Anda di halaman 1dari 60

Kuliah RPS 9 April 2019

drg Gunawan Sp Pros


Gigi tiruan
lengkap
KEBERHASILAN GIGI TIRUAN LENGKAP
PSIKOLOGIS ENAK FISIOLOGIS ENAK

RETENSI STABILITAS

DUKUNGAN

KEBERHASILAN G.T.L

KEAWETAN

3
GIGI TIRUAN LEPASAN YANG MENGGANTIKAN SEMUA GIGI
ASLI DAN STRUKTUR PENDUKUNGNYA YANG TELAH HILANG.
PENGERTIAN (RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH)

GTL
AKIBAT EDENTULOUS PADA PASIEN
1. FUNGSI PENGUNYAHAN KURANG BAIK
2. PENGUCAPAN KATA KURANG JELAS
3. PENAMPILAN ATAU ESTETIS JELEK
4. PSIKIS TERPENGARUH
5. TIMBUL KELAINAN, GANGGUAN, SAKIT (Syndrome Costen)
Menggantikan seluruh gigi dan
jaringan pendukung yang
hilang : tindakan rehabilitatif

Tujuan
dibuatkan Memperbaiki keadaan akibat
edentulous : tindakan kuratif
GTL
Mencegah berkelanjutannya
akibat edentulous : tindakan
preventif

5
1.Individu edentulous
2.Individu mempunyai beberapa
gigi harus dicabut :
• Kesehatan / kerusakan
Indikasi pasien gigi tidak bisa diperbaiki
GTL • Dibuatkan GTS gigi
mengganggu keberhasilan
perawatan

6
1. Retensi dan stabilisasi
2. Bentuk dan ukuran lengkung deretan gigi
3. Posisi (antero posterior) lengkung gigi terhadap sendi
Yang perlu rahang

diperhatika 4. Ukuran dan tinggi lengkung gigi


- Lengkung RA & RB  Dimensi Vertikal
n dalam - Lengkung RA / RB
konstruksi 5. Pemilihan gigi : ukuran, bentuk, warna, material
6. Pengaturan gigi  posisi & relasi gigi-gigi
GTL : 7. Bentuk dan ukuran GTL
8. Insersi dan kontrol
9. Keluhan pemakai GTL, cara mengatasi/memperbaiki

7
RETENSI

Dipengaruhi oleh :
1. Anatomi jar.keras & lunak cavum oris (alv.runcing,
torus)
2. Design base plate (post dam, pheripherial seal,
perluasan base plate)
3. Kondisi mukosa mulut ( flaby, kompresibilitas )
4. Kondisi saliva
STABILISASI
Dipengaruhi oleh :
1. Penyusunan gigi (over jet & bite, curva von Spee, Monson &
anti Monson, balancing side & working side, sudut lereng
horisontal dan lateral gigi posterior hrs sesuai TMJ)
2. Over extension base plate ( batas fisiologis, pembebasan
frenulum )
3. Kondisi lidah (ukuran, bentuk, aktivitas)
4. Vertikal dimensi ( VDO & VDRP )
10

1. Prosesus alveolaris
2. Cairan ludah
Kondisi dalam 3. Batas mukosa bergerak dan tidak
mulut edentulous
yang dapat bergerak
dimanfaatkan
untuk memberikan 4. Kompresibilitas jaringan mukosa
retensi dan
stabilisasi : 5. Bentuk dan gerakan otot mulut
6. Lidah (bentuk dan gerakan lidah)
C. RETENSI GIGI TIRUAN LENGKAP
Permukaan GTL terdiri dari :
1. Fitting/Tissue Surface = Permukaan Cetakan
2. Polished surface = permukaan poles

11
Retensi terbesar diperoleh pada fitting surface, dengan
memanfaatkan :

3. Intimate tissue contact = dekatnya titik kontak antara fitting


surface dan jaringan pendukung

6. Kontrol neuromuskuler
13

• Kondisi proc. alveolaris & palatum


Faktor-faktor • Luas dan ketepatan perlekatan
mempengaruhi • Bentuk, penempatan peripheral seal dan
posterior seal
besar kecilnya • Konsistensi saliva
retensi pada • Kompresibilitas jar pendukung
fitting surface : • Berat protesa
• Struktur dan bangunan tambahan
FAKTOR YANG BERPENGARUH :

• Alat (Sendok Cetak)


• Bahan Cetak
• Metode / teknik mencetak
• Processing / pengisian
BENTUK, PENEMPATAN, UKURAN
PERIPHERAL DAN POSTERIOR SEAL

Dibuat dengan prinsip :


1. Menjaga/mempertahankan ruang antara fitting surface dan jar
sbg ruang hampa udara ---> bendungan mencegah udara masuk
2. Perubahan bentuk mukosa, otot tidak menyebabkan terlepasnya
fitting surface dr pendukungnya.
3. Tidak mengganggu estetis (labial) dan tidak menyebabkan
gagging.

15
Waktu berfungsi palatum molle bergerak :Vibrating line
• Vibrating line anterior  Cara menentukan : Blow Line
• Vibrating line post-or  Cara menentukan : Ah Line

Bagian paling posterior GTL pada ah line  Buat post dam ± 2 mm  Tetap melekat saat
berfungsi

Jika terlalu panjang ---> muntah


tanpa post dam ---> GTL lepas

Pembuatan post dam melewati fossa pterygomaxillaris kiri dan kanan dengan patokan 2
mm di depan fovea palatina.

Bentuk seal bulat sehingga jika bergerak masih ada perlekatan. Jika runcing, gerakan
sedikit ---> membuka, udara masuk
Bead dibentuk dengan
membuat groove pada
model kerja
A.Batas posterior
B.Bead

1-1,5 mm
bead/groove

Ah line / fovea palatini

Batas posterior post dam


1-1,5 mm
17
2 mm
Ad.4 KONSISTENSI SALIVA
Fungsi saliva perekat/cairan
menghubungkan fitting surface
dengan mukosa.

Ad.5 KOMPRESIBILITAS JARINGAN


PENDUKUNG
•Dapat ditekannya jaringan tanpa
menimbulkan keadaan patologis,
normal 2 mm.
STABILISASI
Kekuatan menahan dari suatu gigi tiruan terhadap kekuatan daya lepas pada
saat gigi tiruan tsb. Dlm keadaan berfungsi
Faktor yang mempengaruhi :
1. Inklinasi gigi →harus ada sudut inklinasi yang benar antara anasir gigi-
RA & RB terhadap proc.aloveolaris maxilla & mandibula
2. Lereng sendi / sudut luncur sendi → harus ada curve von Spee, Monson &
anti Monson kemanapun mandibula bergerak, gigi-2 RA & RB harus tetap
berkontak secara seimbang (vertikal pin tetap pd incisal table )
3. Anterior → deep over bite
Posterior → balancing side & working side
4. Over extension
PENGUKURAN DIMENSI VERTIKAL
DIMENSI VERTIKAL / TINGGI GIGITAN ( PADA
ORANG BERGIGI ):
•Dimensi Vertikal Oklusi ( Vertical Dimension Occlusion ) = VDO
•Dimensi Vertikal Posisi Istirahat
( Vertical Dimension Rest Position ) =VDRP

VDO = jarak SUBNASION / HIDUNG dengan GNATHION/DAGU pada


waktu gigi- gigi RA dan RB berkontak ( oklousi ).
VDRP = jarak antara SUBNATION /HIDUNG dengan GNATHION / DAGU
padawaktu gigi-gigi RA dan RB tidak berkontak ( RB dalam keadaan
istirahat ).

VDRP – VDO = FREE WAY SPACE


Rentang FREE WAY SPACE : 2 – 4mm / 6mm
PADA ORANG TIDAK BERGIGI
VDO HILANG VDRP TETAP ADA

PETUNJUK DALAM PEMBUATAN GTL :


JARAK ANTARA PUPIL DAN SUDUT MULUT / MULUT /
STOMION = VDRP

CARA

DENGAN MEMINDAHKAN JARAK


PUPIL ─ MULUT ( PM ) KE JARAK HIDUNG ─ DAGU ( HD )
DIDAPATKAN VDRP DARI RECORD BLOCK RAHANG TIDAK BERGIGI TOTAL
( EDENTULOUS TOTALIS ).
MENURUT WILLIS RUMUS UNTUK MENCARI VDO :

VDO = VDRP – FREE WAY SPACE


KESALAHAN-2 PENGUKURAN DIMENSI VERTIKAL :

1. TERLALU TINGGI / OVER OPENING


•TRAUMA
Gigi akan saling bertemu dengan kekuatan yang cukup besar →
timbul rasa sakit pada jaringan pendukung GTL.
•PENAMPILAN / APPEARANCE
wajah mengalami perpanjangan → wajah menjadi tegang dan pada
waktu RB dalam posisi istirahat bibir akan terbuka.
•KEHILANGAN FREE WAY SPACE
RB tidak dlm posisi istirahat, otot-otot tegang dan cepat lelah → timbul
CLICKING TEETH / HORSE SHOE SOUND → SPEAK DEFECT.
•RASA TIDAK NYAMAN / DISCOMFORT
pada waktu mengunyah makanan gigi-gigi RA dan RB saling bertemu lebih
cepat dari yang diperkirakan → kehilangan kontrol dari otak → makanan
tanpa terkendali keluar dari mulut.
2. TERLALU RENDAH / OVER CLOSING
•PENAMPILAN
wajah mengalami pemendekan →jaringan lunak mengkerut , garis-2 wajah
menjadi lebih dalam → lebih tua.
•ANGULAR CHEILITIS / PERLECHE
akibat adanya sudut mulut yang jatuh ke bawah dan masuk kedalam →
genangan saliva pada sudut mulut tsb → timbul luka yang sukar sembuh.
•PIPI TERGIGIT
VDO lebih rendah dari semestinya → tonus otot pipi berkurang, pipi tendensi
melekuk kedalam masuk diantara gigi-gigi RA dan RB.
•EFISIENSI PENGUNYAHAN BERKURANG
gigi-2 RA dan RB belum berkontak pada waktu oto-2 pengunyahan sudah selesai
berkontraksi → perlu kontraksi tambahan untuk gigi-2 RA dan RB saling bertemu
→ kondisi kontraksi otot-2 sudah lemah → makanan kurang lumat.

•COSTEN’S SYNDROME
pendengaran terganggu / tinnitus aurium, macam-2 gejala neuralgik ; lidah,
tenggorokan, tepi hidung terasa terbakar, sakit kepala regio temporal dan rasa
kering dalam mulut ( serostomia ) karena gangguan fungsi glandula salivarius
Gigi tiruan sebagian lepasan
Bagiannya :
Penahan / Retainer.
Retainer langsung Berupa cengkeram
Retainer tidak langsung Berupa plat
Gigi Tiruan anterior setinggi cingulum, perluasan
Resin Akrilik basis distal kasus kelas I dan II)
Anasir gigi :
Akrilik
Porcelin
Plat dasar
Penahan (Retainer)
bagian geligi tiruan sebagian
lepasan yang berfungsi
memberi retensi dan
karenanya mampu menahan
protesa tetap pada tempatnya.

Penahan / Retainer
CENGKERAM KAWAT
• Cengkeram kawat merupakan jenis cengkeram
yang lengan‑lengannya terbuat dari kawat jadi
(wrought wire).
• Kawat jadi yang sering dipakai biasanya terbuat dari
Kawat Aloi Khrom Nikel dan dapat diperoleh dalam
tiga jenis ketegaran, yaitu Soft (500‑650 N/mm2), Hard
(1400‑1600 N/mm2) dan Springhard (1800‑2000
N/mm2).
CENGKERAM KAWAT
• Cengkeram kawat
merupakan jenis cengkeram yang lengan‑lengannya
terbuat dari kawat jadi (wrought wire).

• Kawat jadi yang sering dipakai biasanya terbuat dari


Kawat Aloi Khrom Nikel dan dapat diperoleh dalam tiga
jenis ketegaran, yaitu Soft (500‑650 N/mm2), Hard
(1400‑1600 N/mm2) dan Springhard (1800‑2000 N/mm2).
• Ukuran dan Jenis yang sering dipakai untuk keperluan pembuatan
geligi tiruan sebagian adalah yang Bulat dengan Garis Tengah 0,7 mm
untuk gigi Anterior dan 0,8 mm untuk gigi posterior.

• Kawat jadi yang akan digunakan sebagai cengkeram harus kuat,


permukaannya licin dan mengkilat, tahan terhadap pengaruh dalam
mulut, seperti tak berkarat, tak memberi rasa dan netral dalam arti tidak
menimbulkan aliran listrik galvanis.
Syarat-syarat dalam pembuatan cengkeraman kawat:

1. Kontak cengkeram dengan permukaan gigi penyangga merupakan kontak


kontinu dan berupa kontak garis bila penampangnya bulat dan kontak
bidang bila penampangnya setengah bulat.

2. Lengan cengkeram harus melewati garis survai, biasanya 1‑2 mm di atas


tepi gingiva (cukup 1 mm saja, bila sandaran oklusal mampu menahan gaya
pemindah ke arah gingiva).
3. Badan cengkeram sirkumferensial harus terletak di atas titik kontak gigi
penyangga.
4. Sandaran dan badan tidak boleh mengganggu oklusi maupun artikulasi.
5. Ujung lengan cengkeram harus dibulatkan dan tidak boleh menyentuh gigi
tetangga dan melukai jaringan lunak.
6. Pada permukaan cengkeram tak boleh ada tanda bekas tang. Tanda ini
menunjukkan kurang baiknya manipulasi pembengkokan, sehingga akan
mempengaruhi daya tahan cengkeram.
• Lentur
Keuntungan • Retensinya dapat disesuaikan
dengan kebutuhan
Pemakaian • Memberi efek estetik lebih baik     
Cengkeram • Penutupan permukaan gigi lebih
Kawat minim dibanding cengkeram tuang.
• Indikasi pemakaian lengan retentif
cengkeram kawat lebih luas
• Teknik pembuatan lebih mudah
Kerugian Pemakaian Cengkeram Kawat

• Mudah terjadi distorsi


• Mudah patah
• Kelenturan dan tidak dipreparasinya sandaran oklusal kurang
memberi dukungan yang mernuaskan
• Lengan kawat yang lentur kurang atau tak mampu menahan gaya
horisontal atau lateral
Cengkeram Kawat
Oklusal
Bentuk-bentuk Cengkeram Kawat Oklusal:
1. Cengkeram Tiga Jari
Berbentuk seperti Akers
Clasp,cengkeram ini dibentuk
dengan jalan menyoldir lengan‑lengan
kawat pada sandaran atau
menanamnya ke dalam basis.
2. Cengkeram Dua Jari
dengan sandaran oklusal di
sebelah mesial
 Berbentuk sama
seperti Akers Clasp
sandaran oklusal terdapat
pada bagian mesial
Bagian geligi tiruan yang bersandar pada permukaan gigi penyangga
dibuat dengan tujuan memberikan dukungan vertikal‑pada protesa.
Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal Premolar dan
Molar atau pada permukaan lingual gigi anterior.
Supaya bisa efektif, sandaran harus ditempatkan pada permukaan
gigi yang sengaja dipreparasi untuk itu. Preparasi tempat sandaran ini
disebut Kedudukan Sandaran (rest seat or recess).

SANDARAN
1. Menyalurkan gaya atau tekanan oklusal
dari geligi tiruan kepada gigi penyangga.
2. Menahan lengan‑lengan cengkeram tetap
pada tempatnya.
Fungsi 3. Mencegah lengan‑lengan cengkeram
Sandaran menjadi mekar atau terbuka akibat
Oklusal tekanan oklusal.
4. Membagi gaya oklusal menjadi dua atau
lebih komponen.
5. Mencegah ekstruksi gigi penyangga, karena tekanan kunyah
diteruskan ke gigi ini.
6. Terhindarnya sisa makanan terjebak pada celah seperti ini akan
mencegah Gingivitis.
7. Menyalurkan sebagaian gaya lateral pada gigi penyangga.
8. Pada gigi yang malposisi, sandaran oklusal sering dimanfaatkan
untuk sekaligus memperbaiki oklusi.
9. Pada gigi posterior maupun anterior sandaran sering kali
digunakan sebagai retensi tak langsung.
SANDARAN OKLUSAL
Dimensi dan Bentuk Kedudukan Sandaran
Premolar setengah jarak puncak tonjol lingual dan bukal.
Molardimensi ini boleh sedikit kurang dari ukuran tadi.

- Weinberg menganjurkan ukuran berikut ini sebagai kedudukan


sandaran :
Mesio‑distal : 2,5‑3,0 mm
Buko‑lingual : 3,0‑3,5 mm
Tebal : 1,0 ‑ 1,5 mm

- Bentuk Sandaran Oklusal harus berbentuk Sendok atau Piring.


SANDARAN • Macam‑macam Sandaran pada
PADA GIGI Gigi Kaninus
KANINUS - Sandaran Singulum
DAN
INSISIVUS Ukuran buko-lingual 2,5mm,
tebal 2mm
- Bahu Lingual Sirkumferensial
- Sandaran Insisal
Gigi tiruan cekat
INDIKASI GTC (Menurut Ewing)

1. Usia 20 – 50 tahun (berhubungan dgn pulpa gigi)


2. Struktur gigi sehat
3. OH baik
4. Penggantian gigi terbatas
5. Kondisi ridge dlm batas normal (tdk resorbsi berlebihan)
6. Jar pendukung alveolar baik (tdk kurang dari 2/3)
7. Gigi abutment kuat, mampu menerima tekanan pontik
(gigi kecil & pendek merupakan kontra indikasi)
8. Oklusi dan jar. periodonsium baik
9. Untuk pasien yang menuntut penampilan
10. Kesehatan umum dan sosial indikasi baik
11. Sebaiknya gigi abutment paralel (tdk paralel 
pengurangan gigi terlalu banyak/ tek yg diterima
gigi terlalu besar)
12. Sedapat mungkin gigi abutment vital
13. Tidak mempunyai bad habit
PERSYARATAN
GTC

Persyaratan Mekanis
1. Gigi abutment : mempunyai sb panjang yg sejajar satu sama lain
tanpa membahayakan vitalitas pulpa. Bentuk dan ukuran cukup
shg dpt dipreparasi .
Bentuk pontik : serupa gigi asli & kuat.
2. Persyaratan fisiologis
GTC tidak boleh mengganggu kesehatan gigi-gigi abutment dan
jar.pendukung lainnya (gusi, lidah, pipi, bibir)
3. Persyaratan hygiene
Tidak boleh ada bagian yg menimbulkan sisa makanan. Diantara pontik-
pontik atau pontik-retainer harus ada sela (embrasure) yg cukup shg dpt
dibersihkan dgn mudah oleh arus ludah atau lidah. Diantara pontik-gusi
hrs dpt dilalui seutas benang untuk membersihkan. GTC hrs dipolis
mengkilat spy kotoran tdk mudah melekat
4. Persyaratan estetik
GTC hrs menyerupai gigi asli ttp tdk boleh mengorbankan kekuatan dan
kebersihan GTC.
5. Persyaratan fonetik
Suara (voice) dan bicara (speech) pada GTC tdk banyak dipersoalkan.
Rencana Perawatan GTC
1. Stuktur gigi yang rusak (karies/non vital)
 dilakukan persiapan restorasi (karies ditambal, gigi mati di
psa)
2. Estetika
Gigi anterior  PFM / porselen
Pontik  bag terlihat : modified ridge lap
bag tak terlihat : hygienic/sanitary
3. Plak kontrol
OH jelek  Kontra Indikasi GTC (diberi motivasi & edukasi)
PRINSIP BIOMEKANIKAL PREPARASI
Ada 3 prinsip (Prayitno) :
1. Menjaga keawetan struktur gigi
(aspek biologi)
2. Retensi & resistensi (aspek mekanik)
3. Keawetan struktur restorasi

4. Ketepatan tepi restorasi (marginal integrity)


5. Kesehatan jar. periodontal
• Faktor yg mpengaruhi retensi :
a. Derajat pengerucutan
• Retensi max  dinding paralel
• Der. pengerucutan ideal : 5-6
b. Luas permukaan semen
• Retensi tgt panjang alur di area perm pd sliding contact.
• Bid.preparasi besar  retensi besar  tempat melekat semen lbh luas
c. Daya geser pada semen
• Daya geser pd semen diperbesar  daya rentang diperkecil  pemasangan GTC
dgn satu arah pasang  dinding preparasi // ditambah groove.
• Prep.konus  arah pasang banyak  retensi kecil.
Hal yg mpengaruhi resistensi :
a. Daya geser pd semen
• Restorasi  mengalami pergeseran  adanya tek.mastikasi yg
besar/sebab lain (bruxism)
b. Gaya ungkit
• Restorasi tdk stabil  lepas
• Beban kunyah searah poros gigi  jatuh di luar bid.preparasi 
gaya ungkit (cantilever bridge)
• Preparasi : sejajar, mahkota klinis tinggi
c. Luas permukaan preparasi
• Semakin luas  semakin besar resistensi
• Preparasi : dibuat groove/pin
d. Pengerucutan bentuk preparasi
• Preparasi : bidang axial dibuat sejajar.
e. Rotasi pd poros vertikal
• Tjd tek.horizontal
• Preparasi : dibuat prox groove (pd ¾ cr) dinding groove arahnya tgk
lurus pd arah busur rotasi
f. Arah pasang
• Gigi condong/miring  arah pasang sulit
• Preparasi : dibuat tgk lurus bidang oklusal/ telescopic crown
FINISH LINE
Fungsi finish line :
• Mengukur apakah struktur gigi yg dikurangi sdh cukup
• Mengukur keakuratan pencetakan
• Ketepatan finish line mpengaruhi adaptasi tepi model malam
• Memudahkan evaluasi restorasi
• Saat sementasi, finish line yg tegas akan membantu untuk
menentukan apakah restorasi sdh terisi penuh
Pengertian
• Porcelain fused to metal atau PFM merupakan suatu restorasi
yang terdiri dari coping dari logam (metal) cor yang dilapisi
oleh porselen (keramik) yang dibakar diatas coping logam
tersebut.

• Finishing line adalah garis demarkasi antara daerah gigi yang


telah dipreparasi dengan daerah gigi yang tidak tersentuh
instrument. (Harty, 1993)
Jenis-jenis Finishing Line

Jenis finish-line pada PFM umumnya ,


1. chamfer
2. deep chamfer (chamfer dalam)
3. shoulder (berpundak )
4. shoulder with bevel (berpundak dengan bevel)
5. shoulderless
CHAMFER
• Chamfer adalah salah satu finishing line pada preparasi gigi tiruan cekat
dimana aspek gingival gigi bertemu dengan permukaan luar aksial pada
sudut yang tumpul
• Finishing line tipe chamfer dengan lebar 0,3 mm disebut light chamfer,
sedangkan chamfer dengan ketebalan 0,8 mm disebut heavy chamfer.
Heavy chamfer adalah salah satu finishing line yang adekuat untuk
restorasi porcelain fused to metal (Dimashkieh,1994).
• Finishing line tipe chamfer pada porcelain fused to metal diindikasikan
untuk gigi mandibular pada pasien yang mementingkan aspek estetis
sekaligus fungsional.
chamfer finishing line (1) shoulder finishing line
(2)
SHOULDER

• Merupakan suatu jenis preparasi • Untuk restorasi mahkota porcelain


finishing line yang terdiri dari fused to metal atau mahkota
dinding bersudut lurus (butt) atau keramik atau porselen penuh.
mengerucut dengan sudut 6˚ yang Dimana retainer pada restorasi
membentuk sudut tegak lurus tersebut tidak atau memiliki
pada tepi dari finishing line. sedikit kekuatan tepi. Tidak seperti
Finishing line ini disebut juga restorasi mahkota logam penuh
sebagai butt-joint. yang memiliki kekuatan tepi yang
cukup besar.
Keuntungan
• Pergerakan sekecil mungkin dapat dicegah dengan finishing line ini /
relatif stabil jika dibandingkan chamfer.
• Celah marginal lebih kecil jika dibandingkan dengan chamfer.

Kerugian
Membutuhkan banyak pengurangan pada gigi pegangan.
Lebih mudah mengalami fraktur jika dibandingkan dengan chamfer.
DEEP CHAMFER
Finish line yang dibentuk seperti sebuah lekuk yang melengkung
dari dinding aksial sampai batas gingiva, yang dalam
pembuatannya memerlukan pengurangan lebih banyak pada
struktur gigi, dengan menggunakan bur torpedo diamond
digunakan pada struktur gigi yang rapuh, karena dapat
melindunginya. Selain itu juga dapat digunakan untuk
mempertahankan gigi pegangan tetap pada fungsinya. Dapat
memperbaiki dan mempertahankan fungsi estetis (Amini,
2008).
Keuntungan
 Trauma gingiva seminimal mungkin.
 Adaptasi marginal yang baik.
 Biokompatibilitas dengan jaringan gingiva

Kerugian
 Kurang dapat membentuk celah interdental yang baik.
Celah interdental menjadi tempat deposisi lapisan biofilm
yang dapat mendukung perkembangan karies dan
penyakit periodontal
 Bentuk preparasi finishing line
berpundak pada daerah servikal
gigi dengan sudut/kemiringan
(bevel) pada bagian pundaknya.

•Margin fasial dari restorasi logam-porselen yang terletak pada di atas gingiva
(supragingiva)
•Karena margin ini bersifat supragingiva, maka lebih baik digunakan untuk gigi
posterior di mana faktor estetik tidak begitu dipertimbangkan

Anda mungkin juga menyukai