Anda di halaman 1dari 43

Bab 5

Kerangka Dasar
Penyusunan Dan
Penyajian Laporan
Keuangan Syariah

Akuntansi Perbankan Syariah: Teori


dan Praktik Kontemporer
Yaya, R., Martawiredja, A.E. dan
Abdurahim, A. (2014),
Salemba Empat, Jakarta.

Akt-FEB-UMY
BANGUN PRINSIP
AKUNTANSI SYARIAH Kerangka Prinsip Akuntansi
di INDONESIA yang Berlaku Umum untuk
Entitas Syariah di Indonesia
Praktik, k onvensi dan kebiasaan Buku teks/ajar, simpulan riset,
Tingkat 3 pelaporan yang sehat sesuai dengan artikel dan pendapat ahli
syariah
Landasan SAK Peraturan Pedoman atau
Operasional Internasiona/
Buletin Pemerintah praktik akuntansi
atau Tingkat 2 Negara lain yang Teknis untuk Industri industri (Kajian
sesuai syariah (regulasi) Asosiasi syariah)
Landasan
Praktik Tingkat 1 PSAK & ISAK Syariah PSAK & ISAK umum
yang sesuai syariah
Landasan Konseptual
KDPPLK Syariah
LANDASAN SYARIAH FATWA SYARIAH
AL HADITS
Al QUR’AN
Gambar 5.1: Bangun Prinsip Akuntansi Syariah
Sumber: Wiroso (2011)
Perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan
Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
 Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi
pemakai eksternal.

 Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang


berlandaskan pada syariah dengan bisnis konvensional,
menyebabkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Bank Syariah (KDPPLKBS) pada tahun 2002.
KDPPLKBS selanjutnya disempurnakan pada tahun 2007
menjadi Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS).
Perbedaan Sistematika Penulisan KDPPLKS (2007)
dengan KDPPLKBS (2002)
Tujuan dan Peranan Kerangka Dasar Penyusunan
Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Berdasarkan KDPPLKS paragraf 1, disebutkan bahwa
KDPPLKS bertujuan untuk dijadikan sebagai acuan bagi
berbagai pihak antara lain :
1. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah dalam
pelaksanaan tugasnya membuat standar.
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah
akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar.
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi syariah.
4. Para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang
disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.
Aspek yang Terkait dengan
Transaksi Syariah dan Pemakai
Laporan Keuangan Syariah
PARADIGMA TRANSAKSI
SYARIAH
Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma
bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan
sebagai amanah (kepercayaan Ilahi) dan sarana
kebahagian hidup bagi seluruh umat manusia
untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara
material dan spritual (falah)
AZAS
TRANSAKSI
SYARIAH
Prinsip Persaudaraan

Prinsip Persaudaraan (Ukhuwah)


berarti bahwa transaksi yang diadakan
merupakan bentuk interaksi sosial dan
harmonisasi kepentingan para pihak
untuk kemanfaatan secara umum dengan
semangat tolong– menolong.
Prinsip Keadilan

Prinsip Keadilan (‘adalah)


mengandung arti menempatkan sesuatu
pada tempatnya dan memberikan sesuatu
pada yang berhak serta memperlakukan
sesuatu sesuai porsinya.
Prinsip Kemashlahatan

Prinsip Kemashlahatan (maslahah)


berarti bahwa transaksi syariah haruslah
merupakan segala bentuk kebaikan dan
manfaat yang berdimensi duniawi dan
ukhrawi material dan spritual serta
individu dan kolektif.
Prinsip Keseimbangan

Prinsip Keseimbangan (tawazun)


maksudnya adalah transaksi harus memperhatikan
keseimbangan aspek material dan spritual, aspek
privat dan publik, sektor keuangan dan riil, bisnis
dan sosial dan aspek pemanfaatan.
Prinsip Universalisme

Prinsip Universalisme (syumuliah)


artinya transaksi syariah dapat dilakukan
oleh, dengan dan untuk semua pihak
yang berkepentingan (stakeholder) tanpa
membedakan suku, agama, ras dan
golongan.
Karakteristik Transaksi
Syariah
Transaksi syariah dapat berupa aktivitas
bisnis yang bersifat komersial maupun
aktivitas sosial yang bersifat non komersial.
Karakteristik Transaksi Syariah
Berdasarkan paragraf 30 KDPPLKS dinyatakan
bahwa tujuan laporan keuangan menurut
KDPPLKS adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi
 Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
 Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah,
serta informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang
tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana
perolehan dana penggunaannya.
 Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung
jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan
dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.
 Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang
diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer
dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban fungsi sosial
entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat,
infaq, sedekah dan wakaf.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa
yang telah dilakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. (KDDPPLKS 32)
Dasar Akrual
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain
diakui pada saat kejadian dan
diungkapkan dalam catatan
akuntansi dan dilaporkan dalam
lap. keuangan.

Asumsi Dasar Untuk perhitungan bagi hasil


menggunakan dasar kas
Penyusunan Laporan
Keuangan Entitas
Syariah
Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya
disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha entitas syariah
dan akan melanjutkan usaha
di masa depan.
Karakteristik kualitatif informasi
keuangan syariah
Laporan Posisi Keuangan

• Laporan posisi keuangan atau neraca


menggambarkan dampak keuangan
dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya (KDPPLKS paragraf 69).
Format neraca bank syariah
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 20X2 dan 20X1
POS-POS 20X2 20X1 POS-POS 20X2 20X1
A SET LIABILITAS
Kas xxxx xxxx Liabilitas segera xxxx xxxx
Penempatan pada Bank Indonesia xxxx xxxx Bagi hasil yang belum dibagikan xxxx xxxx
Giro pada bank lain xxxx xxxx Simpanan wadiah xxxx xxxx
Penempatan pada bank lain xxxx xxxx Simpanan dari bank lain xxxx xxxx
Investasi pada efek/surat berharga xxxx xxxx Hutang
Piutang Hutang Salam xxxx xxxx
Piutang Murabahah xxxx xxxx Hutang Istishna' xxxx xxxx
Piutang Salam xxxx xxxx Liabilitas pada bank lain xxxx xxxx
Piutang Istishna xxxx xxxx Pembiayaan yang diterima xxxx xxxx
Piutang Pendapatan Ijarah xxxx xxxx Hutang pajak xxxx xxxx
Pembiayaan Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi xxxx xxxx
Pembiayaan Mudharabah xxxx xxxx Pinjaman wadiah yang diterima xxxx xxxx
Pembiayaan Musyarakah xxxx xxxx Liabilitas lainnya xxxx xxxx
Pinjaman qardh xxxx xxxx Pinjaman subordinasi xxxx xxxx
Persediaan (aset untuk dijual kembali) xxxx xxxx Jumlah Liabilitas xxxx xxxx
Aset yang diperoleh untuk Ijarah xxxx xxxx Dana Syirkah Temporer
Aset Istishna dalam penyelesaian xxxx xxxx Dana syirkah temporer dari bukan bank
Penyertaan pada entitas lain xxxx xxxx Tabungan Mudharabah xxxx xxxx
Aset pajak tangguhan xxxx xxxx Deposito Mudharabah xxxx xxxx
Aset tetap dan akumulasi penyusutan xxxx xxxx Dana syirkah temporer dari bank
Aset lainnya xxxx xxxx Tabungan Mudharabah xxxx xxxx
Deposito Mudharabah xxxx xxxx
Musyarakah xxxx xxxx
Jumlah Dana Syirkah Temporer xxxx xxxx
Ekuitas
Modal disetor xxxx xxxx
Tambahan modal disetor xxxx xxxx
Saldo laba (rugi) xxxx xxxx
Jumlah Ekuitas xxxx xxxx

Jumlah A set xxxx xxxx Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer & Ekuitas xxxx xxxx
Unsur- Unsur Yang Berkaitan Langsung Dengan
Pengukuran Posisi Keuangan

1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah


sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan memiliki manfaat
ekonomi di masa depan bagi entitas syariah.
2. Kewajiban adalah hutang entitas syariah masa kini yang timbul
akibat dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas
syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai
investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak
lainnya yang mana entitas syariah mempunyai hak untuk
mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan
pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
4. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah
dikurangi semua kewajiban dan dana syirkah temporer.
Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi Format umum


adalah ukuran kinerja laporan laba rugi
entitas syariah yang mengacu pada
juga merupakan dasar Penyajian laporan
bagi ukuran yang keuangan syariah
lain, seperti Imbalan dan KDPPLKS
investasi atau yang diterbitkan
penghasilan per IAI Tahun 2007.
saham.
Format laporan laba rugi bank syariah
Unsur- Unsur Yang Berkaitan Langsung Dengan
Pengukuran Laba
1.Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari dari kontribusi penanam modal (KDPPLKS
paragraf 97).
2.Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian pada penanam modal (KDPPLKS
paragraf 97).
3.Hak pihak ketiga atas bagi hasil, bagi hasil adalah bagian bagi
hasil antara hasil pemilikan dana atas keuntungan dan kerugian
investasi bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan
keuangan.
4.Zakat adalah besarnya zakat yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk periode akuntansi perhitungan zakat.
Laporan Perubahan Ekuitas

• Menggambarkan peningkatan atau


penurunan aset neto atau kekayaan
selama periode bersangkutan.
Laporan Arus Kas

• Menggambarkan kenaikan atau


penurunan kas suatu perusahaan
selama suatu periode.
• Disusun berdasarkan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam PSAK terkait.
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan
Bagi Hasil
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 17.1) Laporan
Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil adalah laporan
yang menyajikan rekonsiliasi antara pendapatan Bank
yang menggunakan dasar akrual dengan pendapatan
dibagihasilkan kepada pemilik dana yang
menggunakan dasar kas.
Latar belakang adanya laporan ini adalah karena
adanya perbedaan dasar pengakuan antara pendapatan
yang diterima Bank dengan pendapatan yang
dibagihasilkan.
PT BANK SYARIAH ‘X’
LAPORAN REKONSILIASI PENDAPATAN DAN BAGI HASIL
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011

2012 2011
Pendapatan usaha utama (akrual) xxxx xxxx
Pengurang:
Pendapatan tahun berjalan yang kas
atau setara kasnya belum diterima:
Pendapatan keuntungan murabahah xxxx xxxx
Pendapatan sukuk negara dan perusahaan xxxx xxxx
Pendapatan sewa ijarah xxxx xxxx
Pendapatan Sertifikat Bank Indonesia Syariah xxxx xxxx
Jumlah pengurang xxxx xxxx
Penambah:
Pendapatan tahun sebelumnya yang
kasnya diterima pada tahun berjalan:
Penerimaan pelunasan piutang:
Keuntungan murabahah xxxx xxxx
Pendapatan sewa ijarah xxxx xxxx
Pendapatan Sertifikat Bank Indonesia Syariah xxxx xxxx
Pendapatan sukuk negara dan perusahaan xxxx xxxx
Jumlah penambah xxxx xxxx

Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil


Bagi hasil yang menjadi hak Bank xxxx xxxx
Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana xxxx xxxx
Bagi hasil yang menjadi hak pemilik
dana dirinci atas:
Hak pemilik dana atas bagi hasil yang
sudah didistribusikan xxxx xxxx
Hak pemilik dana atas bagi hasil yang
belum didistribusikan xxxx xxxx
Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Zakat

• Merupakan salah satu komponen utama laporan


keuangan yang harus disajikan oleh entitas syariah
(PSAK 101 paragraf 70).
• Unsur dasar, meliputi:
1. Sumber dana
2. Penggunaan dana selama suatu jangka waktu
3. Saldo dana zakat yang menunjukkan dana zakat
yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Zakat
Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Kebajikan
• Menunjukkan hal- hal sebagai berikut:
1. Sumber dana kebajikan yang berasal dari penerimaan, yaitu:
a. Infak,
b. Sedekah,
c. Hasil pengelolaan wakaf sesuai perundang- undangan yang berlaku,
d. Pengembalian dana kebajikan produktif,
e. Denda, dan
f. Pendapatan non- halal
2. Penggunaan dana kebajikan untuk:
a. Dana kebajikan produktif
b. Sumbangan
c. Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum
d. Kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan
e. Saldo awal dana penggunaan dana kebajikan
f. Saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Kebajikan
Pengakuan unsur – unsur laporan
keuangan

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan


proses pembentukan pos yang memenuhi definisi
unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau
laporan laba rugi.
Pengukuran Unsur – unsur laporan
keuangan
 Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk
mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan
keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi.
 Dasar pengukuran yang umum digunakan entitas syariah
dalam penyusunan laporan keuangan adalah biaya
historis, akan tetapi dalam kondisi tertentu dasar ini
dapat dikombinasikan dengan dasar pengukuran yang
lain, yaitu biaya kini dan nilai realisasi.
 Untuk memenuhi kriteria relevansi suatu informasi,
entitas syariah dapat merevaluasi aset, kewajiban dan
dana syirkah temporer secara periodik dengan syarat
harus terjamin keandalannya.
Catatan Atas Laporan Keuangan
• Mengungkapkan hal- hal sebagai berikut:
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa
dan transaksi yang penting.

2. Informasi yang diwajibkan PSAK, tetapi tidak disajikan dalam


Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat,
dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan.

3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan,


tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Sekian
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai