Anda di halaman 1dari 38

ASMA

A. FARIH RAHARJO
DEFINISI
• Adalah penyakit dengan keragaman yang
ditandai dengan riwayat mengi, sesak,
dada terasa berat dan batuk. Bervariasi
setiap waktu dan intensitasnya disertai
variasi hambatan aliran napas saat
ekspirasi.
(GINA,2015)
Epidemiologi
• Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang
banyak ditemukan.
• Prevalensi penderita asma 1-18% dari populasi
di negara yang berbeda.
......epidemiologi
• Prevalensi asma pada tahun 1995 di Indonesia
sekitar 13/1000 (1,3%).
• Penelitian di Jawa Timur pada tahun 1993,
prevalensi asma sebesar 7,7%.
• Epidemiologi populasi asma atopi sekitar 70%
dari semua pasien asma.
• Asma atopi sangat berkaitan dengan sifat
alergi yang perantarai oleh imunoglobulin E
PATOGENESIS ASMA
• Inflamasi kronik di saluran napas Sel
inflamasi yang berperan sel mast, eosinofil,
limfosit T, makrofag, neutrofil, dan sel epitel
• Pencetus inflamasi saluran napas pada asma
disebabkan oleh faktor lingkungan (ekstrinsik)
dan faktor lain
• Inflamasi terjadi pada semua derajat asma
persisten dan intermiten
Patogenesis Asma
.........Degranulasi sel mast
DIAGNOSIS
Anamnesis
~ batuk, mengi, sesak napas episodik
~ bronkitis / pneumonia berulang
~ Riwayat atopi
~ Riwayat faktor pencetus
ANAMNESIS
(beberapa pertanyaan)
 Apakah penderita mendapat serangan
atau serangan mengi yang merulang
 Apakah penderita mengalami
gangguan batuk pada malam hari
 Apakah batuk atau mengi timbul
sesudah aktiviti
ANAMNESIS
(beberapa pertanyaan)
 Apakah batuk atau mengi atau rasa
berat di dada timbul sesudah terpajan
terhadap alergen atau polutan ?
 Apakah flu yang diderita berlanjut
menjadi sesak, atau berlangsung lebih
dari 10 hari ?
PEMERIKSAAN FISIS
 Tanpa serangan ~ dapat normal
 Penyakit penyerta
 Saat serangan
~ sesak
~ mengi
~ otot bantu napas
~ pulsus paradoksus
LABORATORIUM
 Darah rutin  Eosinofilia
 Sputum  eosinofil, spiral Curschmann
dan kristal Charcot-leyden
 Serum  IgE spesifik
 Uji kulit
UJI KULIT
 Prick test
 Scratch test
 Menentukan faktor atopi
 Tidak berkorelasi dengan
pencetus asma
RADIOLOGI

 Umumnya normal

 Hiperinflasi paru
PEMERIKSAAN FAAL
PARU

 Penunjang diagnosis

 Arus puncak ekspirasi


PEMERIKSAAN FAAL
PARU

 Pemeriksaan spirometri

~ VEP1
~ VEP1/KVP
Contoh Peak Flow Meter
Contoh Kartu Pelangi Asma
VARIABILITI HARIAN

Variabiliti harian = APE malam – APE pagi


X 100
½ (APE malam + APE pagi)
UJI BRONKODILATOR

VEP1 post BD - VEP1 pre BD

100%

VEP1 pre BD
UJI PROVOKASI
BRONKUS
 Riwayat asma (+)

 Pemeriksaan fisis (-)

 Uji faal paru (-)


UJI PROVOKASI BRONKUS
 Provokasi beban kerja
 Provokasi inhalasi
~ antigen
~ non spesifik : - histamin
- metakolin
KLASIFIKASI ASMA
Ditentukan oleh
 Frekuensi serangan
 Serangan asma malam
 Gangguan aktiviti
 Nilai faal paru (VEP1 atau APE)
 Variabiliti harian
Asma Intermiten
Salah satu dari hal berikut ini :
1. Gejala < 1 kali/minggu
2. Gejala asma malam tidak lebih dari 2
kali/bulan
3. VEP-1 atau APE sama dengan atau > 80%
prediksi

Asma Persisten Ringan


Salah satu dari hal berikut ini :
4. Gejala >1 kali/ minggu tapi < 1 kali/hari
5. Gejala asma malam > 2 kali/bulan
6. VEP-1 atau APE sama dengan atau > 80%
prediksi
Asma Persisten Sedang
Salah satu dari hal berikut ini :
1. Gejala setiap hari
2. Gejala asma malam > 1 kali/ minggu
3. VEP-1 atau APE 60%-<80% prediksi

Asma Persisten Berat


Salah satu dari hal berikut ini :
4. Gejala terus menerus
5. Gejala asma malam hari sering
6. VEP-1 atau APE sama dengan atau < 60%
prediksi
FAKTOR PENCETUS ASMA
 Sangat bervariasi
 Bersifat individual:
~ Debu rumah
~ Infeksi saluran napas
~ Makanan, bumbu, obat-obatan
~ Bulu binatang
~ Kelelahan
~ Bahan polusi
~ Perubahan cuaca
~ Emosi
~ Gas iritan, sulfur dioksida
KARAKTERISTIK ASMA

 Makin cepat pengobatan dimulai


makin mudah mengatasi serangan
asma

 Makin lama dan makin berat


serangan makin sukar pengobatannya
dan penyembuhannya juga makin lama
Normal Asma
ARUS PUNCAK EKSPIRASI
Terapi asma
Pilihan Langkah Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5
Kontroler 1 ICS dosis ICS/LABA ICS/LABA Merujuk pada
rendah dosis rendah dosis pengobatan
* moderat/ting tambahan
gi misalnya anti-
Ig-E (Kotak 3-
14)
Pilihan Pertimban Leucotriene ICS dosis ICS+LTRA Tambahkan OCS
kontroler gkan ICS receptor moderat/tingg dosis tinggi dosis rendah
lainnya dosis antagonist i (atau +
rendah (LTRA) ICS dosis theophylline)
Theophyllin rendah&LTR
e dosis A (atau +
rendah theophylline)
Pelega Beta2 agonis jangka SABA sesuai kebutuhan atau ICS/ formoterol
(reliever) pendek (SABA) sesuai dosis rendah**
kebutuhan
Tujuan terapi asam
• Asma terkontrol
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai