Anda di halaman 1dari 10

GCG & CSR

KOMISARIS
INDEPENDEN

KELOMPOK 4 :

Nandita Aditya
Wina Triyuningsih
Safitri S
Akhmad Fauzi
Latar Belakang Komisaris
Independen
 Komisaris merupakan organ perseroan yang mengawasi
kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta
memberikan nasihat kepada direksi
 Gagasan dasar Komisaris Independen itu sendiri timbul oleh
adanya kenyataan bahwa banyak Komisaris hanyalah sebagai
”boneka” dari pemegang saham mayoritas. Komisaris
Independen diperlukan untuk mempresentasikan kepentingan
pemegang saham minoritas, yang mana melihat keadaan di
Indonesia menjadi sesuatu yang mendesak
 Keberadaan Komisaris Independen telah diatur Bursa Efek
Indonesia melalui peraturan BEI sejak tanggal 20 Juli 2001
Pengaturan Komisaris Independen dalam
Ketentuan Bursa Efek Indonesia dan
Bapepam
 Saat ini pemerintah Indonesia mengharuskan penerapan
Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan-
perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rangka
perbaikan dan peningkatan ekonomi.
 Dengan Good Corporate Governance (GCG) diharapkan
dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan
dan nilai-nilai etika yang berlaku
Peraturan Bapepam No. I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek
bersifat ekuitas di bursa huruf C-1, dimana dalam rangka penyelenggaraan
pengelolaan yang baik (Good Corporate Governance). Perusahaan tercatat
wajib memiliki

1. Komisaris independen yang


jumlahnya secara proporsional 2. Komite Audit
sebanding dengan jumlah saham
yang dimiliki oleh bukan Pemegang
Saham Pengendali dengan ketentuan
jumlah Komisaris Independen 3.
3. Sekretaris
Sekretaris perusahaan
perusahaan
sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh
persen) dari jumlah seluruh
komisaris
Pengaturan Komisaris Independen dalam Bursa Efek Indonesia
tercantum dalam ketentuan Surat keputusan Direksi PT Bursa Efek
Jakarta Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-A
tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas yakni:

2. disebutkan bahwa salah satu


1. disebutkan bahwa Komisaris syarat Pencatatan Saham bagi
Independen adalah Calon Perusahaan Tercatat adalah
sebagaimana yang dimaksud Memiliki Komisaris Independen
dalam ketentuan butir 1.c. sekurang-kurangnya 30% (tiga
Peraturan Bapepam Nomor puluh perseratus) dari jajaran
IX.I.5 tentang Pembentukan anggota Dewan Komisaris yang
dan Pedoman Pelaksanaan dapat dipilih terlebih dahulu
Kerja Komite Audit. dalam melalui RUPS sebelum Pencatatan
dan mulai efektif bertindak sebagai
Komisaris Independen setelah
saham perusahaan tersebut tercatat
pengaturan Komisaris Independen dalam Peraturan Bapepam juga dapat
terlihat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004
yakni dalam Peraturan Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit yakni dalam bagian 1.b mengenai definisi
Komisaris Independen adalah anggota Komisaris yang :

1. Berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik

2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada


Emiten atau Perusahaan Publik

3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan


Publik, Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau
Perusahaan Publik

4. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung


yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik
Kedudukan dan Peran Komisaris Independen

Pada dasarnya semua komisaris bersifat independen, dalam pengertian


mereka diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen

Dengan adanya kehadiran Komisaris Independen juga berpengaruh terhadap


meningkatnya kapabilitas Dewan Komisaris secara keseluruhan sehingga
efektivitas kerja mereka dapat menjadi lebih optimal

Keputusan Menteri BUMN No.KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan


Good Corporate Governance pada BUMN, Peraturan BEJ No.I-A tentang
Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat ekuisitas di Bursa dan juga
Pedoman Good Corporate Governance oleh Komite Nasional Kebijakan Good
Corporate Governance (KNKGC) telah mengatur peran khusus dari
Komisaris Independen yaitu sebagai ketua atau pimpinan Komite Audit
Komisaris Independen dalam kaitannya dengan Good Corporate
Governance

Komisaris Independen memegang peranan yang sangat penting dalam


perusahaan, terutama dalam pelaksanaan Good Corporate Governance.
Menurut Egon Zehnder, Dewan Komisaris merupakan inti dari
Corporate Governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan
strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola
perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Pada intinya,
Dewan Komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan
mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola
perusahaan

Hilangnya Independensi Komisaris dalam proses pengambilan


keputusan bisnis akan menghilangkan objektivitasnya dalam mengambil
keputusan tersebut. Kejadian ini akan sangat fatal bila ternyata harus
mengorbankan kepentingan perusahaan yang seharusnya mendapat
prioritas utama
Kesimpulan
Kedudukan Komisaris Independen pada prinsipnya sama dengan anggota
Dewan Komisaris lainnya, yakni sebagai badan pengawas dan pemberi
nasihat kepada direksi, yang membedakannya adalah bahwa Komisaris
Independen menurut Penjelasan Pasal 120 ayat (2) UUPT adalah berasal
dari kalangan luar perusahaan, tidak terafiliasi dengan pemegang
sahamutama, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya.

Komisaris Independen memiliki tanggung jawab untuk mendorong


diterapkannya prinsip Good Corporate Governance di dalam perusahaan
melalui pemberdayaan Dewan Komisaris agar dapat melakukan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi secara efektif yakni
dengan memastikan perusahaan memiliki strategi bisnis, memastikan
perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer yang professional,
memastikan perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan
sistem audit yang bekerja dengan baik, memastikan perusahaan mematuhi
hukum dan perundangan yang berlaku, serta memastikan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance terlaksana dengan baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai