Anda di halaman 1dari 15

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

(JKN)

Yusuf Ananda Fikri


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(JKN)

• Merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang


diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat
wajib (UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
• JKN adalah jaminan perlindungan kesehatan agar peserta dapat memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan untuk memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayarkan iuran atau yang iurannya telah dibayarkan oleh pemerintah
LANDASAN HUKUM

• Pancasila -> sila ke-5


• Deklarasi PBB 1948 tentang HAM, Pasal 25 Ayat 1: “Setiap orang berhak atas tingkat
hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya,
termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta
pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur,
menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya
yang mengakibatkannya kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.”
• Resolusi WHA ke-58 Tahun 2005 di Geneva: setiap negara perlu mengembangkan
UHC melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial untuk menjamin pembiayaan
kesehatan yg berkelanjutan.”
UUD 1945 PASAL 28H AYAT 1, 2, 3

1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
UUD 1945 PASAL 34 AYAT 1, 2, 3

1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.


2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak.
PERATURAN TENTANG
PENYELENGGARAAN JKN

UU No 40 tahun 2004 UU No.36 Tahun 2009 UU No.24 Tahun 2011 PP No.101 Tahun 2012
tentang SJSN tentang Kesehatan tentang BPJS tentang PBI

Roadmap JKN, Rencana


Jaminan Kesehatan
Perpres No 12/2013 Aksi Pengembangan
merupakan bagian dari
tentang Jaminan Pelayanan Kesehatan,
prioritas reformasi
Kesehatan Permenkes, Peraturan
pembangunan kesehatan
BPJS
PENYELENGGARAAN JKN DI
INDONESIA

Kepesertaan

Pembiayaan

Pelayanan

Manfaat JKN

Pengorganisasian

Penanganan keluhan
PENYELENGGARAAN JKN DI
INDONESIA

KEPESERTAAN
• Peserta meliputi Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN
• PBI JKN meliputi golongan fakir miskin dan orang tidak mampu
• Peserta bukan PBI meliputi peserta yang tidak termasuk golongan fakir miskin dan orang tidak mampu, yang terdiri atas:
• Pekerja penerima upah
• Pekerja bukan penerima upah
• Bukan pekerja dan anggota keluarganya (investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran, dsb)
PEMBIAYAAN
• Bagi peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah
• Bagi peserta pekerja penerima upah, dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja
• Bagi peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja, iurannya dibayar oleh peserta yang
bersangkutan.
• Besarnya iuran JKN ditetapkan melalui Peraturan Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan
perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak.
PEMBIAYAAN (LANJUTAN)

PEMBAYARAN IURAN
• Peserta membayarkan iuran secara berkala, paling lambat tanggal 10 setiap
bulan
PEMBIAYAAN (LANJUTAN)

PERTANGGUNGJAWABAN BPJS KESEHATAN


• BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang
diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen
klaim diterima lengkap.
• Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah
tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
PELAYANAN

• Ada dua jenis pelayanan yang diperoleh oleh peserta JKN: pelayanan
kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans (manfaat non
medis)
PROSEDUR PELAYANAN
• Fasilitas kesehatan tingkat pertama  rujukan  pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan (kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis)
KOMPENSASI PELAYANAN
• Kompensasi berupa penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau
penyediaan fasilitas kesehatan tertentu
PENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATAN
• Fasilitas kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang
memenuhi persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing.
MANFAAT

• Manfaat JKN terdiri atas 2 jenis, yaitu manfaat medis (pelayanan kesehatan) dan manfaat non medis
(akomodasi dan ambulans)
• Manfaat JKN mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan
bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.
• Manfaat yang tidak dijamin: a. Tidak sesuai prosedur; b. Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja
sama dengan BPJS; c. Pelayanan bertujuan kosmetik; d. General checkup, pengobatan alternatif; e.
Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi; f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana ;
dan g. Pasien Bunuh Diri /Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri/ Bunuh
Diri/Narkoba.
PENGORGANISASIAN (TERKAIT
DENGAN BPJS)

• JKN diselenggarakan oleh BPJS yang merupakan BHMN, bersifat non-profit,


dan bertanggung jawab kepada presiden.
PENANGANAN KELUHAN

Objektif

Responsif

Koordinatif

Efektif dan efisien

Akuntabel

Transparan
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan


Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; [year unknown].
2. Kementerian Kesehatan RI. Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2013.

Anda mungkin juga menyukai