Anda di halaman 1dari 10

ANDROGENESIS

OLEH:
NUR ALIANI M. (1822110029)
 Menurut Sumantadinata (1998), androgenesis adalah
proses terbentuknya embrio dari gamet jantan tanpa
kontribusi genetis dari gamet betina.
 Androgenesis dapat dilakukan dengan memanipulasi
beberapa proses pembuahan yaitu membuat agar
material genetik gamet betina menjadi tidak aktif dan
mengupayakan supaya terjadi diploisasi (NAGY dkk.,
1978).
 Teknik inaktivasi kromosom sel telur, yaitu merusak kromosom
dengan radiasi sinar-γ , sinar-x , atau sinar ultra violet.
 Teknik mencegah pengurangan kromosom, yaitu dengan
mencegah lepasnya 1n kromosom atau mempertahankan
diploiditas embrio pada tahap awal perkembangannya dengan
pemberian kejutan/ shock treatment.
TEKNIK Diploidisasi dapat dilakukan dengan cara menghambat pembelahan
mitosis I (CHOURROUT, 1984). Derajat homozigositas yang tinggi
ANDROGENESIS dapat dicapai dengan kejutan pada pembelahan mitosis I (NAGY
1986 dalam SULARTO dkk., 1992), karena pada pembelahan mitosis
pasangan kromosom yang dihasilkan bersifat identik yang berasal
dari genom haploid paternal yang membelah menjadi dua
(PENMAN, 1993). Tanpa proses diploidisasi embrio yang dihasilkan
pada pembuahan sel telur non-aktif akan bersifat haploid yang
berkarakter abnormal.
 HIPOFISASI
Ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas majalaya disuntikan secara intra
muskular sebanyak dua dosis pada induk ikan mas majalaya. Penyuntikan
dilakukan dua kali, dengan selang waktu enam jam antara penyuntikan
pertama dengan penyuntikan kedua. Pemijahan terjadi setelah lima jam
LANGKAH KERJA setelah penyuntikan kedua. Setelah ikan terlihat akan memijah yang
ANDROGENESIS biasanya dicirikan dengan perut yang sudah lunak atau lubang genital yang
(IKAN MAS) agak menonjol dan kemerah-merahan, telur diambil dengan cara
pengurutan.
DODI SELAMET ROHADI  RADIASI TELUR
(1996) Telur diberi larutan fisiologis dan diaduk sampai merata. Selanjutnya dibagi
ke dalam dua cawan petri dan dimasukan ke dalam kotak radiasi. Radiasi
berlangsung lima menit, dengan jarak 30 cm, memggunakan lampu
germicidal TUV 15 watt G15TB pada panjang gelombang 253,7 nm.
 FERTILISASI TELUR
Sperma diambil dengan menggunakan syringe dan diencerkan dengan
larutan ringer. Telur yang sudah selesai diradiasi dimasukan ke dalam
sebuah baki pembuahan, kemudian dilakukan pembuahan telur (fertilisasi)
dengan cara mencampurkan sperma dengan telur yang sudah diradiasi, lalu
ditambahkan larutan pembuahan dan diaduk secara merata dengan
menggunakan bulu ayam dalam baki pembuahan tersebut selama satu
menit. Selanjutnya telur-telur ditebar ke dalam akuarium yang bagian-
bagian dasarnya telah tertutup oleh lempeng-lempeng kaca ukuran 9 x 18
cm. kemudian telur-telu diinkubasi pada air bersuhu 25 O C, suhu diatur
dengan menggunakan termostat.
 KEJUTAN PANAS
Kejutan panas dilakukan dengan mencelupkan kaca yang berisi sel telur
yang telah dibuahi ke dalam air yang bersuhu 40 O C dalam sebuah
waterbath dengan volume kira-kira 7 liter. Kejutan panas dilakukan selama
dua menit.
 PENETASAN
Telur yang telah diberi kejutan panas dipindahkan ke dalam
saringan yang digantung pada akuarium berukuran 60 x 40 x 40cm
dan diberi aerasi, untuk ditetaskan.
 PEMELIHARAAN
Saat larva berumur lima hari diberi pakan alami Artemia sp. selama
kurang lebih 2 – 3 minggu dan setelah itu diberi cacing tubifex dan
pakan buatan berupa pelet kecil sebagai pakan tambahan. Lama
pemeliharaan dilakukan selama dua bulan, atau sampai darah ikan
cukup untuk pengujian diploidisasi.
 Berdasarkan penelitian adrogenesis yang dilakukan ARIFIN (1994)
diperoleh hasil, bahwa radiasi dengan menggunakan dua buah
lampu TUV 15 watt berjarak 30 cm dari telur selama 3 – 5 menit
telah mampu me-non-aktikan material gamet betina.
 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tiwuk Windari (2013),
dapat disimpulkan bahwa androgenesis dengan iradiasi ultra
violet panjang gelombang 254 nm (TUV merk Philips, 15 watt dan
jarak 15 cm) selama 1-5 menit (dosis 1983 J/m2 - 9916 J/m2),
efektif untuk inaktivasi material genetik telur ikan nilem dengan
lama iradiasi 5 menit.
 Pada penelitian androgenesis ikan mas yang dilakukan EDDY
(1994), didapat hasil, bahwa lama waktu kejutan panas yang
dilakukan 40 menit setelah pembuahan pada suhu 40 O C yang
terbaik adalah dua menit.
 SUMANTADINATA (1998), menyatakan bahwa umumnya waktu
awal kejutan panas yang menekan saat pembelahan mitosis I pada
ginogenesis adalah 40 dapat dilakukan selama 1,5 – 2,0 menit.
 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tiwuk Windari (2013), Kejut
panas 40 O C selama 90 detik pada 25 menit pasca fertilisasi paling
efektif sebagai prosedur androgenesis tahap lanjut setelah
inaktivasi materi genetik telur nilem.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai