Anda di halaman 1dari 30

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN REFARAT OBSTETRI


UNIVERSITAS PATTIMURA JUNI 2020

PERDARAHAN ANTEPARTUM

Oleh : Asmayuni (201884003)

K o n s u l e n : d r. Z u l a i h a M . S a h i b , S p . O g . , M . K e s

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. HAULUSSY
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu berdasarkan Maternal Mortality Ratio (MMR)


didasarkan pada risiko kematian ibu berkaitan dengan proses
melahirkan, persalinan, perawatan obstetrik, komplikasi kehamilan dan
masa nifas sebagai indikator tingkat kesejahteraan ibu.

Perdarahan antepartum, salah satu keadaan gawat darurat yang


kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, dengan penyebab
plasenta previa, solutio placenta, dan penyebab lainnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

• Perdarahan antepartum a/d perdarahan yang berasal dari


1. Definisi traktus genitalia setelah usia kehamilan 24 minggu dan saat
menjelang persalinan.

2. Etiologi • * Penyebab obstetri dan non-obsetri

• Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG)


3. Klasifikasi
mengklasifikasikan 4 tingkat keparahan perdarahan antepartum
Tabel 1. etiologi perdarahan antepartum

Penyebab Obstetri Penyebab non-obstetri

Bloody Show Keganasan atau displasia serviks

Plsenta Previa Servisitis

Solusio plasenta Polip servikal

Vasa Previa Erosi serviks

DIC Laserasi vagina

Ruptur Uteri Vaginitis

Perdarahan sinus marginal Varikose vulva


Tabel 2. klasifikasi menurut (RCOG)

Klasifikasi Jumlah darah

Spotting noda, bercak darah yang ditemukan pada celana

dalam atau pembalut

Minor Haemorrhage Perdarahan kurang dari 50 mL

Major Haemorrhage Perdarahan 50-1000 mL, dengan tidak adanya tanda

syok

Massive Haemorrhage Perdarahan lebih dari 1000 mL dan atau tanda syok
2.1. Placenta Previa

1. Definisi

kelainan yang terjadi yang mengakibatkan plasenta letaknya


abnormal.

2. Epidemiologi
Menurut World Health Organization (WHO) dilaporkan sekitar 15%
hingga 20% kematian ibu dan insidensinya adalah 0,8% hingga
1,2% untuk setiap kelahiran

3. Etiologi dan faktor risiko

Usia ibu, Kehamilan Ganda, multiparitas, Riwayat SC


Gambar 1. Plasenta Berada Diatas Atau Berdekatan
Pada Ostium Uteri Internum
4. Patofisiologi

Segmen bawah semakin


Perubahan segmen bawah
melebar dan serviks
uterus (sesuai UK)
terbuka

mengakibatkan Plasenta akan turun di atas


robekan pada ostium uteri interna/
Perdarahan
plasenta di tempat bagian bawah dari segmen
perlekatannya rahim
5. Klafisikasi bentuk Plasenta Previa
6. Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• apakah adanya perdarahan • Pemeriksaan Leopold : • USG transabdominal,


pervaginam warna merah ditemukan posisi terendah • USG transvaginal
segar tanpa rasa nyeri pada janin yang masih tinggi dan
• MRI
usia kehamilan 20 minggu dan kelainan pada letak janin
berlangsung tanpa sebab yang
jelas
• Apakah ada nyeri (sejak
kapan, letak nyeri, keparahan
nyeri) ?
Gambar 3. Plasenta Previa Total

Gambar A. USG Plasenta Transabdominal (Kepala Gambar B. USG plasenta transvaginal (panah) yang
Panah Putih) Dibelakang Kandung Kemih Menutupi sepenuhnya menutupi serviks berdekatan dengan
Serviks (Panah Hitam) kepala janin
7. Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum Terapi Khusus

• Perbaiki kekurangan cairan/darah • Terapi konservatif


dengan infus cairan intravena (NaCL • Rawat inap
0,9% atau RL) • Pemeriksaan USG
• Penilaian jumlah perdarahan. • MgSO4 4g IV dosis awal dilanjutkan 4g setiap 6 jam.
• Jika perdarahan banyak dan Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan betamethason 12
berlangsung, persiapkan SC tanpa mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin
memperhitungkan usia kehamilan. • Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37
• Jika perdarahan sedikit dan berhenti, minggu masih lama, ibu dapat dirawat jalan dengan pesan
Janin hidup tetapi prematur, segera kembali ke rumah sakit jika terjadi perdarahan
pertimbangkan terapi ekspektatif. • Jika Hb kurang Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau
ferous fumarat per oral 60mg selama 1 bulan
8. Prognosis

Prognosis ibu pada plasenta previa dipengaruhi


oleh jumlah dan kecepatan perdarahan serta
kesegeraan pertolongannya

Prognosis terhadap janin lebih buruk karena


kelahiran prematur dan melalui proses persalinan
spontan maupun melalui tindakan.
2.2. Solusio Placenta

1. Definisi

keadaan terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari implantasi normalnya


(korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin dilahirkan.

2. Epidemiologi
Solusio plasenta yang terjadi pada wanita hamil menyulitkan sekitar 1 dalam 100
sampai 120 kehamilan. Namun, angka kejadian spesifik usia kehamilan bervariasi
tergantung pada etiologi.

3. Etiologi dan faktor risiko

Faktor hipertensi, faktor trauma, paritas, usia ibu, kebiasaan merokok, riwayat
solusio plasenta sebelumnya
Gambar Solusio Plasenta Total Dengan Terdarahan
Terselubung (Concealed Hemorrhage)
4. Patofisiologi

• Cedera vaskular lokal  perdarahan dalam desidua basalis  Desidua kemudian memisah
 meninggalkan lapisan tipis yang melekat ke miometrium  hematoma desidua 
1. kemungkinan lain areteri spiralis dapat ruptur, menciptakan hematoma retroplasenta.

• Arteri spiralis desidua pecah & menimbulkan hematoma retroplasenta  merusak pembuluh
darah sekitar lebih banyak placenta terpisah uterus masih membesar, akibat produk
2. konsepsi uterus tidak mampu berkontraksi menekan pembuluh darah yang robek darah
yang keluar tertahan dlm uterus.
Gambar makroskopik solusio placenta

Gambar A. Solusio plasenta Gambar B. Sisi plasenta yang


parsial dengan bekuan darah potensial untuk terjadinya
yang menempel gangguan sirkulasi
5. Klasifikasi solusio placenta

Ringan sedang Berat

• Luas plasenta yang terlepas • Luas plasenta yang terlepas • Luas plasenta yang terlepas sudah
tidak sampai 25% atau <1/6 telah melebihi 25%, tetapi melebihi 50%
bagian belum mencapai separuhnya • perdarahan yang berwarna hitam
• Perdarahan vagina sedikit (<100 (50%) (>500 mL)
mL), kdg tdk ada • Perdarahan yang tampak keluar • Perut sangat nyeri dan tegang serta
• Nyeri perut ringan lebih banyak (100-500 mL), keras seperti papan (defans
• Palpasi terasa nyeri lokal pada berwarna coklat kehitaman musculaire), syok
lokasi terbentuk hematom dan • Nyeri perut hilang timbul, • F.U lebih tggi
perut sedikit tegang tanda2 syok • inspeksi rahim kelihatan membulat
• Kadar fibrinogen darah dalam • DJJ lemah dan kulit diatasnya kencang dan
batas-batas normal yaitu 350 mg • kadar fibrinogen berkurang berkilat.
%. antara 150 - 250 mg/100 ml • DJJ tdk terdengar
• Kadar fibrinogen darah rendah yaitu
kurang dari 150 mg% dan telah ada
trombositopenia
6. Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Nyeri perut mendadak, • Inspeksi : gelisah, tanda2 syok, • Pemeriksaan Lab : Darah
lokasi nyeri perut dpt perdarahan pervaginam (tdk sll) lengkap, tes kualitatif
ditentukan • Palpasi : TFU tdk sesuai UK, fibrinogen (fiberindex),
• Perdarahan pervaginam dari uterus in bois (wooden uterus), • Pemeriksaan USG
darah segar , bekuan darah , sulit meraba bagian janin
darah kehitaman • Auskultasi : DJJ awalnya terdengar
• Pergerakan janin semakin kemudian perlahan hilang
lama berhenti • Ginek : Serviks tertutup/terbuka,
• Tanda-tanda syok jika terbuka plasenta menonjol,
• Adanya riwayat trauma atau adanya prolapsus placenta,.
faktor penyebab lain.
7. Penatalaksanaan

1. Jika terjadi perdarahan hebat dgn tanda syok, lakukan persalinan segera (pembukaan lengkap persalinan
ektraksi vakum, pembukaan belum lengkap persalinan SC).

2. Jika perdarahan ringan atau sedang, belum ada tanda syok, tindakna bergantung pada DJJ.

* DJJ normal  SC

* DJJ tdk terdengar, TTV ibu baik  Pervaginam

* DJ tdk terdengar, TTV ibu buruk pecahkan ketuban dgn koher, jika kontraksi jelek berikan Oksitosin, jika
serviks Tertutup  SC

* Jika DJJabnormal (<100->180x/m) persalinan pervaginam atau SC


2.3. Ruptur Placenta

Ruptur uterus dapat timbul akibat cedera atau


kelainan yang telah ada

ruptur juga dapat terjadi akibat trauma

dapat terjadi sebagai komplikasi persalinan pada


uterus yang sebulumnya
1. Etiologi

Penyebab tersering ruptur uterus adalah


terpisahnya parut akibat histerotomi caesaer

Faktor predisposisi lain : riwayat bedah


menyebabkan trauma seperti kuretase,
perforasi, atau miomektomi

Stimulus uterus yang berlebihan atau tidak


sesuai indikasi dengan menggunakan oksitosin
Gambar Ruptur Uteri pada Laparatomi dengan Ekspulsi
Parsial Fetus
2. Klasifikasi

1. Menurut tingkat robekan

Ruptur uteri Ruptur uteri Ruptur uteri


komplit inkomplit imminens

• Robekan hanya sampai • baru ada gejala akan


• Robekan terjadi pada terjadi ruptur
seluruh lapisan dinding miometrium, disebut
juga sebagai dehisensi • Urine kateter
uterus
kemerahan
• pesien merasa kesakitan
terus menerus baik
waktu his.
2. Menurut waktu terjadinya

Ruptur uteri gravidarum


Ruptur uteri durante partum
- Terjadi waktu sedang hamil
- Sering berlokasi pada korpus - Terjadi waktu melahirkan
uteri
- Lokasinya sering pada segmen
bawah rahim
- Jenis inilah yang terbanyak.
3. Menurut lokasi

Segmen bawah
Korpus uteri
rahim

Servik uteri Kolpoporeksis


3. Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• riwayat nyeri perut yang • Pada pemeriksaan abdomen, akan • Pemeriksaan darah lengkap
hebat pada awal kontraksi ditemukan gambaran Bandl’s Ring • Pemeriksaan USG
uterus dan menurun disertai dan nyeri tekan pada perut yang
menghilangnya kontraksi hebat
uterus • Bila janin sudah keluar dari cavum
• Perdarahan bisa atau tidak uteri, maka teraba bagian-bagian
terjadi janin langsung di bawah kulit
• Gelisah, pucat, keringat dan perut.
muntah sering ditemukan • DJJ abnormal
Gambar Bandl’s Ring
4. Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum Terapi Khusus

• Berikan oksigen • Jika uterus dapat diperbaiki dengan resiko operasi


• Perbaiki kehilangan volume lebih rendah daripada histerektomi dan tepi
darah dengan pemberian infus robekan uterus tidak nekrotik, lakukan reparasi
cairan intravena (NaCL 0,9% uterus (histerorafi).
atau Ringer Laktat) sebelum • Jika uterus tidak dapat diperbaiki, lakukan
tindakan pembedahan histerektomi subtotal. Jika robekan memanjang
• Jika kondisi ibu stabil, lakukan hingga serviks dan vagina, histerektomi total
seksio sesarea untuk melahirkan mungkin diperlukan
bayi dan plasenta.

Anda mungkin juga menyukai