Anda di halaman 1dari 11

MODUL DASAR PELATIHAN PMR

KEPALANGMERAHAN

BY : M. YUSUF RIVAI LUBIS, Amd.Kep


PENGENALAN KEPALANG MERAHAN

7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional”

Kemanusiaan
Kesamaan
Kenetralan
Kemandirian
Kesukarelaan
Kesatuan
Kesemestaan
SEJARAH
PALANG MERAH REMAJA (PMR)

Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh


terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Australia
sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia
kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya
mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai
dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan
seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-
majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam
suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP)
kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang
Merah Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah
Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh
negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah
memiliki Palang Merah Remaja.

Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari


1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang
dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada
tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara
resmi di Indonesia.
SEJARAH PMI
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL

A.     GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH


INTERNATIONALSEJARAH LAHIRNYA GERAKAN

Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan
Italia sedang bertempur, melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan
yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang pemuda warga negara Swiss,
Henry Dunant, berada disana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai
Kaisar Perancis Napoleon III. Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan
medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang emnajdi korban
pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry
Dunan bekerjasama dengan penduduk setempat segera bertindak
mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.
Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry
Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-
sama membentuk "Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang
cedera", yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau
International Committee of the Red Cross (ICRC).

Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di


setiap negara, maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk
membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi
tersebut yang sekarang disebutPerhimpunan Nasional Palang Merah atau
Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah


federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa
negara untuk menyetujui adanya "Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang
cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian disempurnakan dan
dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga
dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu
komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan
Internasional yang mengatur perlindungan bantuan korban perang.
PALANG MERAH INTERNASIONAL

1.      Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the Red Cross


(ICRC),yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss.  ICRC merupakan
lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC
berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban memberikan
perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjata internasional
maupun kekacauan dalam negeri. Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk
korban perang, ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum
Perikemanusiaan internasional.
2.      Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang didirikan hampir
di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176 Perhimpunan Nasional,
termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti
bantuan darurat pada bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan
pelayanan transfusi darah.
3.      Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah /
International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC), Pendirian Federasi
diprakarsai oleh Henry Davidson, warga negara Amerika yang disahkan pada suatu
Konferensi Internasional Kesehatan pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan
kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak paska perang dunia I
dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas besar di Swiss dan menjalankan
tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam program bantuan kemanusiaan
pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan organisasi palang
merah nasional.
ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA (PMI) 
SEJARAH PMI

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa


sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873
Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan
nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian
dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. 
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar
tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder
Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan
terpelajar Indonesia . Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut
ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya
ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu
kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan
Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah
Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah
Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali
disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu
pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah
untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah
Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945
membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder
Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).

Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17


September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang
revolusi kemerdekaan Republik Indonesia
dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena
kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun
1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan
keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan
kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Janji Palang Merah Remaja Indonesia
Kami palang merah remaja indonesiaberjanji dengan
disertai penuh rasa tanggung jawab dan bersungguh hati.
1. Bertaqwa kepada tuhan yang maha esa
2. Berbakti di masyarakat
3. Mempertinggi keterampilan serta memelihara
kebersihan dan kesehatan
4. Mempererat persahabatan nasional dan internasional
5. Menjunjung tinggi nama baik palang merah indonesia
dan palang merah remaja dengan memegang teguh
prinsip prinsip

Anda mungkin juga menyukai