Anda di halaman 1dari 10

JOURNAL READING

INFEKSI INTRA UTERIN


Definisi
Infeksi intra uterin atau
korioamnionitis merupakan infeksi
akut pada cairan ketuban, janin,
dan selaput koriamnion yang
disebabkan oleh bakteri
Etiologi
 Pada wanita yang menjalani persalinan prematur
spontan dengan ketuban utuh : Ureaplasma
urealyticum, Mycoplasma hominis, Gardnerella
vaginalis, peptostreptokokus, dan spesies
bakterioides
 setelah ketuban pecah : Neiserria gonorrhea dan
Chlamydia trachomatis
 Streptokokus group B dan Escherechia coli hanya
ditemukan kadang-kadang
Epidemiologi
• Terjadi pada sekitar 4% persalinan aterm
tetapi terjadi lebih sering pada
persalinan prematur dan ketuban pecah
dini.
• Pada persalinan antara usia kehamilan 21
dan 24 minggu, korioamnionitis dapat
ditemukan di lebih dari 94% plasenta
pada hasil evaluasi.
Patofisiologi
• Terjadi akibat infeksi asenden mikroorganisme dari serviks
dan vagina setelah terjadinya ketuban pecah dan persalinan.
• Dapat pula akibat infeksi transplasental yang merupakan
penyebaran hematogen dan bakteremia maternal dan induksi
bakteri pada cairan amnion
• Organisme penyebab infeksi menyebar pertama kali ke dalam
ruang koriodesidua, dan pada beberapa kasus dapat melintas
melalui membran korioamnion yang masih utuh dan masuk ke
dalam cairan amnion, sehingga menyebabkan infeksi pada
janin.
Diagnosis
Anamnesis
• Demam, kedinginan, dan nyeri uterus menjadi gejala paling khas.
• Hampir selalu ada riwayat pecahnya selaput ketuban, gejala persalinan
seperti keluar lender darah

Pada pemeriksaan umum


• Suhu dan nadi cenderung meningkat
• Uterus bisa nyeri tekan dan tegang pada palpasi
• Takikardia janin persisten bisa menunjukkan infeksi amnion atau respon
janin terhadap demam ibu.
• Pada pemeriksaan pelvis dengan pemeriksaan spekulum dapat
memperlihatkan cairan amnion berbau busuk atau purulent
Diagnosis
• Tes Laboratorium berupa hitung sel darah lengkap
dan apusan darah untuk hitung leukosit yang mana
cenderung meningkat, ada peningkatan jumlah sel-
sel imatur pada hitung jenis, C-reactive protein
meningkat. Mikroskopis urin juga dapat dilakukan
• Pemeriksaan bakteriologi meliputi pewarnaan gram,
biakan serviks aerob, dan biakan darah dan cairan
amnion aerob dan anaerob. Biakan juga harus
diambil dari plasenta pada saat kelahiran
Penatalaksanaan

• Terapi antibiotic bisa didasarkan pada pewarnaan


gram atau pada data empiris
• Tanpa kontraindikasi janin atau ibu, maka kelahiran
dapat diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin.
• Seksio sesarea mungkin diperlukan pada kasus
persalinan disfungsional, malpresentasi atau gawat
janin.
Komplikasi

• Kehilangan fetus pada trimester dua


kehamilan.
• Risiko injuri otak pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai