Contoh Kasus Bronkiolitis Pada Anak 1
Contoh Kasus Bronkiolitis Pada Anak 1
BRONKIOLITIS
DIPRESENTASIKAN OLEH:
SUSASTI HASANAH
1310.221.073
PRESENTASI KASUS
Identitas Pasien
Demam
RPS
• Ibu pasien mengaku anaknya demam sejak sekitar 2 hari yang lalu.
Demam naik turun tidak menentu. Demam bertambah tinggi sejak
kemarin. Demam sempat turun jika setelah minum sanmol, namun
beberapa jam kemudian demam meningkat kembali. Pasien tidak
menangis sejak kemarin namun merintih. Pasien menolak untuk
menyusu. Pasien muntah 1x setelah menyusu kemarin. Pasien terkadang
batuk-batuk kering.
RPD
• Riwayat penyakit yang sama : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
RPK
• Riwayat keluhan yang serupa : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
RPO
Keluhan :
Demam
Sesak
Batuk kering
Tidak mau menyusu
Tidak menangis, namun merintih
RR:
RR: 66x/m
66x/m lalu
lalu 3
3 jam
jam kemudian
kemudian
145 x/m
mendapat
mendapat RR
RR menjadi:
menjadi: RR
RR kembali
kembali
nebulizer 48x/m meningkat,
(fartolin) menjadi 68 x/m
38,3
(Normal °C
(Normal
range:
Range: 20-
140
30 x/m)
x/m)
Status Generalis
Pulmo
Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi interkostal dan epigastrik (+), ketinggalan gerak (-), jejas (-)
Palpasi : Vokal fremitus hemitoraks kanan sama dengan hemitoraks kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara Dasar Vesikuler (+) normal, RBH (+/+), RBK (-/-), Wheezing (+/+), ekspirasi memanjang(+)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V 2 jari lateral LMCS, kuat angkat (-)
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1 > S2, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Perkusi : Timpani, tes pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : Supel, undulasi (-), nyeri tekan (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ekstremitas
Superior : Edema (-/-),akral dingin (-/-), sianosis (-/-),ptekie (-/-)
Inferior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-),ptekie (-/-)
Kulit teraba kering
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Foto Rontgen Thorax
Tanggal 01-07-2014
MCH 23,9 L
Besar cor normal
MCHC 32,0 L Sistem tulang intak
RDW 14,7 H
MPV 8,2
Limfosit 18,7%
Monosit 5,2%
Granulosit 76,1%
DIAGNOSIS KERJA
Bronkiolitis
DIAGNOSIS BANDING
Asthma, bronkopneumonia
PENATALAKSANAAN
IVFD D5% ¼ NS 600 cc/ 24 jam
Otopan drop 3 x 0,7 ml
Lapixim 3 x 200 mg
Fartolin 0,6 ml + NaCl 2 ml
O2 2L/menit (kp)
PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanamtionam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
• Bronchiolitis adalah inflamasi akut bronkiolus yang
biasanya disebabkan oleh infeksi virus (paling sering
• RSV
Etiologi
• human metapneumovirus
• parainfluenza virus
• influenza virus
• adenovirus
Anatomi dan Fisiologi Bronkiolus
PATOFISIOLOGI
Infeksi Bronkiolus
Cedera Bronkiolar
Nekrosis epitel
Infiltrasi limfosit Peningkatan neutrofil
Regenerasi epitel
Proliferasi sel goblet >> dan sel nonsilia Edema Radang
Produksi lendir >> Pengeluaran sekret
terganggu
Obstruksi bronkiolus
Diagnosis bronkiolitis berdasarkan presentasi klinis, usia pasien, kejadian musiman, dan temuan dari pemeriksaan fisik, yang
diantaranya:
Wheezing, yang tidak membaik dengan tiga dosis bronkodilator cepat.
Ekspirasi memanjang/ekspiratory effort
Hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi
Demam (38-39 ° C)Retraksi dinding dada bagian bawah ke dalam
Crackles atau ronkhi halus pada auskultasi dada
Sulit makan, menyusu atau minum
Tes Laboratorium:
Pengujian antigen virus yang cepat sekret nasofaring untuk respiratory syncytial virus
Sel darah putih dengan diff. count
Kadar protein C-reaktif (+ bila >0,8 mg/dL)
Pulse oximetry
Kultur darah
Analisis cairan serebrospinal dan kultur
Foto Rontgen:
Hiperinflasi akan tampak diameter antero-posterior yang membesar jika
difoto lateral
Diafragma mendatar
Bercak konsolidasi (krn atelektasis)
Hiperareasi
Gambaran jantung yang melayang
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS GEJALA
Dari aloanamnesa dugaan awal yang dapat diambil adalah penyakit infeksi karena demam
yang ditemukan. Demam juga dapat disebabkan karena pasien tidak mau minum. Dugaan
infeksi terutama adalah infeksi saluran pernapasan akut karena tidak terdapat keluhan pada
BAB dan BAK, selain itu, pasien terkadang batuk-batuk kering dan menolak minum yang
memungkinkan adanya inflamasi di daerah rongga mulut, tonsil atau faring.
Pemeriksaan fisik dilakukan dan ditemukan adanya penurunan kesadaran pasien. GCS sulit
ditentukan, namun pasien lemas yang terlihat dari tonus ekstremitas yang menurun, hanya
merintih, tidak menangis dan membuka mata bila diberikan rangsangan. Pasien terlihat
pucat, kulit kering, dan ditemukan retraksi epigastrik dan dinding dada bagian bawah. Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah sesak sebelumnya sehingga sesak yang
ditemukan pada pemeriksaan fisik tidak disadari oleh ibu pasien.
Hasil pemeriksaan vital sign ditemukan peningkatan
respiratory rate hingga 66 x/menit (nilai normal usia
<1tahun : 30-60 x/menit) sehingga diberikan nebul
yang berisi fartolin. Setelah dinebul RR kembali
diukur, dan ditemukan penurunan sampai 48 x/menit
dan pasien mulai berhenti merintih. Namun sekitar 2
jam kemudian pasien kembali merintih dan tidak bisa
tidur. RR kembali dihitung, dan didapatkan
peningkatan kembali hingga 68 x/menit. Kronologis
tersebut dapat menggambarkan bahwa respon pasien
terhadap bronkodilator yang diberikan tidak efektif.
Pemeriksaan status generalis dilakukan dan ditemukan gejala
yang menonjol adalah sesak, retraksi dada, serta ronkhi
basah halus dan wheezing halus yang ditemukan pada
auskultasi.
S O A P
Demam Ku/Kes: Merintih/CM Dipsneu Terapi:
Sesak berkurang VS Observasi febris H+3 IVFD D5% ¼ NS 600 cc/
Minum ASI sudah HR: 160 x/m 24 jam
membaik RR: 70 x/m Otopan drop 3 x 0,7 ml
BAB/BAK + tanpa T: 37,1°C Lapixim 3 x 200 mg
keluhan K/L Fartolin 0,6 ml + NaCl 2
A/I/C/D: -/-/-/-, NCH + ml
Thoraks O2 2L/menit (kp)
Retraksi dinding dada bawah
Cor: S1 S2 reg, M-, G-
Pulmo: SDVes +/+, Rh +/+, Wh
+/+
Abdomen
Retraksi epigastik
Ekstremitas
Sianosis -, Akral hangat +
Minum ASI + Ku/Kes: sedang Bronkiolitis dd Terapi:
BAB/BAK + tanpa VS Bronkopneumonia IVFD D5% ¼ NS 600 cc/
keluhan HR: 140 x/m 24 jam
RR: 53 x/m Otopan drop 3 x 0,7 ml
HASIL FOLLOW UP
Hari ke-3
S O A P
S O A P
S O A P