Anda di halaman 1dari 29

Kaidah Pencacahan

~ Aturan pengisian tempat yang tersedia


1. Aturan pengisian tempat yang tersedia
Contoh:
Pada lomba lari 100 meter, empat anak lolos
ke putaran akhir, yaitu A(Adi), B(Banu), C
(Candra), dan D(Dodi).

Pada perlombaan tersebut disediakan dua


hadiah. Ada berapakah susunan pemenang
yang mungkin muncul pada akhir
pertandingan?
 jawab

Pemenang pertama dan kedua yang mungkin muncul, dapat kita susun
yaitu:
AB, AC, AD,BA,BC,BD,CA,CB,CD,DA,DB,dan DC.
Proses menentukan banyaknya susunan pemenang secara umum
mengikuti aturan sebagai berikut:
Langkah 1:
Ada 4 peserta lomba yang semuanya bisa keluar sebagai juara pertama.
Langkah 2:
Satu orang sudah masuk garis akhir, masih ada 3 peserta lomba yang
bisa menduduki juara kedua.

Jadi seluruhnya ada 4 x 3 = 12 (susunan pemenang yang mungkin terjadi)


 Contoh 2

Amalia memiliki 4 buah kemeja, 2 buah celana


panjang dan 3 sepatu. Ada berpa cara ia dapat
berpakaian lengkap?

Jawab:

Kemeja yang dapat dipilih Amalia ada 4 cara,


celana panjang 2 cara dan sepatu 3 cara.
Jadi, ada 4 x 2 x 3 = 24 cara amelia dapat berpakain lengkap
Dari uraian tersebut dapat kita peroleh suatu kesimpulan :

Jika terdapat buah tempat yang tersedia dengan:


n1 = banyaknya cara untuk mengisi tempat pertama.
n2 = banyaknya cara mengisi tempat kedua, setelah tempat
pertama terisi.
n3 = banyaknya cara mengisi tempat ketiga, setelah tempat
pertama dan kedua terisi, dan
nk = banyaknya cara mengisi tempat ke – k, setelah tempat- tempat
sebelumnya terisi.

Maka banyaknya
n1 x n2 cara
x n3untuk
x … xmengisi
nk. k tempat yang tersedia adalah

Aturan ini yang dimaksud sebagai aturan pengisian tempat yang


tersedia atau kaidah perkalian.
Definisi dan Notasi faktorial

Definisi:

Hasil perkalian semua bilangan bulat positip dari


satu sampai dengan n disebut n faktorial, dan diberi
notasi n!.

jd n! = 1 x 2x 3 x … x (n-1) x n, atau
n! = n x ( n-1) x (n-2) x … x 2 x 1

dengan 1! = 1 dan 0! = 1
Permutasi
 Misalkan diadakan undian untuk memperebutkan 2 hadiah (hadiah I dan II). Jika yang
memperebutkan hadiah itu ada 3 orang (A, B, dan C), ada berapa cara kedua macam hadiah
itu dapat diberikan kepada para pemenang?.
 Jawab:

Obyek B ... (A,B) = permutasi ke-1 = p


Cara Eksp. A
1
Eksp.
C ... (A,C) = permutasi ke-2 = p2
A
Diundi untuk A ... (B,A) = permutasi ke-3 = p3
B B S, n(S) = P23
memperebutkan 2 hadiah C ... (B,C) = permutasi ke-4 = p
4
C

A ... (C,A) = permutasi ke-5 = p


5
C

B ... (C,B) = permutasi ke-6 = p


6
3 cara
2 cara
Menurut Prinsip Perkalian
3 3 21 3! n!
Banyaknya cara: n(S) = P23 = 3×2 = 6  P2 = 3×2 = =  Prn =
1 (3  2)! (n  r)!
Permutasi Dengan Beberapa Unsur Sama
Ada berapa cara untuk membuat susunan huruf yang berbeda dari kata
“MAMA”?.
Jawab

MMAA
MAMA
AMMA Ada 6 cara
AMAM
AAMM
MAAM

Seluruh permutasi setelah M dan A diberi indekas sesuai banyaknya huruf


6=
Ma sin g  ma sin g dari 6 anggota setelah diberi indeks memuat 4 cabang

4! (banyaknyapermutasi4 huruf dari 4 huruf berlainan)


=
4 (masing - masing anggotadari 6 anggotamemuat 4 cabang)
4! 4!
= =
2! (permutasi dari M1 dan M 2 )  2! (permutasi dari A 1 dan A 2 ) 2! 2!
Permutasi Dengan Beberapa Unsur Sama
Berapa banyak cara untuk membuat susunan huruf dari kata “KAKAKKU”?
Jawab

7! 7
Karena ada 4K, 2A, dan 1U, maka banyaknya cara = P = 105 cara
4!.2!.1! 7 ( 4, 2,1)
=

Secara matematika formal, banyaknya cara mengambil 4 huruf K dari 7 huruf adaC4
.Banyaknya cara mengambil 2 huruf A dari (7 – 4) huruf sisanya adaC27 4 , dan banyaknya cara
mengambil 1 huruf A dari (7 – 4 – 2) huruf sisanya ada C17  4  2

Maka menurut prinsip perkalian banyaknya cara untuk membuat susunan huruf dari kata
KAKAKKU ada:

(7 . 6 . 5 . 4) . (3 . 2).(1) 7!
P(74,2,1) = C74 × C72  4 × C17  4  2 =
4! 2! 1!

4! 2! 1!
n
!
Secara umum, P(nn , n , ... , n ) = dengan n = n1 + n2 + + nk
1 2 k n!.
1 2n!...
nk!
Permutasi Siklis
Misalkan 3 orang anak A, B, dan C diminta naik ke permainan roda putar

A C B Secara umum banyaknya permutasi


siklis dari n obyek =
C B B A A C

Maka berarti ketiga permutasi siklis tersebut sama, yakni ABC = CAB = BCA. Untuk
melihat kesamaannya perhatikan bahwa:
CAB.CAB = BCA.BCA = ABC (Pandanglah A sebagai titik awal).

Dari 3 tempat duduk pada permainan roda putar itu sebenarnya hanya ada 2 saja yang
berbeda susunannya, yakni ABC dan ACB. Sehingga hanya ada 2 permutasi siklis.

Secara umum banyaknya permutasi siklis dari n obyek = n = (n – 1)!


P siklis
Permutasi berulang

 Jika kita inin menyusun kata yang terdiri 2 huruf, yang dipilih dari
huruf A, D, I, serta kata yang terbentuk boleh mengandung huruf
yang sama, maka kita akan mendapatkan kata:
AA, AD, AI, DD, DA, DI, II, IA, ID.

Jadi, banyaknya permutasi dua huruf yang diambil dari 3 huruf


dengan huruf- huruf itu boleh berulang ada 9 cara.

 Secara umum:
Banyaknya permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang


tersedia (dengan tiap unsur yang tersedia boleh ditulis berulang)
adalah sebagai berikut:

P (berulang) =nr dengan r < n


Kombinasi

No Obyek Eksp. Cara Eksp. Kemungkinan yang dapat


hadir

1 O= Diundang 2 AB = c1
{A,B,C,D} orang wakilnya AC = c2
untuk rapat
keluarga AD = c3
BC = c4
BD = c5
CD = c6

2 O= Diundang 3 ABC = c1
{A,B,C,D} orang wakilnya ABD = c2
untuk rapat
ACD = c3
keluarga
BCD = c4
Macam Jika elemen-elemen kombinasi Banyaknya
Kombinasi itu dipermutasikan Permutasi

c1 = AB AB dan BA 2!
c2 = AC AC dan CA 2!
AD dan DA 2!
c3 = AD
BC dan CB 2!
c4 = BC
BD dan DB 2!
c5 = BD 2!
CD dan DC
c6 = CD
Total = 6 × 2!
C 42 = 6 P24 = 12 = 6 × 2

Perhatikan bahwa

12 = 6 x 2!
P24 = C 42 x 2!
Kombinasi k Unsur dari n Unsur dengan beberapa
unsur sama

Misal 4 bola akan yang diambil dari dalam kotak berisi 4 bola merah, 3
bolaputih dan 2 bola hijau.Empat bola yang diambil harus terdiri dari 2
bola merah, 1 bola putih dan 1 bola hijau.

Cara pengambilan ini merupakan masalah kombinasi k unsur dari n


unsur dengan beberapa unsur yang sama.

Sehingga total cara pemilihan 4 bola dari 9 bola adalah


4 C 2 . 3 C 1 . 2 C 1 cara.
 Misal terdapat n unsur yang terdiri dari q1, q2, q3, …, qn
Unsur q1 ada sebanyak n1, unsur q2 ada sebanyak n2, unsur q3 ada sebanyak n3, …,
unsur qe ada sebanyak ne, sehingga n1 + n2 + n3 + …+ ne = n.

Dari n unsur tersebut akan diambil k unsur yang terdiri dari k1 unsur q1, k2 unsur q2,
k3 unsur q3, …, ke unsur qe dengan k1 + k2 + k3 + … + ke = k.

Banyak cara pengambilan adalah:

n1 C k 1 . n2 C k2 . n3 C k3 …. . ne C ke
Peluang Kejadian
 Percobaan, Ruang Sampel, Peluang suatu kejadian

Peluang adalah nilai frekuensi relatif munculnya suatu peristiwa


dalam suatu eksperimen jika banyaknya percobaan tak terhingga.

lim fr ( A )
P(A)= n

Kombinatorik
Adalah teknik menghitung banyaknya anggota ruang sampel
dengan :
1.Cara mendatar
2.Membuat tabel
3.Membuat diagram pohon
Eksperimen (Percobaan Acak)
 Ada Obyek Eksperimen
 Ada Cara Eksperimen
 Ada Hasil-hasil Yang Mungkin (Titik-titik Sampel)
Obyek Hasil-hasil
Eksp. Yang Mungkin
s1
S = Ruang Sampel = { s1 , s2 , s3 , . . . , s5 }
Cara Eksp. s2
s3 S = Himpunan semua hasil yang mungkin
s4 dalam eksperimen itu
s5
S s1 , s2 , s3 , . . . , s5 masing-masing
s1 s2
disebut titik sampel
s3 s4 s5
S
s2 s3
s1 A
S = Ruang Sampel
sm
= Himpunan semua hasil yang mungkin terjadi
sn dalam eksperimen itu
= {s1 , s2 , s3 , . . . , sm , . . . , sn}
A = Suatu peristiwa dalam ruang sampel S
= {s1 , s2 , s3 , . . . , sm}

Prinsip Penjumlahan
P(A) = P({s1}) + P({s2}) + P({s3}) + . . . + P({sm})
= jumlah peluang masing-masing titik sampel
yang ada di dalamnya
Peluang Berdasar Pengambilan Sampel
 Pengambilan Sekaligus → Kombinasi
Pengulangan obyek eksp. tidak
dimungkinkan dan urutan tak
diperhatikan (tak punya makna)

 Pengambilan Satu Demi Satu

1. Tanpa Pengembalian → Permutasi


Pengulangan obyek eksp. tidak
dimungkinkan dan urutan
diperhatikan (punya makna)

2. Dengan Pengembalian → Bukan Permutasi dan


Bukan Kombinasi
1. Pengambilan Sekaligus
Ambil acak 2 bola sekaligus.
Hasil-hasil yang mungkin? Banyaknya Frek.
Eksp. Munculnya s2 s3
s1 =
Cara Ekp.
300 kali 92 105 93
Hasil-hasil yang
3.000 kali 1.012 991 997
Obyek Eksp mungkin A 15.000 kali 4.989 5.007 5.004
1 2 … s1 30.000 kali 10.012 9.984 10.004
Eksp1: ambil acak
1 3 …s S banyak kali Fr (s1) ≈ 1 Fr (s2) ≈ 1 Fr (s3) ≈ 1
1 2 3 2 bola sekaligus
2

3 3 3
2 3 … s3

S S = {s1, s2 , s3 } = Ruang sampel hasil eksperimen


s2
A n(S) = C32 = 3.
s1 s3
A = Peristiwa terambilnya jumlah kedua nomor bola ganjil

1 = {s1, s3 } , n(A) = 2.
P({s1}) = P({s2}) = P({s3}) = 3 n( A ) 2
Maka S berdistribusi seragam P(A) =
n( S ) 3
2. Pengambilan Satu demi Satu Tanpa Pengembalian
Ambil acak 2 bola 1 – 1 tanpa pengemb. Hasil-
hasil yang mungkin?

Hasil-hasil yang
A
Cara Ekp. mungkin
2 … 1 2 … s1
Obyek Eksp 1
3 … 1 3 … s2
Eksp 2 : ambil acak 1 … 2 1 … s3
2 S
1 2 3 2 bola 1 – 1 tanpa pengembalian 3 … 2 3 … s4
1 … 3 1 … s5
3
2 … 3 2 … s6
3 cara
2 cara
S = {s1, s2 , s3 , . . . ,s6 } = Ruang sampel hasil eksperimen
s2 S
s5 dari 3 obyek eksp.
n(S) = P 2 obyek = 3 × 2 = 6.
s3
s1 s4 A
s6 A = peristiwa terambilnya jumlah kedua nomor bola ganjil

= {s1, s3, s4 , s6 }
1 n( A ) 4 2
P({s1}) = P({s2}) = … = P({s6}) = P(A) = n(S ) =
6 6= 3.

Maka S berdistribusi seragam.


3. Pengambilan 1 – 1 Dengan Pengembalian
Ambil acak 2 bola 1-1 dengan
pengembalian. Hasil-hasil yang mungkin? Hasil-hasil yang
II mungkin A
Eksp2:ambil acak
2 bola 1-1 dengan pengemb. I 1 … 1 1 … s1

1 2 … 1 2 …s
2

3 … 1 3 … s3

2 S
1 2 3 1 … 3 1 … s7

3 2 … 3 2 … s8

3 … 3 3 … s9
3 cara
3 cara

s3 s5 s7 S
S = {s1, s2 , s3, ... , s9} = Ruang sampel hasil eksperimen.
s1 s9
s4
s2 s6 A
n(S) = 3 × 3 = 9
s8
A = peristiwa terambilnya jumlah kedua nomor bola ganjil.

= {s2, s4, s6 , s8 }
P({s1}) = P({s2}) = … = P({s9}) 1
9 n (A) 4
= P(A) = n (S) = 9.
Maka S berdistribusi seragam.
Frekuensi Harapan

Frekuensi Harapan suatu kejadian adalah hasil kali peluang kejadian tersebut
dengan banyaknya percobaan.

Fr(A) = P(A) . n dengan, Fr(A) = frekuensi harapan kejadian A


P (A) = peluang kejadian A
n = banyaknya percobaan

Contoh:
Peluang seorang anak terkena penyakit polio adalah 0,01, dari 8000 anak. Berapa kira-
kira yang terjangkit penyakit polio?
Jawab:
P(kenapolio) = 0,01, n= 8000
Fr(A) = P(kena polio) . n = 0,01 x 8000 = 80
Jadi, dari 8000 anak diperkirakan ada 80 anak yang terkena penyakit polio
1. Komplemen

Kejadian bukan A dari himpunan S ditulis S

dengan simbol A’ (atau A c) disebut A’ A

komplemen dari A.

n  a
Jika A mempunyai a elemen, dan S P ( A') 
n
mempunyai n elemen maka A’ mempunyai
n a
 
n-a elemen. Maka P(A’) adalah peluang n n
a
tidak terjadinya A.  1
n
P ( A')  1  P ( A)
2.Dua Kejadian Saling Lepas

B
S={1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}
A
.2 . .6 A={kejadian mendapatkan bilangan
5 . prima}
.8
7 .9 B={kejadian mendapatkan sedikitnya
.1 .3 . .10 . .4 bilangan 5}
11 12

Maka A = {2, 3, 5, 7, 11} dan B = {5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}


Sehingga 10 5
P (A  B)  
12 6

Jika kita melihat hubungan antara , P(A) dan P(B), terdapat


irisan antara A dan B, yaitu {5, 7, 11} dan juga diperoleh
3 105
835 8 3
P(A) dan
B P
(
AB
)  
12 12 12 12 12 12
  
P(
AB
) P
(
A)P
(
B)P
(
AB)

Jika suatu kejadian A dan B tidak bersekutu, dalam hal ini


( A  B)=Ø, maka kita katakan dua kejadian tersebut adalah saling lepas. Untuk kejadian saling
lepas (saling asing)

MakaP( A  B) = P(Ø) = 0

Jika A dan B kejadian yang saling lepas maka

P (A  B )  P (A)  P (B )
Contoh Soal :

1. Sebuah dadu dilemparkan satu kali,


Jika A = {kejadian muncul mata dadu lebih dari 2}, tentukan P(A’) ?
Jawab : Sebuah dadu
dilemparkan satu kali, maka ruang sampelnya adalah:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Jika A = {kejadian muncul mata dadu lebih dari 2} = {3, 4, 5, 6}
Maka P(A) = 4/6 = 2/3
P(A’) = 1 – 4/6 = 2/6 = 1/3

2. Pada pengambilan 1 kartu secara acak dari 1 set kartu bridge, berapa peluang
mendapatkan kartu As atau King?

DUA KEJADIAN SALING BEBAS

Sekeping uang logam dan sebuah dadu dilempar sekali. Kejadian munculnya sisi angka
pada uang logam dan kejadian munculnya mata 3 pada dadu adalah dua kejadian yang tidak
saling mempengaruhi.

Peluang dua kejadian A dan B yang yang saling bebas adalah:


P (A B) = P (A) . P(B)
Contoh :
Misal A = kejadian muncul mata dadu 3 pada pelemparan pertama, maka :
n(A) = 1, sehingga P(A) =
n ( A) 1

n( A) 1
n( S ) 6
Misal B = kejadian muncul mata dadu 5 pada pelemparan kedua, maka:


n(B) = 1, sehingga P(B) = n ( B ) 1

n(S ) 6

n( S ) 6
1 1 1
Peluang A dan B: P( A B) = P(A) . P(B) = . 
6 6 36
Rangkuman
1. Peluang tidak terjadinya A atau P(A’) adalah P(A’) = 1 – P(A)
2. Jika A dan B kejadian yang saling lepas maka

P (A  B )  P (A)  P (B )

3. Jika A dan B kejadian yang saling bebas maka

P ( A  B)  P ( A)  P ( B)
SEKIAN

TERIMA KASIH

SAMPAI JUMPA LAGI

Anda mungkin juga menyukai