Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN 3 MKU PKn

IDENTITAS SEBAGAI WARGA


NEGARA

DOSEN KELAS: ESTER, S.H, M.Pd


• Status Kewarganegaraan seseorang dapat dilihat di
UU no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Identitas/ identity Nasional/
Ciri2, keadaan khusus national:
seseorang, jati diri Bersifat
kebangsaaan

Identitas nasional (dalam konteks


PKn):
Jati diri, ciri2, atau karakteristik,
perasaan atau keyakinan tentang
kebangsaan yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa
lain
PENGERTIAN

 Perlunya membandingkan bangsa yg satu dengan yg lain; mencari sisi2 umum


yg ada pada bangsa tsb untuk menghindari sikap kabalisme
• Sikap kabalisme:
– penekanan yg terlalu berlebihan
– pada keunikan serta eksklusivitas yg esoterik
– karena tdk ada satu bangsapun di dunia ini yg mutlak berbeda dengan bangsa lain
• Identitas nasional:
– Kepribadian nasional atau jati diri bangsa
– Dimiliki suatu bangsa yg membedakan satu bangsa atau dengan bangsa yg lain
• Faktor2 yg menjadikan setiap bangsa memiliki identitas yg berbeda, ant
lain: keadaan geografi, ekologi, demografi, sejarah,
kebudayaan, & watak masyarakat. Keadaan alam sangat
mempengaruhi watak masyarakatnya
• Karakter khas bangsa Indonesia: keramahan dan sopan santun
dua jenis identitas, yakni identitas primer dan
sekunder
(Tilaar, 2007; Winarno, 2013).

Identitas primer dinamakan sedangkan identitas


sekunder adalah identitas
juga identitas
yang dibentuk atau
etnis yakni identitas yang direkonstruksi berdasarkan
mengawali terjadinya hasil kesepakatan
identitas sekunder bersama.
Pembentukan Identitas Nasional secara Historis

• Secara historis, (tahap embrionik) identitas nasional Indonesia ditandai:


munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sedang
dijajah oleh asing pada tahun 1908 (masa Kebangkitan Nasional/Bangsa).
• kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah bangsa ini muncul karena
pengaruh dari hasil pendidikan yang diterima sebagai dampak dari
politik etis (Etiche Politiek).unsur pendidikan sangatlah penting bagi
pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan kebangsaan sebagai
identitas nasional.
• Puncak dari kesadaran akan membentuk bangsa ini, para pemuda yang
berasal dari organisasi kedaerahan berkumpul dalam Kongres Pemuda
ke- 2 di Jakarta dan mengumandangkan Sumpah Pemuda. Pada saat
itulah dinyatakan identitas nasional yang lebih tegas bahwa
• “Bangsa Indonesia mengaku bertanah air yang satu, tanah air Indonesia,
berbangsa yang satu,bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia”.
Pembentukan Identitas Nasional secara Sosiologis

• Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk


dalam proses interaksi, komunikasi, dan persinggungan
budaya secara alamiah baik melalui perjalanan panjang
menuju Indonesia merdeka maupun melalui
pembentukan intensif pasca kemerdekaan.
• Akulturasi : adalah suatu proses sosial yang timbul
manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu
kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan
kelompok itu sendiri. Contoh: sistem kalender
• Asimilasi : pembauran dua kebudayaan yang disertai
dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga
membentuk kebudayaan baru. Contoh: makanan,
pakaian
• Amalgamasi : perkawinan/pembiakan etnik yang
berbeda atau beda ras (perkawinan campur)
• Bangsa Indonesia  bangsa agraris dengan sistem kemasyarakatan
secara umum; kesukuan:
• Gemmeinschaaft (paguyuban/masyarakat sosial/bersama)
– Sistem kekerabatan ini dimana masyarakat mempunyai ikatan emosional yg kuat
dengan kelompok etnisnya
• Masyarakat Indonesia jika berada di luar negeri biasanya mereka akan
membuat organisasi paguyuban Indonesia di mana mereka tinggal
• Identitas Nasional (konteks bangsa masy Indonesia) cenderung
mengacu pd kebudayaan atau karakter khas
• Identitas nasional (konteks bernegara identitas nasional bangsa
Indonesia): bahasa nasional, bendera, lagu kebangsaan,
lambang negara gambar Garuda Pancasila, dsb
• Kedua identitas ini terangkum secara nyata dalam Pancasila dalam
bermasyarakat, berbangsa&bernegara
• Soemarno Soedarsono (2002) telah megungkapkan
tentang jati diri atau identitas diri dalam konteks
individual. Bagaimana dengan identitas nasional?
• identitas individu dapat menjadi representasi dan
penentu identitas nasional. Oleh karena itu, secara
sosiologis keberadaan identitas etnis termasuk identitas
diri individu sangat penting karena dapat menjadi
penentu bagi identitas nasional.
Pembentukan Identitas Nasional secara Politis

• Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional


Indonesia yang dapat menjadi penciri atau pembangun
jati diri bangsa Indonesia meliputi:
• bendera negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang
negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Bentuk-bentuk identitas nasional ini
telah diatur dalam peraturan perundangan baik dalam
UUD maupun dalam peraturan yang lebih khusus
• Watak dasar bangsa Indonesia: religius, humanis, menyukai persatuan/kekeluargaan,
suka bermusyawarah, lebih mementingkan kepentingan bersama.
 Konflik sosial&tawuran tidak menggambarkan keseluruhan watak dasar bangsa
Indonesia
• Faktor pembentuk identitas nasional:
– Faktor primordial: faktor bawaan yg bersifat alamiah, melekat pada bangsa tsb seperti geografi,
ekologi dan demografi,
– Faktor kondisional: keadaan yg mempengaruhi terbentuknya identitas tersebut. Contohnya negara
Indonesia terbentuk karena adanya penjajahan
• Watak identitas:
– Statis: etnisitas ; memiliki watak statis, mempertahankan apa yg ada secara
turun-temurun; selalu ada upaya fundamentalisasi dan purifikasi
– Dinamis: globalisasi; berwatak dinamis, selalu berubah2, dan membongkar
hal2 yg mapan
– Contoh ada pada sikap nrimo orang jawa yg bisa dipandang sbg hal negatif
juga positif
Mentalitas Orang Indonesia (Prof.DR.Koentjoroningrat)

Mentalitas Orang Indonesia sesudah


jaman penjahan Hindia Belanda
1. Sifat mentalitas yang meremehkan
mutu
2. Sifat mentalitas yang suka
menerabas
3. Sifat mentalitas tak percaya diri
sendiri
4. Sifat mentalitas tak berdisiplin
murni
5. Sifat mentalitas yang suka
mengabaikan tanggungjawab yang
kokoh
Karakter Orang Indonesia (Mochtar Loebis -1977)

1. Hipokrit
2. Tidak bertanggungjawab
3. Bermental feodal
4. Percaya takhayul
5. Boros dan maunya instan
6. Malas
7. Suka menggerutu
8. Watak lemah (daya juang
lemah)
9. Cepat marah&dengki
10.Sok tau & sombong
11.Tikung tiru (plagiat)
B. IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA

• Karakter: bahasa latin ‘kharakter, kharassein, atau kharax’, bahasa Perancis ‘caractere’,
dalam bahasa Inggris ‘character’
– arti luas berarti sifat kejiwaan akhlak, budi pekerti, tabiat, watak yg membedakan seseorang
dengan yg lain
• Karakter bangsa : tabiat atau watak khas bangsa Indonesia yg membedakannya dgn
bangsa lain
• Max Weber: cara terbaik memahami suatu masyarakat: dengan memahami
tingkah laku anggotanya; dengan memahami kebudayaan mereka, yi sistem
makna mereka.
• Dalam masy berkembang atau masy Dunia Ketiga pada umumnya menghadapi 3
persoalan pokok, yi :
a.Nation-buliding: masalah yg berhub dengan warisan masa lalu
b.Stabilitas politik: masalah yg terkait dengan realitas saat ini yi ancaman
disintegrasi
c. Pembangunan ekonomi: masalah yg terkait dengan masa depan yi
masyarakat yg adil&makmur
D. POLITIK IDENTITAS

• Politik identitas:
– nama untuk menjelaskan situasi
– Ditandai dengan kebangkitan kelompok2 identitas
– Sbg tanggpan untuk represi yg memarjinalisasikan mereka di masa lalu
– Identitas berubah menjadi politik identitas ketika menjadi basis perjuangan aspirasi
kelompok
• Identitas yg menjadi salah satu dasar konsep kewarganegaraan (citizenship) adl
kesadaran dan kesetaraan manusia sbg warganegara.
• Perjuangan menuntut HAM menguat pada era reformasi hingga sekarang. Perjuangan
ini muncul dalam berbagai bidang dengan berbagai permasalahan seperti kedaerahan,
agama, dan partai politik. Muncul kesan ‘perang’ identitas yg memunculkan istilah
‘putera daerah’ dan berpotensi menimbulkan ‘konflik identitas
• Politik identitas bersifat
– positif : menjadi dorongan untuk mengakui dan mengakomodasi adanya perbedaan bahkan
sampai pada tingkat mengakui predikat istimewa suatu daerah thd daerah lain krn alasan yg
dapat dipahami secara historis& logis
– Negatif: terjadi diskrimasi kelompok, misalnya dominasi mayoritas atas minoritas

Anda mungkin juga menyukai