Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan Saksi

Kunci
Penulis: Metta Dharmasaputra

Anggota Kelompok:
• Nuraisya Tama Putri Harahap
(170503123)
• Nabila Az Zahra Putri Iskandar
(170503139)
Permasalahan
Permasalahan antara Vincent dengan Asian Agri bermula, ketika Vincent diketahui
telah membobol uang perusahaan sebesar US$ 3,1 juta dan baru dicairkannya sebesar Rp
200 juta.
Hal ini berlanjut ketika Vincent meminta pengampunan pada pihak Asian Agri,
dengan catatan jika dia tidak dimaafkan, dia akan membongkar kasus manipulasi pajak
yang dilakukan oleh perusahaan tempatnya bekerja itu.
Namun, pihak Asian Agri tidak semudah itu memaafkan hingga kasusnya berlanjut ke
pengadilan.

Karena tidak mendapat pengampunan dari pihak Asian Agri, Vincent akhirnya kabur
ke Singapura dengan membawa segudang dokumen-dokumen penting milik Asian Agri.
Hingga akhirnya ia berkontak dengan Metta dan Metta pun membantunya. Metta
Dharmasaputra membantu Vincent dalam pengungkapan kasus megaskandal manipulasi
pajak yang dilakukan Asian Agri. Dengan bantuan dari para petinggi Tempo, tim Pajak,
KPK dan pejabat-pejabat lain, kasus Pajak Asian Agri pun terselesaikan. Meskipun
akhirnya Vincent diganjar hukuman penjara 11 tahun plus denda Rp. 150 juta.
Tidak mudah menghadapi Sukanto Tanoto, pemilik RGM
Group.
Berbagai lobi dilakukan untuk menghentikan pengungkapan
kasus megaskandal manipulasi pajak yang menjerat Asian
Agri.

Lobi yang dilakukan pihak Asian Agri:


1.Teror yang menghujani keluarga Vincent.
2.Penyadapan telepon seluler Metta Dharmasaputra.
3.Tuduhan konspirasi kepada Metta, Vincent dan Edwin
Soeryadjaya untuk menjatuhkan Sukanto Tanoto.
4.Hukuman yang diterima Metta terlalu berat (seharusnya
hanya pengenaan pasal pembobolan uang perusahaan dan
bukan pencucian uang).

03
Penyidikan Pajak
Operasi kilat dilakukan anggota tim gabungan Pajak dan KPK untuk melakukan
pemeriksaan kepada Asian Agri . Di kantor pusat Jakarta dan Medan operasi itu
dilakukan. Namun, tidak banyak data yang didapat pada penggeledahaan itu. Kebuntuan
pun terjadi. Hingga…

Bertanggal 30 November 2006, diterima surat yang disinyalir dikirim dari “orang
dalam” pihak Asian Agri yang mengaku sebagai Vincen. Surat tersebut berisi penjelasan
mengenai penghilangan data-data tentang pajak serta kemana perginya berkas-berkas
penting Asian Agri Group.

Salah satu isi dari surat itu mengenai data-data unit usaha Asian Agri telah
dipindahkan dari kantor pusat di Jl. Teluk Betung. Sebagian dipindahkan ke kawasan
bisnis Duta Merlin.
Berkat petunjuk yang diperoleh dari surat “vincen” tersebut, tim penyidik pajak
berhasil menggondol lebih dari seribu boks dokumen Asian Agri yang “diinapkan” di
sebuah bangunan lima lantai di kompleks pertokoan Duta Merlin, di kawasan Harmoni,
Jakarta Pusat. Namun sebanyak 272 kardus dokumen dikembalikan kepada Asian Agri
karena tidak dibutuhkan sebagai barang bukti dan total dokumen yang disita tinggal 861
kardus.
Penyidikan Pajak
Kerja keras tim pajak akhirnya tidak sia-sia. Pada 14 Mei 2007, Direktur Jenderal Pajak
Darmin Nasution dan Direktur Intelijen dan Penyidikan Pajak Mochamad Tjiptardjo,
mengumumkan bahwa proses pemeriksaan atas bukti permulaan telah rampung. Sebanyak 15
perusahaan dibawah paying Asian Agri Group telah diperiksa dengan hasil pemeriksaan
menunjukkan adanya bukti permulaan tindak pidana perpajakan oleh group tersebut.
Secara terperinci dijelaskan pula, ada tiga modus manipulasi pajak yang dilakukan oleh
Asian Agri. Pertama, menggelembungkan biaya Rp. 1,5 Triliun. Kedua, menggendutkan
kerugian transaksi ekspor Rp. 232 Miliar. Ketiga, mengecilkan hasil penjualan Rp. 889
Miliar. Total Rp. 2, 62 Triliun. Akibatnya isi SPT tahunan pajak yang disampaikan tidak
benar.
Untuk mengusut lebih jauh, DJP kemudian menetapkan lima tersangka setinggi direktur
di unit bisnis Asian Agri berinisial: LA, WT, ST, TBK dan An. Adapun kerugian Negara
yang ditimbulkan, untuk sementara ditaksir berjumlah Rp. 786 Miliar atau 30% dari total
nilai penyelewengan pelaporan pajak selama 2002-2005. Jumlah tersebut masih bisa
bertambah. Atas dasar hasil temuan itu, proses pemeriksaan ditingkatkan statusnya ke proses
penyidikan.
Tiga Skema 2. Biaya Fiktif
Modus:
Dibuat berbagai jenis biaya fiktif dibelasan anak
Manipulasi Pajak perusahaan Asian Agri Group, yang disebut biaya
Jakarta (Pembuatan jalan, pembersihan rumput,

Asian Agri
kontraktor dll). Biaya kenyataannya tak dibayarkan,
tapi disetorkan ke rekening pribadi atas nama Harianto
Wisasta/ Eddy Lukas (HAREL) dan Eddy Lukas/
1. Transaksi Hedging Fiktif Djoko Oetomo (ELDO). Selanjutnya ditransfer ke
Modus: perusahaan investasi (Offshore Company) Sukanto
• Dibuat transaksi kontrak lindung nilai/ hedging (forward Tanoto di luar negeri.
contract) jual beli CPO atau valuta asing antara perusahaan
Asian Agri Group di Indonesia dengan perusahaan afilasi di 3. Transfer Pricing
luar negeri. Diduga ini transaksi fiktif dengan penanggalan Modus:
mundur. Penjualan CPO ke perusahaan afiliasi (fiktif) di Hong
• Transaksi dibuat sedemikian rupa (perusahaan Indonesia Kong, British Virgin Island dan Macao dengan harga
jual di harga rendah dan dibeli di harga tinggi, sebaliknya rendah. Dari perusahaan itu baru dijual dengan harga
perusahaan asing jual di harga tinggi dan beli diharga tinggi (pasar) ke pembeli rill. Dengan begitu, terbebas
rendah) sehingga perusahaan Indonesia selalu rugi dan dari beban pajak tinggi di dalam negeri. Sebelum 2003,
perusahaan luar negeri selalu untung. Akibatnya, ada transaksi langsung lewat perusahaan BVI, tapi sejak
transfer uang dari perusahaan Indonesia ke luar negeri. 2003 lewat perusahaan di Hong Kong dan Macao.
Akhir
Akhirnya, Mahkamah Agung menghukum Asian Agri Group untuk membayar
denda Rp2,5 triliun dalam kasus penggelapan pajak dengan terdakwa Suwir Laut.
Mantan Manajer Pajak Asian Agri ini pun dipidana 2 tahun dengan masa
percobaan 3 tahun- berdasarkan headline Koran Tempo yang terbit pada 28
Desember 2012.

Kebebasan Vincent
Tepat pukul 00.00, 11 Januari 2013, Vincent dibebaskan. Kebebasan Vincent, ia
dapat sebagai justice collaborator sehingga ia mendapat pembebasan bersyarat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai