Kebijakan
Peternakan
Ayam Petelur
Kelompok 5:
Nabiilah Meilawati S 200110160022
Nai Nurazizah 200110160054
Anna Triana 200110160163
Deka Ruslinasih 200110160188
Annisa Nur Alawiyah 200110160202
Dede Randian Lubis 200110160182
Sub Bibit
Sistem
Hulu Pakan
Obat-
obatan
Sub
Sistem Teknologi
On Pemeliharaa
Farm n
Sub Produk
Sistem
Kelembagaan
Hilir dan kebijakan
1. Bibit ayam petelur harus sehat dan tidak cacat
fisiknya. Pertumbuhan dan perkembangan normal.
Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui
keunggulannya. Ukuran badan normal, ukuran berat
badan antara 35-40 gram.
2. Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua)
fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase
finisher (umur 4-6 minggu).
3. Vaksinasi merupakan salah satu obat-obatan yang
diberikan pada peternkan ayam petelur.
Pemberiannya disesuaikan dan diberikan secara
teratur pada waktu tertentu.
Berdasarkan data
pada tahun 2016
konsumsi tertinggi
telur ayam ras di
Indonesia
sebanyak 99,796
butir.
K
Kelembagaa
n Ayam Ras
Kelembagaan E
Rantai Pasok
Petelur L
E
Kelembagaan M
Kelembagaa Rantai Pasok
n Pemasaran Komoditas Telur B
A
Kelembagaa
n Pasar G
A
Kelembagaa A
n Industri
N
Kelembagaa
n Konsumen
Kesimpulan
Pada Peternakan ayam petelur dibagi menjadi 3 sub
sistem yaitu sub sistem hulu , on farm dan hilir. Sub
sistem hulu dimulai dari bibit pakan dan obat-obatan
yang diatur dengan kebijakan yang disesuaikan
dengan dengan berbagai peternakannya. Sub sistem
on farm meliputi tata cara pemeliharaannya dan kini
sudah banyak teknologi yang membantu dalam
pemeliharaannya. Dan sub sistem hilir adalah hasil
akhir berupa produk yaitu telur yang nantinya akan
di pasarkan oleh berbagai kelembagaan dan
pemasaran yang berbeda-beda.
Terim
akasih
!