Anda di halaman 1dari 34

STROKE HEMORAGIK

Anatomi Otak
 Telensefalon (endbrain)
 korteks serebri, system limbic, basal
ganglia (nucleus kaudatum, nucleus
klaustrum dan amigdala)

 Diensefalon (interbrain) 
epitalamus, thalamus, subtalamus,
dan hipotalamus.

 Mesensefalon (midbrain) 
corpora quadrigemina kolikulus
superior dan kolikulus inferior 
nucleus rubra dan substansia nigra

 Metensefalon (afterbrain), pons


dan medulla oblongata

 Cerebellum
Pembuluh darah otak
 Arteri Karotis Interna

• nucleus kaudatus,
Arteri putamen, kapsula
interna dan korpus
Serebri .
kalosum
• bagian-bagian lobus
Anterio frontalis dan
parietalis.
r

• lobus temporalis,
Arteri parietalis dan
frontalis.
Serebri • sumber darah
utama girus
Media presentralis dan
postsentralis.
Pembuluh darah otak
 Arteri Vertebrobasilaris
Arteri Vertebralis kanan dan kiri  Arteri Basilaris

• Sebagian diensfalon, sebaian


lobus oksipitalis dan
temporalis, apparatus
Arteri Basilaris koklearis dan organ-organ
vestibular.

 Sirkulus willisi
Arteri karotis interna dan arteri vertebrobasilaris disatukan
oleh pembuluh-pembuluh darah anastomosis ya itu sirkulus
arteriosus willisi
Fisiologi Otak
• Fungsi-fungsi dari otak adalah otak
– pusat gerakan atau motorik,
– pusat sensibilitas,
– area broca atau pusat bicara motorik,
– area Wernicke atau pusat bicara sensoris,
– visuosensoris,
– Cerebellum yang berfungsi sebagai pusat
koordinasi
– batang otak : tempat jalan serabut-serabut saraf
ke target organ
Stroke
 Stroke adalah gangguan fungsional otak yang
terjadi secara mendadak dengan tanda klinis
fokal atau global yang berlangsung lebih dari
24 jam (kecuali akibat pembedahan atau
kematian), tanpa tanda-tanda penyebab non
vascular, termasuk didalamnya tanda-tanda
perdarahan subaraknoid, perdarahan
intraserebri, iskemik atau infark serebri.
• Prevalensi stroke di Indonesia ditemukan
sebesar 8,3 per 1000 penduduk serta yang
telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan
adalah 6 per 1000 penduduk

• Prevalensi stroke tertinggi dijumpai di NAD


(16,6%) dan terendah di Papua (3,8%).
Klasifikasi
1. Berdasarkan patologi anatomi 2. Berdasarkan Stadium
dan penyebabnya Pertimbangan Waktu
– Stroke Iskemik – Transient Ischemic Attack (TIA)
– Transient Ischemic Attack (TIA) – Reversible Ischemic Neurological
– Trombosis Serebri Deficit (RND)
– Emboli Serebri – Stroke in Evolution
– Stroke Hemoragik – Completed Stroke
– Perdarahan Intraserebral
– Perdarahan Subarakhnoid 3. Berdasarkan Sistem Pembuluh
Darah
– Sistem Karotis
– Sistem Vertebro-basilar
Stroke Hemoragik
 Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi
apabila lesi vaskular intraserebrum
mengalami ruptur sehingga
terjadi perdarahan ke dalam ruang
subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan
otak
Epidemiologi
Stroke di Stroke sebagai
Amerika Serikat Mortalitas dan penyebab
yaitu 500.000 morbiditas pada kematian
pertahunnya stroke mencapai 9%
10-15% hemoragik lebih (sekitar 4
merupakan berat dari pada juta)dari total
stroke stroke iskemik kematian per
hemoragik. tahunnya.
Etiologi
 Perdarahan intraserebral  Septik embolisme
primer
 Ruptur kantung  Penyakit inflamasi pada
aneurisma arteri dan vena
 Trauma  Amiloidosis arteri
 Kelainan perdarahan  Obat - obatan
 Perdarahan primer atau
sekunder dari tumor
otak.
Faktor Resiko
Penyakit
Umur Hipertensi merokok
Jantung

Jenis Riwayat Peningkatan Kelainan


Kelamin Keluarga Viskostas Pembekuan

Diabetes Obat-
Hiperlipidemia Diet
Melitus obatan

Kontraspsi
Infeksi
Oral

Irama
Sirkardian
Patogenesis Stroke Hemoragik
 Perdarahan Intraserebral
 Pecahnya pembuluh darah otak
karena tekanan darah yang tinggi

 Perdarahan Subaraknoid
 Pecahnya aneurisma atau malformasi
pembuluh darah
Patofisiologi
• Penyumbatan Arteri Serebri Media

Penyumbatan arteri serebri media

1. Kelemahan otot
2. Spastisitas kontralateral
3. Kerusakan girus lateral precentralis dan postcentralis

1. Deviasi okular
2. Hemianopsia
3. Gangguan bicara motorik dan sensorik
4. Gangguan persepsi spasial
5. Apraksia
• Penyumbatan Arteri Serebri Anterior

• Hemiparesis dan defisit


Penyumbatan sensoris kontralateral
arteri serebri • Kesulitan berbicara
anterior • Apraksia pada lengan kiri

Penyumbatan
bilateral arteri • Kerusakan sistem limbic
serebri  apatis
anterior
• Penyumbatan Arteri Serebri Posterior

Penyumbatan a. • Hemianopsia kontralateral


serebri posterior

Penyumbatan • Kebutaan
bilateral
• Penyumbatan Arteri Basilaris

Paralisis • Hemiplegia kontralateral


Ekstremitas • Tetraplegia

• Nistagmus
Paralisis Otot mata • Ptosis
• Miosis

• Hipestesi wajah ipsilateral dan ekstremitas


kontralateral [N. V]
Paralisis Nervus • Paralisis Palatum mole dan takikardia [N.X]
Cranialis • Paralisis Otot lidah [N.XII]
• Strabismus [N.III]
Gejala Klinis
 Tingkat kesadaran yang berubah
 Defisit neurologis fokal
 Jika Cerebellum terlibat :
› ekstremitas ataksia,
› vertigo atau tinnitus,
› mual dan muntah,
› hemiparesis atau quadriparesis,
› hemisensori,
› gerakan mata yang mengakibatkan kelainan diplopia atau
nistagmus,
› kelemahan orofaringeal atau disfagia,
› wajah ipsilateral dan kontralateral tubuh.[2]
Diagnosis
 Berdasarkan Riwayat dan keluhan utama
 Perdarahan Intracerebral pembagian berdasarkan
Luessenhop et al.
 Sistem Gradding Perdarahan Subaraknoid
Hunt & Hess Grading of Sub-Arachnoid Hemorrhage

Grade Kriteria
I Asimptomatik atau minimal sakit kepala atau leher kaku
II Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk, tidak ada defisit
neurologis

III Mengantuk, kebingungan, atau gejala fokal ringan


IV Stupor, hemiparese sedang hingga berat, kadang ada gejala
deselerasi awal

V Koma
 WFNS SAH grade

WFNS grade GCS Score Major facal deficit

0    
1 15 -
2 13-14 -
3 13-14 +
4 7-12 + or -
5 3-6 + or -
Pemeriksaan Penunjang
 CT Scan Non Contras
 untuk membedakan stroke iskemik dan
stroke hemoragik

 MRI
 Untuk mendeteksi stroke secara cepat

 Siriraj Hospital Score


 Siriraj Hospital Score
 Versi orisinal:
= (0.80 x kesadaran) + (0.66 x muntah) + (0.33 x sakit kepala) + (0.33x tekanan darah
diastolik) – (0.99 x atheromal) – 3.71.
 
 Versi disederhanakan:
= (2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x tekanan darah diastolik) –
(3 x atheroma) – 12.
 
› Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
› Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
› Sakit kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
› Tanda-tanda ateroma: tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten)

  
Pembacaan:
Skor > 1 : Perdarahan otak
< -1: Infark otak
Sensivitas : Untuk perdarahan:89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostic : 90.3%.
Penatalaksanaan
 A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
2. Terapi umum (suportif)
› stabilisai jalan napas dan pernapasan
› stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
› pemeriksaan awal fisik umum
› pengendalian peninggian TIK
› penanganan transformasi hemoragik
› pengendalian kejang
› pengendalian suhu tubuh
› pemeriksaan penunjang
 B. Penatalaksanaan Stroke Perdarahan Intra
Serebral (PIS)

Terapi • Eptacog alfa.


• Aminocaproic acid.
hemostatik • Pemberian rF VIIa pada PIS pada onset 3 jam

• frozen plasma atau prothrombic complex


concentrate dan vitamin K.
Reversal of • Prothrombic-complex concentrates
• Dosis tunggal intravena rFVIIa 10-90µg/kg.
anticoagulatio • Pasien PIS akibat penggunaan heparin diberikan
n Protamine Sulfat,
• Pasien dengan trombositopenia diberikan dosis
tunggal Desmopressin
Keputusan Operasi atau tidak
Perdarahan Intra Serebral

Operasi:
1. Pasien dengan perdarahan
serebelar >3cm dengan perburukan
klinis atau kompresi batang otak. Tidak dioperasi :
2. PIS dengan lesi struktural. 1. Pasien dengan perdarahan kecil
(<10cm3) atau defisit neurologis
3. Pasien usia muda dengan
minimal.
perdarahan lobar sedang s/d besar
yang memburuk. 2. Pasien dengan GCS <4..
4. Pembedahan untuk mengevakuasi
hematoma dengan perdarahan
lobar yang luas (>50cm3)
B. Penatalaksanaan Perdarahan Sub Arakhnoid
1. Pedoman Tatalaksana

Perdarahan Grade I atau II (H&H PSA): Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H
PSA), 1
1. Identifikasi yang dini.
2. Bed rest total dengan posisi kepala 1. Lakukan penatalaksanaan ABC.
ditinggikan 30 bila perlu diberikan O2 2-3 2. Intubasi endotrakheal
L/menit. 3. Bila ada tanda-tanda herniasi maka
3. Pasang infus IV dilakukan intubasi.
4. Monitor ketat kelainan-kelainan 4. Hindari pemakaian sedatif yang
neurologi yang timbul. berlebhan.
• 2. Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang
setelah PSA 1

– Istirahat di tempat tidur secara teratur atau


pengobatan dengan
– Terapi antifibrinolitik.
– Pengikatan karotis tidak bermanfaat pada
pencegahan perdarahan ulang.
– Penggunaan koil intra luminal dan balon masih uji
coba.
• Operasi pada aneurisma yang rupture 1

– Operasi clipping.
– Aneurisma yang incompletely clipped mempunyai resiko
yang tinggi untuk perdarahan ulang.
Komplikasi

 Peningkatan tekanan intrakranial


 Herniasi
 Deteorisasi
 Disabilitas Permanen
Prognosis

• Tergantung pada
– Tingkat keparahan stroke
– Lokasi perdarahan
– Ukuran dari perdarahan.
Pencegahan

 Mengatur pola makan


 Melakukan olah raga
 Menghentikan rokok
 Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
 Memelihara berat badan yang layak
 Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang
beresiko tinggi
 Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
 Pemeriksaan kesehatan teratur Pemakaian antiplatelet
Daftar pustaka
1. Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.Guideline Stroke 2007. Edisi Revisi.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia: Jakarta, 2007.
2. Nasissi, Denise. Hemorrhagic Stroke Emedicine. Medscape, 2010. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview
3. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ed.6.EGC, Jakarta. 2006
4. Sjahrir, Hasan. Stroke Iskemik. Yandira Agung: Medan, 2003
5. Ropper AH, Brown RH. Adams dan Victor’s Principles of Neurology. Edisi 8. BAB 4. Major Categories of
Neurological Disease: Cerebrovascular Disease. McGraw Hill: New York.2005
6. Sotirios AT,. Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery.New York. Thieme Stuttgart. 2000.
7. Silbernagl, S., Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta, 2007.
8. MERCK, 2007. Hemorrhagic Stroke. Available at: http://www.merck.com/mmhe/sec06/ch086/ch086d.html.
9. Samino. Perjalanan Penyakit Peredaran Darah Otak. FK UI/RSCM, 2006. Diunduh dari:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13PerjalananPenyakitPeredaranDarah.
10. Mesiano, Taufik. Perdarahan Subarakhnoid Traumatik. FK UI/RSCM, 2007. Diunduh dari:
http://images.omynenny.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/R@uuzQoKCrsAAFbxtPE1/SAH
%20traumatik%20Neurona%20by%20Taufik%20M.doc?nmid=88307927.
11 Poungvarin, N. Skor Siriraj stroke dan studi validasi untuk membedakan perdarahan intraserebral
supratentorial dari infark. Diunduh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1670347/.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai