SMF Penyakit Dalam RSUD Kabupaten lombok utara DEFINISI • Edema paru akut : akumulasi cairan di interstisial dan alveolus paru yang terjadi secara mendadak DEFINISI • Penyebab : • Edema paru kardiak ( hidrostatik/hemodinamik) : ↑ tekanan intravaskular • Edema paru non kardiak : ↑ permeabilitas membran kapiler ekstravasasi cairan ETIOLOGI Ketidakseimbangan Starling Forces • Peningkatan tekanan vena pulmonalis – Terjadi karena ↑ tekanan kapiler pulmonal > tekanan osmotik plasma
• Tekanan osmotik koloid plasma : ± 28 mmHg
• Tekanan vena pulmonalis : 8-12 mmHg ETIOLOGI Ketidakseimbangan Starling Forces • Peningkatan tekanan vena pulmonalis – Dapat disebabkan oleh : • Stenosis mitral : tanpa gangguan fungsi ventrikel • Penyebab sekunder : gangguan fungsi ventrikel kiri • ↑ tekanan arteri pulmonalis ETIOLOGI Ketidakseimbangan Starling Forces • Penurunan tekanan onkotik plasma – Dapat disebabkan oleh : • Hipoalbuminemia sekunder oleh penyakit Hipoalbuminemia ginjal dan hati,: perubahan konduksivitas diperberat oleh ↑ cairan rongga intestinal cairan berpindah tekanan kapiler antara sistem kapilerparu dan limfatik ETIOLOGI Ketidakseimbangan Starling Forces • Peningkatan tekanan negatif interstisial – Disebabkan oleh perpindahan yang cepat dari udara pleural, contoh : • Pengambilan terlalu cepat pada pneumothoraks • Tekanan pleura yang sangat negatif pada obstruksi saluran nafas akut ETIOLOGI Gangguan permeabilitas membran alveolar-kapiler (ARDS) • Akibat langsung dari kerusakan pembatas antara kapiler dan alveolar, contoh : – Pneumonia – Bahan toksik inhalan (chlorine, NO) – Bahan asing dalam sirkulasi (bisa ular, endotoksin bakteri) – Aspirasi asam lambung – Pneumonitis radiasi akut ETIOLOGI Gangguan permeabilitas membran alveolar- kapiler (ARDS) • Akibat langsung dari kerusakan pembatas antara kapiler dan alveolar, contoh : – Bahan vasoaktif endogen (histamin, kinin) – Disseminated intravascular coagulation – Imunologi : pneumonitis hipersensitif – Shock lung oleh trauma non thoraks – Pankreatitis hemoragik akut ETIOLOGI Insufisiensi Limfatik • Post lung transplant • Lymphangitic, carcinomatosis • Silicosis ETIOLOGI Mekanisme yang belum jelas • High altitude pulmonary edema (HAPE) • Neurogenic pulmonary edema • Narcotic overdose • Pulmonary embolism • Eclampsia • Post cardioversion • Post anesthesia • Post cardiopulmonary bypass MANIFESTASI KLINIS Edema paru kardiogenik • Stadium 1 – Terjadi distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen memperbaiki pertukaran udara di paru – Keluhan sesak saat melakukan aktivitas fisik – Pada pemeriksaan fisik : ronki inspirasi akibat terbukanya saluran nafas yang tertutup MANIFESTASI KLINIS Edema paru kardiogenik • Stadium 2 – Terjadi edema paru interstisial akibat ↑ cairan interstisial – Batas pembuluh darah paru menjadi kabur, hilus kabur dan septa interlobularis menebal (garis Kerley B) – Terjadi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi hipoksemia ventilasi makin memburuk MANIFESTASI KLINIS Edema paru kardiogenik • Stadium 3 – Terjadi edema alveolar – Kapasitas vital dan volume paru ↓ hipoksemia dan hipokapnia – Penderita tampak sangat sesak dan batuk berbuih kemerahan – Terjadi perfusi dari alveoli yang berisi cairan right-to-left intrapulmonary shunt – Pada kasus yang berat terjadi hiperkapnia dan acute respiratory acidosis MANIFESTASI KLINIS Edema paru non kardiogenik • Awitan terjadi dengan cepat • Gejala yang muncul : – kesulitan bernafas, perasaan tertekan atau nyeri dada – Batuk dengan riak berbusa berwarna merah muda – Takipnea, denyut nadi yang cepat dan lemah – Penderita tampak pucat dan sianosis DIAGNOSIS Anamnesis – Sesak hebat mendadak, membaik dengan posisi duduk atau sedikit membungkuk – Batuk dengan sputum berwarna kemerahan (frothy sputum) – Dapat disertai sianosis dan keringat dingin DIAGNOSIS Pemeriksaan fisik – Frekuensi nafas ↑ – Retraksi inspirasi pada sela intercosta dan fossa supraclavicula – Ronki basah kasar ½ lapangan paru/lebih, wheezing – Protodiastolik gallop, bunyi jantung II pulmonal mengeras – Dapat disertai ↑ tekanan darah DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang – Radiologis : secara khas didapatkan pada foto thoraks – Gambaran foto thoraks yang ditemukan : • Pelebaran/penebalan hilus (dilatasi vaskular di hilus) • Corakan paru ↑ (> 1/3 lateral) • Kranialisasi vaskuler • Hilus suram (batas tidak tegas) • Interstisial fibrosis (gambaran granuloma kecil/nodul milier) RADIOLOGI DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang – Laboratorium • Kelainan pemeriksaan laboratorium : sesuai penyakit dasar • Analisis gas darah : pO2 ↓, pCO2 mula-mula rendah hiperkapnia • Pemeriksaan darah rutin • Ureum, kreatinin • Urinalisis • Enzim jantung (CKMB, troponin T) DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang – Elektrokardiografi • Tanda-tanda iskemia/infark miokard akut • Gambaran hipertropi ventrikel kiri ELEKTROKARDIOGRAFI STEMI INFERIOR LEFT VENTRICULAR HYPERTROPHY DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang – Ekokardiografi • Kelainan katup • Hipertropi ventrikel • Segmental wall motion abnormality • Dilatasi ventrikel kiri dan atrium kiri Edema paru kardiogenik Edema paru non kardiogenik Anamnesis (+) jarang Acute cardiac event Penemuan klinis Perifer Dingin (low flow state) Hangat (high flow state), nadi kuat Kardiomegali/S3 gallop (+) (-) JVP Meningkat Tidak meningkat Ronki Basah Kering Laboratorium EKG Iskemia/infark Biasanya normal Enzim kardiak Bisa meningkat Biasanya normal PCWP > 18 mmHg < 18 mmHg Shunt intra pulmoner Sedikit Banyak Protein cairan edema < 0,5 > 0,7 PENATALAKSANAAN Edema paru kardiogenik • Posisi ½ duduk • Oksigen (40-50%) sampai 8 liter/menit
Jika kondisi memburuk (pasien masih sesak,
takipnea, ronki bertambah, Po2 tidak bisa dipertahankan ≥ 60 mmHg dilakukan intubasi endotrakeal, suction dan ventilator PENATALAKSANAAN Edema paru kardiogenik • Infus emergensi monitor TD, EKG, dan oksimetri • Diuretik : Furosemid 40-80 mg IV bolus dapat diulangi/dosis ditingkatkan tiap jam dilanjutkan drip continue produksi urine 1 ml/kgBB/jam PENATALAKSANAAN Edema paru kardiogenik • Nitrogliserin sublingual/intravena nitrogliserin oral 0,4-0,6 mg tiap 5-10 menit • Jika tekanan darah sistolik > 95 mmHg nitrogliserin intravena mula dosis 0,3-0,5 mgkg BB • Jika belum memberikan hasil yang memuaskan : diberikan nitroprusid IV dari dosis 0,1 ug/kgBB/menit PENATALAKSANAAN Edema paru kardiogenik • Morfin sulfat 3-5 mg iv, dapat diulang tiap 15 menit (total dosis 15 mg) • Bila terjadi penurunan TD/tanda hipoperfusi : dopamin 2-5 ug/kgBB/menit atau dobutamin 2-10 ug/kgBB/menit • Trombolitik/revaskularisasi pada pasien infark miokard • Intubasi dan ventilator pada pasien dengan hipoksia berat PENATALAKSANAAN Edema paru kardiogenik • Mengatasi aritmia dan gangguan konduksi • Operasi pada komplikasi akut infark miokard : regurgitasi, VSD, ruptur dinding ventrikel/corda tendinae PENATALAKSANAAN Edema paru nonkardiogenik • Memperbaiki ventilasi – Pemberian O2 O2 dalam udara inspirasi 50- 100% – Intubasi endotrakeal – Ventilator bila diperlukan • Mempertahankan sirkulasi memperbaiki dehidrasi/↓ cairan bila ada overhidrasi • Terapi spesifik untuk penyakit yang mendasari TERIMA KASIH