Anda di halaman 1dari 33

SUB SISTEM PELAYANAN

KESEHATAN RUJUKAN
Sistem Rujukan:

 Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan


penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal
balik pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal.
 Sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana
seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu
memeriksakan keadaan sakitnya .
 Rujukan vertikal;

 Merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan


yang berbeda tingkatan.
 Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih
rendah ke tingkatan yg lebih tinggi dilakukan apabila;
1. Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan
spesialistik atau subspesialistik.
2. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.
 Rujukan vertikal;

 Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih


tinggi ke tingkatan yg lebih rendah dilakukan apabila ;
1. Permasalahan pasien dpt ditangani oleh tingkatan
pelayanan yg lebih rendah sesuai dgn kompetensi
dan kewenangannya.
2. Kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat
pertama atau kedua lebih baik dalam menangani pasien
tersebut.
 Rujukan vertikal;
 Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke
tingkatan yg lebih rendah dilakukan apabila ;
3. Pasien memerlukan pelayanan lanjutan yg dpt ditangani
oleh tingkatan pelayanan yg lebih rendah & untuk alasan
kemudahan, efsiensi dan pelayanan jangka panjang.
4. Perujuk tdk dpt memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana,
prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan.
 Rujukan horizontal ;

 Merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam


satu tingkatan.
 Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk tidak
dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,
peralatan dan/atau ketenagaan yg sifatnya sementara
atau menetap
Jenis rujukan secara konseptual:
1. Rujukan Medik ;
a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik,
pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.

b. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan


laboratorium yang lebih lengkap.
c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk mutu pelayanan
pengobatan.
Jenis rujukan secara konseptual:
2. Rujukan Kesehatan :
Rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat
yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain
meliputi bantuan;
a. Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit
atas kejadian luar biasa atau terjangkitnya penyakit
menular.
b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu
wilayah.
Jenis rujukan secara konseptual:
2. Rujukan Kesehatan :

c. Pendidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi


penanggulangan kerancunan dan bantuan obat-obatan
atas terjadinya keracunan massal.
d. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih
atas masalah kekurangan air bersih bagi masyarakat
umum.
e. Pemeriksaan specimen air di laboratorium kesehatan
dan lain-lain.
Manfaat Sistem Rujukan:

1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy


maker) ;
Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan
berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana
kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena
terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang
tersedia; memudahkan pekerjaan
administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
Manfaat Sistem Rujukan:

2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan


(health consumer);
Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari
pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang;
mempermudah masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi
dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan.
3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara
pelayanan keseahatan (health provider);
Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan
berbagai akibat positif lainnya seperti semangat
kerja, ketekunan, dan dedikasi.

4. Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan,


yaitu: kerja sama yang terjalin; memudahkan atau
meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan
mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.
REVIEW ORGANISASI
DAN MANAJEMEN
MOTIVASI
1) Motivasi;
Motivasi merupakan pemberian/ penimbulan motif atau
dapat pula diartikan sebagai hal atau keadaan menjadi
motif, sehingga mampu menimbullkan semangat atau
dorongan kerja.
2) Teori-teori motivasi meliputi :
a. Teori Hierarki Maslow (Teori Hierarki Kebutuhan)
Mengungkapkan 5 kebutuhan manusia berdasarkan
hierarkinya yang dimulai dari kebutuhan paling mendasar
hingga mencapai kebutuhan paling tinggi (kebutuhan
fisiologis, keamanan, social, penghargaan, dan
aktualisasi diri)
b. Teori Motivasi MC Clelland
Bersumber pada kekuatan yang ada di dalam diri manusia
(kebutuhan pemenuhan tugas, kebutuhan afiliasi, dan
kebutuhan Kekuasaan)
c. Teori X dan Y Mc Gregor
Mengungkapkan dua perbedaan mendasar perilaku
manusia (teori X untuk negative dan teori Y untuk positif).
d. Teori Motivasi Herzberg
Mengungkapkan factor yang dapat memberikan kepuasan
kerja ataupun tidak pada
karyawan (motivasi dan iklim baik)
3) Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja merupakan 2 unsur
penting yang dapat mendorong peningkatan keterlibatan
karyawan untuk bersama-sama bersedia dan mendukung
pencapaian tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang
dianggap paling tepat adalah gaya
kepemimpinan transformasional.
4) Reward (penghargaan) dan punishment (hukuman/
sanksi) adalah salah satu manajemen SDM di sebuah
organisasi yang saling bertolak belakang, akan tetapi saling
berkaitan karena keduanya memacu karyawan untuk
meningkatkan kualitas kerja.
PERSEPSI
1) Persepsi adalah sebagai proses diterimanya rangsang
melalui panca indra yang didahului oleh perhatian
sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan
menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar
maupun dalam diri individu.

2) Proses persepsi yaitu ketika Anda melihat sebuah target


(seorang/ individu/ benda/ situasi) maka Anda akan
berusaha untuk menginterpretasikan apa yang dilihat
melalui panca indra.
3) Factor yang mempengaruhi lahirnya persepsi
bersumber dari tiga factor, yaitu :
a. dalam diri si pengarti,
b. dalam situasi, dan
c. dalam diri target.
4) Attribution Theory (teori hubungan) menjelaskan cara-
cara menilai perilaku seorang/ target/ individu secara
berbeda, bergantung pada arti yang dihubungkan dengan
perilaku tertentu, dapat bersumber factor internal (kendali
pribadi seorang/ target/ individu) atau eksternal
(akibat dari sebab-sebab luar)
KOMUNIKASI
1) Pengertian komunikasi dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu :
a. Secara etimologis : komunikasi dipelajari menurut asal-
usul kata yang berarti sesuatu hal
yang dikomunikasikan.
b. Secara terminologis : komunikasi berarti proses
penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain.
c. Secara paradigmatic : komunikasi meliputi sejumlah
komponen yang saling berkorelasi
secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan
tertentu
2) Dalam sebuah organisasi, komunikasi memiliki empat
fungsi utama yang kedudukannya sama penting, yaitu :
kontrol perilaku, motivasi, ekspresi emosional, dan
informasi.
3. Proses komunikasi adalah setiap langkah proses
transaksi mulai dari saat komunikator menciptakan
informasi sampai dipahami oleh komunikan, dengan
langkah-langkah :
a. ide,
b. encoding,
c. pengiriman pesan,
d. decoding, dan
e. balikan
4) Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
dilakukan dalam suatu hubungan interpersonal antara dua
orang atau lebih, baik secara verbal maupun non verbal
dengan tujuan untuk mencapai kesamaan makna. Adapun
elemen untuk terjadinya komunikasi interpersonal
meliputi : (1) pesan/ message, (2) encoding – decoding, (3)
media/ channel, (4) gangguan/ noise, (5) umpan balik/
feed back, (6) konteks/ context, dan (7) etika/ ethics.
5) Komunikasi organisasi adalah suatu proses pertukaran
informasi di antara orang-orang dalam suatu organisasi
melalui empat tahapan komunikasi yang meliputi : (1)
attention (atensi/ perhatian), (2) comprehension
(komprehensi), (3) acceptance as true (kebenaran/ fakta),
dan (4) retention (retensi).
6. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang berhasil
melahirkan kebersamaan (commonmess) dan
kesepahaman antara komunikator dengan komunikan.
Adapun hambatan-hambatan yang dapat menyebabkan
komunikasi tidak efektif antara lain :
a. status effect,
b. semantic problems,
c. perceptual distirtion,
d. culture differences,
e. physical distractions,
f. poor choice of communication channel, dan
g) no feed back
PEMAHAMAN KERJA TIM
1) Tim adalah suatu kelompok yang bekerja sama untuk
mencapai suatu misi/ tujuan tertentu.
2) Tim dan kelompok merupakan dua konsep berbeda
dalam organisasi.
 Menurut Stephen Robbin, kelompok kerja dan tim
kerja dapat dibedakan berdasarkan variable : (1)
sasaran, (2) sinergi, (3) akuntabilitas, dan (4) keahlian.
 Menurut Laurie J. Mullins,
kelompok kerja dan tim kerja dapat dibedakan
berdasarkan variable : (1) ukuran, (2) seleksi,
(3) kepemimpinan, (4) persepsi, (5) gaya, dan
(6) semangat.
3) Jenis tim secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Tim permanen;
yaitu tim mengkhususkan dalam fungsi tertentu yang
dilakukan secara berkelanjutan.
b. Tim sementara :
tim yang mengkhususkan pencapaian tujuan jangka
pendek dan kemudian dapat dibubarkan kembali, setelah
pekerjaan selesai.
3) Menciptakan sebuah tim yang baik adalah pertama-tama
dapat dilakukan dengan setiap anggota terlebih dahulu
harus memahami tujuan dan misi tim secara jelas
kemudian menentukan peran serta tanggung jawab
masing-masing anggota.
5) Menjadikan individu sebagai pemain/ memegang peran
dalam tim merupakan konsep kerjasama tim (team work).
Kerjasama adalah dimana suatu kelompok saling
membantu dalam suatu pekerjaan untuk mendapatkan
suatu hasil yang diinginkan/ tujuan bersama.
MANAJEMEN DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
1) Pendekatan Praktis Manajemen Kesehatan
a) Management by objective;
Manajemen dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
b. Management is how to work with others;
Manajemen adalah kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.
c) Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia;
Manusia sebagai sumber daya utama manajemen selalu
akan responsif pada saat berinteraksi dengan orang
lain.
1) Pendekatan Praktis Manajemen Kesehatan
d. Manajemen sebagai suatu proses;
Manajemen sebagai proses dapat dipelajari melalui
fungsi-fungsi manajemen. Meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan
penilaian.
e. Manajemen sebagai ilmu terapan ;
Manajemen harus peduli dengan fungsi sosialnya di
masyarakat (mempunyai kegunaan yang dapat dipakai
dalam setiap organisasi untuk mencapai tujuannya)
1) Pendekatan Praktis Manajemen Kesehatan
d. Manajemen sebagai suatu proses;
Manajemen sebagai proses dapat dipelajari melalui
fungsi-fungsi manajemen. Meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan
penilaian.
e. Manajemen sebagai ilmu terapan ;
Manajemen harus peduli dengan fungsi sosialnya di
masyarakat (mempunyai kegunaan yang dapat dipakai
dalam setiap organisasi untuk mencapai tujuannya)
2) Macam Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Kedokteran ;
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat;

3) Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ;


c. Tersedia dan berkesinambungan
d. Dapat diterima dengan wajar
e. Mudah Dicapai (accessible)
f. Mudah Dijangkau (affordable)
g. Bermutu (quality)
MONEV PELAKSANAAN
PROGRAM KESEHATAN
1) Tahapan dan Proses Dasar Monitoring:
a. Menetapkan standar pelaksanaan;
b. Pengukuran pelaksanaan;
c. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara
pelaksanaan dengan standar dan rencana.
2) Fungsi Monitoring:
a. Ketaatan (compliance)
b. Pemeriksaan (auditing)
c. Laporan (accounting)
d. Penjelasan (explanation)
3) Fungsi Evaluasi:
a. Evaluasi sebagai pengukur kemajuan.
b. Evaluasi sebagai alat perencanaan.
c. Evaluasi sebagai alat perbaikan.

4) Prinsip Monitoring :
d. Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus.
e. Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan
kegiatan program organisasi.
f. Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap
organisasi maupun terhadap pengguna produk atau
layanan.
4) Prinsip Monitoring :
d. Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber
daya lainnya untuk berprestasi.
e. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang
berlaku.
f. Monitoring harus obyektif.
g. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.

5) Prinsip Evaluasi :
h. Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara
berlanjut.
i. Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan
komponen program harus dievaluasi
5) Prinsip Evaluasi :
c. Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari
kepentingan pribadi.
d. Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang
benar-benar mengukur yang seharusnya diukur.
e. Prinsip penggunaan kritis.
f. Prinsip kegunaan atau manfaat.

Anda mungkin juga menyukai