Anda di halaman 1dari 48

Hubungan Kekerabatan

Macam Hubungan Kekerabatan

1. Filogenetik
2. Fenetik
3. Kladistika
4. Numerik
5. Evolusi
Penentuan filogenetik

1. Penelusuran fosil. Cara ini mengalami


hambatan:
 Fosil yang ditemukan umumnya tidak
lengkap/utuh
 Sulit menemukan fosil
 Kronistik (studi skala waktu) tentang
kemunculan populasi sulit dipelajari
Filogenetik
Populasi A
Populasi D

waktu Populasi B

Populasi C
Kalau populasi A mempunyai hubungan kekerabatan
dengan populasi C yang ada pada masa sekarang, ber
arti:
1. Nenek moyang sama
2. Susunan genetis sama
3. Hibridisasi bisa terjadi
4. Sifat ciri morfologi sama
Penentuan filogenetik (lanjutan…)

2. Evolusi perkembangan organ.


 Hubungan kekerabatan takson satu dengan
lainnya pada masa lampau sampai sekarang,
berdasarkan pola keturunan evolusioner
 Ciri taksonomi yang digunakan bersifat subyektif.

 Perbandingan dan penilaian terhadap ciri-ciri


taksonomi bersifat subyektif
Kekerabatan fenetik

 Hubungan kekerabatan di antara


makhluk hidup ditentukan oleh jumlah
total persamaan yang tampak
 Hubungan ini muncul karena
memandang filogenetik dinilai terlalu
subyektif
 Menggunakan semua ciri yang sama
dan ciri taksonomi tanpa diberi bobot.
Kekerabatan fenetik (lanjutan…)
 Semakin banyak ciri yang sama, semakin dekat
kekerabatannya.
 Semakin banyak ciri yang berbeda, semakin
jauh kekerabatannya.
 Faktor nenek moyang sama, susunan genetis
sama dan hibridisasi bisa berlangsung, hanya
merupakan dugaan.
Kekerabatan fenetik (lanjutan…)

Subyektifitas pada kekerabatan fenetik


semakin berkurang karena,

 Menggunakan ciri taksonomi sebanyak-


banyaknya (30 – 100)
 Deskripsi maupun pengukuran ciri yang
digunakan dibuat sejelas mungkin dan
tepat
 Membandingkan ciri taksonomi setepat
mungkin yaitu secara kuantitatif.
Kekerabatan numerik (New Adansonia)

 Merupakan pengembangan dari kekerabatan


fenetik
 Tidak menghasilkan data dan pendekatan
baru
 Data diorganisasikan dengan komputer
 Sistem statistik multivariate cluster
 Keunggulan: obyektifitas dan kemampuan
mengulangi tinggi.
 Kekerabatan atas dasar fenogram
Kekerabatan Kladistika
 Metode numerik untuk memperoleh gambaran
kekerabatan filogenetik tanpa melihat kelengkapan
serangkaian takson dalam fosilnya ataupun dalam
keterlibatan skala waktu dan ruang.
 Hubungan kekerabatan secara tegas ditentukan oleh
percabangan filogeni yaitu kladogram
 Yang perlu diperhatikan atau dasar yang digunakan:
ciri primitif (plesiomorfik) dan ciri maju (apomorfik)
Kekerabatan evolusi

• Merupakan gabungan fenetik dan filogenetik


• Didasarkan evolusi yang simultan dari 2 variabel yang
digunakan sendiri-sendiri oleh pendukung kladistik
dan numerik guna menentukan hubungan kekerabatan
yaitu
1) Evaluasi derajat persamaan: semakin besar
persamaan, semakin dekat kekerbatannya, semakin
sedikit perubahan ciri yang dimiliki nenek moyang
2) Evaluasi proses evolusi tiap takson dari nenek
moyang bersama, disusun secara filogenetik
Perbedaan Filogenetik dan Fenetik
Filogenetik: Fenetik:
1. Menggunakan bukti: 1. Menggunakan bukti ciri
nenek moyang dan morfologi, bukti lain hanya
susunan genetis sama, bersifat dugaan
hibridisasi bisa terjadi
2. Dasar: fosil, ciri maju/ciri 2. Dasar: kesamaan ciri
primitif
3. Metode kladistik 3. Metode numerik
4. Setiap cabang klado-gram 4. Setiap cabang fenogram
menunjukkan perbedaan menunjukkan persamaan
5. Menggambarkan 5. Menggambarkan keadaan
kekerabatan evolusi taksa yang ada pada saat
sekarang.
Metode Kerja Numerik
Metode kerja fenetik/numerik:
1. Memilih taksa

2. Memilik karakter yang sesuai

3. Menghitung similaritas

4. Menyusun fenogram

5. Menginterpretasikan hasil
Metode Kerja Numerik (lanjutan…)

Ciri yang dipilih:


 Memiliki bobot yang sama

 Independen

 Tidak berkorelasi (korelasinya sangat kecil)

 Variasi sifat ciri rendah

 Menghindari ciri yang berulang-ulang


Metode Kerja Numerik (lanjutan…)

Untuk memperkecil kesalahan sampling:


 Jumlah ciri yang digunakan banyak (30-200)

 Bukti taksonomi tidak dibatasi: morfologi,


anatomi, biokimia, sitologi, biomolekuler dsb
Metode Kerja Numerik (lanjutan…)
Contoh:
Kekerabatan antara jenis jeruk (Citrus) ditinjau dari
anatomi daun
1. Memilih taksa: jeruk pada tingkat jenis, meliputi
jeruk manis, jeruk sitrun, grape fruit, jeruk besar, jeruk
sambal, jeruk kasturi, jeruk keprok, jeruk purut.
2. Menentukan ciri yang baik (45 ciri)
3. Data yang diperoleh dianalisis denga komputer
program SPSS (Statistical Pachage for Social Science)
4. Diperoleh gambaran fenogram
Metode Kerja Numerik (lanjutan…)

Hsil kajian kekerabatan berupa Fenogram


Metode Kerja Numerik (lanjutan…)
Interpretasi data
1. Semakin kecil nilai koefisien, semakin mirip anggota
kelompok satu dengan kelompok lain. Berarti hubungan
kekerabatan dekat.
2. Semakin banyak persamaan karakter semakin dekat
hubungan kekerabatannya.
3. Jeruk manis berkerabat paling dekat dengan jeruk sitrun
dengan persamaan 33, nilai koeff 0, 118.
4. Jeruk manis berkerabat dekat dengan grapefruit
5. Jeruk besar berkerabat jauh dengan jeruk manis-sitrun
dan grapefuit.
Metode Kladistik
Didasarkan pada ciri primitif dan ciri maju
Menurut Sporne (1948,1949)
 Ciri primitif: sesuatu yang dimiliki oleh
beberapa famili yang ada sekarang, juga
dimiliki oleh nenek moyangnya
 Famili primitif: famili yang ada sekarang
mempunyai sejumlah besar ciri primitif dan
mempunyai penyimpangan sangat kecil dari
nenek moyangnya
Metode Kladistik (lanjutan…)

Ciri primitif dapat ditelusuri dengan 2 cara:


1. Perkembangan evolusi organ

2. Bukti fosil
Penelusuran Fosil
 Fosil angiosperma di dekat Koonwara
Australi pada tahun 1986, diperkirakan
berusia 120.000 tahun.
 Koonwara angiosperma mempunyai beberapa
ciri khas seperti angiosperma modern yaitu,
1. Bunga kecil, tanpa petal
2. Ovarium satu karpel
3. Stigma pendek, tanpa stilus
4. Beberapa brakte pada bagian dasar bunga
Penelusuran Fosil (lanjutan…)
 Koonwara angiosperma mempunyai panjang < 3
cm. Secara keseluruhan mirip lada hitam
 Ciri bunga fosil koonwara mirip Piperaceae,
Chloranthaceae, Saururaceae yang semuanya
termasuk dalam Piperales.(dikotil)
 Daun koonwara mempunyai pola pertulangan
mirip Aristolochiaceae, Smilacaceae dan
Dioscoraceae (monokotil)
 Kemunculan fosil koonwara berevolusi sebelum
ada perbedaan antara monokotil dan dikotil
Penelusuran Fosil (lanjutan…)
 Tumbuhan monokotil dipisahkan dari dikotil menjadi 2 garis
evolusi 120.000 tahun yang lalu.
 Pada awal periode Cretaceus, fosil fragmen angiosperma
menunjukkan keanekaragaman pada perbungaan.
1. Bagian bunga tersusun spiral pada sumbunya seperti pada bunga
dan buah Magnolia modern
2. Beberapa bagian atau semua bagian bunga tersusun berkarang.
3. Mempunyai sepal dan petal
4. Sepal dan petal kurang bisa dibedakan
5. Simetri bunga radial, seperti Ranunculus; simetri bilateral
6. Petal berlekatan tidak dijumpai sampai periode Paleocene
7. Putik dengan karpel terpisah.
Penelusuran Fosil (lanjutan…)
Fosil angiosperma awal bercirikan:
 Simetri bunga radial
 Bagian-bagian bunga tersusun spiral
 Sepal dan petal tersusun lepas
 Ovarium satu karpel
 Karpel lepas
 Perbungaan spika
 Ukuran bunga kecil
 Stima pendek, stilus tidak ada
 Daun menyerupai daun monokotil.
Gambar fosil angiosperma Creatceus
Evolusi bunga
 Evolusi bunga merupakan salah satu faktor utama
menentukan kecenderungan keberhasilan dan
keanekaragaman angiosperma
 Secara klasik, bunga dibatasi sebagai pucuk
tertentu yang memiliki daun-daun termodifikasi,
terdiri dari bagian-bagian: perhiasan, sporofil ♂
(benang sari) dan sporofil ♀ (bakal buah)
 Pernyataan lebih akurat: bahwa bagian bunga
diyakini sebagai homolog dengan daun vegetatif
sebagai alat eksogen, berberkas pembuluh
Evolusi bunga (lanjutan…)

Mungkin homologi paling jelas dari struktur


antara perhiasan dengan daun vegetatif yaitu’
 Keduanya muncul sebagai primordia eksogen
pada filotaksis spesifik dan keduanya bifasial,
mempunyai berkas pembuluh dan stoma.
 Sepal nampak sekali mirip dengan daun baik
dari morfologi, anatomi maupun bersifat
fotosintetik.
Evolusi bunga (lanjutan…)

Perhiasan
 Jika perhiasan bunga dan daun homolog dan
jika daun terdapat sebelum evolusi perhiasan
(dibuktikan dengan rekaman fosil) maka tipe
perhiasan yang primitif adalah yang sangat
mirip dengan daun dari pucuk vegetatif.
 Perhiasan yang primitif: tidak terdeferensiasi
antara sepal dan petal, jumlah tidak tentu
(banyak), lepas, simetri radial
Evolusi bunga (lanjutan…)
Benang sari
 Jika hipotesa benang sari homolog dengan daun
maka benang sari primitif adalah benang sari yang
mirip daun yaitu benang sari lebar, pipih dan
terdapat 3 berkas pembuluh
 Perkembangan evolusi terjadi pada:

1) mekanisme membukanya benangsari bisa


terspesialisasi
2) tipe kelekatan benangsari satu sama lain atau
dengan bagian bunga lainnya
Gambar: evolusi benang sari
Evolusi bunga (lanjutan…)

Karpel
 Merupakan ciri diagnostik utama dari
tumbuhan berbunga.
 Biasanya dibatasi sebagai unit/satuan ginosium
terdiri dari megasporofil yang termodifikasi,
konduplikat dengan bagian tepi berlekatan
menutup/melindungi satu ovul atau lebih.
 Secara evolusi, karpel menunjukkan sebagai
faktor penting dalam keberhasilan dan
diversitas angiosperma.
Evolusi bunga (lanjutan…)

1. Fertilisasi efektif dengan transport serbuk sari


menuju kepala putik dan tumbuh buluh serbuk sari.
2. Menyebabkan persilangan dengan intraspesifik dan
interspesifik.
3. Mendorong persilangan dengan polinator serangga
melalui evolusi mekanisme struktur terspesialisasi
4. Perlindungan ovul terhadap predator
5. Pemencaran biji melalui evolusi dari beberapa
mekanisme dan hewan pemakan buah-buahan.
Evolusi bunga (lanjutan…)
 Tahap evolusi karpel berasal dari nenek moyang
glossopteris
 Gonofil termodifikasi dengan sporangiofor berovul
tersusun menyirip terletak di ketiak daun
 Perlekatan sporangiofor dengan permukaan adaksial daun
Lidgettonia`mirip kapitula
 Reduksi jumlah ovul dari beberapa menjadi satu, pada
Denkania
 Perlekatan kapitulum mirip kupula dengan integumen
ovul membentuk ovul bitegmik
 Inversi ovul sehingga tersusun ovul anatropus
 Tepi daun melipat dan menutup 2 baris ovul dalam
karpel.
Gambar: Evolusi karpel
Gambar: Evolusi karpel
Evolusi bunga (lanjutan…)

Macam bunga
Bunga yang primitif:
 Bunga satu di terminal
 Perbungaan dikasium
 Perbungaan panikula

Perbungaan dikasium akan berubah menjadi


perbungaan berbatas (simosa)
Perbungaan panikula akan berkembang menjadi
perbungaan tak berbatas (rasemosa)
Gambar evolusi bunga ke perbungaan
Magnolia
Magnolia
Magnolia : Bunga Primitif

 Jumlah karpel banyak


 Jumlah benang sari banyak
 Bagian-bagian bunga terusun secara spiral
pada reseptakel.
 Bunga tunggal, sempurna
 Petal besar menyolok
 Sepal berkembang baik
 Simetri bunga radial
Gambar: bunga Magnolia
Ciri Primitif (menurut Hutchinson)
Primitif: Maju:
1. Pohon, semak 1. Herba
2. Pohon, semak 2. Memanjat
3. Tahunan 3. Bineal atau annual
4. Normal 4. Epifit, saprofit, parasit
5. Dikotil 5. Monokotil
6. Susunan spiral 6. Siklis (berkarang)
7. Daun tunggal 7. Daun majemuk
8. Bunga biseksual 8. Bunga uniseksual
9. Monoesi 9. Diosi
10. Bunga tunggal 10. Perbungaan
Ciri Primitif (menurut Hutchinson)

Primitif: Maju:
1. Berpetal 1. Tidak berpetal

2. Petal lepas 2. Petal berlekatan

3. Bunga aktinomorf 3. Bunga zigomorf

4. Bunga hipogen 4. Bunga epigen

5. Karpel banyak 5. Karpel sedikit

6. Biji dgn endosperm 6. Biji tanpa endosperm

7. Benangsari banyak 7. Benangsari sedikit

8. Benangsari lepas 8. Benangsari berlekatan


Penutup

Hasil kekerabatan fenetik dan


filogenetik sangat bergantung pada
seleksi karakter

Anda mungkin juga menyukai