Anda di halaman 1dari 30

OLEH ;

NURHALINA, SKM, M.EPID


ANALIS KESEHATAN
Prevalensi malaria
• Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian
Kesehatan Andi Muhadir mengatakan prevalensi penyakit malaria
di Indonesia masih tinggi, mencapai 417.819 kasus positif pada
2012.
• 70 persen kasus malaria terdapat di wilayah Indonesia Timur,
terutama di diantaranya Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku
Utara, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
• Wilayah endemik malaria di Indonesia Timur tersebar di 84
kabupaten/kota dengan jumlah penduduk berisiko 16 juta orang
• faktor geografis yang sulit dijangkau dan penyebaran penduduk
yang tidak merata merupakan beberapa penyebab sulitnya
pengendalian malaria di wilayah itu.
Current issue
• Peneliti AS Temukan Cara Produksi Obat Anti-Malaria
Secara Murah
• WHO: Jumlah Kematian akibat Malaria Turun 30 Persen
• WHO: Jumlah Dana Pemberantasan Malaria Jauh dari
yang Diharapkan
• WHO: Malaria di Asia Tenggara Semakin Kebal terhadap
Obat
• WHO: Malaria Masih Mengancam
• Dokter Indonesia dan ASEAN Bisa Resepkan Obat
Tradisional Mulai 2015
Parasit malaria
• Plasmodium adalah jenis parasit yang
menyebabkan malaria. Ada banyak sekali jenis
parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang
menyebabkan malaria pada manusia. Parasit
Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk
Anopheles betina. Gigitan ini lebih sering
terjadi pada malam hari. Melalui gigitan
nyamuk, parasit masuk ke dalam aliran darah
manusia.
PARASIT MALARIA
1. Plasmodium Falcifarum
2. Plasmodium Vivax
3. Plasmodium Malariae
4. Plasmodium ovale
5. Plasmodium knowlesi
• Siklus hidup parasit malaria
Sel darah merah yang terinfeksi malaria
Plasmodium vivax
• Eritrosit membesar, Eritrosit membesar
2. Terdapat titik schuffner disekitar parasit
3. Titik Schuffner bentuknya halus dan
tersebar merata di sekitar parasit
4. Stadium yang ditemukan :
trofozoit, skizon dan gametosit (semua
stadium)
• tadium trofozoit
Ciri-ciri : - eritrosit
membesar
- bentuk cincin
( besarnya 1/3 eritrosit)
- mulai tampak titik
schuffner.
Stadium skizon
Ciri-ciri : - eritrosit
: membesar
- jumlah inti 12 - 24
- pigmen :
kuning tengguli berkumpul
- titik schuffner
masih tampak dibagian
pinggir eritrosit

Stadium makrogametosit
Ciri-ciri : - eritrosit membesar
- inti kecil, padat, pigmen tersebar
- protoplasma biru
- titik schuffner masih tampak di pinggir
• Paciiparum, dapat diilakukan dgn pewarnaan
giemsa, dpt dilihat dgn mikroskop dgn
pembesaran 1000 x (objektif 100 x dan okuler
10 kali)
• Plasmodium falciparum
Yang harus diperhatikan dlm pemeriksaan parasit ini
yaitu :
1. Eritrosit tidak membesar
2. Terdapat titik maurer disekitar parasit
3. Bentuk titik Maurer kasar
4. Stadium yang ditemukan umumnya trofozoit dan
gametosit
5. Bila ditemukan stadium skizon di sediaan darah tepi
menandakan adanya infeksi berat
• Stadium skizon
(jarang ditetmukan di dlm
darah tepi)
Ciri-ciri:
- Eritrosit tidak membesar
- Parasit: jumlah inti 2 - 24
- pigmen sudah menggumpal
berwarna hitam
Stadium gametozit ;
eritrosit tidak membesar
- Parasit: * bentuk pisang agak lonjong atau seperti sosis (mikrogametosit)
* plasma biru atau merah muda (mikrogametosit)
* inti padat (kalau mikrogametosit tdk padat)

* pigmen di sekitar inti atau tersebar (mikrogametosit)


Manifestasi klinik Malaria
perkembangan
• Terdapat lima jenis parasit plasmodium. Kasus yang paling
banyak ditemukan di Indonesia disebabkan oleh Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax. Kedua jenis parasit ini adalah
penyebab malaria yang paling umum. Plasmodium falciparum
bertanggung jawab atas sebagian besar kematian yang
diakibatkan oleh malaria. Plasmodium vivax bisa
mengakibatkan penderita yang telah sembuh menjadi sakit lagi
karena parasit ini dapat diam bersembunyi di dalam organ hati
manusia sebelum menjadi aktif lagi.
• Tiga parasit yang lainnya adalah Plasmodium ovale, Plasmodium
malariae dan Plasmodium knowlesi. Ketiga parasit ini adalah
jenis yang jarang ditemui kejadiannya di Indonesia.
– Plasmodium falciparum penyebab malaria tropika
yang menimbulkan demam tiap 24-48 jam,
– Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana yang
menimbulkan demam tiap hari ke 3
– Plasmodium malariae penyebab malaria kuartana
yang menimbulkan demam tiap hari ke 4
– Plasmodium ovale penyebab malaria ovale,
memberikan infeksi yang paling ringan dan sering
sembuh spontan tanpa pengobatan (Harijanto,
2010).
Gejala klinik

Selain itu, pada infeksi malaria terdapat gejala klasik malaria akut yang sering
di sebut Trias Malaria, secara berurutan :
• Periode dingin.
Stadium ini mulai dengan menggigil, kulit dingin dan kering. Gigi gemeretak
dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan selimut yang tersedia.
Nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari pucat kebiru-biruan, kulit kering dan
pucat. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam. diikuti
meningkatnya temperatur.
• Periode demam
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan.
Suhu badan dapat meningkat sampai 40°C atau lebih. Muka merah, kulit kering
dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala, nadi cepat, respirasi
meningkat, muntah-muntah dan dapat terjadi syok (tekanan darah turun)
bahkan sampai terjadi kejang (pada anak). Stadium ini berlangsung lebih lama
dari periode dingin, antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya
sison darah yang telah matang dan masuknya merozoit ke dalam aliran darah.
Dalam pembuluh darah pada organ-organ tubuh tersebut.
Periode Berkeringat.

Pada periode ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai


tempat tidurnya basah. Temperatur turun dan penderita merasa
capek dan biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur
merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung
antara 2 sampai 4 jam.

Gejala-gejala yang disebutkan di atas tidak selalu sama pada setiap


penderita, tergantung pada spesies parasit dan umur dari penderita,
gejala klinis yang berat biasanya terjadi pada malaria tropika. Hal ini
disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofosoit
dan sison). Untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh
seperti otak, hati dan ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya
• Penyebaran penyakit malaria pada manusia dilakukan oleh nyamuk
Anopheles betina yang sudah terinfeksi parasit Plasmodium.  Nyamuk
akan terinfeksi jika menggigit penderita malaria. Nyamuk ini kemudian
akan menyebarkan parasit pada orang lain melalui gigitan.
• Parasit akan masuk ke aliran darah dan bergerak ke organ hati. Infeksi
akan terjadi dan berkembang di organ hati. Dari situ, parasit akan
masuk kembali ke aliran darah dan menyerang sel darah merah. Parasit
akan memanfaatkan sel darah merah sebagai tempat berkembang biak.
• Jika sel darah merah sudah penuh terisi dengan parasit malaria, sel
tersebut akan meletus sehingga lebih banyak lagi parasit yang tersebar
di dalam aliran darah. Sel darah merah yang terinfeksi meletus tiap dua
hingga tiga hari. Ketika ini terjadi, penderita akan mengalami gejala
seperti demam, menggigil, dan berkeringat.
Karena parasit yang menyebabkan malaria memengaruhi
sel darah merah, orang juga bisa terserang malaria jika
terjadi pajanan terhadap darah yang terinfeksi.
Meski jarang terjadi beberapa proses berikut bisa
menularkan infeksi malaria:
• Dari ibu hamil yang terkena malaria ke janin yang
dikandungnya.
• Proses transfusi darah.
• Berbagi jarum suntik dengan penderita malaria.
• Ketika berada di daerah endemik malaria,
pendatang lebih rentan terserang malaria.
Sistem kekebalan tubuh mereka tidak sebaik
penduduk daerah endemik malaria dalam
melawan parasit. Karena itu disarankan untuk
mengonsumsi obat antimalaria bagi Anda
yang ingin bepergian ke daerah endemik
malaria.
Diagnosa malaria
• Diagnosis malaria umumnya didasarkan pada
manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji
imunoserologis dan ditemukannya parasit
(plasmodium) dalam darah penderita. Manifestasi klinis
demam malaria seringkali tidak khas dan menyerupai
penyakit infeksi lain seperti demam dengue dan demam
tifoid, sehingga sulit dilakukan diagnosa dengan
mengandalkan pengamatan secara klinis saja, namun
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
menunjang diagnosis malaria sedini mungkin.
Syarat-syarat pengambilan sampel

Pemeriksaan mikroskopis membutuhkan syarat-syarat tertentu


agar di peroleh nilai diagnostik yang tinggi yaitu dengan
sensivitas dan spesifitas yang tinggi. Syarat-syarat tersebut
meliputi:
• Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir
peroide demam memasuki periode berkeringat karena pada
periode ini jumlah trofozoit mencapai jumlah maksimal dalam
sirkulasi.
• Volume darah yang diambil sebagai sampel cukup untuk
sediaan darah tipis ( 1 – 1,5 mikroliter) dan sediaan darah
tebal (3-4 mikroliter)
• Kualitas preparat harus baik agar terjamin kualitas identifikasi
spesies plasmodium dengan tepat (Purwaningsih, 2000)

Anda mungkin juga menyukai