STROKE HEMORAGIK Joko Thare
STROKE HEMORAGIK Joko Thare
Anatomi Otak
Telensefalon (endbrain)
korteks serebri, system limbic, basal
ganglia (nucleus kaudatum, nucleus
klaustrum dan amigdala)
Diensefalon (interbrain)
epitalamus, thalamus, subtalamus,
dan hipotalamus.
Mesensefalon (midbrain)
corpora quadrigemina kolikulus
superior dan kolikulus inferior
nucleus rubra dan substansia nigra
Cerebellum
Pembuluh darah otak
Arteri Karotis Interna
• nucleus kaudatus,
Arteri putamen, kapsula
interna dan korpus
Serebri .
kalosum
• bagian-bagian lobus
Anterio frontalis dan
parietalis.
r
• lobus temporalis,
Arteri parietalis dan
frontalis.
Serebri • sumber darah
utama girus
Media presentralis dan
postsentralis.
Pembuluh darah otak
Arteri Vertebrobasilaris
Arteri Vertebralis kanan dan kiri Arteri Basilaris
Sirkulus willisi
Arteri karotis interna dan arteri vertebrobasilaris disatukan
oleh pembuluh-pembuluh darah anastomosis ya itu sirkulus
arteriosus willisi
Fisiologi Otak
• Fungsi-fungsi dari otak adalah otak
– pusat gerakan atau motorik,
– pusat sensibilitas,
– area broca atau pusat bicara motorik,
– area Wernicke atau pusat bicara sensoris,
– visuosensoris,
– Cerebellum yang berfungsi sebagai pusat
koordinasi
– batang otak : tempat jalan serabut-serabut saraf
ke target organ
Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak yang
terjadi secara mendadak dengan tanda klinis
fokal atau global yang berlangsung lebih dari
24 jam (kecuali akibat pembedahan atau
kematian), tanpa tanda-tanda penyebab non
vascular, termasuk didalamnya tanda-tanda
perdarahan subaraknoid, perdarahan
intraserebri, iskemik atau infark serebri.
• Prevalensi stroke di Indonesia ditemukan
sebesar 8,3 per 1000 penduduk serta yang
telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan
adalah 6 per 1000 penduduk
Diabetes Obat-
Hiperlipidemia Diet
Melitus obatan
Kontraspsi
Infeksi
Oral
Irama
Sirkardian
Patogenesis Stroke Hemoragik
Perdarahan Intraserebral
Pecahnya pembuluh darah otak
karena tekanan darah yang tinggi
Perdarahan Subaraknoid
Pecahnya aneurisma atau malformasi
pembuluh darah
Patofisiologi
• Penyumbatan Arteri Serebri Media
1. Kelemahan otot
2. Spastisitas kontralateral
3. Kerusakan girus lateral precentralis dan postcentralis
1. Deviasi okular
2. Hemianopsia
3. Gangguan bicara motorik dan sensorik
4. Gangguan persepsi spasial
5. Apraksia
• Penyumbatan Arteri Serebri Anterior
Penyumbatan
bilateral arteri • Kerusakan sistem limbic
serebri apatis
anterior
• Penyumbatan Arteri Serebri Posterior
Penyumbatan • Kebutaan
bilateral
• Penyumbatan Arteri Basilaris
• Nistagmus
Paralisis Otot mata • Ptosis
• Miosis
Grade Kriteria
I Asimptomatik atau minimal sakit kepala atau leher kaku
II Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk, tidak ada defisit
neurologis
V Koma
WFNS SAH grade
0
1 15 -
2 13-14 -
3 13-14 +
4 7-12 + or -
5 3-6 + or -
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan Non Contras
untuk membedakan stroke iskemik dan
stroke hemoragik
MRI
Untuk mendeteksi stroke secara cepat
Pembacaan:
Skor > 1 : Perdarahan otak
< -1: Infark otak
Sensivitas : Untuk perdarahan:89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostic : 90.3%.
Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
2. Terapi umum (suportif)
› stabilisai jalan napas dan pernapasan
› stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
› pemeriksaan awal fisik umum
› pengendalian peninggian TIK
› penanganan transformasi hemoragik
› pengendalian kejang
› pengendalian suhu tubuh
› pemeriksaan penunjang
B. Penatalaksanaan Stroke Perdarahan Intra
Serebral (PIS)
Operasi:
1. Pasien dengan perdarahan
serebelar >3cm dengan perburukan
klinis atau kompresi batang otak. Tidak dioperasi :
2. PIS dengan lesi struktural. 1. Pasien dengan perdarahan kecil
(<10cm3) atau defisit neurologis
3. Pasien usia muda dengan
minimal.
perdarahan lobar sedang s/d besar
yang memburuk. 2. Pasien dengan GCS <4..
4. Pembedahan untuk mengevakuasi
hematoma dengan perdarahan
lobar yang luas (>50cm3)
B. Penatalaksanaan Perdarahan Sub Arakhnoid
1. Pedoman Tatalaksana
Perdarahan Grade I atau II (H&H PSA): Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H
PSA), 1
1. Identifikasi yang dini.
2. Bed rest total dengan posisi kepala 1. Lakukan penatalaksanaan ABC.
ditinggikan 30 bila perlu diberikan O2 2-3 2. Intubasi endotrakheal
L/menit. 3. Bila ada tanda-tanda herniasi maka
3. Pasang infus IV dilakukan intubasi.
4. Monitor ketat kelainan-kelainan 4. Hindari pemakaian sedatif yang
neurologi yang timbul. berlebhan.
• 2. Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang
setelah PSA 1
– Operasi clipping.
– Aneurisma yang incompletely clipped mempunyai resiko
yang tinggi untuk perdarahan ulang.
Komplikasi
• Tergantung pada
– Tingkat keparahan stroke
– Lokasi perdarahan
– Ukuran dari perdarahan.
Pencegahan