KELUHAN 1. Mual
2. Muntah
TAMBAHAN 3. Nafsu makan turun
Pola Demam
Selasa, 3 Selasa, 3
November 2020 November 2020
08.00 15.00
• Ibu melahirkan anaknya dibantu oleh bidan dengan persalinan normal dengan BBL 3300
gram. Pada saat lahir bayi langsung menangis, seluruh tubuh berwarna kemerahan, sianosis
(-) tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.
• Bayi perempuan lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit merah, tidak kebiruan
dan tidak kekuningan, mendapat ASI pada hari pertama, BAK dan BAB kurang dari 24
jam.
KESAN
Vaksinasi dasar
dinyatakan lengkap
sesuai dengan jadwal PPI
Riwayat Sosial Ekonomi, Personal Hygiene dan
Lingkungan
Sosial Ekonomi
• Sumber keuangan keluarga hanya berasal dari ayah pasien yang bekerja sebagai penjual
dengan pendapatan ± Rp 4.000.000,00 cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Personal hygiene
• Pasien tinggal dirumah bersama kedua orangtua dan ke 2 kakaknya.
• Rumah memiliki kamar mandi dengan WC.
• Dinding rumah menggunakan batu bata beratapkan genteng dan lantainya menggunakan keramik, ventilasi dan pencahayaan cukup.
• Sumber air yang digunakan yaitu PDAM untuk memasak, minum, mandi, mencuci piring dan pakaian.
• Air yang digunakan jernih, tidak berasa dan tidak berbau
Lingkungan
• Cuci tangan sebelum makan dan setelah beraktivitas hanya jika diingatkan, sering jajan sembarangan.
• Pasien mandi 2 kali sehari. Pakaian pasien dicuci setiap hari
KESAN
KESAN :
Keadaan umum cukup, kesadaran compos mentis dan didapatkan suhu badan febris.
Status Gizi
Pengukuran
• BB : 14 kg
• TB : 94 cm
• LK : 48
BMI
• BMI = BB (kg)/TB (m)2 = kg/m2
• BMI = 14/(0,94)2
• BMI = 15
BB//U berada diantara +2SD dan -2SD normal
TB//U berada diantara +2SD dan -2SD normal
BMI//U berada diantara +1SD dan –1SD normal
KESAN
Status gizi
baik
Pemeriksaan Fisik
a. Kulit Warna kuning langsat, pucat (-), petekie (-), ikterik (-), sianosis (-)
Kesan :
• Pemeriksaan kulit, kelenjar limfe, dan tulang dalam batas normal
• Pemeriksaan otot dan sendi didapatkan gerakan bebas serta tidak terdapat kelemahan anggota gerak
Pemeriksaan Khusus
Kepala Normocephal, ubun-ubun datar, rambut hitam tidak mudah dicabut, tidak ada bekas
luka
Mata Konungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
3mm/3mm.
Mulut Mukosa mulut dan bibir lembab, lidah kotor (-), Tonsil T1-1 , mukosa faring hiperemis
(-), perdarahan gusi (-), bibir sianotik (-) stomatitis (-)
Leher
• Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak teraba massa abnormal, dan tidak ada
peningkatan vena jugularis.
Thoraks
• Simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), fremitus N
Jantung
• Inspeksi: Ictus cordis tak tampak
• Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat.
• Perkusi :
• Kanan atas : SIC II Linea Parasternalis Dekstra
• Kanan bawah : SIC IV Linea Parasternalis Dekstra
• Kiri atas : SIC II Linea Parasternalis Sinistra
• Kiri bawah : SIC V Linea Midclavicularis Sinistra
• Auskultasi: Suara jantung I-II interval reguler, bising jantung (-).
Pemeriksaan Khusus
PARU-PARU
Kanan DEPAN Kiri
Simetris (+), retraksi (-) Inspeksi Simetris (+), retraksi (-)
Abdomen
• Inspeksi : Distensi (-), sikatrik (-), purpura (-)
• Auskultasi : Peristaltik (+) normal
• Perkusi : Timpani (+)
• Palpasi : Supel, massa abnormal (-), nyeri tekan suprapubik (-), turgor kulit
kembali cepat, hepatomegali (-) Splenomegali (-)
Kesan:
• Pemeriksaan ekstremitas dalam batas normal.
• Tidak didapatkan petekie, akral dingin (-/-), edema (-/-), ADP kuat (+/+), keringat dingin (-/-)
Pemeriksaan Khusus
– Pemeriksaan Status Neurologis
Lengan Tungkai
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus - -
Reflek fisiologis Biseps (+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
Reflek patologis Hofman (-), tromner (-) Babinsky (-), chadock (-), gordon(-)
KESAN: :
Pada pemeriksaan status neurologis didapatkan reflek fisiologis normal dan tidak didapatkan reflek
patologis, meningeal sign maupun tanda defisit neurologis.
Ringkasan
ANAMNESIS
• Demam hari ke 1 • Vaksinasi dasar dinyatakan sudah lengkap sesuai
• Kejang 1 kali dengan durasi <15 menit dengan jadwal PPI
• Kejang seluruh tubuh (general) • Sosial ekonomi baik, personal hygiene kurang baik, dan
• Keadaan pasien setelah kejang pasien tidak langsung menangis lingkungan baik
dan muntah 1x ½ gelas belimbing • Didapatkan gangguan pada serebrospinal dan
• nyeri berkemih (-), sering berkemih (-) gastrointestinal dan didapatkan tanda-tanda
• Tidak didapatkan riwayat trauma sebelumnya peningkatan intracranial yaitu muntah 1x setelah kejang
• Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga pasien yang • Tidak didapatkan kelemahan anggota gerak atas dan
berhubungan dengan kondisi pasien bawah
• Riwayat ANC baik, PNC baik, persalinan baik • Sosial ekonomi, personal hygiene kurang tetapi
• ASI eksklusif kualitas dan kuantitas baik, kualitas dan kuantitas lingkungan baik
makanan baik, makanan sesuai dengan usianya.
• Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial baik sesuai
usia.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum tampak lemas, kesadaran compos mentis, dan suhu febris
• Status gizi baik, perawakan proporsional dan kepala normocephal
• Pemeriksaan kulit, kelenjar limfe, dan tulang dalam batas normal
• Pemeriksaan otot dan sendi didapatkan gerakan bebas serta tidak terdapat kelemahan anggota gerak
• Pemeriksaan kepala didapatkan ubun-ubun datar
• Pemeriksaan mata, telinga, hidung, dan mulut dalam batas normal
• Pemeriksaan leher, thoraks dan jantung dalam batas normal. Tidak didapatkan PKGB, retraksi dan ketinggalan gerak
dinding dada tidak ada, bising jantung tidak ada.
• Pemeriksaan abdomen dalam batas normal, tidak ditemukan ascites, hepatomegali, splenomegali, dan nyeri tekan
suprapubik
• Pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan petekie, akral dingin (-/-), edema (-/-), ADP kuat (+/+), keringat dingin (-/-)
• Pemeriksaan refleks fisiologis, reflex patologis, status neurologis, dan meningeal sign dalam batas normal. Tidak
didapatkan adanya kaku kuduk, pemeriksaan brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
LABORATURIUM DARAH RUTIN SELASA 3 NOVEMBER 2020
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: compos mentis
• Suhu badan: 37,9 0C (febris)
• Pemeriksaan abdomen : nyeri tekan suprapubik (-), turgor kulit kembali cepat
• Reflek Patologis:: Hofman (-), tromner (-), Babinsky (-), chadock (-), gordon(-)
• Reflek Fisiologis: Biseps (+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
• Meningeal sign: Kaku kuduk (-),brudzinski I (-), brudzinski II (-), Kernig (-)
Daftar Masalah (Aktif)
Pemeriksaan Penunjang
Rencana Penegakan
Diagnosis
1. Cek darah rutin
2. Cek urin rutin
Rencana Monitoring Rencana Edukasi
– Definisi :
– Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38C, dengan metode pengukuran suhu apa
pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.
Faktor Resiko :
• Demam merupakan faktor pencetus terjadinya kejang demam pada anak.
• Demam sering disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi seperti infeksi
saluran pernafasan akut, otitis media akut, gastroenteritis, bronkitis, infeksi
saluran kemih, dan lain-lain.
• Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun
Klasifikasi Kejang demam
Perubahan keseimbangan
(membran sel neuron)
KEJANG
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran, suhu
• Tanda rangsang meningeal
• Tanda peningkatan tekanan intrakranial : UUB menonjol, papil edema
• Pemeriksaan N. Kranial
• Pemeriksaan neurologis : tonus, motorik, refleks fisiologis dan patologis
• Tanda infeksi di luar SSP : ISPA, OMA, ISK, dll
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sesuai indikasi mencari penyebab demam : Darah rutin, GDS, elektrolit, urinalisis, kultur darah, urin,
atau feses
Pemeriksaan LCS dgn lumbal pungsi (LP) menegakkan/menyingkirkan meningitis menifestasi klinis
tidak jelas
• Bayi usia < 12 bulan : sangat dianjurkan
• Bayi 12 – 18 bulan : dianjurkan
• Bayi >18 bulan : tidak rutin, atas indikasi
• Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko
berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius saat kejang
4. Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan terjadinya
kejang.
5. Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks
TERIMA KASIH