• Infeksi saluran nafas bawah (bronchiolus) • Penyebab paling sering : Respiratory syncitial virus • Bisa terjadi infeksi bakteri sekunder • Terjadi epidemik setiap tahun • Biasanya menyerang anak < 2 th • Biasanya lebih berat pada bayi muda • Ditandai dengan obstruksi saluran nafas dan whezing • Episode whezing bisa terjadi beberapa bulan setelah serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti Diagnosis • Whezing yang tidak membaik dengan 3 dosis bronkodilator kerja cepat • Expirasi memanjang / expiratory effort • Hiperinflasi dinding dada dengan hipersonor pada perkusi • Tarikan dinding dada pada bagian bawah kedalam. • Ronki pada auskultasi dada • Sulit makan ,menyusu atau minum Tatalaksana • Antibiotika : - Napas cepat saja : rawat jalan berikan cotri- moxazole(4 mg/TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari atau amoksilin (25 mg/kgbb/kali) 2 kali sehari selama 3 hari. - Nafas cepat, retraksi dd.dada tanpa sianosis anak masih bisa minum : rawat di RS beri ampisilin/amoksilin (25-50 mg/kgbb/kali IV atau IM setiap 6 jam) pantau selama 72 jam pertama. Bila anak menunjukan respon yang baik, terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan amoksilin oral (25 mg/kgbb/kali. 2 x sehari) utk 3 hr berikutnya. Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam atau terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, muntah, kejang, letargis, tidak sadar, sianosis, distres pernafasan berat) tambahkan klorampenikol (25 mg/kgbb/kali IM atau IV setiap 8 jam) sampai keadaan membaik, dilanjutkan per oral 4 x sehari sampai total 10 hr. • Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (pnemonia berat) berikan oksigen dan pengobatan kombinasi ampisilin- klorampenikol atau ampisilin-gentamisin. • Sebagai alternatif berikan seftriakson(80-100 mg/kgbb/kali IM atau IV sekali sehari). Oksigen : Beri oksigen pada setiap anak dengan whezing dan distres pernaafasan berat. Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia menghilang. Perawatan penunjang : - Demam > 39 C parasetamol - Kebutuhan cairan.