1. Hipokrit
2. Tidak bertanggungjawab
3. Bermental feodal
4. Percaya takhayul
5. Boros dan maunya instan
6. Malas
7. Suka menggerutu
8. Watak lemah (daya juang
lemah)
9. Cepat marah&dengki
10.Sok tau & sombong
11.Tikung tiru (plagiat)
B. IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA
• Karakter: bahasa latin ‘kharakter, kharassein, atau kharax’, bahasa Perancis ‘caractere’,
dalam bahasa Inggris ‘character’
– arti luas berarti sifat kejiwaan akhlak, budi pekerti, tabiat, watak yg membedakan seseorang
dengan yg lain
• Karakter bangsa : tabiat atau watak khas bangsa Indonesia yg membedakannya dgn
bangsa lain
• Max Weber: cara terbaik memahami suatu masyarakat: dengan memahami
tingkah laku anggotanya; dengan memahami kebudayaan mereka, yi sistem
makna mereka.
• Dalam masy berkembang atau masy Dunia Ketiga pada umumnya menghadapi 3
persoalan pokok, yi :
a.Nation-buliding: masalah yg berhub dengan warisan masa lalu
b.Stabilitas politik: masalah yg terkait dengan realitas saat ini yi ancaman
disintegrasi
c. Pembangunan ekonomi: masalah yg terkait dengan masa depan yi
masyarakat yg adil&makmur
D. POLITIK IDENTITAS
• Politik identitas:
– nama untuk menjelaskan situasi
– Ditandai dengan kebangkitan kelompok2 identitas
– Sbg tanggpan untuk represi yg memarjinalisasikan mereka di masa lalu
– Identitas berubah menjadi politik identitas ketika menjadi basis perjuangan aspirasi
kelompok
• Identitas yg menjadi salah satu dasar konsep kewarganegaraan (citizenship) adl
kesadaran dan kesetaraan manusia sbg warganegara.
• Perjuangan menuntut HAM menguat pada era reformasi hingga sekarang. Perjuangan
ini muncul dalam berbagai bidang dengan berbagai permasalahan seperti kedaerahan,
agama, dan partai politik. Muncul kesan ‘perang’ identitas yg memunculkan istilah
‘putera daerah’ dan berpotensi menimbulkan ‘konflik identitas
• Politik identitas bersifat
– positif : menjadi dorongan untuk mengakui dan mengakomodasi adanya perbedaan bahkan
sampai pada tingkat mengakui predikat istimewa suatu daerah thd daerah lain krn alasan yg
dapat dipahami secara historis& logis
– Negatif: terjadi diskrimasi kelompok, misalnya dominasi mayoritas atas minoritas