Kelompok 1:
Farmakokinetika Pagi B
Penyakit Gagal Ginjal
• Akut
Gagal ginjal akut ditandai dengan gejala yang timbul secara
tiba-tiba dan penurunan secara cepat volume urin.
Laju filtrasi glomerulus dapat secara tiba-tiba menurun
sampai di bawah 15 ml/menit. Walaupun sering bersifat
reversibel tetapi secara umum mortalitasnya tinggi.
• Kronik
Penyakit ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal selama
lebih dari sama dengan tiga bulan, berdasarkan kelainan
struktur atau fungsi ginjal dengan penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG) dan pertanda kerusakan ginjal meliputi
kelainan komposisi darah dan urin, serta bersifat
irreversibel.
Your Picture Here
Klasifikasi derajat
penurunan LFG
Your Picture Here Your Picture Here
Ginjal termasuk organ eliminasi utama disamping hati. Oleh sebab itu
normalitas fungsi ginjal merupakan faktor penentu ekskresi senyawa
endogen dan eksogen (termasuk obat), dan akumulasinya di dalam tubuh.
Disamping itu dalam proses filtrasi oleh glomeruli, karena yang lolos filtrasi
adalah obat yang tak terikat protein, maka kadar protein darah
menentukan jumlah obat yang terekskresi
Jumlah dan kecepatan ekskresi renal tidak hanya ditentukan oleh fungsi
ginjal, tetapi juga fungsi kardiovaskular dan hati, selain faktor fisikokimiawi
obat itu sendiri.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pasien gagal ginja
l:
Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan berbagai upaya antara lain mengganti cara
pemberian, memberikan obat yang merangsang motilitas lambung dan menghindari
pemberian bersama dengan obat yang mengganggu absorbs.
Volume Distribusi
Volume distribusi merupakan rasio antara dosis obat yang diberikan dan konsentrasi obat
dalam plasma. Obat dengan konsentrasi plasma rendah, volume distribusinya hampir sama
dengan cairan tubuh total, sedangkan obat dengan ikatan protein yang kuat mempunyai
volume distribusi lebih rendah.
Gangguan fungsi ginjal tidak berpengaruh banyak terhadap volume distribusi ini. Akan tetapi
untuk obat yang sangat kuat berikatan dengan albumin, oleh karena terjadi gangguan
pengikatan albumin, menyebabkan peningkatan jumlah obat bebas sehingga terjadi
perubahan volume distribusi
Metabolisme
Ginjal merupakan tempat untuk metabolisme dalam tubuh, tetapi efek gangguan ginjal
hanya bermakna secara klinis pada dua kasus saja, yaitu ginjal bertanggung jawab terhadap
tahap akhir aktivitas vitamin D dan kebutuhan insulin pada pasien diabetes yang mengalami
gagal ginjal akut sering menjadi berkurang.
Pada gagal ginjal kronik terjadi juga perubahan kapasitas metabolisme di hati, dan organ
eliminasi selain ginjal. Jadi pada keadaan ini bukan hanya obat obat yang sebagian besar
tereliminasi oleh ginjal saja yang terpengaruh, namun obat obat yang sebagian besar
termetabolisme juga mengalami perubahan klirens.
Ekskresi Ginjal
Ginjal merupakan rute eliminasi utama untuk berbagai obat dan metabolitnya. Ekskresi merupakan
parameter farmakokinetika yang paling terpengaruh oleh gangguan ginjal. LFG atau klirens
kreatinin dapat digunakan sebagai perkiraan jumlah nefron yang berfungsi.
Apabila filtrasi glomerular terganggu oleh penyakit ginjal, maka klirens obat tereliminasi terutama
melalui mekanisme ini menjadi lebih panjang. Gagal ginjal juga akan mengubah reabsorpsi pasif
secara tidak langsung, dengan cara mengubah laju aliran urin dan pH
1. Pemeriksaan kreatinin serum
Penilaian Fu Pemeriksaan konsentrasi kreatinin serum sangat mudah
ngsi Ginjal dan secara klinis sangat berguna untuk menilai LFG.
Kreatinin klirens menggambarkan kesetimbangan antara
produksi kreatinin dengan pengeluarannya oleh ginjal.
Peningkatan kreatinin serum dari 1,0 menjadi 2,0 mg/dl
menunjukkan penurunan fungsi ginjal, dengan
perhitungan secara kasar ± 50%.
Pada gagal ginjal riwayat penyakit ginjal dan penyakit lainnya (seperti
kelaninan hati) yang mempengaruhi metabolisme obat perlu diketahui
dengan jelas. Juga perlu ditelusuri riwayat pemakaian obat dan
kemungkinan alergi obat.
Pemeriksaan fisis seperti tinggi badan, berat badan, bentuk tubuh, statu
s nutrisi dan adanya edema atau dehidrasi perlu diidentifikasi untuk pen
gaturan dosis obat
Penyesuaian Dosis pada Pasien Gangguan Ginjal Kronik
Dosis Loading
Dosis loading dibutuhkan bila secara klinis diinginkan pencapaian dosis
terapeutik yang lebih cepat. Dalam keadaan normal pencapaian dosis terapeutik
memakan waktu 4-5x waktu paruh obat. Pada gagal ginjal waktu paruh beberapa
jenis obat akan memanjang sehingga dibutuhkan pemberian dosis loading.
Umumnya dosis loading semua pasien hampir sama tanpa memperhatikan fungsi
ginjal. Akan tetapi penyesuaian dosis tetap diperlukan sesuai dengan perhitungan
berdasarkan berat badan, status hidrasi dan adanya sepsis.
Penyesuaian Dosis pada Pasien Gangguan Ginjal Kronik
Dosis Pemeliharaan
Bila kadar terapeutik obat sudah diperoleh, konsentrasi ini harus tetap dipertahankan
untuk menghindarkan toksisitas. Obat dengan waktu paruh panjang dan cakupan
terapi luas, interval pemberiannya dapat diperpanjang, atau juga dapat dilakukan
dengan interval tetap, namun dosisnya disesuaikan.