Abortus Spontan
Abortus Spontan
”
kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 g.
Patofisiologi
Perdarahan dalam decidua basalis
Nekrosis jaringan
kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya dapat keluar seutuhnya
kehamilan 8 sampai 14 minggu, telah menembus desidua basalis
Abortus spontan
♀ 25 th memiliki ♀ 40 th memiliki
peluang rata- peluang rata-
rata 15% rata 40%
Etiologi
Kelainan
Faktor Genetik
imunologis
Trisomi (50%), Poliploidi (22%),
Monosomi X (20%).
Faktor
Infeksi
lingkungan
Virus: Rubella, cytomegalovirus, HIV. Merokok, agen kontrasepsiIUD, obat-
Parasitik: Toxoplasma, malaria. obatan
Bakteri: Ureaplasma, chlamydia.
FAKTOR RESIKO
Merokok
Peningkatan
usia ibu
Kopi dan
alkohol
berlebihan
Obesitas
Status sosial
Penggunaan dan profesi
obat-obatan
e.g:NSAID
Klasifikasi Abortus
Imminens insipiens
Abortus imminens
Keadaan klinis di mana proses keguguran telah dimulai tetapi
belum berkembang ke keadaan di mana pemulihan tidak mungkin
dilakukan.
Gambaran klinis
● Perdarahan per vaginam, biasanya berhenti secara spontan.
● Nyeri
Pemeriksaan panggul
● Pemeriksaan spekulum — perdarahan keluar melalui ostium
eksterna.
● Pemeriksaan digital — ostium eksternal tertutup
● Ukuran uterus sesuai dengan periode amenore.
● Rahim dan serviks terasa lembut.
Abortus insipiens
Tipe klinis abortus di mana perubahan telah berkembang ke
keadaan di mana kehamilan tidak mungkin dilanjutkan.
Gambaran klinis
Pasien dengan gambaran threatened miscarriage, berkembang
sebagai manifestasi berikut:
● Perdarahan pervaginam ↑↑
● Nyeri ↑↑ di perut bagian bawah, dapat bersifat kolik.
● Ostium internal serviks melebar karena produk konsepsi.
● Pada trimester kedua, dapat dimulai dengan pecahnya ketuban
atau nyeri perut bagian bawah yang intermiten
Abortus komplet
Ketika produk konsepsi dikeluarkan secara keseluruhan.
Gambaran klinis
Ada riwayat pengeluaran massa berdaging per vaginam diikuti
oleh:
● berkurangnya nyeri perut.
● Perdarahan vagina berhenti.
Pemeriksaan internal:
● Uterus lebih kecil dari periode amenore dan sedikit lebih
kencang.
● Ostium serviks ditutup.
● Flek perdarahan.
● Ditemukan massa berdaging yang dikeluarkan lengkap.
Ultrasonografi: rongga rahim kosong.
Abortus inkomplet
Ketika seluruh hasil konsepsi tidak dikeluarkan, tetapi sebagiannya
tertinggal di dalam rongga rahim.
Gambaran klinis
Riwayat pengeluaran massa berdaging per vaginam diikuti oleh:
● Nyeri yang berlanjut di perut bagian bawah.
● Perdarahan vagina yang terus-menerus.
Pemeriksaan internal:
● rahim lebih kecil dari periode amenore
● ostium serviks yang tipis
● jumlah perdarahan yang bervariasi.
● massa yang keluar ditemukan tidak lengkap
Ultrasonografi: menunjukkan bahan echogenic (hasil konsepsi) di
dalam rongga.
Missed Abortion
Ketika janin meninggal dan tertahan di dalam rahim untuk periode yang
bervariasi.
Gambaran klinis
Pasien biasanya datang dengan gambaran threatened miscarriage diikuti
oleh:
● Masih adanya discharge yang berwarna kecoklatan.
● Penurunan gejala kehamilan.
● Kemunduran perubahan payudara.
● Rahim berhentinya berkembang, yang ternyata semakin mengecil.
● DJJ tidak terdengar.
● Serviks terasa kencang.
● Tes imunologi kehamilan menjadi negatif.
Ultrasonografi: menunjukkan kantung kosong atau tidak adanya gerakan
jantung janin dan gerakan janin.
Abortus septik
Abortus yang terkait dengan bukti klinis infeksi rahim.
Abortus biasanya dianggap septik jika terdapat:
● Kenaikan suhu minimal 100,4°f (38°c) selama 24 jam atau lebih,
● Discharge yang purulen dan
● Bukti lain infeksi panggul seperti nyeri perut bagian bawah dan nyeri tekan.
Gambaran klinis
Diagnosis
Riwayat
•Last menstrual periode
•Gejala: nyeri dan/atau perdarahan.
•Riwayat obstetrik dan ginekologi
•Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik
Palpasi abdomen Pemeriksaan vagina
•Tinggi fundus uterus • Serviks terbuka
•Massa lain di pelvis • Perdarahan yang
•Distensi abdomen yang ketuar dari ostium
menyeluruh Perdarahan intra- serviks
abdominal • Hasil konsepsi
•Konfirmasikan lokasi nyeri.
Penunjang lainnya
•USG
-kantung kehamilan kosong dengan mean sac
diameter (MSD) ≥25 mm; atau
-embrio dengan crown–rump length (CRL) ≥7 mm
dan tidak ada detak jantung
•β ‐ hCG
Tatalaksana
Abortus imminens
• Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.
•Kehamilan <12 minggu kosongkan uterus kuret Suntikkan ergometrin 0,5mg IM.
•Kehamilan >12 minggu infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes/menit
dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplet.
• Bila pasien anemia hematinik (e.g sulfas ferosus) atau transfusi darah.
•Setelah syok diatasi kuret ergometrin 0,2 mg IM untuk mempertahankan kontraksi otot
uterus.
• Kehamilan <12 minggu lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam dilatasi serviks
dengan dilatator Hegar hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
• Kehamilan >12 minggu Infus IV oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% sebanyak 500 ml mulai dengan 20 tetes
/menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 10 IU dalam 8 jam. Bila
tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
• Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20%
dalam kavum uteri melalui dinding perut.
Abortus septik
•Tingkatkan asupan cairan.
•Penanggulangan infeksi:
•Kuretase dilakukan dalam waktu 6 jam mencegah perdarahan dan menghilangkan jaringan nekrosis.
•Kasus tetanus diberikan ATS, irigasi dengan H2O2, dan histerektomi total secepatnya.
Komplikasi
Syok Infeksi
Prognosis
Abortus
imminens Abortus komplit
?
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution