Anda di halaman 1dari 17

“GREENING CORPORATION DAN KEBIJAKAN

LINGKUNGAN”

OLEH
KELOMPOK 6:
ERLI JALFRIANA HANAS (1810020055)
NURHAKIKI (1810020050)
STEVANUS WILLA (1810020053)
GREENING CORPORATION

Sepuluh langkah mencapai lingkungan yang unggul :

• Membentuk dan mengembangkan kebijakan lingkungan


• Menyiapkan program-program
• Menyusun organisasi dan pegawai
• Mengalokasikan sumber yang cukup
• Investasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai lingkungan
• Mendidik dan berlatih
• Mengawasi, memeriksa, dan melaporkan
• Mengikuti perkembangan aegenda penghijauan
• Mendukung program lingkungan
• Membantu membangun jembatan diantara bermcam-macam ketertarikan
KEKUATAN PERUBAHAN

Suatu pendekatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadi hijau :

• Mengembangkan kerjasama komponen-komponen dalam masalah


lingkungan
• Menerima bahwa perusahaan telah mengganggu lingkungan dan bertujuan
untuk meminimalkan hal tersebut serta berharap akan peningkatan
• Membuat dugaan akibat terhadap lingkungan dalam setiap kegiatan utama
perusahaan
• Mengadakan pelatihan lingkungan pada semua tingkatan staff
• Membangun jaringan antara kelompok lingkungan

3R dalam kebudayaan lingkungan yaitu reduce (mengurangi), reuse


(penggunaan kembali), recycle (daur ulang).
EKSTERNAL MEMPENGARUHI PERUBAHAN
LINGKUNGAN

Memonitor perkembangan agenda lingkungan, organisasi harus


mengawasi :
• Kemunculan fakta lingkungan, penemuan dan penelitian
• Kemunculan issu lingkungan
• Cara media membawa isu
• Opini publik
• Sikap dan pandangan karyawan
• Aktivitas kelompok lingkungan
• Aktivitas, profil dan sikap supplier serta konsumen
• Hukum dan arahan
• Aparat bisnis dan pemerintahan
• Prosedur komplain dan menerima komplain
• Pertimbangan apa yang paling baik dilatih dalam industri
INTERNAL MEMPENGARUHI PERUBAHAN
LINGKUNGAN (KARYAWAN)

Kemampuan karyawan telah ditingkatkan


dalam pembelajaran manajemen senior dan
dapat melanjutkannya. Hal ini mungkin
menjadi langkah awal yang paling sukses
dalam perubahan awal organisasi dan
kebudayaannya jika masalah lingkungan
menjadi serius.
PENGUKURAN PERFORMANCE DAN PENILAIAN
SISTEM

Ini adalah point dimana “lingkungan” harus ada di setiap prosedur dan kebijakan
perusahaan. Yang paling penting, isu lingkungan harus menjadi faktor inti dalam
perancangan dan pengoperasian system keuangan dan sistem penilaian
performance, perangsang dan reward.

Tiga indikator performance lingkungan :


• Indikator Operasional : mengukur potensi tekanan dalam lingkungan, seperti
membakar bahan bakar fosil atau mengubah sumber hutan menjadi pabrik kertas.
• Indikator manajemen : mengukur usaha untuk mengurangi efek lingkungan,
seperti penggunaan efisiensi energi oleh perusahaan atau program pelatihan
lingkungan.
• Indikator Kondisi lingkungan : mengukur kualitas lingkungan seperti konsentrasi
polusi udara atau perubahan iklim global.
•  
KEBIJAKAN LINGKUNGAN

ISO 14001 mensyaratkan bahwa manajemen puncak organisasi


menetapkan kebijakan lingkungan bagi organisasi.

Kebijakan lingkungan ISO 14001 adalah kebijakan yang


menguraikan maksud dan arahan bagaimana perusahaan akan
berhubungan dengan efeknya pada lingkungan secara keseluruhan.
Pernyataan ini perlu datang dari manajemen puncak, karena itu
adalah panduan bagaimana setiap individu dalam perusahaan akan
melakukan pekerjaan mereka dalam kaitannya dengan dampak
lingkungan. Ha ini adalah di mana Anda menampilkan apa
komitmen perusahaan Anda dalam mengendalikan dan
meningkatkan dampak lingkungan yang Anda buat.
ELEMEN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN ISO 14001

Kebijakan lingkungan memiliki beberapa elemen tertentu yang diperlukan untuk memenuhi
persyaratan ISO 14001. Berikut adalah beberapa penjelasan dan beberapa ide tentang apa
saja yang peru ada dalam Kebijakan Lingkungan.
 
1. Kesesuaian organisasi – Poin yang tidak benar-benar perlu ditulis dalam kebijakan; melainkan
adalah sesuatu yang perlu diingat sepanjang penulisan kebijakan. Kebijakan lingkungan harus
sesuai dengan dampak lingkungan dari kegiatan Anda.
2. Perbaikan berkesinambungan – Salah satu alasan utama untuk menerapkan sistem
manajemen adalah untuk mengidentifikasi proses dalam rangka meningkatkan sistem
tersebut.
3. Pencegahan pencemaran – komitmen lain yang perlu dimasukkan sebagai bagian dasar dari
kebijakan ini adalah komitmen perusahaan Anda untuk mencegah polusi.
4. Mematuhi persyaratan hukum dan lainnya – Komitmen terakhir yang diperlukan dalam
kebijakan ini adalah untuk mematuhi semua persyaratan hukum dan lainnya yang terkait
dengan aspek lingkungan Anda.
5. Kerangka tujuan dan sasaran – Di sinilah Anda masuk ke informasi rinci yang berlaku untuk
perusahaan Anda. Anda akan perlu menyiapkan rencana untuk mencapai beberapa tujuan
dan sasaran yang terkait dengan meningkatkan pengaruh
PERSYARATAN TAMBAHAN

Seiring dengan persyaratan di atas pada apa yang perlu dalam kebijakan, ada
persyaratan tambahan tentang cara membuat kebijakan dan apa yang perlu
dilakukan dengan kebijakan.
• Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara – Kebijakan lingkungan adalah
salah satu item dalam sistem manajemen yang perlu menjadi dokumen
tertulis. Hal ini bisa dalam bentuk hard copy atau soft, tapi tidak bisa dari mulut
ke mulut.
• Dikomunikasikan kepada seluruh karyawan – Karyawan perlu memahami apa
kebijakan perusahaan dan bagaimana tindakan pekerjaan mereka
mempengaruhi dampak lingkungan perusahaan.
• Tersedia untuk umum – Tidak seperti banyak sistem manajemen, kebijakan
lingkungan diharapkan akan berbagi dengan siapa pun di luar perusahaan yang
meminta. Hal ini dapat diposting di situs eksternal atau disediakan oleh
penyelidikan, tetapi jika seseorang ingin tahu apa kebijakan Anda itu harus siap
tersedia.
DEFINISI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara
mereka sendiri dalam melayanai kepentingan organisasi dan kepentingan
public eksternal.

Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan


mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi
mereka dengan para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan
prinsip kesukarelaan dan kemitraan ( Nuryana, 2005 ).

Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan


oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni
tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral atau
etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis
atau hukum.
Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility

Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa


responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining
one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or consequences.
(Tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan
tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh sanki/hukuman atau konsekuensi).

Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita ambil 2 kesimpulan :


a). Harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan; dan
b). Harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan.

Kemudian, kata tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur :


1). Kesadaran (awareness).
2). Kecintaan atau kesukaan (affiction).
3). Keberanian (bravery).
Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability

Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara


tanggung jawab dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan
dalam bentuk tanggung jawab keperdataan. Dalam hukum
keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat dibedakan
sebagai berikut :

1). Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan


(liability based on fault);
2). Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga(presumption of
liability);
3). Prinsip tanggung jawab mutlak (absolute liability or strict
liability).
PERKEMBANGAN DAN MOTIF
TANGGUNGJAWAB SOSIAL

Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas,


Pendapat yang menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah
terpisah dan bertentangan adalah pandangan yang keliru. Perusahaan
tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena
itu Piramida Tanggungjawab Sosial Perusahaan yang dikemukakan oleh
Archie B. Carrol harus dipahami sebagai satu kesatuan.

TSP merupakan Keedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip


dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines yaiu, 3P :
• Profit,
• People,
• Plannet,
MODEL TANGGUNGJAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN

Menurut Saidi dan Abidin ( 2004:64-65) ada empat model pola TSP di
Indonesia :
• Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program TSP secara langsung
dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn social atau menyerahkan sumbangan
ke masyarakat tanpa perantara.
• Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan
yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupaka adopsi
dari model yang lazm diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.
• Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui
kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi pemerintah (Ornop), Instansi
Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun
dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
• Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan social tertentu.
PERATURAN PERUNDANGAN CSR

Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization) sebagai
induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk
membentuk tim (working group) yang membidani lahirnya panduan dan standarisasi
untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social
Responsibility. ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela
mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor
badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun negara maju.

Dengan Iso 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab
sosial yang berkembang saat ini dengan cara:
• 1). Mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan
isunya;
• 2). Menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-
kegiatan yang efektif; dan
• 3). Memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan untuk
kebaikan komunitas atau masyarakat internasional.
PERTANYAAN
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai