Anda di halaman 1dari 135

Sistem

Pencernan

FISIOLOGI VETERINER II (AFF 226)

DIVISI FISIOLOGI
DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB
Outline

 Fungsi umum saluran pencernaan (GI)


 Sekilas perbedaan anatomi antar hewan
 Pengaturan fungsi gastrointestinal
 Mekanisme pergerakan makanan
 Sekresi saluran pencernaan
 Digesti: - proses non fermentasi
- proses fermentasi
 Sistem Pencernaan pada unggas
 Absorbsi nutrien
 Pembentukan feses
Buku Acuan:

1. Cunningham,J.G. 2014. Textbook of


Veterinary Physiology. 5th Ed. WB
Saunders Co. Philadelphia. Pp: 263-354
2. Swenson, M.J. and Reece, W.O. 2013.
Duke’s Physiology of Domestic Animals. 13th
Ed. Comstock Publishing Associates.
Pp:325-
435.
3. Dee Unglaub Silverthorn. 2013. Human
Physiology An Integrated Approach 6th ed
Sistem Pencernaan meliputi:

 Saluran pencernaan (dari mulut sampai anus)


 Organ asesoris (kelenjar saliva, hati, pankreas,
kantung empedu)
 Pengaturnya: - Syaraf yang terlibat (SSP,
SSO, syaraf intrinsik)
- Endokrin/hormon
saluran pencernaan
Tahapan Proses Digesti :

1. Pergerakan  memotong, mencampur dan


. mendorong isi saluran pencernaan melalui
sistem pencernaan
2. Sekresi  menghasilkan & menyalurkan enzym,
mukus, ion, hormon dan sejenisnya ke lumen
saluran pencernaan.
3. Digesti  pemecahan/penguraian bahan
makanan/pakan menjadi molekul yang kecil yang
dapat menembus epitel usus menuju ke dalam
tubuh
4. Absorpsi  transport molekul dari lumen
melewati epitel kemudian masuk aliran darah
5. Eliminasi  proses pengeluaran bahan yang
tidak tercerna dan bahan yang tidak diperlukan
Sekilas saluran
pencernaan
 Menerima
 Menyalurkan (Conducting)
dan menyimpan
 Digesti, absorpsi
 Absorbsi air, defekasi
I. Fungsi umum saluran pencernaan:

1. Fungsi primer: pencernaan dan absorbsi


nutrien esensial  proses metabolisme

2. Sekresi:
- Enzym-enzym pencernaan
- Asam (HCl) dan basa (NaHCO3)
 pH optimal untuk kerja enzym
- Mukus
I. Fungsi umum saluran pencernaan:

3. Fungsi transit (makanan ada sementara


waktu di sal. pencernaan)

4. Fungsi reabsorbsi sekresi endogenous


(pd manusia: sekitar 8 liter/hari) untuk
mencegah dehidrasi/terbuangnya zat-
zat yang masih bermanfaat.
II. Perbandingan anatomi berbagai hewan

Diklasifikasikan berdasarkan pakan:


1. Carnivora pakan energi tinggi (vol. pakan sedikit)
saluran pencernaan pendek, pencernaan terutama
enzymatis  aktivitas pencernaan temporal

2. Herbivora pakan tanaman: energi rendah vol. pakan


besar (terjadi fermentasi pakan) perluasan saluran
pencernaan
- foregut fermenter (kambing, sapi, kerbau, dll.)
-hindgut fermenter (kuda)

3. Omnivora: pakan kombinasi, saluran pencernaan relatif


pendek (manusia, tikus, dll.), pencernaan terutama
enzymatis; ada berbagai macam variasi sal.
pencernaan
III. Pengaturan

Kontrol intrinsik memungkinkan usus secara otonom


mengatur fungsinya berdasarkan kondisi setempat (jumlah
dan jenis makanan yang ada di lumen usus)
Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:264
A. Pengaturan saluran pencernaan yang
diatur oleh SSP (Proses disadari)

Pengaturan SSP langsung thd sistem pencernaan


(proses sadar):

1. Pengambilan pakan
2. Mengunyah
3. Awal proses menelan
4. Relaksasi spincter ani eksterna (dalam proses
defekasi)
2. Pengaturan oleh susunan syaraf otonom

a. Syaraf parasimpatis,
yaitu: n. vagus (inervasi hampir seluruh saluran
pencernaan, kecuali: kolon bag. akhir) dan n. pelvis
(inervasi kolon bag. akhir dan internal anal
sphinchter)
* aktivasi parasimpatis (neurotransmitternya
asetilkolin) ↑ aktivitas GI

b. Syaraf simpatis, neurotransmitter: adrenalin


* aktivasi simpatis  ↓ aktivitas
GI
The autonomic nervous system
Sympathetic system: Parasympathetic system:
Noradrenaline Acetylcholine (Ach)

EFFECTS ACTION ACTION EFFECTS


Cranial
Mid nerves
brain
 (+) secretion of saliva salivary VII
Pons/
glands medulla Salivary glands (+) secretion of saliva

X IX
Gut wall (+) increased
 (+) vasoconstriction gut blood motility and tone
2 (-) vasodilation vessels Gut sphincters (-) reflex relaxation
Spinal cord
1/2 (-) decrease motility gut wall, Gut secretions (+) e.g acid, enzymes
 (+) contraction sphincters & electrolytes

Pancreas (+) exocrine &


endocrine secretion

adrenaline Adrenal
(+) secretion Rectum (+) defaecation
medulla
Sistem Syaraf Intrinsik
Ada di dalam dinding usus:
1. Pleksus myenterikus (Aurbach)
ada diantara lapisan otot longitudinal
dan sirkuler

2. Pleksus submucosa (Meissner)


Ada di lapisan submucosa
Sistem Syaraf Intrinsik

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:266


Sistem syaraf intrinsik ini mengandung:

1. Reseptor:
- mekanis: menerima rangsangan
peregangan usus (lapisan
muskularis)
- kimiawi: keadaan kimiawi di lumen
GI
2. Neuron Sensoris (aferent)
3. Interneuron
4. Neuron motoris (eferent) inervasi otot pembuluh
darah, usus dan kelenjar-kelenjar sal. GI
Sistem GI memiliki Sistem Endokrin
intrinsik
 Sel-sel endokrin tersebar secara difus sepanjang epitel
usus; bag. apeks terjulur ke lumen  merespon isi
lumen;  melepaskan hormon ke daerah sub-
mukosa, ke pembuluh darah:
- ditranspor jauh  endokrin
- berdifusi setempat  parakrin
- kembali ke sel penghasil  autokrin
- dihasilkan oleh neuron  neurokrin

Hasil sekresi (hormon-hormon) baik endokrin, parakrin,


otokrin maupun neurokrin dalam bentuk peptida  disebut
sebagai peptida pengatur
Neuron enterik

Neuron

Neuron enterik

Sel endokrin memiliki apex


yg sempit dan basis yg Varicosites  percabangan axon
lebar (memperluas area
sekresi) Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:266
Fisiologi Sel Cholecystokinin (CCK)
food intake
Fatty acid Lumen Usus Halus -
Protein
? Other + gastric emptying
-
Apical

I-cell CNS
+
pancreas
+
basolateral
gallbladder +

CCK
circulation
n. Vagus
CCK: integrator of brain and gut

 Cholecystokinin (CCK)
 regulates digestion in the small intestine
by:

• stimulating secretion of pancreatic juice


• stimulating gallbladder contraction
• inhibiting gastric emptying and food intake

CCK acts directly on pancreas and


gallbladder, and modifies CNS function via
the vagus nerve
IV. Gerakan Gastrointestinal (GI)

 Prehension
 Mastikasi
 Deglution
 Oesophagus
 Otot polos GI
 Fungsi Motor dari lambung
 Fungsi Motor usus besar
 Gerakan caecum dan colon
 Defekasi
Mekanisme pengambilan makanan
(prehension)

 Prehension: menangkap, mengambil,


meraih dan membawa makanan ke mulut
 Metoda berbeda-beda pada hewan:
- Anjing & kucing  dg gigi seri, lalu masuk ke
rongga mulut oleh gerakan rahang dan kepala,
mkn cair dg inspirasi + kontraksi lidah
- Domba  gigi seri & lidah
- Babi  moncong
- Kuda bibir
- Sapi  lidah (panjang dan kasar)
Mastikasi

 Pemecahan mekanis makanan di mulut 


untuk memperluas permukaan yang
terkena enzym
 Kombinasi gigi berbeda-beda diantara
hewan tergantung pakan
 Gigi seri digunakan untuk mendapatkan
makanan dengan merobek
 Geraham  untuk melumatkan
Deglutition (menelan)

 Awalnya proses disadari, ttp kmd refleks


 Gerakan mulut dan lidah  bawa mkn ke
tengah-tengah antara lidah dan langit-
langit kontak dg reseptor di membran
mukosa  n. glosopharyngeal  n vagus
 n trigeminus  pusat menelan di
medulla oblongata
Rangkaian proses menelan
Oesophagus

 Peristaltik:
- primary peristaltik  diperoleh dari
gerakan menelan
- peristaltik
sekunder 
karena adanya
bolus makanan
Gerakan peristaltik
 Mendorong makanan ke belakang
 Dimulai dari oesophagus s/d anus
 Rangsang: peregangan dinding GI 
pleksus myenterikus
 Aktivitas meningkat bila syaraf
parasimpatis dirangsang
Gerakan di usus halus
Gerakan Pencernaan :

Sumber: Dee Unglaub Silverthorn Human Physiology An Integrated Approach 6th ed (2013) pp 704
Gerakan Saluran Gastrointestinal

Fungsi Gerakan Sal. GI:


1. Mendorong ingesta ke belakang
2. Menahan ingesta pd suatu tempat untuk pencernaan,
absorbsi atau penyimpanan
3. Untuk pemecahan makanan dan mencampur dg
sekresi
pencernaan
4. Memutar ingesta shg semua bag. kontak dg permukaan
absorbtif
Otot polos GI

 Secara spontan dpt menghasilkan potensial aksi


 Impuls menyebar dari satu serabut ke serabut
lainnya
 Sensitif thd regangan
 Aktivitasnya dimodulasi oleh SSO:
Stimulasi simpatis  laju depolarisasi
Stimulasi parasimpatis  laju depolarisasi
Motilitas Saluran Gastrointestinal:

 Propulsif ; Retentif dan Pencampuran

* transit time
↑ propulsif  ↓ transit time
↑ retentif  ↑ transit time

Terapi diare: pilih obat ↑ retentif , ↓ propulsif


Lambung

 Secara fisiologis dibagi menjadi dua:


- proximal: fungsi penyimpan
- distal: fungsi penggiling dan menyaring sampai
ukurannya cukup kecil untuk proses pencernaan di usus
halus
 Adaptive Relaxation
 Kontrol motilitas oleh n vagus:
- Proximal: menekan kontraksi otot  adaptive relaxation
- Distal: ↑ aktivitas peristaltik
Fungsi Motor dari lambung

 1. mencampur dan menyimpan makanan


 2. inisiasi pencernaan protein dan lemak
 Fundus  penerima dan penyimpan
 Corpus  pencampuran saliva dan gastric
juice dg makanan
 Antrum  pompa lambung  mengatur
makanan yang lewat pylorus
Lambung monogastrik

Sumber: Guyton & Hall Textbook of Medical Physiology 5th ed pp:784


Receptive relaxation of the body of the
stomach (corpus) in response to a meal

Satiety BRAIN STEM


effects
nodose g.

Vagal afferent CCK


receptors
+ -
Vagal efferent
fibres
CCK &
DISTENSION
Ach Ach

VIP Ach Relaxation of


corpus to
accommodate food
Pengosongan lambung

 Laju pengosongan lambung


sesuai dg laju penc. &
absorpsi usus halus
 Laju pengosongan lambung
dipengaruhi oleh isi usus
halus (pH, osmolalitas, lemak)
 refleks enterogastric

Kontrol pengosongan lambung


oleh duodenum melibatkan
sistem saraf intrinsik,
ekstrinsik dan endokrin

Interdigestive motility complex



bersihkan materi tak tercerna

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:279


Muntah

 Integrasi, koordinasi dan pusat di batang


otak (MO)
 Reseptor: mekanoreseptor di pharyng,
regangan dan mekanoreseptor di perut
dan dinding mukosa; khemoreseptor
 Pusat muntah menerima saraf aferen dari
berbagai organ lain: chemoreseptor trigger
zone (produk inflamasi); dari semicircular
canal: motion sickness
Refleks Muntah

Vomiting centre
Vomi medulla oblongata
t

LOS, UOS & Efferent fibres:


pharynx relaxed phrenic &
vagus nerve

Diaphragm Afferent fibres:


fixed for pain, bloating,
inspiration inflammation,
irritants, toxins....
Contraction of Intercostal muscles
duodenum, contracted…
pylorus and High abdominal
antrum muscular pressure
Mekanisme Muntah
V. Sekresi Saluran Pencernaan

1. Kelenjar Saliva
Fungsi:
1. lubrikasi  memudahkan menelan
2. antibakteri (antibodi & lysosim)
di mulut >>> bakteri
bila saliva tak berfungsi 
infeksi
Kelenjar Ludah
 Saliva memiliki osmolaritas yang
berbeda dibandingkan plasma
([Na+ <<<, K+ >>>>, HCO3- >>>)
 Didalam saluran cairan tjd
perubahan komposisi  reabsorb
Na+ dan sekresi K+ , diikuti
reabsorbsi Cl- dan sekresi HCO3-

 Saliva sapi mengandung


bikarbonat > hewan lainnya
3. Mengandung enzym pencernaan:
a. α Amylase (ptialin)  pd
omnivora pada carnivora tidak
ada
b. Lipase (lingual lipase)
pada anak sapi (minum susu)
4. Pendingin (termoregulasi  suhu
tubuh)

Dampak saliva  pd lambung proximal (pH


netral); pada burung: aktif di crop.
Kelenjar Ludah dan Ludah

 Saliva disekresikan oleh kelenjar ludah


 Unit sekretoris kelenjar ludah adalah acini.
 Sel ini mensekresikan cairan yang mengandung:
air, electrolytes, lendir (mucus) and enzymes.
 Ada tipe sel epitel acinar:
 Serous cells, mensekresi cairan banyak air
sedikit mucus (lendir)
 Mucous cells, memproduksi sekreta yg kaya
mucus
 Cairan disalurkan ke rongga mulut melalui
saluran
 Kebanyakan hewan mempunyai 3 pasang kelenjar ludah
utama yg berbeda pada jenis sekreta yg diproduksi:
 Kel. Parotid menghasilkan ludah yg serous (banyak
air)
 Kel. Submaxillary (mandibular)
menghasilkan suatu
campuran serous and mucous
 Kel. Sublingual glands menghasilkan air liur yang
berlendir
Fungsi Saliva:

 Lubrikasi and pengikat: makanan yg dikunyah


menjadi bolus shg mudah ditelan dan tidak
merusak mukosa esofagus. Saliva juga
melapisi rongga mulut dan esofagus shg
makanan tdk dapat bersinggungan langsung
dg epitel. Melarutkan makanan kering.
 Kesehatan mulut: Rongga mulut selalu
dibasuh dengan air liur sehingga menjaga
mulut tetap bersih. Sekresi saliva menurun
bertahap selama tidur & membiarkan
pertumbuhan populasi bakteri mulut
sehingga mulut menjadi bau. Saliva juga
mengandung lysozyme, suatu enzim
melisis bacteria dan mencegah overgrowth
populasi microbial.
Fungsi Saliva:

 Inisiasi pencernaan karbohidrat: pd kebanyakan


species, sel acinar serous mensekresi alpha-
amylase yg dpt memulai pencernaan
karbohidrat menjadi maltosa. Amylase tdk
terdapat, atau sangat sedikit, di saliva
carnivora atau sapi.
 Menyediakan buffer alkali and cairan: ini sangat
penting bagi ruminansia, memiliki lambung
depan yang tdk bersifat sekretoris.
 Pendinginan secara evaporasi: penting pd
anjing, yg kel. Keringat tdk berkembang dg
baik.
Refleks Sekresi Saliva
Sekresi lambung

 Sel mukosa  mukus


kental (pelindung dr asam
dan remasan lambung);
mukus encer, sifat
progenitor (dpt membelah
dan migrasi)
 Sel parietal  HCl
 Chief cell  pepsinogen
(zymogen)
Pepsinogen  pepsin
(oleh HCl)
Pepsin mengaktivasi
pepsinogen 
pepsin
* Sel G : gastrin
(hormon)
Sekresi lambung:
PEPSIN

• Secreted by the gastric chief


cells in an inactive form,
pepsinogen (zymogen)
Produksi HCl oleh Sel
Parietal

P : Active pump
Sumber: Guyton & Hall Textbook of Medical Physiology 5th ed pp:796
Pengaturan sekresi HCl
Pengaturan Fungsi sel-G
Protein/peptides/
amino acids H+
+ + H.pylori

Antrum
“muscular pump” Sel G Sel D -

Gastrin + somatostatin
releasing - Corpus
peptide
(GRP)
GASTRIN
circulation

Vagus nerve fibres


ECL cell & parietal cell
Pengaturan sekresi lambung:
Ingin makan:
* Ingin makan  parasimpatis SSI GI 
asetilkholin  sel G  gastrin  sel parietal
 HCl
Mkn di lambung  peregangan  reseptor
mekanis (pl. myenterikus)  asetil kholin 
sel G: gastrin  sel parietal: HCl

Penghambatan sekresi lambung:


1. Gastrin mediated negative feedback
2. Intestinal negative feedback mechanism
Pengaturan sekresi lambung
Pengaturan Hormonal Dan Neuronal Terhadap Sekresi Lambung
+ Parietal HCl
-
Stimuli Sensori
cell +
+
+ Sel
ECL Histamin
Vagu ACh
s +
nerve + Sel G
Gastrin

- Sel D
Somatostatin

ECL, enterochromaffin-like cell


Korteks

Serebral
Fase cefalik
Batang Otak
Fase gastrik

Distensi
Lambung
Saraf
Vagu
s

Sekresi
Asam
Gastrin
Attack and defence in the stomach

Acid & pepsin


Cell surface pH 2
phospholipids Mucus-HCO 3-
MUCUS barrier slows H+
diffusion
pH 7
Tight junctions
between cells
slow H+ HCO3-
diffusion
Cell migration
and regeneration

Mucosal prostaglandins

H+ Mucosal blood flow


Blood supply
carries H+ away, helps
antioxidant function
Pankreas

 Fungsi endokrin
 Fungsi eksokrin:
a. sel aciner (mengandung banyak RE)
menghasilkan > 10 macam enzym
b. sel centro aciner  sekresi HCO3-

Sekresi dirangsang oleh:


1. asetilkolin
2. cholecystokinin
3. sekretin
Ada 3 fase sekresi pankreas:

1. Fase cephalic  pandangan dan bau


2. Fase gastric  peregangan lambung
3. Fase intestinal  peregangan duodenum

Lemak di lambung dan protein di duodenum


 stimulasi prod. Cholecystokinin
 pH  sekresi sekretin  sekresi HCO3-
Sekresi Empedu

 Sekresi dihasilkan oleh sel-


sel hati
 Dibentuk dari kholesterol
(tak larut air) + 2 hidroksil 
cholic acid (sifat detergen:
sisi larut air dan sisi larut
lemak)
 Mengandung fosfolipid, kholesterol, asam-asam empedu
dan pigmen empedu (hijau)
 Disekresi dalam bentuk garam natrium
 Bila tak ada makanan, disimpan di kantung empedu
(kuda dan tikus tidak punya kantung empedu)
Na+, Cl-, HCO3- dan air diabsorpsi
Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:293
Sekresi empedu dirangsang oleh:
adanya makanan di duodenum.
Makanan berlemak  CCK
- relaksasi shincter Oddi
- kontraksi kantong empedu
- cairan empedu ke usus
halus

 Enterohepatic
circulation:
setelah digunakan cairan empedu akan diserap
kembali dan masuk ke hati sehingga tidak ada
yang ikut dalam peredaran darah.
Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:294
Sekresi Usus Halus

 Peptidase (enteropeptidase; aminopeptidase; dipeptidase)


 Enzym pencerna karbohidrat ( maltase, sukrase,
laktase; α limit dekstrin)
 Mukus
 Enterokinase
 Sekretin (hormon)
 Cholecystokinin (CCK) (hormon)
 Phospholipase
 Nuklease, nukleotidase, nukleosidase
VI. Pencernaan
(Proses non
Fermentasi)
 Pencernaan: proses pemecahan makanan menjadi
molekul sederhana
 Proses:
1. Fisik: - partikel diperkecil
-  permukaan terkena enzym
 mengunyah
 kontraksi lambung
2. Kimiawi: hidrolisis: pemotongan ikatan kimia dg H2O
- karbohidrat  ikatan glikosida
- protein  ikatan peptida
- lemak  ikatan ester
Hidrolisis lemak, karbohidrat dan protein

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:300


Pencernaan kimiawi

1. Fase luminal: oleh enzym-enzym di


lumen sal. GI (pencernaan tahap awal)
 incomplete hydrolysis nutrient
2. Fase membraneous: oleh enzym-enzym
di permukaan membran epitel usus/
enterosit (pencernaan tahap akhir,
dilanjutkan dengan absorpsi)
Pencernaan karbohidrat

 Fase luminal: oleh α amilase  hasilnya,


maltose, maltotriose (dr amilum) dan
isomaltose, limit dekstrin (dr amilopektin)

 Fase membraneous: oleh laktase,


maltase, sukrase  hasil pencernaan:
glukosa, galaktosa dan fruktosa
Digesti Karbohidrat
Fase luminal Fase membranous

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:302-303


Pencernaan protein:

 Fase luminal oleh:


1.Endopeptidase (pepsin, chymosin, tripsin, chymotripsin
dan elastase)  hasilnya: rantai AA pendek
2. Eksopeptidase (carboxy peptidase A, carboxy
peptidase
B)  hasilnya: rantai AA pendek dan AA bebas

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:302


Perncernaan protein

Pencernaan membranous
Aktivasi zimogen oleh enzi peptidase

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:304


Pencernaan lemak:

 Secara mekanis: di lambung: pemanasan


dan pencampuran  globule
 Di duodenum: + empedu  droplet
(emulsifikasi lemak)
 Di jejenum: + lipase dan co-lipase
bentuk misel  difusi misel ke
enterosit
Gb 29-25
VII. Absorpsi (Penyerapan)

 Penyerapan (absorpsi): gerakan hasil pencer-


naan melewati mukosa usus masuk ke
dalam sistem pembuluh darah untuk
didistribusikan, meliputi:
1. Difusi: berdasarkan perbedaan komposisi di
dalam dan di luar sel
2. Perbedaan polaritas sel membran: dg
fungsi Na+, K+ dan pompa ATP ase
3. Fungsi selektif saluran ion
Daerah permukaan usus
diperluas oleh adanya vili
seperti jari dan invaginasi
yg disebut kripta
Usus Halus
BRUSH BORDER
Glycocalyx
• Struktur pada
permukaan
mikrovili yang
kaya protein 
mengandung
enzim dipeptidase
 memecah
disakarida
INTESTINAL SURFACE
AREA
Jenis transport:

1. Transport aktif:
- perlu energi (ATP) untuk melawan
gradient listrik atau gradient konsentrasi
- perlu pompa Na+-K+ ATPase
2. Secondary active transport:
- menggunakan gradien listrik-kimia untuk
energi
- memerlukan protein co-transport (symport)
contoh: absorpsi glukosa, protein
 Tertiary active transport: terjadi melalui
protein jalur transport yang digerakkan oleh
gradient elektrokimia yang tercipta oleh
secondary active transport.
Contoh: absorbsi Cl- atau HCO3-

Transport pasif (difusi) melalui atau tight junction


Gerakan melalui tight jnction disebut paracellular
Absorpsi melalui apical membran disebut:
transcelluler
Contoh: air, molekul kecil, ion inorganik (K)
Bicarbonate absorbtion
Sodium absorbtion

Chloride absorbtion
Absorpsi nutrient

 Aborpsi karbohidrat  secondary active


transport (perlu ko-transport dan Na+)
 Absorpsi Protein: secondary active
transport (perlu ko-transport dan Na+)
 Absorpsi lemak: dg pembentukan
khilomikron dari misel (memerlukan
protein pembawa)
SGLT- sodium
dependent
glucose
transporter.

Glut- facilitated
diffusion
transporter
Absorbsi Protein

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:307


VIII. Pencernaan: Proses Fermentasi

 Proses Fermentasi:
- pemecahan substrat oleh mikroorganisme
(bakteri, protozoa, jamur)
- enzim pencerna berasal dari mikroba
- kecepatan pencernaan < oleh
kelenjar
- substrat diubah menjadi berbagai zat
- terjadi di tempat khusus, sebelum/setelah perut
dan usus:  forestomach (ruminansia dan
unta)
 hindgut : kuda
SISTEM PENCERNAAN PADA RUMINANSIA

MULUT – ESOPHAGUS – RUMEN & RETICULUM (pencernaan oleh protista


& prokariot simbiotik) – MULUT – OMASUM (air dikeluarkan) – ABOMASUM
(pencernaan enzimatis, penyerapan) – INTESTINE (penyerapan) – ANUS
•Rumen
Stomach
•Retikulum
Compartment:
•Omasum
•Abomasum
 Tongue
 Used more by cattle and goats (also use
lips)
  No upper incisors
Teeth
 Used more by sheep (use lips to “sort”
 Salivfeed) Sistem pencernaan
a Continual production ruminansia Primarily herbivores
 Cattle: 12 gal/d vs Sheep: 2
Cattle, sheep, goats, deer, elk
gal/d
  No enzymes; High pH
Camelidsare “pseodu” ruminants
Esofagu
s No sphincter valve 60-75% of ingesta fermented by
 Opens into reticulum and rumen microbes before exposed to
 Muscle contractions move in both gastric juice
directions
Rumen Characteristics : Reticulum
– Left side of abdomen  Located next to heart
characteristics
 Honeycomb
– Papillae lining  Catches metal and
appearance
– Muscular pillars hardware
– Fermentation vat  Pathways
 Esophagus
 Rumen
• Primarily anaerobic
 Omasum
• Some aerobic microbes  No enzymes
– Not functional at secreted
birth Rumen Functions :
– Storage
– Soaking
– Physical mixing and Omasum :
breakdown – “Manyplies”
– Fermentation – No enzymes from walls
• Synthesizes some – Function
vitamins • Reduce particle size
• Synthesizes AA • Absorb some water
and protein
• Breaks down fibrous
feeds into VFAs
Abomasum Ruminant Differences:
: that“True
 stomach”
secretes
• Esophageal Groove
enzymes from walls – By passes reticulum and
rumen in young animals
 Glandular stomach
like monogastric • Rumination
fundic region – Chew their cud (food bolus)
 HCL, Mucin – Up to 8 hours/day
 Pepsinogen, • Decrease particle size for microbes
Rennin and Lipase • Increases saliva production to buffer
rumen
– About 30 times/day
– Eructation (belching)
– CO2and Methane
– Produced by microbial population in
rumen
– Rumen contracts and forces gas out
– Bloat can result if ruminant doesn’t
belch
Esophageal groove
Gerakan retikulorumen

Kontraksi memindahkan material dari


rumen ke reticulum dan kembali lagi
ke rumen

Regurgitasi
Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals. 13th Ed. Pp 527
Rumen auscultation
Eruktasi dan Bloat

Frothy bloat : kegagalan eruktasi


Eruktasi: membuang gas (konsumsi legume tinggi), saponin
hasil fermentasi membentuk gas yg stabil/ sulit
dieruktasi

Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals. 13th Ed. Pp 528


Mucosal surface of forestomach

Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals. 13th Ed. Pp 522


Ekosistem Mikroba

 Jenis spesies dan populasi sgt banyak


(tabel 30-1); bakteri: 1010-1011 sel/g
ingesta, protozoa 105-106 sel/g ingesta
 Pada umumnya anaerob, ada yang
fakultatif
 Protozoa memakan bakteri  populasi
bakteri terkendali
 Terjadi kerjasama antar spesies
Substrat & hasil pencernaan fermentasi

 Rumput & hijauan  substrat utama, tdpt


dinding sel molekul KH kompleks; ikatan
glikosida ß 1-4  tdk dpt dipecah oleh
α amilase ; dipecah oleh selulase mikroba
 Protein & KH  juga sbg sumber energi dan
pertumbuhan mikroba
 Kondisi anaerob hasilkan VFA (asam asetat,
propionat, dan butirat)
 VFA  sumber energi untuk hewannya
Pencernaan protein oleh mikroba

 Protein yang dimakan mikroba, dicerna oleh


protease mikroba  hasilkan protein
mikroba dan VFA

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:326


Pencernaan protein oleh mikroba
Jika protein & energi tersedia seimbang (sama tinggi)  pertumbuhan
bakteri cepat penggunaan protein efisien
Glukosa + peptida = mikroba + VFA + NH3 +CH4 + CO2

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:327


Rumen
Activities Pembentukan
VFAdi Rumen
Volatile Fatty Acids
(VFAs)

 Acetic Acid (Acetate)


 Most comes from cellulose
 Important to milk fat in dairy
cows
 Propionic Acid (Propionate)
 Most comes from starch
 Butyric Acid (Butyrate)
 Derived from Acetic acid
Produksi VFA pada berbagai jenis pakan

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:325


Produk AkhirPencernaan
Ruminansia
1. VFAs (Sumber energi
utama)
2. CO2
3. CH4(Metan)
4. NH3(Ammonia)
5. Mikroba
Absorbsi VFA
Protein mikroba dpt disintesa dlm rumen dari
sumber NPN (amonia, urea, nitrat) Gb. 30-4

 Hewan monogastrik tdk mampu


mengguna-kan NPN
 Terdapat siklus Nitrogen antar
organ:
bila [amonia] di rumen tinggi  disimpan
di hati dan ekskresinya tinggi;
bila [amonia] di rumen rendah  urea hati
ke rumenGb30-6
Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:327
Sifat fisik & kecernaan pakan
mempengaruhi
 Laju pengosongan rumen
 Laju asupan pakan
Pakan cair: 15-20 jam; hijauan: 30 jam; zat
susah dicerna: 50 jam

Ruminasi untuk memperkecil partikel –


pengunyahan kembali isi rumen; diawali
dg regurgitasi
 Pada Rumen dan Retikulum terjadi
fermentasi oleh siliata dan bakteri
memecah selulose menjadi asam laktat,
asam lemak, asam asetat dan gas.

 Kuda , Kelinci dan Marmot : tidak


memiliki lambung seperti hewan
memamah biak (ruminansia) tetapi
memiliki sekum yang besar dimana
terjadi fermentasi oleh bakteri.
 Kuda, kelinci, dan marmut  proses fermentasi terjadi
pada sekum
 Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi
yang terjadi di lambung  kotoran kuda, kelinci, dan
marmut lebih kasar
 Pada kelinci dan marmut kotoran seringkali dimakan
kembali  masih mengandung banyak zat makanan
 akan dicerna lagi

Horse hindgut

Left view Right view

LDC, left dorsal colon; LVC, left ventral colon; RDC, right dorsal colon; RVC, right ventral colon.

Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals. 13th Ed. Pp 481


Kontrol gerakan rumen retikulum:

 CNS : n vagus
 Oleh keadaan intraluminal:
- peregangan
- konsentrasi
- pH
- [VFA]
- tekanan ion
Fungsi abomasum: menyerap hasil
fermentasi rumen

 Fungsi abomasum; usus halus dan usus


besar = fungsi hewan monogastrik;
demikian juga sekresinya (enzym-enzym
yang dihasilkan dan pencernaannya).
 Pada ruminansia, mikroba rumen yang
memasuki usus halus akan menjadi
sumber protein bagi hewannya.
IX. Pencernaan Unggas

 Morfologi : istimewa
- Tidak ada gigi  fungsi digantikan oleh paruh yang
berzat
tanduk dan otot lambung (ventrikulus)
- Ada crop, bentuk/susunan bervariasi
- Proventrikulus (pars glandularis) sekresi, ukuran
berbeda- beda tergantung pakan
- Ventrikulus (pars muskularis)  untuk menggiling dan lokasi
bekerjanya enzym proteolitik, mukosa dilapisi koilin (kutikula)
- Sekum sepasang (herbivora, granivora; pada beberapa
spesies tidak ada (Psittaciformes, Apodiforms), ada yang
rudimenter (Columbiformes)
- Ada cloaca
Gerakan
* Esophagus:
- Deglutition, peristaltik primer

 Siklus gastrointestinal: oleh pacemaker intrinsic


 Refleks duodenum ke gizard

 Egestion: memuntahkan bolus makanan dari gizard (pakan


tak tercerna: bulu, rambut, tulang)

 Usus halus: MMC, intestinal reflux

* Di colon ada antiperistaltik: 10-14 x/menit

* Rektum: ada antiperistaltik terus menerus

- urin digerakkan dari kloaka ke kolon untuk absorpsi air, untuk


mengisi caecum
Sekresi dan Pencernaan

 Saliva lebih kental  lubrikasi  menelan


 Di Crop: - banyak mukus
- pencernaan oleh bakteri yang
dire- gurgitasi dari duodenum
- pada merpati ada invertase,
amilase
 Lambung: ada 2 kelenjar:
1. mukus
2. Sel oxynticopeptic  HCl &
pesinogen
 Usus halus : - hampir sama
- tidak ada laktase
 Caecum: - pencernaan mikroba thd selulosa
- penyerapan air dari urin (dg gerak
antiperistaltik dari cloaca)
- sintesis vitamin oleh mikroba (Vit.
B kompleks)

ABSORPSI
Dg transport aktif (D-glu, D-galaktosa) dg protein
carier &Na+
X. Feses

 Materi feses adalah materi pakan yang


tidak tercerna oleh hewan (+ zat
warna:stercobilin+ zat-zat lain hasil
fermentasi usus + hasil sekresi
endogenus), sebagai contoh: bila seekor
anjing diberi pakan yang mengandung
selulosa, karena tidak ada enzim pemecah
selulosa (selulase) di saluran
pencernaannya, maka selulosa ini akan
keluar sebagai feses.
Komposisi feses

- 75% air dan 25% padatan, yang terdiri atas:


• 30% bakteri non aktif
• 10-20% lemak
• 10-20% bahan organik
• 2-3% protein
•30% serta tidak tercerna, pigmen empedu, sel
epitel
- Warna: sterkobilin dan urobilin
- Bau : aktifitas bakteri  tergantung tipe
bakteri dan makanan yang dikonsumsi
- Komposisi feses berbeda antar individu
Refleks pada Kolon dan Rektum

Spinal cord
Distention

+
Food +
in rectum Ach
duod Food in Colon
enu stomach
m
VIP
+ FAECES
AT
Mass -
+ movements
IAS P

EAS
-
Pudendal anus
Faeces nerve

Refleks Defekasi

Anda mungkin juga menyukai