Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT ALERGI dan INTOLERANSI

PATOFISIOLOGI PTM
Fitriyah Arifah Regar 1805025283
Melynia Suciawati 1805025285
Vani Rizkia Anggraini 1805025282
ALERGI
Alergi adalah reaksi hipersentivitas yang diperantarai oleh mekanisme imunologi.
Pada keadaan normal mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun selular
tergantung pada aktivasi sel B dan sel T. Aktivasi berlebihan oleh antigen atau
gangguan mekanisme ini akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang
disebut reaksi hipersensitivitas.

Hipersensitivitas yaitu reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respon imun yang
berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Reaksi hipersensitivitas
menurut Coombs dan Gell dibagi menjadi 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan
mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III, dan IV.
HIPERSENSITIVITAS
Alergi • awalnya dilambangkan kedua sisi dari respon imun: imunitas (yang
bermanfaat) dan hipersensitivitas (yang berbahaya)

• Kekebalan auto • gangguan toleransi imunologi antigen diri. Ini terjadi ketika
sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap antigen-diri sedemikian rupa sehingga
jaringan orang itu sendiri dirusak oleh autoantibodi atau sel T autoreaktif.

• Alloimunitas • terjadi ketika sistem kekebalan satu individu menghasilkan reaksi


terhadap jaringan individu lain. Alloimunitas dapat diamati selama reaksi
imunologis terhadap transfusi, jaringan yang ditransplantasikan, atau janin selama
kehamilan.
01
Alergi tipe I : Alergi atau
hipersensitivitas tipe I adalah
kegagalan kekebalan tubuh di
mana tubuh seseorang menjadi
Adapun penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
hipersensitif dalam bereaksi secara reaksi alergi tipe I adalah:
imunologi terhadap bahan-bahan • Konjungtivitis
yang umumnya imunogenik • Asma
• Rinitis
(antigenik)atau dikatakan orang
• Anafilaktic shock
yang bersangkutan bersifat atopik.
0
2
Reaksi alergi tipe II merupakan reaksi
yang menyebabkan kerusakan pada sel
tubuh oleh karena antibodi
melawan/menyerang secara langsung
antigen yang berada pada permukaan sel.
Antibodi yang berperan biasanya Ig G.

Contoh penyakit-penyakit :
•Goodpasture (perdarahan paru, anemia)
•Myasthenia gravis (MG)
•Immune thrombocytopenia purpura
•Thyrotoxicosis (Graves' disease)
•Immune hemolytic (anemia Hemolitik)
0
3
Reaksi alergi tipe III Merupakan
yang dapat terjadi karena deposit
yang berasal dari kompleks
antigen antibody berada di
jaringan

Keterangan : Adanya antigen antibody kompleks di


jaringan, menyebabkan aktifnya komplemen. Kompleks ini
mengatifkan basofil sel mast aktif dan merelease histamine,
leukotrienes. Lalu di inflamasi
Reaksi Alergi Tipe IV {Cell-Mediated
Hypersensitivities (tipe lambat)} Reaksi ini dapat
0 disebabkan oleh antigen ekstrinsik dan
4 intrinsic/internal (“self”). Reaksi ini melibatkan sel-
sel imunokompeten, seperti makrofag dan sel T.

Ekstrinsik: nikel, bahan kimia


Intrinsik: Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM
or Type I diabetes), Multiple sclerosis (MS),
Rheumatoid arthritis, TBC.
PATOFISIOLOGI PENYAKIT
PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Gejala alergi timbul apabila reagin atau IgE yang melekat pada permukaan mastosit atau
basophil bereaksi dengan alergen yang sesuai. Interaksi antara alergen dengan IgE yang
menyebabkan ikat-silang antara 2 reseptor-Fc mengakibatkan degranulasi sel dan penglepasan
substansi-substansi tertentu misalnya histamin, vasoactive amine, prostaglandin, tromboksan,
bradikinin. Degranulasi dapat terjadi kalau terbentuk ikat-silang akibat reaksi antara IgE pada
permukaan sel dengan anti-IgE.
Histamin melebarkan dan meningkatkan permeabilitas vaskular serta merangsang kontraksi otot
polos dan kelenjar eksokrin. Di saluran nafas, histamin merangsang kontraksi otot polos
sehingga menyebabkan penyempitan saluran nafas dan menyebabkan membran saluran nafas
membengkak serta merangsang ekskresi lendir pekat secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan
saluran nafas tersumbat, sehingga terjadi asma, sedangkan pada kulit, histamin menimbulkan
benjolan (urtikaria) yang berwarna merah (eritema) dan gatal karena peningkatan permeabilitas
pembuluh darah dan pelebaran pembuluh darah. Pada gastrointestinal, histamine menimbulkan
reflek muntah dan diare.
PENYEBAB
ALERGI
FAKTOR RESIKO ALERGI

Umur Keturunan Kejiwaan

Jenis Alergi
Kelamin lain
Manifestasi Alergi
Manifestasi alergi tampak berbeda-beda sesuai dengan letak dan rute
paparan terhadap alergen.

1. Asma Bronkial
Alergen memasuki tubuh dari rute saluran
pernapasan, gejala sesak napas yang akan
berlanjut ke serangan asma. Hal tersebut terjadi
karena penyempitan saluran napas, terutama
pada malam hari.

2. Rhinitis alergi
Manifestasi klinis baru ditemukan pada anak usia 4-5 tahun
dan insidennya meningkat progresif dan akan mencapai 10-
15% pada usia dewasa. Gejalanya hidung tersumbat, gatal di
hidung dan mata, bersin, dan sekresi hidung.
Manifestasi Alergi
Manifestasi alergi tampak berbeda-beda sesuai dengan letak dan rute
paparan terhadap alergen.
3. Dermatitis Atopik (Eksim)
Penyakit yang sering dijumpai pada bayi dan anak,
ditandai dengan reaksi inflamasi pada kulit yang didasari
oleh faktor herediter dan lingkungan. Eksim atau
dermatitis atopi terjadi pada bayi sebelum berusia 6 bulan
dan jarang terjadi dibawah usia 8 minggu

4. Urtikaria (kaligata, biduran)


Gejalanya bentol (plaques edematous) multipel yang
berbatas tegas, kemerahan, dan gatal. Warna memerah bila
ditekan akan memutih. Berbentuk sirkuler atau serpiginosa
(merambat)
Pencegahan alergi
Cara yang paling efektif adalah
dengan berolahraga dan mengatur
keseimbangan emosional

Penanggulangan/die
t alergi
Selain dengan cara
menghindaari hal yang
menyebabkan alergi yaitu
dengan cara berhati-hati dalam
mengkonsumsi makanan.
INTOLERA
NSI
Intoleransi makanan merupakan reaksi yang merugikan terhadap makanan, terjadi
karena cara tubuh memproses makanan atau komponen yang ada dalam makanan.
Disebabkan karena nonimmunologic atau mekanisme non-IgE, termasuk reaksi
toksik, farmakologis, idiosinkratik, metabolisme, pencernaan, psikologis, atau
idiopatik terhadap makanan atau zat kimia dalam makanan.

Penting untuk membedakan intoleransi makanan dari alergi


makanan yang dimediasi imun karena alergi makanan dapat
menyebabkan reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa,
sedangkan intoleransi makanan tidak.
Etiologi Intoleransi
Intoleransi makanan merupakan reaksi yang merugikan terhadap makanan
yang disebabkan oleh mekanisme non imunologi atau non-IgE tidak
melibatkan sistem kekebalan dan terjadi karena adanya cara tubuh dalam
memproses makanan atau komponen dalam makanan

Ini mungkin disebabkan oleh racun, farmakologis,


metabolisme, reaksi pencernaan, psikologis, idiosinkrasi, atau
idiopatik terhadap suatu makanan atau zat kimia dalam
makanan itu. Misalnya, seorang individu bisa tidak toleran
terhadap susu bukan karena alergi terhadap protein susu,
tetapi karena ketidak mampuan untuk mencerna laktosa.
Manifestasi
Intoleransi
Gejala-gejala intoleransi makanan terbatas pada saluran
gastrointestinal. Reaksi Intoleransi makanan ini merupakan
reaksi yang jinak dan tidak mematikan dan berhubungan
langsung dengan jumlah makanan yang dicerna.

Gejala-gejalanya akan sama dengan setiap paparan. Gejala


umum intoleransi makanan termasuk masalah lambung
atau usus (seperti refluks, kolik, muntah, diare, dan
iritabilitas), tidur terganggu, mulas, ruam, kulit, dan
eksim.
Pencegaha
PENANGGULAN
n
GAN/DIET
intoleransi Berdasarkan tingkat keparahan gejala, ada dua jenis
Untuk intoleransi makanan, jika tidak INTOLERANSI
obat alergi yang umumnya. digunakan.
parah maka sebaiknya kurangi dan 1. Obat-obatan antihistamin. Obat ini
digunakan untuk meredakan reaksi atau
perhatikan kandungan makanan
gejala alergi yang masih tergolong ringan
tertentu. Hal ini tergantung pada hingga menengah.
2. Obat yang mengandung adrenalin. Biasa
seberapa parah intoleransinya.
menanggulangi gejala alergi parah pada
kasus anafilaksis dengan cara disuntikkan.
THANK
YOU
Do you have any question?

Anda mungkin juga menyukai