik yang dibangkitkan bruto dikurangi
pemakaian sendiri (peralatan bantu, sentral dan GI-GI)
4. Energi listrik yang dibangkitkan bruto (kotor) Gross electric energy
generated, Eg energi listrik yang dibangkitkan diukur pada terminal
generator pada periode waktu tertentu

WYD.SN 28
KINERJA OPERASI DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK
Terdiri dari :
a. Operating Availability Factor (OAF), Faktor Ketersediaan Pembangkit
b. System Outage Duration (SOD), Lama Keluar Sistem
c. Customer Satisfaction (CSF), Kepuasan Pelanggan
d. Specific Fuel Consumption (SFC), Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

A. Operating Availability Factor (OAF), Faktor Ketersediaan Pembangkit


Adalah jam periode pertahun (8760 jam) dikurangi dengan jumlah jam
pemeliharaan dan jumlah gangguan mesin dibagi jam periode per tahun,
dinyatakan dalam satuan %

{ 8760 jam -(jam pemeliharaan + jam gangguan)}


OAF = X 100 %
8670 jam

WYD.SN 29
KINERJA OPERASI DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK
B. System Outage Duration (SOD), Lama Keluar Sistem
Adalah lama gangguan yang menyebabkan pemadaman per 100 kms
transmisi
{ Lama gangguan }
SOD =
100 kms transmisi
C. Customer Satisfaction (CSF), Kepuasan Pelanggan
Adalah suatu ukuran kualitas pelayanan yang diterima pelanggan yaitu:
1. Untuk Wilayah & Distribusi
a. Kualitas sarana pelayanan pelanggan
b. Kualitas layanan jual
c. Kualitas layanan purna jual
d. Kualitas pelayanan menggunakan teknologi informasi
2. Untuk Jasa
a. Kualitas sarana pelayanan jasa
b. Kualitas layanan jual
c. Kualitas layanan purna jual layanan
WYD.SN jasa 30
d. Kualitas pemasaran jasa
KINERJA OPERASI DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK

D. Specific Fuel Consumption (SFC), Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar


Adalah suatu ukuran pemakaian bahan bakar

{ Total pemakaian Bahan Bakar pertahun untuk PLTD }


SFC =
{ Total Produksi Energi pertahun dari PLTD }

E. Energi Tak Tersalurkan (Energy Not Served /ENS)


Adalah jumlah energi yang tak tersalurkan akibat gangguan transmisi

ENS
ENS =
ENS +ES

ENS = Energy Not Served (Energi tak tersalurkan akibat gangguan


transmisi)
ES = Energy Served (Energi tersalurkan)
WYD.SN 31
BEBERAPA FORMULASI KARAKTERISTIK DALAM
PENGUSAHAAN SISTEM TENAGA LISTRIK
KARAKTERISTIK PEMBANGKIT
A. DEFINISI WAKTU
1. Jam siap (available hours, AH)
Jumlah waktu yang dinyatakan dalam jam, dimana suatu unit siap atau
mampu beroperasi, baik dalam keadaan benar-benar operasi atau tidak
2. Jam operasi/kerja service hours, (SH)
Jumlah waktu yang dinyatakan dalam jam, dimana suatu unit benar-benar
operasi
3. Jam keluar yang direncanakan (planned outage hours, POH)
Jumlah waktu yang dinyatakan dalam jam, dimana suatu unit tidak siap
beroperasi, karena direncanakan keluar dari jaringan untuk pemeliharaan,
pemeriksaan/inspection dan overhaul, yang biasanya sudah direncanakan
sebelumnya
4. Jam gangguan (forced outage haors, FOH)
Jumlah waktu yang dinyatakan dalam jam, dimana suatu unit tidak bisa
dioperasikan, karena kerusakan atau keadaan lain yang memaksa. Sehingga
unit tersebut harus dilepas, atau paling lambat 7 hari mulai terjadinya
kerusakan harus sudah dilepas
5. Periode jam/waktu (period hours, PH)
Periode waktu yang dinyatakan WYD.SN
dalam jam, yang umumnya ditentukan 32
selama 1 tahun (8760 jam)
BEBERAPA FORMULASI KARAKTERISTIK DALAM
PENGUSAHAAN SISTEM TENAGA LISTRIK

DEFINISI PERALATAN
1. Kapasitas terpasang (Installed capacity, IC)
Batas kapasitas unit seperti yang tertulis pada label generator (refrensi
pabrik)
2. Kemampuan maksimum terus menerus (maximum continuous rate, MCR)
Kemampuan pembebanan unit secara terus menerus
3. Kapasitas maksimum bergantung ( maximum dependable capacity, MDC)
Kemampuan unit yang bergantung pada keadaan musim, biasanya lebih kecil
dari kapasitas terpasang
C. DEFINISI OPERASI
1. Faktor beban (load factor, LF)
Perbandingan antara beban rata-rata terhadap beban puncak yang
terjadi dalam suatu periode tertentu
2. Faktor hasil (output factor, OF)
Perbandingan antara jumlah produksi bruto terhadap jumlah
produksi
terpasang bruto selama periode operasi
Juml MWH Bruto yang dibangkitkan
OF = WYD.SN
x 100 % 33
MW terpasang x 8760 jam
BEBERAPA FORMULASI KARAKTERISTIK DALAM
PENGUSAHAAN SISTEM TENAGA LISTRIK
3. Faktor kapasitas (Capacity factor, CF)
Perbandingan antara jumlah produksi bruto selama periode operasi
terhadap jumlah produksi terpasang bruto selama periode waktu
tertentu
(8760 jam)
Juml MWH Bruto yang dibangkitkan
CF = x 100 %
MW terpasang x 8760 jam

4. Faktor pusat Listrik (plant factor, PF)


Faktor kapasitas pusat listrik secara keseluruhan
5. Faktor kesiapan operasi (Operating Availability factor, OAF)
adalah Perbandingan antara jumlah jam siap terhadap periode waktu yang
ditentukan
Juml jam siap
OAF = x 100 %
8760 jam

WYD.SN 34
BEBERAPA FORMULASI KARAKTERISTIK DALAM
PENGUSAHAAN SISTEM TENAGA LISTRIK
6. Faktor operasi (Service factor, SF)
Perbandingan antara jumlah jam operasi terhadap periode waktu
yang
ditentukan
Juml jam operasi
SF = x 100 %
8760 jam

7. Faktor jam keluar yang direncanakan (Planned outage factor (POF)


Perbandingan anatara jumlah jam keluar yang direncanakan terhadap periode
yang ditentukan

Juml jam keluar yang direncanakan


POF = x 100 %
8760 jam

WYD.SN 35
BEBERAPA FORMULASI KARAKTERISTIK DALAM
PENGUSAHAAN SISTEM TENAGA LISTRIK

8. Faktor yang gangguan (Forced outage factor (FOF)


Perbandingan antara jumlah jam gangguan terhadap periode waktu yang
ditentukan

Juml jam gangguan


FOF = x 100 %
8760 jam

WYD.SN 36
BEBERAPA FORMULASI KARAKTERISTIK DALAM
PENGUSAHAAN SISTEM TENAGA LISTRIK

KARAKTERISTIK PENGUSAHAAN SISTEM


A. DEFINISI SISTEM
Sistem listrik
Segala bentuk fisik yang terhubung pada pembangkit, transmisi dan fasilitas
peralatan lainnya yang dioperasikan dalam suatu unit yang terpadu dibawah
suatu penaturan dan pengawasan operasi
B. DEFINISI BEBAN
1. Beban (load, L)
Besarnya tenaga listrik yang disalurkan atau diperlukan pada beberapa titik
atau titik-titik pada suatu sistem
2. Beban puncak (Peak load, PL)
Harga tertinggi dari kebutuhan beban pada periode waktu yang tertentu
3. Beban rata-rata (Average load, PAV)
Produksi tenaga listrik yang dibangkitkan bruto dibagi dengan periode
tertentu
Eg (MW jam)
PAv =
8760 jam
WYD.SN 37
BEBERAPA FORMULASI KARAKTERISTIK DALAM
PENGUSAHAAN SISTEM TENAGA LISTRIK

4. Faktor beban (load factor, LF)


Perbandingan antara beban rata-rata dalam suatu periode tertentu
terhadap beban puncak yang terjadi didalam periode tersebut

PAV (MW)
LF = 100 %
PL (MW)

5. Grafik beban (load curve)


Grafik yang menggambarkan besarnya beban terhadap fungsi
waktu

WYD.SN 38

Anda mungkin juga menyukai