Anda di halaman 1dari 19

Om Swastyastu

DIIT HIPERTENSI PADA LANSIA


STIKES BINA USADA BALI

Nama Kelompok

1. Ni Putu Putri Dewi (C1117037)


2. Ni Made Susiana Aprilianti (C1117038)

KELAS VII A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA USADA BALI
TAHUN AJARAN 2020
Hipertensi

Data yang diperoleh dari Framingham Heart Study


menyatakan bahwa prevalensi hipertensi tetap akan
meningkat meskipun sudah dilakukan deteksi dini
dengan dilakukan pengukuran tekanan darah (TD)
secara teratur. Pada populasi berkulit putih
ditemukan hampir 1/5 mempunyai tekanan darah
sistolik (TDS) lebih besar dari 160/95 mmHg dan
hampir separuhnya mempunyai TDS lebih besar dari
140/90 mmHg.
DEFINISI LANSIA

Manusia lanjut usia merupakan mereka yang telah


berumur 65 tahun ke atas. Durmin (1992) membagi
lansia menjadi young elderly (65 – 74 tahun) dan
older elderly (75 tahun)
Kekurangan dan kelebihan gizi pada lansia

Terjadi kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang bersifat primer
maupaun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan isolasi sosial,
hidup seorang diri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik, gangguan
indrera, gangguan mental, kemiskinan dan iatrogenik. Sebab-sebab sekunder
meliputi gangguan nafsu makan/selera, gangguan mengunyah, malabsorpsi, obat-
obatan, peningkatan kebutuhan zat gizi serta alkoholisme.

Gangguan fisik terjadi pada lansia yang mengalami hemiparese/hemiplegia, artritis


dan ganggun mata. Gangguan mental terjadi pada lansia yang dement dan
mengalami depresi. Kondisi iatrogenik dapat terjadi pada lansia yang mendapat
diet lambung untuk jangka waktu lama, hingga terjadi kekurangan vitamin C.
selanjutnya gangguan selera, megunyah dan malabsorbsi terjadi sebagi akibat
penurunan fungsi alat pencernaan dan pancaindera, sebagai akibat penyakit berat
tertentu, pasca operasi, ikemik dinding perut dan sensitifitas yang meningkat
terhadap bahan makanan tertentu seperti lombok, santan, lemak dan tepung ber
’gluten’(misalnya ketan).
Pemantauan Status Gizi Pada Lansia

Status gizi pada lansia dapat dinilai dengan cara – cara yang baku bagi
berbagai tahapan umur yakni penilaian secara langsung dan tak langsung.
Penilaian secara langsungdilakukan melaui pemeriksaan klinik,
antropometrik, biokimia dan biofisik.
Di dalam melakukan pemeriksaan klinik perlu dibedakan tiga kelompok
gejala yaitu:
a.tanda-tanda yang dianggap mempunyai nilai dalam pemeriksaan gizi
b.gejala-gejala yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut
c.gejala-gejala yang tidak berhubungan dengan gizi
Penimbangan Berat Badan

a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai


peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB
lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan
penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan
berat badan.
b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB
kurang dari 160 cm, digunakan rumus :
Berat badan ideal = TB dalam cm – 100
Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih Jika BB kurang dari ideal
artinya gizi kurang
Kebutuhan Gizi Pada Lansia

a. Kalori d. Lemak
b. Protein e. Serat
c. Karbohidrat f. Vitamin

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Lansia

a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau


ompong.
b. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita
rasa manis, asin, asam, dan pahit.
c. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
d. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
e. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi.
f. Penyerapan makanan di usus menurun.
Nutrisi dan mineral-mineral yang dapat meningkatkan sistem imun orang tua antara lain :

a. Beta-glucan.
b. Hormon DHEA.
c. Protein: arginin dan glutamin.
d. Lemak
e. Yoghurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus dan probiotik lain.
f. Mikronutrien (vitamin dan mineral).
g. Zinc.
h. Lycopene.
i. Asam Folat
j. Vitamin E
k. Vitamin C.
l. Vitamin A.
m. Vitamin D.
n. Kelompok Vitamin B.
PERUBAHAN YANG DAPAT TERJADI PADA LANSIA

1. Perubahan anatomi dan fisiologi


Menua (aging) meruakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi dan berakhir saat
kematian. . Dengan demikian menua ditandai dengan kehilangan secara progresif lean body
mass (jaringan aktif tubuh) dan perubahan-perubahan di semua system di dalam tubuh
manusia.
2. Alat indera
Indera pengecap, pencium dan penglihatan menurun yang akan secara langsung dan tak
langsung mempengaruhi nafsu makan dan asuapan makanan. Terjadi penurunan sensitifitas
terhadap rasa manis dan asin. Selain itu muncul glossodyna atau nyeri pada lidah.
3. Saluran cerna/digestif
Terjadi perubahan-perubahan pada kemampuan disgesti dan absorbsi yang terjadi sebagai
akibat hilangnya opioid endogen dan efek berlebihan dari kolesistokin. Akibat yang muncul
adalah anoreksia.
4. Metabolisma
Pada lansia dapat terjadi penurunan toleransi glukosa yang akan mengakibatkan
kenaikan glukosa di dalam plasma sekitar 1,5 mg/dl untuk tiap dekade umur. Hal ini
terjadi mungkin karena penurunan produksi insulin atau karena respon jaringan
terhadp insulin yng menurun.
5. Ginjal
Fungsi ginjal menurun sekitar 50 % antara usia 30-80 tahun. Reaksi respon asam basa
terhadap perubahan-perubahan metabolik melambat. Pembuangan sisa-sia
metabolisma protein dan elektolit yang harus dilakukan ginjal akan merupakan beban
tersendiri.
6. Fungsi jaringan
Pada usia sekitar 75 tahun, maka prosentsenya fungsi jaringan yang tertinggal adalah
82 % untuk cairan/air tubuh, 56% glomerulus, 63 % serat syaraf, 36 % taste buds dan
56 % berat otak.
KONSEP DIIT HIPERTENSI.     

1. Tujuan Diit Hipertensi


Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah untuk penurunan mortalitas dan morbiditas yang
berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan
organ target (misal: kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit
ginjal). Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat
dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang menunjukkan pengurangan resiko.

2. Prinsip Diit Hipertensi


Prinsip Diit yang berhubungan dengan pencegahan hipertensi, mencakup:
a. Upaya mempertahankan berat badan yang ideal / normal menurut tinggi badan dengan IMT
yang tidak melebihi 22 dan lingkaran perut yang tidak lebh dari 90 cm pada laki-laki serta 80cm
pada perempuan.
b. Penerapan diit DASH yang kaya akan serat pangan dan mineral tertentu disamping diit rendah
garam, kolestrol , lemak terbatas serta diit kalori seimbang menurut penyakit penyertanya
(hipertensi, DM).
 PENATALAKSANAAN GIZI

1. Untuk menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua, butuh zat gizi yang
cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, sehingga kesadaran akan perlunya
menjaga konsumsi yang bergizi seimbang seharusnya memang dimulai sejak usia muda sehingga
setelah di usia lanjut masalah gizi dapat di tanggulangi dengan baik.
2. Makana yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya tiga sajian sayur-sayuran, dua sajian buah-
buahan dan enam sajian hasil padi-padian setiap hari dapat di berikan untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi lansia dan pemilihan makanan yang berbeda dari setiap kelompok makanan
merupakan metode yang paling baik untuk memastikan masukan zat gizi yang cukup.
3. Untuk mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan maka di sarankan untuk mengonsumsi
makanan berserat tinggi setiap hari dan minum paling sedikit delapan gelas cairan seperti air,
jus, dan lain-lain setiap haru untuk melembutkan feces.
4. Untuk suplementasi tidak ada suplemen kecuali kalsium yaitu 1.000-1.500 mg/hari yang
membutuhkan secara rutin oleh manula atau orang dewasa. Namun jika penilaian menunjukan
defisiensi spesifik maka suplemen mungkin dibutuhkan untuk mengoreksinya.
A. KESIMPULAN
Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat dihadapi
baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia. Cara mengatur diet untuk
penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula
merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau
mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan
garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan
garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.

B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan tekanan darah tinggi dimulai dengan
perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan itu tidak memberikan
hasil, mungkin anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk penderita darah tinggi, tentu saja
dengan berkonsultasi dengan dokter. Bahkan jika anda harus mengkonsumsi obat-obatan,
alangkah baiknya disertai dengan perubahan gaya hidup yang dapat membantu anda
mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan yang anda konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, R. Boedhi. 2012. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Dwi, Roby. 2016. Makalah Gizi Lansia. http://robydwitheking.blogspot.co.id. Diakses
pada 09
          Mei 2016.
Gallo, Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta : EGC
Sunita Al Matsier, 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kelebihan Dan Kekurangan Media Leaflet

Kelebihanmenggunakan media ini antara lain : sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta
praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat santai dan sangat
ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota kelompok sasaran, sehingga
bisa didiskusikan, dapat memberikan informasi yang detail yang mana tidak diberikan secara lisan,
mudah dibuat, diperbanyak dandiperbaiki serta mudah disesuaikan dengan kelompok sasaran(Lucie,
2005)

Sementara itu beberapa kekurangan atau kelemahan dari leaflet yaitu : tidak cocok untuk sasaran
individu per individu, tidak tahan lama dan mudah hilang, leafletakan menjadi percuma jika sasaran
tidak diikutsertakan secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang baik(Lucie,2005).
Om Shanti Shanti
Shanti Om

Anda mungkin juga menyukai