Anda di halaman 1dari 47

Laporan Kasus

Abortus Imminens
Disusun oleh:
Widia Satya Surya – 1102012305

Pembimbing:

dr. Budi Martino Lumunon, Sp. OG (K)


Kepaniteraan Ilmu Kandungan dan Kebidanan
Periode 21 Desember – 31 Januari 2020
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
RS BHAYANGKARA TK.I R.SAID SUKANTO
STATUS PASIEN
Status
Pasien IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. DP
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 13 Juni 1993
Usia : 27 tahun
Alamat :-
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : D4
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Bidan
Tanggal Masuk : 24 Desember 2020 (12.30 WIB)
Anamnesis

Keluhan Utama
• Keluar darah merah segar sejak 12 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke IGD keterangan G2P0A1 hamil 7 minggu,


dengan keluhan keluar darah berwarna merah segar dari jalan
lahir sejak malam SMRS. Darah keluar sebanyak kurang lebih
30cc, memenuhi 2 pembalut panjang. Keluhan disertai dengan
nyeri perut bagian bawah, nyeri dirasakan tumpul dan terus
menerus. Saat ini juga terasa sedikit pusing dan lemas. Pasien
sempat meminum obat progesterone untuk menghentikan
pendarahannya. Keluhan keputihan (-) keluhan mual, muntah,
demam, batuk, pilek, nyeri kepala, pandangan kabur, dan kaki
bengkak disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
• Pasien memiliki riwayat abortus Pasien mengatakan diantara anggota
pada bulan Oktober 2020 pada usia keluarga tidak ada yang menderita penyakit
kehamilan 12 minggu. Kuret (+). menular seperti TBC, HIV/AIDS, maupun
• Riwayat vaksin tokso (-) penyakit menurun seperti kencing manis,
• Riwayat asma, alergi, HT, DM darah tinggi, jantung, asma, cacat bawaan
disangkal dan tidak ada riwayat keturunan kembar.
Riwayat Riwayat Riwayat
Obstetri Haid Kontrasepsi
• Menarche : 13 tahun
• Oktober 2020, • Siklus : Teratur, • Tidak ada
Abortus, 12 28 hari
• Lamanya : 7 hari
minggu, • Banyaknya : 2x ganti
kuretase (+) pembalut
• HPHT :
• Hamil ini 02/11/2020
• TP : 09/08/2021

Riwayat Riwayat
Riwayat Alergi
Pernikahan Antenatal Care
• Menikah 1x • Tidak ada • Tidak ada
• Usia 27
Tahun
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan
Fisik Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Composmentis
GCS 15 (E4 M6 V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 82 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : 36,9°C

Pemeriksaan Khusus

Kepala : Normochepale, rambut hitam, rambut tidak mudah dicabut


Mata : Pupil bulat, isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Simetris kanan-kiri, sekret (-/-)
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-)
Mulut : Bibir tidak kering, Sianosis (-)
Leher : Trakea letak normal, pembesaran KGB (-)
Paru Inspeksi : Simetris bilateral saat statis dan dinamis
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-)
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+), wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ 1 & 2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen Inspeksi : Bentuk cembung
Auskultasi : Bising Usus (+)
Palpasi :Hepar dan lien tidak terabal, Nyeri Tekan (+)
Perkusi :Timpani
Ekstremitas :Akral hangat, CRT < 2”, edema -/-, sianosis -/-
Pemeriksaan
Obstetrik

Pemeriksaan
PemeriksaanDalam
Luar

• TFU
Inspekulo:
: TidakOUE
Diukur
menutup,
• portio
Leopold tampak
I-IV :erosi,
Tidak
ditemukan
Dilakukan darah berwarna
• merah
His : (-)kehitaman mengalir
• dari
DJJ :OUI
(-)
• Gerakan Janin : (-)
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 12,5 g/dl 12-16 g/dl
Hematokrit 38 % 37-47 %
Leukosit 10,410 /ul 4000-10.000 /uL
Trombosit 301.000 /mm3 150.000-400.000/mm3
Eritrosit 4,33 Juta/u 4 – 5 Juta/u
LED - <20 mm/jam
Sars COV 2 Rapid test Non reactive Non reactive
(IgG dan IgM)
Diagnosis

G2P0A1 Hamil 7 minggu


dengan Abortus Imminens
Daftar
Masalah
DAFTAR URAIAN MASALAH
MASALAH

Abortus Imminens - Pada pasien ini terjadi perdarahan dari daerah


kemaluan sejak satu malam sebelumnya, jika ini
berlanjut terus menerus maka dapat
membahayakan janin. Pada ibu dapat terjadi
anemia karena kehilangan darah, dan pada janin
dapat terjadi abortus. Sehingga mortalitas dan
morbiditas janin meningkat

Riwayat Abortus - Riwayat abortus 1 kali pada pasien ini akan


1x (Kuret) meningkatkan resiko abortus berulang jika
penyebabnya tidak diatasi.
Prognosis &
Tatalaksana
Rencana • Pemeriksaan USG
Diagnosis
• IVFD RL 12tpm
Rencana • Amoxillin 3x1 (oral)
Prognosis : Terapi
• Etabion 1x1 (oral)
Quo ad vitam : dubia ad bonam • Menganjurkan kepada ibu untuk
Quo ad sanactionam : dubia bed rest total
• Menjelaskan kepada ibu dan
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam Rencana keluarga tentang resiko yang akan
Edukasi terjadi jika perdarahan terus terjadi
• Anjurkan untuk tidak melakukan
aktifitas fisik secara berlebihan atau
melakukan hubungan seksual
Follow Up
(25 Desember 2020)
No S O A P

1. Pasien masih TD: 100/70mmHg G2P0A1  IVFD RL


mengeluhkan N : 84x/menit Hamil 7 12tpm
keluar flek RR: 20x/menit minggu  Etabion
berwarna S : 36,7o C dengan 1x1
kecoklatan sedikit- Abortus  Amoxilin
sedikit, perut Imminens 3x1
bawah masih
terasa nyeri.
BAK(+), BAB (-).
Nafsu makan baik
Follow Up
(26 Desember 2020)

No S O A P
2. Pasien masih TD: 110/70mmHg G2P0A1  IVFD RL
mengeluhkan N : 80x/menit Hamil 7 12tpm
keluar flek RR: 18x/menit minggu  Etabion 1x1
berwarna gelap S : 36,9o C dengan  Amoxilin
sangat sedikit, Abortus 3x1
nyeri perut bawah Imminens
berkurang. BAK(+),
BAB (-). Nafsu
makan baik
Follow Up
(27 Desember 2020)

No S O A P
3. Pasien TD: 120/80mmHg G2P0A1  IVFD RL
mengatakan darah N : 80x/menit Hamil 7 12tpm
sudah tidak RR: 18x/menit minggu  Etabion 1x1
keluar,nyeri perut S : 36,7o C dengan  Amoxilin
bawah (mules) Abortus 3x1
tidak ada. BAK(+), Hasil USG : Imminens
BAB (+). Nafsu Kantong Gestasi Kehamilan
makan baik Ada, uk 20mm Berhasil
Yolk Sac Ada Dipertahankan
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil


konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kemampuan kandungan.
Sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat badan janin kurang dari 500
gram.

Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
Insidensi/Epidemiologi

Musaba MW, Ndeezi G, Barageine JK, Weeks A, Nankabirwa V, Wamono F, et al. (2020) Risk factors for obstructed labour in
Eastern Uganda: A case control study. PLoS ONE 15(2): e0228856. https://doi.org/10.1371/journal. pone.0228856
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Sayekti IT, Puspariny C, Aprilia E,. 2016. Perbedaan Pengukuran Lingkar Panggul Luar Dengan Lama Persalinan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Rakernas Aipkema Hal: 42-46
Frekuensi

 Makin tua umur, abortus makin sering terjadi. Demikian juga


dengan semakin banyak anak, abortus juga akan semakin
sering terjadi. Semakin tua umur kehamilan, kemungkinan
abortus makin kecil
 Wanita < 20 tahun  abortus 12%
Wanita > 40 tahun  abortus 26%

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung


Etiologi
Kelainan Kongenital Gangguan Autoimun
Faktor Genetik
Uterus (SLE/aPA)

Lingkungan (Obat,
Infeksi (Bakteri, Virus,
Hematologik bahan kimia, radiasi,
Parasit)
nutrisi)

FAKTOR HORMONAL
(DM, progesteron
rendah, defek fase
luteal)

Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
Berdasarkan Terjadinya

Medisinalis
Provokatu
s
Klasifikasi Kriminalis
Spontan

Cunningham FG, et all. 2018. Williams Obstetrics 25th Edition. United States : McGraw-Hill Education
Berdasarkan Gambaran Klinis

 Abortus Iminens • Abortus Habitualis


 Abortus Insipiens
• Abortus Infeksiosus
 Abortus Inkomplit
• Abortus Septik
 Abortus Komplit
 Missed Abortus

Cunningham FG, et all. 2018. Williams Obstetrics 25th Edition. United States : McGraw-Hill Education
Abortus Iminens

Abortus tingkat permulaan, ditandai


perdarahan pervaginam, ostium uteri
masih tertutup dan hasil konsepsi masih
baik dalam kandungan.

Abortus Insipiens

Abortus yang ditandai dengan serviks telah


mendatar dan ostium uteri telah
membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih
dalam karum uteri dan dalam proses
pengeluaran.
Abortus Inkomplit
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari karum uteri
dan sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal
di dalam uterus di mana pada pemeriksaan vagina,
kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan
dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri
eksternum.

Abortus Komplit

Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan, osteum


uteri telah menutup, uterus sudah mengecil
sehingga perdarahan sedikit.
Missed Abortus Abortus Septik
Abortus yang ditandai dengan embrio atau
Abortus yang disertai penyebaran
fetus telah meninggal dalam kandungan
infeksi pada peredaran darah tubuh
sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil
atauperitoneum (septikemia atau
konsepsi seluruhnya masih tertahan
peritonitis).
dalam kandungan.

Kehamilan
Abortus Habitualis Anembrionik
(Blighted Ovum)
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau Kehamilan patologi di mana
lebih berturut-turut. mudigah tidak terbentuk sejak awal
Penyebab : reaksi imunologi atau walaupun kantong gestasi tetap
inkompetensi serviks terbentuk.
Patofisiologi
Gejala Klinis
Diagnosis Perdarahan Serviks Besar uterus Gejala lain
Abortus Sedikit-sedang Tertutup Sesuai dengan - PP test (+)
iminens warna merah dan usia kehamilan - Kram perut bawah
cepat berhenti - Uterus lunak
- Mules sedikit atau tidak sama sekali
­- USG : Produk kehamilan dalam batas
normal
Abortus Sedang-banyak, Terbuka dan Sesuai atau lebih - PP test (+)
insipiens warna merah, dengan teraba kecil - Kram perut bawah
gumpalan banyak ketuban - Uterus lunak
- Hasil konsepsi masih berada dalam
kavum uteri

Abortus Sedang-banyak, Terbuka Lebih kecil dari - PP test (+)


inkomplit warna merah, usia kehamlan - Kram perut bawah
disertai gumpalan - Uterus lunak
darah dan jaringan - Keluar jaringan, tapi masih ada sisa
konsepsi, sering jaringan yang tertinggal dalam uterus
menyebabkan syok
Missed Sedikit, warna Agak kenyal Lebih kecil dari usia - Menghilang sebagian gejala
abortion kehitaman dan tertutup kehamilan kehamilan
- Uterus tidak
Membesar
- USG : Hasil konsepsi
masih dalam uterus
namun tak ada tanda
kelangsungan
hidupnya

Abortus Bisa banyak atau Lunak Sesuai atau lebih Tanda infeksi genitalia:
Infeksiosa sediki (tergantung (terbuka atau besar masa - Panas
(abortus sisa jaringan), berbau tertutup) kehamilan - Takikardi
septic) - Nyeri tekan
- Leukositosis
Tanda sepsis
- Demam , mengigil
- Penurunan tekanan darah
- Peritonitis  syok
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan
•Gejala dan tanda kehamilan Fisik Penunjang
•Hari Pertama Haid Terakhir
• KU dan Vital Sign • Laboratorium
•Usia Kehamilan
cari tanda syok  Darah lengkap
•Perdarahan :
Pemeriksaan Luar :  Hb, LED, jumlah
• Kuantitas
leukosit, kadar
• Kualitas - Abdomen
fibrinogen,
• Waktu - TFU trombosit
•Nyeri : Pemeriksaan Dalam :  Tes kehamilan
• Kuantitas/kualitas - V/V
•Riwayat Trauma
- Porsio • Ultrasonografi
•Riwayat Penyakit Dahulu
- Ostium  Mengetahui
•Riwayat Obstetri dan Ginekologi
kehamilan masih
terdahulu
viabel atau non-
viabel.
Atas :
Kantung kehamilan dengan
mudigah

Kiri :
Blighted Ovum , kantung
kehamilan tanpa mudigah
Diagnosis Banding

• 95% perdarahan uterus pada kehamilan muda


disebabkan oleh abortus
• Namun perlu diingat DD dari perdarahan
pervaginam pada kehamilan muda yaitu :
• Kehamilan ektopik
• Mola hidatidosa
• Perdarahan servik akibat erosi servik
• Polip endoservik
• Karsinoma servik uteri

Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan 4th Ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiorhardjo
Oats J, Abraham S. 2017. Llewellyn-Jones Fundamentals of Obstetrics and Gynaecology. Edinburgh: Elsevier
Tatalaksana
No. Jenis abortus Penatalaksanaan
1. Abortus imminens • Istirahat baring  menyebabkan bertambahnya aliran darah ke
uterus dan berkurangnya rangsangan mekanis.
• Mengurangi aktifitas fisik dan berhubungan seksual ± 2 minggu
• Bisa diberi spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau diberi
tambahan hormon progesteron atau derivatnya untuk mencegah
terjadinya abortus.

2. Abortus insipiens • Lakukan evakuasi/ pengeluaran hasil konsepsi  kuretase.


• Usia kehamilan > 12 minggu : dilakukan evaskuasi secara hati-hati
dan kuretase dsiertai pemberian uterotonika.
• Untuk profilaksis dapat diberi antibiotik

3. Abortus Inkomplit • Perdarahan hebat : Pengeluaran konsepsi secara manual, lalu


dilakukan kuretase. Tindakan kuretase yang dianjurkan adalah
kuretase vakum.
• Pasca tindakan dapat diberikan uteriotonika dan antibiotik
• Rekomendasi FIGO (2017) : Misoprostol 600 µg/oral dosis tunggal
atau 400µg sublingual dosis tunggal.
4. Abortus komplit • Bila kondisi baik, cukup beri tablet ergometrin 3 x 1
mg/hari untuk 3 hari
• Bila penderita anemia  sulfas ferrosus 600 mg/hari
selama 2 minggu atau transfusi
• Bila infeksi  antibiotic

5. Missed Abortion • Jika usia kehamilan < 12 minggu : lakukan evakuasi


dengan AVM/ sendok kuret (bila uterus memungkinkan.)
• Rekomendasi FIGO (2017) : Misoprostol 800 µg
pervaginam tiap 3 jam. (maksimal 2 kali.) atau 600µg
sublingual setiap 3 jam (maksimal 2x)
• Usia kehamilan di atas 12 minggu atau kurang dart 20
minggu : keadaan serviks uterus yang masih kaku
dianjurkan untuk melakukan induksi terlebih dahulu. :
infus intravena cairan oksitosin dimulai dari dosis 10 unit
dalam 500 cc dekstrose 5 % tetesan 20 tetes per menit dan
dapat diulangi sampai total oksitosin 50 unit.
6. Abortus habitualis • Perbaiki keadaan umum
• Pemberian makanan bergizi
• Istirahat banyak
• Larangan coitus dan olahraga
• Jika penyebabnya serviks inkompetensi dan saat hamil maka
memfiksasi serviks dengan operasi menurut casa Shirodkar
dan Mac Donald (usia kehamilan 12 minggu)

7. Abortus sepsis • Terapi suportif tergantung keadaan umum pasien


• Kultur dan tes sensitivitas sebelum antibiotik diberikan
• Antibiotik standart : ampicillin 4 x 1 gram IV/hari selama 3-5
hari, gentamisin 2 x 80 mg, Metronidazol 2 x 1 gram.
Selanjutnya beri antibiotik sesuai hasil kultur,
• Kuretase dilakuikan bila temperatr tubuh normal kembali.
(minimal 6 jam setelah pemberian antibiotik). Saat tindakan
dibarengi dengan pemberian uterotonika.
• Jika ada riwayat abortus kriminalis, beri ATS dan TT
McDonald PROCEDURE
SHIDOKAR PROCEDUR
Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi akibat dilakukannya kuretase
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada
PERFORASI kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke
rongga peritoneum, keligamentum latum, atau ke kandung kemih.

LUKA SERVIKS Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul
UTERI sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit.

Perdarahan masif dapat menyebabkan syok. Sebagian pasien


PERDARAHAN
dianjurkan untuk dilakuakn tranfusi

INFEKSI
Prognosis

Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi


spontan sebelumnya. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita
dengan abortus yang rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar
>90 %. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui,
kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %. Sekitar 77 %
angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin
pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih
aborsi spontan yang tidak jelas.
Analisa Kasus
Kasus Teori Pembahasan
Pasien G2P0A1 hamil 7 minggu, dengan keluhan keluar Keluhan: Anamnesis masih perlu ditambahkan mengenai
darah berwarna merah segar dari jalan lahir sejak 12 pendarahan pervaginam atau perdarahan akivitas fisik pasien belum dijelaskan. Anamnesis lain
jam SMRS. Darah keluar sebanyak kurang lebih 30cc, dari uterus pada kehamilan sebelum umur sudah cukup membantu untuk menegakkan
memenuhi 2 pembalut panjang. Keluhan disertai kehamilan 20 minggu. diagnosis, seperti:
dengan nyeri perut bagian bawah, nyeri dirasakan    Usia kehamilan, dimana usia kehamilan pasien
tumpul dan terus menerus. Saat ini juga terasa sedikit Anamnesis: saat ini 7 minggu, dengan perdarahan
pusing dan lemas. Pasien sempat meminum obat  Usia kehamilan pervaginam dicurigai pasien mengalami
progesterone untuk menghentikan pendarahannya.  Warna dan aroma darah abortus.
Keluhan keputihan (-) keluhan mual, muntah, demam,  Lama perdarahan  Warna dan aroma darah, dimana apabila darah
batuk, pilek, nyeri kepala, pandangan kabur, dan kaki  Demam berbau, disertai demam maka pasien dicurigai
bengkak disangkal.  Riwayat trauma mengalami abortus infeksius ataupun abortus
 Riwayat aktivitas fisik sepsis.
 Ada tidaknya trauma yang dapat memicu
terjadinya abortus.
Analisa Kasus
Kasus Teori Pembahasan
TTV: Tanda-tanda
Tanda-tanda infeksi
infeksi )suhu
)suhu tubuh
tubuh lebih
lebih dari
dari Dari
Dari data
data yang
yang diperoleh
diperoleh pada
pada pemeriksaan
pemeriksaan fisik,
fisik,
Tekanan Darah: 110/70 mmHg 38
38 derajat
derajat Celcius)
Celcius) sudah
sudah cukup
cukup lengkap.
lengkap. Tidak
Tidak ditemukan
ditemukan adanya
adanya
Nadi: 82 x/menit Tinggi
Tinggi fundus
fundus uteri
uteri menurut
menurut usia
usia kehamilan:
kehamilan: tanda-tanda
tanda-tanda infeksi
infeksi (suhu
(suhu pasien
pasien 36,9
36,9 derajat
derajat
Respiratori Rate: 20 x/menit Celcius).
Celcius). Sesuai
Sesuai dengan
dengan teori,
teori, TFU
TFU pada
pada usia
usia 77
Suhu: 36,9 minggu
minggu belum
belum teraba
teraba pada
pada pemeriksaan.
pemeriksaan.
  Pemeriksaan
Pemeriksaan leopold
leopold belum
belum dapat
dapat dilakukan
dilakukan karena
karena
Inspeksi: Perut sedikit cembung pasien
pasien masih
masih dalam
dalam trimester
trimester pertama.
pertama. Denyut
Denyut
Leopold I: TFU: Tidak dilakukan Jantung
Jantung Janin
Janin belum
belum dapat
dapat dilakukan
dilakukan karena
karena pasien
pasien
Leopold II:Tidak dilakukan Pemeriksaan
Pemeriksaan Leopold
Leopold belum
belum dapat
dapat dilakukan
dilakukan masih
masih dalam
dalam usia
usia kandungan
kandungan 77 minggu.
minggu. His
His tidak
tidak
Leopold III: Tidak dilakukan pada
pada trimester
trimester pertama.
pertama. dapat
dapat dinilai
dinilai pada
pada trimester
trimester pertama/
pertama/
Leopold IV: Tidak dilakukan DJJ
DJJ dapat
dapat dilakukan
dilakukan saat
saat usia
usia kehamilan
kehamilan
HIS: - lebih
lebih dari
dari 7
7 minggu.
minggu.
DJJ: - His
His tidak
tidak dapat
dapat dinilai
dinilai pada
pada trimester
trimester
Janin: - pertama.
pertama.
Gerakan anak: -
Tinggi fundus uteri : - cm
TBJ: - gram
Analisa Kasus
Kasus Teori Pembahasan
Inspekulo: Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan OUE
OUE menutup, portio tampak erosi, ditemukan darah serviks tertutup, besar uterus sesuai dengan menutup. Sesuai dengan teori, pada pemeriksaan
berwarna merah kehitaman mengalir dari OUI. usia kehamilan. inspekulo akan didapatkan serviks tertutup. Pada
    kasus ini diagnosa pasien mengarah kepada abortus
Pemeriksaan penunjang: Nilai normal pemeriksaan penunjang: imminens. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
Hb: 12.5 g/dl Hb: 12-16 g/dl dalam batas normal, dengan leukosit meningkat
Ht: 38% Ht: 37-47% sedikit tanpa adanya tanda infeksi lain seperti
Leukosit: 10.410/uL Leukosit: 4000-10.000/uL demam. Sars COV 2 Rapid Test Antibodi pada
Trombosit: 301.000/mm3 Trombosit: 150.000-400.000/mm3 pasien dinyatakan non reaktif yang mengindikasikan
Eritrosit: 4,33 Juta/u Eritrosit: 4-5 Juta/u bahwa pasien tidak terinfeksi atau tidak pernah
LED: - LED: <20mm/jam terinfeksi COVID-19.
Sars COV 2 Rapid Test Antibodi: Non reaktif Sars COV 2 Rapid Test Antibodi: Non  
reaktif
Analisa Kasus
Kasus Teori Pembahasan
Rencana Penatalaksanaan:  USG : Produk kehamilan dalam batas Pada pasien perlu dilakukan pemeriksaan USG
Rencana diagnostik : Pemeriksaan USG normal. untuk memastikan apakah janin masih terdapat di
Rencana terapi:  Istirahat baring  menyebabkan dalam uterus atau tidak, untuk memastikan
- Observasi TTV bertambahnya aliran darah ke uterus diagnosis.
- IVFD RL 12tpm dan berkurangnya rangsangan mekanis Bed rest total dapat meningkatkan aliran darah ke
- Amoxicillin 3x500mg (oral)  Pertimbangkan infeksi  antibiotika, uterus dan berkurangnya rangsangan mekanis.
- Etabion 1x1 (oral) AKDR  ekstraksi AKDR, defisiensi Pemberian antibiotik dipertimbangkan dengan
Rencana edukasi: hormonal  (didrogesteron, alilestenol) adanya nilai leukosit yang meningkat pada pasien,
- Menganjurkan kepada ibu untuk bed rest total dengan pertimbangan adanya infeksi pada pasien.
- Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang
resiko yang akan terjadi jika perdarahan terus
terjadi
- Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik
secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual
 
Daftar Pustaka
1. Hanifa W, dkk. 1999. ‘Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan’. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta. Hal : 302 – 12
2. Sulaiman S, dkk. 2005. ‘Kelainan Lama Kehamilan’. Obstetri Patologi. Penerbit EGC. Jakarta. Hal 1 – 9
3. Sarwono P. 2010. Perdarahan pada Kehamilan Muda. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta. Hal: 473
4. Anonim, 2007. Abortus inkomplit. www.jevuska.com/2007/04/11/abortus-inkomplit. (Accesed : 28th December 2020)
5. Anonim. 2008. Statistik Aborsi. http://forum.aborsi.org/. (Accesed : 28th December 2020)
6. Anonim. 2008. Abortus Incomplete. http://www.duniasex.com/forum/archive/index.php (Accesed : 28th December 2020)
7. Martin L. Pernoll. 2001. ‘Early Pregnancy Complication’. Benson and Pernoll’s Handbook of Obstetri and gynecology. Chapter
10. 10th Ed. McGraw-Hill Company. New York. Pp 295 – 307
8. Cuningham, M. G., et al. 2005. ‘Abortion’. Williams Obstetrics. Section 3. 22nd Ed. McGraw Hill Company. New York. Pp: 231 –
52
9. Yosef. 1996. ‘Perdarahan Selama Kehamilan’. Cermin Dunia Kedokteran, nomor: 112, Jakarta. Hal 32 – 5
10. Gulardi H, Norovono W. 1999. ‘Kelainan pada Lamanya Kehamilan’. Cakul Obgyn Plus. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
11. Yasin S. 2006. Penanganan Kebidanan Abortus Inkomplit. www.siaksoft.net. (Accesed : 28th December 2020)
12. Anonim. 2011. Kuretase. http://galleries-askeb.blogspot.com/2011/05/makalah-kuretase.html. (Accesed : 28th December
2020)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai