Anda di halaman 1dari 33

REFARAT

Peritonitis TB

Disusun oleh :
Fierda Putri Pratiwi
12777006

Pembimbing : dr. Afran Sanusi, Sp.PD


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2017
Definisi
Tuberkulosis peritonitis merupakan suatu peradangan pada peritoneum
parietal atau viseral yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis, pada penyakit ini sering mengenai seluruh peritoneum, alat-
alat sistem gastrointestinial, mesenterium, dan organ genitalia interna.
Epidemiologi
• Tuberkulosis peritonitis diperkirakan terjadi pada 0,1%
sampai 3,5% dari mereka dengan TB paru aktif dan
mewakili 4% sampai 10% dari semua TB ekstra paru.
Kasus Tuberkulosis peritonitis sering pada individu
kurang dari 40 tahun dan sering terjadi pada perempuan
berumur 40 tahun. Individu dengan penyakit HIV, sirosis,
diabetes, keganasan, dan mereka yang terus menerus
menjalani dialisis merupakan kelompok resiko tinggi
menderita tuberkulosis peritonitis.
Etiologi dan Patofisiologi
• Melalui penyebaran hematogen terutama
dari paru-paru
• Melalui dinding usus yang terinfeksi
• Dari kelenjar limfe mesenterium
• Melalui tuba fallopi yang terinfeksi
Manifestasi klinis
• Nyeri Abdomen
• Demam
• Mual dan muntah
• Distensi abdomen
• Rigiditas abdomen atau sering disebut “Perut Papan”
• Nyeri tekan dan nyeri lepas
• Takikardi
• Tidak dapat BAB/buang angin
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
 Pasien tampak dalam mimik menderita
 Tulang pipi tampak menonjol dengan pipi yang cekung
 Lidah sering tampak kotor tertutup kerak putih, kadang putih kecoklatan
 Pernapasan kostal, cepat dan dangkal.
 Distensi abdomen

2. Palpasi
 Nyeri tekan, nyeri lepas dan defence muskuler positif
DIAGNOSIS
3. Auskultasi
 Suara bising usus berkurang sampai hilang

4. Perkusi
 Nyeri ketok positif
 Hipertimpani akibat perut yang kembung
 Redup hepar hilang
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
LABORATORIUM :
 Lekositosis
 Lekopenia
 Asidosis metabolic dengan alkalosis respiratorik

Foto Polos Abdomen


USG Abdomen
CT Scan
MRI
TERAPI
Prinsip utama terapi :
1. Mengkontrol sumber infeksi
2. Mengeliminasi bakteri dan toksin
3. Mempertahankan fungsi sistem organ
4. Mengontrol proses inflamasi

Terapi :
5. Medis
6. Intervensi non operatif
7. Terapi operatif
PROGNOSIS
Tergantung umur penderita, penyebab,
ketepatan, dan keefektifan terapi. Prognosa
baik pada peritonitis lokal dan ringan.
Prognosa buruk pada peritonitis general.
LAPORAN KASUS
Identitas
• Nama : Tn. S
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 46 Tahun
• Alamat : Donggala.
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Pendidikan terakhir : SMA
• Tanggal Pemeriksaan : 15 Oktober 2017
• Ruangan : Rajawali Bawah, RSU Anutapura
Anamnesis
• Keluhan Utama : BAB bercampur darah
• Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien masuk RS dengan keluhan
nyeri perut sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus
diseluruh bagian perut. Keluhan diawali dengan demam naik turun
sejak 5 hari yang lalu. Setelah itu pasien mengeluhkan nyeri uluh
hati yang semakin lama semakin bertambah dan nyeri menjalar ke
perut bagian bawah. Nyeri dirasakan semakin memberat dan terus
menerus sehingga menyebabkan pasien sulit tidur. Pasien juga
mengeluh sulit BAB yang dirasakan 4 hari yang lalu, pasien tidak
kentut, menurut pasien, sebelumnya pasien BAB seperti biasa.
Tidak ada penurunan berat badan drastis dalam kurun waktu 3
bulan terakhir. Sakit kepala (-), pusing (-), BAK lancar seperti
biasanya.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat DM (-)
• Riwayat HT (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat Trauma (-)
• Riwayat OAT (-)
• Riwayat Operasi sebeumnya (-)
Kebiasaan (lifestyle) :
• Riwayat merokok (+)
• Riwayat minum alkhohol (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang / Compos Mentis
• BB :75 kg
• TB :170 cm
• IMT :19,08 (Normal)

Tanda vital
• TD : 120/80 mmHg
• Pernapasan : 20 kali/menit
• Nadi : 78 kali/menit
• Suhu : 36,80C
Pemeriksaan Fisik
Kepala :
• Wajah : Pucat (+), Sianosis (-), Edema (-) Jejas (-)
• Deformitas : Tidak ada
• Bentuk : Normocephal
• Rambut : Warna hitam, Rontok (-), tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtiva: anemis +/+
• Sklera : ikterus -/-
• Pupil : isokor, diameter + 3 mm/3 mm RCL (+), RCTL (+)
• Mulut : Hiperemis (-), Ulkus (-), Lidah kotor (-), tonsilofaringitis (-)

Leher :
• KGB : Limfadenopati (-)
• Tiroid : Simetris, mengikuti gerakan menelan, pembesaran (-)
• JVP : R5 + 2 cm H2O
• Massa Lain : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Dada :
• Paru-paru :
• Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, Retraksi dinding dada (-)
• Palpasi : Vocal premitus Sama pada dada kanan dan kiri, nyeri tekan (-),
krepitasi (-), massa (-)
• Perkusi : sonor kedua Lapang Paru kanan
• Auskultasi : Vesikuler +/+, Rh -/- Wh -/-

Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : - Batas kanan atas SIC II linea parasternalis dextra
- Batas kanan bawah SIC IV Linea parasternalis dextra
- Batas kiri atas SIC II linea parasternalis sinistra
- Batas kiri bawah SIC VI linea midclavicula sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II regular, bising (-) Gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Perut :
• Inspeksi : Kesan cembung, distensi (+)
• Auskultasi : Peristaltik (+), kesan menurun
• Perkusi : Tympani (+)
• Palpasi : Defans muscular, nyeri tekan lepas.

Anggota gerak :
• Atas : akral hangat (+/+) edema (-/-), tidak ada hambatan
gerak
• Bawah : akral hangat (+/+) edema (-/-), tidak ada hambatan
gerak
Hasil Laboratorium
DARAH LENGKAP
NILAI RUJUKAN
( 3 April 2017)

WBC 20,3 x 103/mm3 4,8-10,8

RBC 3.4 x 106/mm3 4,7-6.1

HGB 9,4 g/dl 14-18

HCT 26,3 % 42-52

P-LCR 10,1 % 15-25

NEUT 87,8 % 40-74

PLT 349 x 103/mm3 150-450

LYM 6,2 % 19-48

GLUKOSA SEWAKTU 108 80-199 mg/dl


Hasil Laboratorium
No Pemeriksaan Urin Hasil Nilai Rujukan
1. PH 6,5 4,8-8,0
2. BJ 1,010 1,003-1,022
3. PROTEIN Negatif Negatif
4. Reduksi Negatif Negatif
5. UROBILINOGEN Negatif Negatif
6. BILIRUBIN Negatif Negatif

7. KETON Negatif Negatif

8. NITRIT Negatif Negatif

9. BLOOD Negatif Negatif

10. LEUKOSIT Negatif Negatif

11. VITAMIN C Negatif

12. SEDIMEN
LEUKOSIT 1-2 0-5

ERITROSIT 0-1 0-3

KRISTAL Ca.OXALAT Negatif Negatif

GRANULA Negatif Negatif

EPITEL SEL + Negatif

HYFA Negatif Negatif

AMOEBA Negatif Negatif


Hasil Laboratorium

FAAL HATI
NILAI RUJUKAN
(11 Oktober 2017)

SGOT 12 U/L 0-35

SGPT 14 U/L 0-45


Hasil Laboratorium

PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN


DARAH
LED I 4 L : 0-10; P : 0-20 mm3/
LED II 7 jam
Hasil USG
Hasil Foto Thorax PA
Hasil Foto BNO 3 Posisi
Resume
Pasien laki-laki usia 46 tahun MRS dengan keluhan nyeri abdomen sejak 3
hari yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus dan dirasakan diseluruh
bagian abdomen. Keluhan diawali dengan demam naik turun sejak 5 hari
yang lalu. Setelah itu pasien mengeluhkan nyeri uluh hati yang semakin
lama semakin bertambah dan nyeri menjalar ke abdomen bagian bawah.
Nyeri dirasakan semakin memberat dan terus menerus sehingga
menyebabkan pasien sulit tidur. Pasien juga mengeluh konstipasi yang
dirasakan 4 hari yang lalu, flatus (-), menurut pasien, sebelumnya pasien
BAB seperti biasa. Penurunan BB dalam kurun waktu 3 bulan terakhir (-).
Cephalgia (-), pusing (-), BAK lancar seperti biasanya. Riwayat DM (-),
riwayat HT (-), riwayat alergi (-), riwayat Trauma (-), riwayat OAT (-),
riwayat Operasi sebeumnya (-). Tanda vital : TD : 120/80, N : 78 x/m, R :
20 x/m. S : 36,8oC. Fisis : wajah pucat (+), anemsis +/+, inspeksi perut
cembung (+), auskultasi peristaltik (+), perkusi tympani kesan menurun
(+), palpasi defans muscular (+), nyeri tekan lepas. Pemeriksaan Penunjang
RBC 3.4 x 106/mm3, WBC 20,3 x 103/mm3, HGB 9,4 g/dl, HCT 26,3 %, P-
LCR 10,1%, NEUT 87,8%, PLT 349 x 103/mm3, LYM 6,2%, GDS 108
DIAGNOSIS
Kolik Abdomen ec Peritonitis
TB
Diagnosis Banding

Ileus Obstruktif
TERAPI
Non Medikamentosa: Medikamentosa:
• Tirah baring • IVFD RL 20 tpm
• Inj. Cefoperazone sulbactam
1 gr/12 jam/iv
• Inj. Omeprazole 1 amp/12
jam/iv
• Tramadol drips
• Terapi bedah
Prognosis
• Tuberkulosis Peritonitis jika dapat segera
ditegakkan dan mendapat pengobatan
umumnya akan menyembuh dengan
pengobatan yang adequate.
DAFTAR PUSTAKA
• Sutadi,Maryani.S. 2003. Tuberkulosis Peritoneal. Fakultas Kedokteran
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara.
• Lazarus, AA., Thilagar,B. 2007. Abdominal Tuberculosis. United States
Government. Dis Mon ;53:32-38.
• Joseph, D.Boss.,et.al. 2012. TB Peritonitis Mistaken for Ovarian
Carcinomatosis Based on an Elevated CA-125. Case Reports in Medicine.
Hindawi publishing Corporation.
• Vogel.,et.al. 2008. Tuberculous Peritonitis in a German patient with Primary
Billiary Cirrhosis. Journal of Medical Case Reports, 2:32. BioMed Central
Ltd. Available at http://www.jmedicalcasereports.com/content/2/1/32. Di
unduh pada tanggal 6 juni 2012.
• Chong, VH., Rajendran, N. 2005. Tuberculosis Peritonitis in Negara Brunai
Darussalam. Original Article. Annals Academy of Medicine Singapore ; 34
(9) p 548-52.
• Akin,Tarim.,et.al.2000. Diagnostic Tools For Tuberculous Peritonitis. The
Turkish Journal of Gastroenterology ; 11(2) p 162-65.
DAFTAR PUSTAKA
• Chow,MK.,et.al 2001. Tuberculous Peritonitis-Associated Mortality is High
among Patients Waiting for the Results of Mycobacterial Cultures of Ascitic
Fluid Sampels. Oxford Journals of Clinical Infectious ; 35 (4) p 409-13.
Available at http://cid.oxfordjournals.org/content/35/4/409.full. Di unduh
pada tanggal 6 juni 2012
• Hu Leun-Ming.,et.al. 2009. Abdominal Tuberculosis : Analysis of Clinical
Features and Outcome of Adult Patients in Southern Taiwan. Journal of
Medical Chang Gung ; 32 (5) p 509-15.
• Akpolat,Tekin. 2009. Tuberculosis Peritonitis. Peritoneal Dyalisis
International Istanbul,Turkey ;29 (2) p 166-69.
• Manaf,Abdul.,et.al. 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Departemen Kesehatan Republik Indonesia ; 2 (1) p. 13.
• Anonym.2007. Tuberculosis : A Radiologic Review. Radiographics The
Journal of Continuing Medical Education in Radiology ; 27 (5) p.1255-
73.Available at
http://radiographics.rsna.org/content/27/5/1255/F32.expansion.html. Di
unduh pada tanggal 6 juni 2012.
DAFTAR PUSTAKA
• Anonym.2007.Greater and Lesser Omenta :Normal Anatomy and
Pathologic Processes. Radiographics The Journal of Continuing
Medical Education in Radiology ; 27 (3) p.3707-720.Available at
http://radiographics.rsna.org/content/27/3/707/F8.expansion.html. Di
unduh pada tanggal 6 juni 2012.
• Anonym.2009. TB Peritonitis on Laparascopy. Naugatuck Valley
Gastroenterology Consultans. Available at
http://planetgi.com/worxcms_published/atlas_abnormal_gallery_pag
e309.shtml
. Di unduh pada tanggal 6 juni 2012.
• Adiatma YT.,et.al. IPD’s CIM 1st Edition: Tuberkulosis. Pt
Medinfocomm Indonesia. Jakarta.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai