Anda di halaman 1dari 49

APENDISITIS KRONIS

Oleh :
dr. Muhamad Azwin Kamar
Pembimbing:
dr. Edwin Basyar, M.Kes, SpB, SpBA
dr. Avriana Pety Wardani, SpBA
dr. Rudiyuwono Raharjo, MSi. Med, SpB, SpBA
 
Anatomi Appendiks
Appendiks merupakan suatu organ limfoid seperti tonsil,
membentuk Imunoglobulin.
Appendiks merupakan lanjutan caecum, pangkal appendiks
muncul pada bagian posteromedial caecum ± 2.5 – 3.5 di bawah
katup illiocaecal.
Bentuk: tabung
Panjang: (kisaran 3-15 cm)
Diameter: 0,5-1 cm
Anatomi Appendiks (con’t)
Letak appendiks:
◦ Medial 37.6%
◦ Caudal 29.6 %
◦ Lateral 6.8%
◦ Retrocaecal 26%

appendiks
Anatomi Appendiks (con’t)
Anatomi Appendiks (con’t)
Dinding appendiks:
◦ Mukosa
◦ Submukosa
◦ Muscularis
◦ serosa

Vascularisasi:
◦ A. appendikularis
◦ Cabang dari A. ileocolica

a. Appendikularis a. ileocaecal
Anatomi Appendiks (con’t)
Persarafan parasimpatis : berasal dari cabang
n.vagus yang mengikuti a.mesenterika superior
dan a.appendikularis.
Persarafan simpatis:berasal dari n.torakalis X.
Fisiologi Appendiks
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari.
IgA dihasilkan oleh GALT (Gut associated
Lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang
saluran cerna termasuk apendiks.
Definisi
Appendisitis adalah proses radang appendiks vermiformis
dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling
sering.

Appendisitis Kronis : baru dapat ditegakkan jika


ditemukan adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih
dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik
dan mikroskopik.
Epidemiologi
Insidens: lebih banyak di negara maju
Insidens tertinggi: umur 20-30 thn
Pria dan wanita sebanding, kecuali pada
umur 20 – 30 tahun insidens pada pria
lebih tinggi.
EPIDEMIOLOGI
Etiologi
Obstruksi lumen merupakan penyebab utama
appendisitis
Obstruksi disebabkan oleh:
◦ Fekalit (40%)
◦ Hiperplasia kelenjar lymphoid
◦ Parasit  E.histolytica
◦ Cacing  Ascaris
◦ Benda asing
◦ Tumor atau perlekatan
PATOFISIOLOGI
Pemeriksaan Fisik
Alvarado Score

• 7-9 : apendisitis akut


• 5-6 : observasi 24 jam
• <5 : bukan apendisitis
Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
◦ Leukositosis
◦ Urinalisa
◦ CRP
◦ Hitung jenis

Foto polos abdomen


◦ tidak spesifik dan tidak direkomendasikan kecuali ada kelainan yang
membutuhkan pemeriksaan foto polos abdomen (seperti perforasi, obstruksi
usus atau batu utereter).
Apendikogram
Bairum Enema
USG
CTSCAN
Tanda lain:

- Kalsifikasi apendiks (0,5-6cm)


-Sentinel loop- pelebaran ileum atonik berisi air
fluid level
-Dilatasi sekum
-Preperitoneal fat line yang melebar dan / kabur
-Kaburnya region kanan bawah, mengacu pada
cairan dan edema
Gambaran foto polos abdomen tampak apendikolith
(panah)

< 50%  Gambaran fekolith:


soliter, oval, densitas
kalsifikasi pada kuadran
bawah kanan, ukurannya
dapat mencapai 2 cm.
terkadang dapat berbentuk
shell like atau laminated5
• Apendikografi
-Pemeriksaan apendikografi tidak mempunyai peran
diagnosis dalam kasus appendisitis
-Kontra indikasi: peritonitis dan curiga perforasi
-dapat untuk menegakkan diagnosis penyakit lain
yang menyerupai apendisistis
Temuan appendikografi pada appendisitis:
- Non filling appendiks
- Irregularitas nodularitas dari appendiks yang memberikan
gambaran edema mukosa yang disebabkan oleh karena
inflamasi akut.
- Efek massa pada sekum serta usus halus yang berdekatan.

Gambaran pengisian penuh dengan kontras pada apendiks, apendiks normal


Barium Enema
•dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari
appendisitis pada jaringan sekitarnya,untuk menyingkirkan
diagnosis banding,
•sensitivitas dan tingkat akurasi yang tinggi sebagai
metode diagnostik untuk menegakkan diagnosis
appendisitis kronis  tampak pelebaran/penebalan dinding
mukosa appendiks, disertai penyempitan lumen hingga
sumbatan usus oleh fekalit
Gambaran foto oblique superior kanan abdomen dengan barium enema single kontras.
Tampak Sekum (C) dan appendix yang mengalami osifikasi dan kontur yang ireguler
(tanda panah).
USG

Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dicurigai adanya


abses, menyingkirkan diagnosis banding seperti
kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya.
Sensitivitas sekitar 90%
Tanda appendisitis akut pada sonografi :

- Indentifikasi apendiks
- Struktur tubuler dengan ujung buntu pada titik nyeri
- Non-kompresibel
- Diameter 6 mm atau lebih
- Tidak adanya peristaltic
- Apendikolith dengan bayangan akustik
- Ekogenesitas tinggi non-kompersibel disekitar lemak
- Cairan disekitar lesi atau abses
- Edema dan ujung sekum
Gambaran appendisitis
: tampak penebalan dari dinding apendiks
Appendiks normal sering tak
terlihat
Kriteria diagnosis appendiks
akut :
Diameter appendiks > 6 mm
Atau adanya appendikolith
Appendisitis akut
 doughnut sign (cincin
hiperechoic dikelilingi cincin
hipoechoic)

Periappendicular infiltrat 
massa dengan echo struktur
inhomogen; batas tak jelas

Periappendicular abcess 
lesi anechoid
CT Scan
Dipertimbangkan sebagai pemeriksaan diagnostik paling akurat
untuk menyingkirkan appendisitis. keakuratan diagnosis CT scan
rata-rata antara 93% dan 98 % dengan sensitifitas 90-98% dan
spesifitas 83-98%

Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendisitis. Selain itu juga


dapat menunjukkan komplikasi dari appendisitis seperti bila
terjadi abses
Gambaran CT scan tampak apendiks terinflamasi (A) dengan
apendikolith (a)
Gambaran Appendisitis perforasi dengan abses. Tampak apendikolith
(panah) dan udara dalam abses dan perubahan inflamasi dengan
penebalan dinding (panah terbuka)
Sonografi CT scan
Sensitivitas 85% 90 – 100%

Spesifisitas 92% 95 – 100%

Penggunaan Evaluasi pasien dengan kecurigaan Evaluasi pasien dengan kecurigaan


diagnosis appendicitis diagnosis appendicitis

Keuntungan Aman Lebih akurat


Relative lebih murah Lebih baik mengidentifikasi
Dapat menyingkirkan penyakit phlegmon dan abses
pelvis pada wanita Lebih baik mengindentifikasi
Lebih baik penggunaanya pada apendiks normal
anak-anak
Kerugian Ketergantungan operator Harga lebih mahal
Nyeri Efek radiasi pengion
Penggunaan kontras
Diagnosis Banding
Tata laksana
Laparotomi Appendektomi

Referens: Operative pediatric surgery sixth edition


Lewis spitz and arnold g. corran
Referens: Operative pediatric surgery sixth edition
Lewis spitz and arnold g. corran
Referens: Operative pediatric surgery sixth edition
Lewis spitz and arnold g. corran
Laparoscopic
Appendectomy

Referens: Operative pediatric surgery sixth edition


Lewis spitz and arnold g. corran
Referens: Operative pediatric
surgery sixth edition
Lewis spitz and arnold g. corran
Penatalaksanaan (Con’t)
Terapi konservatif pada
periappendikular infiltrat :
◦ Total bed rest posisi fowler
◦ Diet lunak bubur saring
◦ Antibiotika parenteral dalam dosis
tinggi, antibiotik kombinasi yang
aktif terhadap kuman aerob dan
anaerob.
◦ Analgesik diberikan hanya kalau
perlu saja.
Antibiotik in Appendicitis
Penicillins
Piperacillin/tazobactam
◦ Severe Infections
◦ 3.375 g (IV) q6hr; total of 13.5 g (piperacillin [12 g] per tazobactam [1.5 g]) for 7-
10 days; administer over 30 min
Ampicillin/sulbactam (Rx)
◦ Intra-Abdominal Infections
◦ 1.5 g (1 g ampicillin + 0.5 g sulbactam) to 3 g (2 g ampicillin + 1 g sulbactam)
IV/IM q6hr; not to exceed 12 g/day

Hurst AL, Olson D, Somme S, et al. Once-daily ceftriaxone


plus metronidazole versus ertapenem and/or cefoxitin for
pediatric appendicitis. J Pediatric Infect Dis Soc. 2015 Dec
24. [Medline].
Ticarcillin/clavulanate (Rx)
◦ Infections
◦ Dose based on ticarcillin component
◦ <3 months: Safety and efficacy not established <60 kg and >3
months: 200-300 mg/kg/day IV divided q4-6hr; not to exceed 24
g/day ≥60 kg: As adults; 3.1 g IV q4-6hr Neonates
◦ (<7 days old, <2 kg) OR (>7 days old, <1.2 kg): 150 mg/kg/day IV
divided q12hr
◦ (<7 days old, >2 kg) OR (>7 days old, 1.2-2 kg): 225 mg/kg/day IV
divided q8hr
◦ >7 days old, >2 kg: 300 mg/kg/day IV divided q8hr

Hurst AL, Olson D, Somme S, et al. Once-daily ceftriaxone


plus metronidazole versus ertapenem and/or cefoxitin for
pediatric appendicitis. J Pediatric Infect Dis Soc. 2015 Dec
24. [Medline].
Classes: Cephalosporins, 2nd Generation
Cefoxitin (Rx)
Brand and Other Names:

Infections
<3 months old: Safety & efficacy not established
>3 months old: 80-160 mg/kg/day IV divided q4-6hr; higher dosages
should be used for more severe or serious infections
Surgery Prophylaxis
Prevention of infection
30-40 mg/kg 30-60 minutes before surgery

Hurst AL, Olson D, Somme S, et al. Once-daily ceftriaxone


plus metronidazole versus ertapenem and/or cefoxitin for
pediatric appendicitis. J Pediatric Infect Dis Soc. 2015 Dec
24. [Medline].
Prognosis
Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat mortalitas dan
morbiditas penyakit ini sangat kecil.
Keterlambatan diagnosis  morbiditas & mortalitas bila terjadi
komplikasi.

Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik.


Kematian dapat terjadi pada beberapa kasus. Setelah operasi masih
dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendix perforasi atau apendix
gangrenosa.
Serangan berulang dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai