Anda di halaman 1dari 54

KELUHAN UTAMA Kejang disertai Demam

KELUHAN 1. Mual
2. Muntah
TAMBAHAN 3. Nafsu makan turun
Pola Demam

Selasa, 3 Selasa, 3
November 2020 November 2020
08.00 15.00

KESAN : demam hari ke 1


RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Riwayat penyakit serupa (kejang demam) : disangkal


 Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
 Riwayat trauma : disangkal
 Riwayat demam berdarah : disangkal
 Riwayat demam tifoid : disangkal
 Riwayat ISPA : disangkal
 Riwayat batuk lama : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
 Riwayat berpergian ke daerah endemis malaria : disangkal

Kesan: tidak terdapat riwayat sakit sebelumnya pada pasien yang


berhubungan dengan sakit pasien sekarang.
Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat kejang demam : disangkal


 Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
 Riwayat demam tifoid : disangkal
 Riwayat demam berdarah : disangkal
 Riwayat ISPA : disangkal
 Riwayat batuk lama : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat alergi makanan, obat, cuaca : disangkal
 Riwayat tekanan darah tinggi: diakui (kakek pasien)
 Riwayat kencing manis : disangkal
KESAN

Terdapat riwayat penyakit pada keluarga tekanan darah


tinggi yaitu kakek pasien yang tidak berhubungan dengan
kondisi pasien saat ini
KESAN

Dari riwayat keluarga terdapat penyakit yang dapat di


turunkan dari kakek yang mengalami riwayat penyakit
hipertensi yang tidak berhubungan dengan penyakit
pasien saat ini
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Paska
Lahir
Riwayat Persalinan

• Ibu melahirkan anaknya dibantu oleh bidan dengan persalinan normal dengan BBL 3300
gram. Pada saat lahir bayi langsung menangis, seluruh tubuh berwarna kemerahan, sianosis
(-) tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.

Riwayat Paska Lahir

• Bayi perempuan lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit merah, tidak kebiruan
dan tidak kekuningan, mendapat ASI pada hari pertama, BAK dan BAB kurang dari 24
jam.
KESAN

Riwayat ANC baik, persalinan baik, dan


riwayat PNC baik
Riwayat Makanan

Umur 0 – 6 bulan • ASI eksklusif

• Susu formula + bubur 3x sehari 3 sendok dan selalu


Umur 6 – 8 bulan
dihabiskan

• Susu formula + nasi tim saring yang dihaluskan 2x sehari 1


Umur 8 – 10 bulan piring kecil + sayur-sayuran + buah-buahan selalu
dihabiskan

• Susu formula + nasi tim yang dihaluskan 3x sehari 1 piring


Umur 10 – 12 bulan
kecil + sayur-sayuran +buah-buahan dan selalu dihabiskan
Riwayat Makanan

• Susu formula+ makanan rumah tangga (nasi +


sayur + tahu + tempe + telur + ikan ”kadang” +
Umur 1-2 tahun
daging “kadang” + buah) 3x sehari 1 centong
kadang habis kadang tidak
Kesan

ASI eksklusif, kualitas dan kuantitas


makanan baik, makanan sesuai
dengan usianya.
Riwayat Perkembangan
Motorik Halus Motorik kasar Bahasa Sosial
Melihat sekitar  Mengangkat kepala Berkata “Aaah Uuuh”  Tersenyum 
(1 bulan) (2 bulan) (3 bulan) (1 bulan)
Meraih benda yang ada Berguling Mengoceh Membalas senyum (3
disekitarnya ( 4 bulan) ( 6 bulan ) bulan)
(6 bulan )
Mengambil 2 kubus Duduk Mengucap “mam” (10 Tepuk tangan
( 8 bulan) (7 bulan ) bulan) ( 7 bulan)
Mencorat-coret (14 Berbicara 3 kata (12 Dah dah dengan
bulan) Berjalan (12 bulan) bulan) tangan (10 bulan)

Mencontoh gambar Melompat (18 bulan) Berbicara 6 kata Bisa menggunakan


(18bulan) (18bulan) sendok (14 bulan)

Menggambar 3-4 objek Bicara sebagian Memakai baju (24


(24 bulan) Berlari (24 bulan) dimengerti  (24 bulan) bulan)
Kesan
Perkembangan motorik halus, kasar dan sosial
sesuai dengan usianya.
Riwayat Vaksinasi

Jenis   Usia Tempat Ulangan

Hepatitis B 4 kali 0, 2, 3, 4 bulan Bidan

BCG 1 kali 1 bulan Bidan -

DPT-HB-Hib 4 kali 2, 3, 4 bulan Bidan 18 bulan

Polio 5 kali 0, 2, 3, 4 bulan Bidan 18 bulan

Campak 2 kali 9 bulan Bidan 18 bulan


Kesan

Vaksinasi dasar
dinyatakan lengkap
sesuai dengan jadwal PPI
Riwayat Sosial Ekonomi, Personal Hygiene dan
Lingkungan
Sosial Ekonomi
• Sumber keuangan keluarga hanya berasal dari ayah pasien yang bekerja sebagai penjual
dengan pendapatan ± Rp 4.000.000,00 cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Personal hygiene
• Pasien tinggal dirumah bersama kedua orangtua dan ke 2 kakaknya.
• Rumah memiliki kamar mandi dengan WC.
• Dinding rumah menggunakan batu bata beratapkan genteng dan lantainya menggunakan keramik, ventilasi dan pencahayaan cukup.
• Sumber air yang digunakan yaitu PDAM untuk memasak, minum, mandi, mencuci piring dan pakaian.
• Air yang digunakan jernih, tidak berasa dan tidak berbau

Lingkungan
• Cuci tangan sebelum makan dan setelah beraktivitas hanya jika diingatkan, sering jajan sembarangan.
• Pasien mandi 2 kali sehari. Pakaian pasien dicuci setiap hari
KESAN

Sosial ekonomi dan lingkungan baik,


personal hygiene kurang baik
Anamnesis Sistem
Serebrospinal Demam (+), kejang (+), penurunan kesadaran (-), nyeri kepala (-), pusing (-)
Kardiopulmoner Kulit kebiruan (-), kuku-kuku jari berwarna biru (-), keringat dingin (-)
Respiratorius Batuk (-), pilek (-), sesak (-)
Gastrointestinal Mual (+), muntah (+), BAB cair (-) , nyeri perut (-), sariawan (-), nafsu makan
menurun (+)
Uroanogenital BAK (+) urin berwarna kuning jernih, sering menahan pipis (-), nyeri berkemih (-),
sering berkemih (-), rewel saat BAK (-)
Intergumentum Pucat (-), kuning (-), bintik merah (-), gatal-gatal (-)
Musculoskeletal Nyeri otot (-), kaku (-), kelemahan anggota gerak atas dan bawah (-), akral dingin dan
lembab (-)
KESAN
Didapatkan gangguan pada
Serebrospinal dan Gastrointestinal

Didapatkan tanda-tanda peningkatan


intracranial seperti muntah
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tampak lemas
 Kesadaran : Compos mentis
 Suhu badan : 37,9 C
 Nadi : 145 x/menit
Pernapasan : 32 x/menit
Spo2 : 100%

KESAN :
Keadaan umum cukup, kesadaran compos mentis dan didapatkan suhu badan febris.
Status Gizi
Pengukuran
• BB : 14 kg
• TB : 94 cm
• LK : 48
BMI
• BMI = BB (kg)/TB (m)2 = kg/m2
• BMI = 14/(0,94)2
• BMI = 15
BB//U berada diantara +2SD dan -2SD  normal
TB//U berada diantara +2SD dan -2SD  normal
BMI//U berada diantara +1SD dan –1SD  normal
KESAN

Status gizi
baik
Pemeriksaan Fisik

a. Kulit Warna kuning langsat, pucat (-), petekie (-), ikterik (-), sianosis (-)

b. Kelenjar limfe Tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi

c. Otot Kelemahan (-), atrofi (-), nyeri otot (-)

d. Tulang Tidak didapatkan deformitas tulang

e. Sendi Gerakan bebas

Kesan :
• Pemeriksaan kulit, kelenjar limfe, dan tulang dalam batas normal
• Pemeriksaan otot dan sendi didapatkan gerakan bebas serta tidak terdapat kelemahan anggota gerak
Pemeriksaan Khusus
Kepala Normocephal, ubun-ubun datar, rambut hitam tidak mudah dicabut, tidak ada bekas
luka

Mata Konungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
3mm/3mm.

Hidung Sekret (-) , epistaksis (-), nafas cuping hidung (-/-)

Telinga Sekret (-), hiperemis (-)

Mulut Mukosa mulut dan bibir lembab, lidah kotor (-), Tonsil T1-1 , mukosa faring hiperemis
(-), perdarahan gusi (-), bibir sianotik (-) stomatitis (-)

Gigi Caries (-)


KESAN

Pemeriksaan kepala, mata, telinga, hidung, dan


mulut dalam batas normal
Pemeriksaan Khusus

Leher
• Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak teraba massa abnormal, dan tidak ada
peningkatan vena jugularis.
Thoraks
• Simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), fremitus N

Jantung
• Inspeksi: Ictus cordis tak tampak
• Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat.
• Perkusi :
• Kanan atas : SIC II Linea Parasternalis Dekstra
• Kanan bawah : SIC IV Linea Parasternalis Dekstra
• Kiri atas : SIC II Linea Parasternalis Sinistra
• Kiri bawah : SIC V Linea Midclavicularis Sinistra
• Auskultasi: Suara jantung I-II interval reguler, bising jantung (-).
Pemeriksaan Khusus
PARU-PARU
Kanan DEPAN Kiri
Simetris (+), retraksi (-) Inspeksi Simetris (+), retraksi (-)

Ketinggalan gerak (-), fremitus Palpasi Ketinggalan gerak (-),fremitus


kanan kiri sama (+) kanan kiri sama (+)
Sonor Perkusi Sonor
Suara dasar vesikuler (+) tidak Auskultasi Suara dasar vesikuler (+) tidak
menurun, Ronkhi (-),wheezing (-) menurun, Ronkhi (-),wheezing (-)
Kanan BELAKANG Kiri
Simetris (+) Inspeksi Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-), fremitus Palpasi Ketinggalan gerak (-), fremitus
kanan kiri sama (+) kanan kiri sama (+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV (+) tidak menurun, Auskultasi SDV (+) tidak menurun, Ronkhi (-),
Ronkhi (-), wheezing (-) wheezing (-)
KESAN

Pemeriksaan leher, thoraks dan jantung dalam batas


normal. Tidak didapatkan PKGB, retraksi dan ketinggalan
gerak dinding dada tidak ada, bising jantung tidak ada.

Pemeriksaan paru dalam batas normal tidak ada suara


tambahan ronki maupun wheezing.
Pemeriksaan Khusus

Abdomen
• Inspeksi : Distensi (-), sikatrik (-), purpura (-)
• Auskultasi : Peristaltik (+) normal
• Perkusi : Timpani (+)
• Palpasi : Supel, massa abnormal (-), nyeri tekan suprapubik (-), turgor kulit
kembali cepat, hepatomegali (-) Splenomegali (-)

KESAN: Pemeriksaan abdomen dalam batas normal, tidak ditemukan ascites,


hepatomegali, splenomegali, dan tidak nyeri tekan suprapubik
Pemeriksaan Khusus
Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah
Sianosis - - - -
Akral hangat + + + +
Ptekie - - - -
Oedema - - - -
Capillary refill time < 2 detik + + + +
A. dorsalis pedis teraba kuat + + + +

Kesan:
• Pemeriksaan ekstremitas dalam batas normal.
• Tidak didapatkan petekie, akral dingin (-/-), edema (-/-), ADP kuat (+/+), keringat dingin (-/-)
Pemeriksaan Khusus
– Pemeriksaan Status Neurologis
Lengan Tungkai
  Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus   - -
Reflek fisiologis Biseps (+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
Reflek patologis Hofman (-), tromner (-) Babinsky (-), chadock (-), gordon(-)

Meningeal sign Kaku kuduk (-),brudzinski I (-), brudzinski II (-)


Sensibilitas Normal

KESAN: :
Pada pemeriksaan status neurologis didapatkan reflek fisiologis normal dan tidak didapatkan reflek
patologis, meningeal sign maupun tanda defisit neurologis.
Ringkasan
ANAMNESIS
• Demam hari ke 1 • Vaksinasi dasar dinyatakan sudah lengkap sesuai
• Kejang 1 kali dengan durasi <15 menit dengan jadwal PPI
• Kejang seluruh tubuh (general) • Sosial ekonomi baik, personal hygiene kurang baik, dan
• Keadaan pasien setelah kejang pasien tidak langsung menangis lingkungan baik
dan muntah 1x ½ gelas belimbing • Didapatkan gangguan pada serebrospinal dan
• nyeri berkemih (-), sering berkemih (-) gastrointestinal dan didapatkan tanda-tanda
• Tidak didapatkan riwayat trauma sebelumnya peningkatan intracranial yaitu muntah 1x setelah kejang
• Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga pasien yang • Tidak didapatkan kelemahan anggota gerak atas dan
berhubungan dengan kondisi pasien bawah
• Riwayat ANC baik, PNC baik, persalinan baik • Sosial ekonomi, personal hygiene kurang tetapi
• ASI eksklusif kualitas dan kuantitas baik, kualitas dan kuantitas lingkungan baik
makanan baik, makanan sesuai dengan usianya.
• Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial baik sesuai
usia.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum tampak lemas, kesadaran compos mentis, dan suhu febris
• Status gizi baik, perawakan proporsional dan kepala normocephal
• Pemeriksaan kulit, kelenjar limfe, dan tulang dalam batas normal
• Pemeriksaan otot dan sendi didapatkan gerakan bebas serta tidak terdapat kelemahan anggota gerak
• Pemeriksaan kepala didapatkan ubun-ubun datar
• Pemeriksaan mata, telinga, hidung, dan mulut dalam batas normal
• Pemeriksaan leher, thoraks dan jantung dalam batas normal. Tidak didapatkan PKGB, retraksi dan ketinggalan gerak
dinding dada tidak ada, bising jantung tidak ada.
• Pemeriksaan abdomen dalam batas normal, tidak ditemukan ascites, hepatomegali, splenomegali, dan nyeri tekan
suprapubik
• Pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan petekie, akral dingin (-/-), edema (-/-), ADP kuat (+/+), keringat dingin (-/-)
• Pemeriksaan refleks fisiologis, reflex patologis, status neurologis, dan meningeal sign dalam batas normal. Tidak
didapatkan adanya kaku kuduk, pemeriksaan brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
LABORATURIUM DARAH RUTIN SELASA 3 NOVEMBER 2020

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


HEMATOLOGI
Leukosit 9.6 10^3/ul 4.4-13.5
Eritroosit 3.91 10^6/ul 3.80-5.80
Hemoglobin 10.5 L g/dL 10.8-15.6
Hematokrit 30.6 L % 33-45
MCV 78.3 fL 69-93
KESAN :
MCH 26.9 pg 22-34 Laboratorium darah terdapat
MCHC 35.3 H g/dL 32-36 peningkatan MCHC dan monosit
Trombosit 311 10^3/ul 181-521 Terdapat penurunan hemoglobin,
DIFF COUNT hemtokrit, eosinofil
Neutrofil 54.7 % 28-66
Limfosit 32.9 % 25.00-50.00
Monosit 11.80 H % 1.00-6.00
Eosinofil 0.40 L % 2.00-4.00
Basofil 0.20 % 0-1
IG 0.20 %  
Rasio N/L 1.7   < 3.13
Daftar Masalah (Aktif)
Anamnesis
• Demam hari ke 1
• Kejang 1 kali dengan durasi <15 menit
• Kejang seluruh tubuh (general)
• Keadaan pasien setelah kejang pasien tidak langsung menangis
• Sering menggunakan diapers saat malam
• BAK (+), nyeri berkemih (-), sering berkemih (-)
• Tidak didapatkan nyeri kepala
• Didapatkan gangguan serebrospinal dan gastrointestinal

Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: compos mentis
• Suhu badan: 37,9 0C (febris)
• Pemeriksaan abdomen : nyeri tekan suprapubik (-), turgor kulit kembali cepat
• Reflek Patologis:: Hofman (-), tromner (-), Babinsky (-), chadock (-), gordon(-)
• Reflek Fisiologis: Biseps (+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
• Meningeal sign: Kaku kuduk (-),brudzinski I (-), brudzinski II (-), Kernig (-)
Daftar Masalah (Aktif)

Pemeriksaan Penunjang

• peningkatan MCHC dan monosit


• penurunan hemoglobin, hemtokrit, eosinofil
Kemungkinan Penyebab Masalah

1. Kejang Demam Sederhana


2. Suspek Infeksi Saluran Kemih
Rencana Pengelolaan

Rencana Penegakan
Diagnosis
1. Cek darah rutin
2. Cek urin rutin
Rencana Monitoring Rencana Edukasi

Istirahat dan asupan makan cukup


Memberikan penjelasan mengenai penyakit pasien pada
• Observasi keadaan umum orangtua
• Observasi tanda-tanda vital (tekanan Jika anak demam diberikan obat penurun panas dan di
kompres, apabila tidak turun segera bawa ke dokter
darah, nadi, suhu, frekuensi Orang tua harus menyediakan termometer untuk mengukur
pernafasan) suhu anak
• Observasi terjadinya kejang berulang Memberikan informasi kemungkinan terjadinya kejang pada
saat anak demam tinggi
• Observasi adanya peningkatan Menjelaskan penanganan bila pasien kejang :
intrakranial • Orang tua harus tetap tenang dan tidak panik
• Longgarkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
• Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan
kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mulut dan hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit,
jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut
• Observasi dan menukur suhu tubuh serta mencatat lama
dan bentuk kejang
• Tetap bersama pasien selama kejang
• Segera bawa ke dokter atau rumah sakit
Menjaga kebersihan lingkungan dan makanan yang
dikonsumsi
FOLLOW UP
TINJAUAN
PUSTAKA
KEJANG DEMAM
DEFINISI DAN FAKTOR RESIKO KEJANG DEMAM

– Definisi :
– Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38C, dengan metode pengukuran suhu apa
pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.

Faktor Resiko :
• Demam merupakan faktor pencetus terjadinya kejang demam pada anak.
• Demam sering disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi seperti infeksi
saluran pernafasan akut, otitis media akut, gastroenteritis, bronkitis, infeksi
saluran kemih, dan lain-lain.
• Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun
Klasifikasi Kejang demam

Kejang demam • Kejang demam yang berlangsung singkat


(kurang dari 15 menit), bentuk kejang umum
sederhana (simple (tonik dan atau klonik), serta tidak berulang
dalam waktu 24 jam.
febrile seizure)
• Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
Kejang demam • 1. Kejang lama (>15 menit)
• 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau
kompleks (complex kejang umum didahului kejang parsial
• 3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu
febrile seizure) 24 jam.
KETERANGAN

1. Kejang lama adalah kejang yang


berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang 2. Kejang fokal adalah kejang parsial satu
berulang lebih dari 2 kali dan di antara sisi, atau kejang umum yang didahului
bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang kejang parsial.
lama terjadi pada 8% kejang demam.

3. Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau


lebih dalam 1 hari, dan di antara 2
bangkitan kejang anak sadar. Kejang
berulang terjadi pada 16% anak yang
mengalami kejang demam.
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
DEMAM
(Kenaikan Suhu Tubuh)

Metabolisme basal meningkat Kebutuhan O2 meningkat


(10-15%) (±20%)

Perubahan keseimbangan
(membran sel neuron)

Difusi melalui membran


(ion K+ -- ion Na+)

Lepas muatan listrik

KEJANG
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS

• Kejang (+), jenis kejang, lama kejang, kesadaran setelah kejang


• Suhu sebelum kejang, frekuensi kejang dalam 24 jam
• Penyebab demam di luar infeksi SSP : ISPA, ISK, OMA, dll
• Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam sebelum nya, riwayat kejang
demam dan epilepsi dlm keluarga

PEMERIKSAAN FISIK

• Kesadaran, suhu
• Tanda rangsang meningeal
• Tanda peningkatan tekanan intrakranial : UUB menonjol, papil edema
• Pemeriksaan N. Kranial
• Pemeriksaan neurologis : tonus, motorik, refleks fisiologis dan patologis
• Tanda infeksi di luar SSP : ISPA, OMA, ISK, dll
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sesuai indikasi  mencari penyebab demam : Darah rutin, GDS, elektrolit, urinalisis, kultur darah, urin,
atau feses
Pemeriksaan LCS dgn lumbal pungsi (LP) menegakkan/menyingkirkan meningitis  menifestasi klinis
tidak jelas
• Bayi usia < 12 bulan : sangat dianjurkan
• Bayi 12 – 18 bulan : dianjurkan
• Bayi >18 bulan : tidak rutin, atas indikasi

Jika yakin bukan meningitis, LP tidak perlu

EEG tidak rutin, hanya kejang demam yg tidak khas

Pencitraan yaitu CT Scan kepala atau MRI dilakukan atas indikasi :


• Kelainan neurologis menetap (hemiparesis), lesi struktural otak (mikrosefali, spastis)
• Tanda peningkatan TIK : kesadaran menurun, muntah berulang, UUB membonjol, peresis N. VI, edema papil
TATALAKSANA dan dosis
PROGNOSIS
Kemungkinan mengalami kecacatan / kelainan neurologis

• Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan.


kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi
pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal.

Kemungkinan berulangnya kejang demam

• Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko
berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius saat kejang
4. Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan terjadinya
kejang.
5. Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai