Anda di halaman 1dari 26

“PENJAHITAN LUKA EPISIOTOMI

dan
PEMANTAUAN KALA IV”

Sandra Tombokan, S.SiT, S.Pd, M.Kes


Pengertian Episiotomi
 Episiotomi atau disebut juga perineotomi adalah prosedur di mana
kulit antara vagina dan anus dipotong (daerah ini disebut
perineum) untuk memperbesar jalan lahir sebelum persalinan.
 Episiotomi dilakukan untuk mencegah sobekan vagina selama
melahirkan. (Kamus Kesehatan)
 Episiotomi adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang
dilakukan unuk memperlebar vagina dengan maksud untuk
membantu proses kelahiran bayi.
 Perlebaran ini dapat dilakukan di garis tengah ("midline") atau dari
sebuah sudut dari ujung belakang dari vulva, dilakukan di bawah
bius lokal ("local anaesthetic") dan dijahit kembali setelah
melahirkan.
 Ini merupakan suatu prosedur umum dalam kedokteran yang
dilakukan kepada wanita. (Wikipedia Bahasa Indonesia)
Pemotongan dapat dilakukan dengan dua
cara:

Pemotongan mediolateral
miring turun menjauh dari
vagina dan ke dalam otot.

Pemotongan garis tengah


dibuat lurus ke bawah
antara vagina dan anus.
3 Macam Episiotomi :
Episiotomi Medialis
Episiotomi Mediolateralis Episiotomi Lateralis
Indikasi Episiotomi

 Gawat janin. Untuk menolong keselamatan janin, maka


persalinan harus segera di akhiri.
 Perdarahan pervaginam dengan penyulit, misalnya
presbo,distokia bahu, akan dilakukan ekstraksi forcep,ekstraksi
vacum.
 Jaringan perut pada perineum ataupun pada vagina.
 Perineum kaku dan pendek
 Adanya ruptur yang membakat pada perineum.
 Prematur untuk mengurangi tekanan pda kepala janin.
PENJAHITAN LUKA EPISIOTOMI
Persiapan
 Peralatan :
1. bak steril berisi kasa,
2. 2.gunting episiotomi,
3. betadin,
4. spuit 10 ml,dengan jarum ukuran 22 dan panjang 4 cm,
5. lidokain 1% tanpa epineprin. Bila lidokain 1% tidak ada
dan tersedia likokain 2% maka buatlah likokain tadi
menjadi 1% dengan cara melarutkan 1 bagian lidokain 2%
ditambah 1 bagian cairan garam fisiologis atau air destilasi
steril.
Contoh : larutkan 5 ml lidokain 2% kedalam 5 ml cairan
garam fisiologis atau air destilasi steril.
 Pertimbangkan secara matang tujuan episiotomi
Anastesi Lokal Dan Prinsip Penjahitan

 Anastesi local standar yang digunakan adalah lidokain 1%


tanpa epinefrin.
 Jika tidak tersedia gunakan lidokain 2% yang dilarutkan
menggunakan air steril dengan perbandingan 1:1
 Ukuran dan panjang jarum yang digunakan bergantung pada
laserasinya. Sebuah jarum ukuran 22 dengan panjang 3-4
cm cukup untuk menginjeksi anastesi.
c. Penjahitan Luka Episiotomi

 Cuci tangan dan gunakan


sarung tangan steril.
 Pastikan kelengkapan
peralatan dan bahan yang
akan digunakan.
 Setelah memberikan anastesi
local dan memastikan daerah
tersebut sudah di anastesi,
telusuri luka untuk
menentukan batas-batasanya.
 Buatlah jahitan pertama
kurang lebih 1cm di ats ujung
laserasi di bagian dalam
vagina, setelah itu ikat dan
potong pendek benang.
 Tutup mukosa persalinan
dengan jahitan jelujur, jahit ke
bawah cincin hymen.
 Tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum kedalam mukosa
vagina lalu kebawah cincin hymen sampai jarum ada di bawah
laserasi.

 Periksa bagian antara ujung jarum di perineum dan bagian atas


laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.

 Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan


jahitan jelujur hingga mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan
jarak setiap jahitan sama dan otot telah terjahit.

 Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan


teruskan penjahitannya menggunakan jelujur untuk menutup
lapisan sub kutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis kedua.

 Tusukkan jarum dari robekkan perineum ke dalam vagina, jarum


harus keluar dari belakang cincin hymen.
 Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina, potong
ujung benang dan sisakan 1,5 cm.jika benang di potong terlalu
pendek, simpul akan longgar dan laserasi akan terbuka.

 Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut.

 Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke anus, rabah apakah


ada jahitan pada rectum. Jika ada jahitan, ulangi pemeriksaan
rectum 6 minggu pasca persalinan. Jika penyembuhan belum
sempurna, rujuk.

 Cuci daerah genetalia dengan lembut menggunakan sabun dan


air DTT kemudian keringkan.

 Nasihati ibu agar menjaga perineumnya, hindari obat-obat


tradisional, cuci 3-4 kali sehari, control 1 minggu kemudian atau
jika ada keluhan seperti demam,bau busuk,segera datangi bidan.
PEMANTAUAN KALA IV

 Pantau tekanan darah,nadi,tinggi fundus,kandung kemih, dan


perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan
setiap 30 menit dalam 1 jam kala IV. Jika ada temuan yang tidak
normal, lakukan observasi, dan penilaian lebih sering.

 Pemijatan uterus untuk memastikan menjadi keras setiap 15 menit


dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua kala
IV. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi
observasi, dan penilaian.

 Pantau temperaturtubuh ibu 1 kali setiap jam selam 2 jam pertama


pasca persalinan. Jika temperature meningkat, pantau lebih sering.

 Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit


dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua kala
IV.
Next...

 Jika kandung kemih penuh, bantu ibu untuk


mengosongkan kandung kemihnya, dan anjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya setiap kali
diperlukan.

 Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus


dan perdarahan uterus, juga cara pemijatan uterus
(rangsangan taktil) jika uterus menjadi lembek.

 Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan


dan bantu ibu untuk mengenakan baju atau sarung
yang bersih serta atur posisi ibu agar nyaman.jaga agar
kepala dan tubuh bayi terselimuti dengan baik, berikan
bayi pada ibu, dan anjurkan untuk dipeluk serta berikan
ASI
Tanda Bahaya Kala IV

 Demam
 Perdarahan aktif
 Bekuan darah banyak
 Bau busuk dari vagina
 Pusing
 Lemas luar biasa
 Kesulitan dalam menyusui
 Nyeri panggul atau abdomen yang
lebih dari kram uterus biasa
Tekanan Darah
 Jika tekanan darah rendah atau < 90/60 mmHg, sedangkan
denyut nadinya normal, maka tidak akan menjadi masalah.
 Jika tekanan darah < 90/60 mmHg dan nadinya > 100 x/ menit,
ini mengidentifikasi adanya suatu masalah.
 Bidan harus mengumpulkan data-data lain untuk membuat
diagnosis.
 Mungkin ibu sedang mengalami demam atau terlalu banyak
mengeluarkan darah.
Tonus Uteri Dan Tinggi
Fundus Uteri
 Kontraksi tidak baik maka uterus
teraba lembek, tinggi fundus uterus
normal, sejajar dengan pusat atau di
bawah pusat. Jika uterus teraba
lembek, lakukan masase uterus, bila
perlu berikan injeksi oksitosin atau
methergin.
 Lakukan masase uterus untuk
memastikan uterus menjadi keras
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama,
dan setiap 30 menit dalam jam kedua
kala IV.
 Jika ada temuan yang tidak normal,
tingkatkan frekuensi observasi dan
penilaian.
Tinggi Fundus dan Berat Uterus menurut Masa

Involusi

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus


Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri Lahir 2 jari dibawah pusat 750gr
Pertengahan pusat
1 minggu 500gr
simfisis
Tidak teraba diatas
2 minggu 350gr
simfisis
6 minggu Bertambah kecil 50gr
8 minggu Sebesar normal 30gr
Perdarahan
 Cara tak langsung untuk mengukur jumlah
kehilangan darah adalah melalui penampakan
gejala dan tekanan darah.
 Kalau menyebabkan lemas, pusing dan kesadaran
menurun serta tekanan darah sistolik turun lebih
dari 10 mmHg dari kondisi sebelumnya maka
telah terjadi perdarahan lebih dari 500ml.
 Kalau ibu mengalami syok hipovolemik maka ibu
telah kahilangan darah 50% dari total darah ibu
(2000-2500 ml).
Lanjut…

 Akibat banyaknya darah yang hilang dapat menyebabkan kematian


ibu.
 Perdarahan terjadi karena kontraksi uterusyang tidak kuat dan
baik, sehingga tidak mampu menjepit pembuluh darah yang ada
disekitarnya akibatnya perdarahan tak dapat berhenti.
 Perdarahan juga dapat disebabkan karena adanya robekan.
 Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut atau
sepertidarah haid yang banyak.
 Jika lebih dari normal identifikasi penyebab (dari jalan lahir, 
kontraksiatau kandung kencing).
 Perdarahan pada kala IV di periksa setiap 15 menit pada 1 jam
pertama setelah plasenta keluar dan 30 menit sekali pada satu jam
berikutnya.
Kandung Kencing
 Kandung kemih harus dievaluasi dan dikosongkan jika teraba
penuh. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
setiap kali diperlukan.
 Jika kandung kemih penuh dengan air seni, uterus tidak dapat
berkontraksi dengan baik.
 Jka uterus naik di dalam abdomen dan tergeser ke samping, ini
biasanya merupakan pertanda bahwa kandung kemihnya penuh.
 Bantulah ibu bangun dan coba apakah ia bisa buang air kecil.
 Jika ibu tidak dapat berkemih, bantu ibu dengan cara menyiramkan
air bersih dan hangat ke perineumnya dengan tetap menjaga
privasinya, lakukan pemijatan (rangsangan taktil) untuk merangsang
uterus agar berkontraksi lebih baik.
 Setelah kandung kemihnya kosong, uterus akan dapat berkontraksi
dengan baik.
Teknik penjahitan jelujur
Mempersiapkan penjahitan
• Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya
berada di tepi tempat tidur atau meja.
• Topang kakinya dengan alat penopang atau minta anggota
keluarga untuk memegang kaki ibu sehingga ibu tetap berada
dalam posisi litotomi.
• Tempatkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu.
• Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga
perineum bisa dilihat dengan jelas.
• Gunakan teknik aseptik pada saat memeriksa robekan atau
episiotomi, memberikan anestesi lokal dan menjahit luka.
Next....

• Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.


• Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau yang steril.
• Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan peralatan
dan bahan-bahan disinfeksi tingkat tinggi untuk penjahitan
(peralatan dan bahan-bahan ini tercantum di lampiran 5)
• Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa
dengan mudah dilihat dan penjahitan bisa dilakukan tanpa
kesulitan.
• Gunakan kain/kasa disinfeksi tingkat tinggi atau bersih untuk
menyeka vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut,
bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil menilai
dalam dan luasnya luka.
Next....
• Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Pastikan bahwa
laserasi/sayatan perineum hanya merupakan derajat satu atau dua.
• Jika laserasinya dalam atau episiotomi telah meluas, periksa lebih jauh
untuk memeriksa bahwa tidak terjadi robekan derajat tiga atau empat.
• Masukkan jari yang bersarung tangan ke dalam anus dengan hati-hati
dan angkat jari tersebut perlahan-lahan untuk mengidentifikasi
sfingter ani.
• Raba tonus atau ketegangan sfingter.
• Jika sfingter terluka, ibu mengalami laserasi derajat tiga atau empat
dan harus dirujuk segera.
• Ibu juga dirujuk jika mengalami laserasi serviks.
Next....
Ganti sarung tangan dengan sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril yang baru setelah melakukan pemeriksaan
rektum.
Berikan anestesia lokal (kajilah teknik untuk memberikan
anestesia lokal di bawah ini).
Siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat, tidak pipih) dan
benang. Gunakan benang kromik 2-0 atau 3-0. Benang kromik
bersifat lentur, kuat, tahan lama dan paling sedikit menimbulkan
reaksi jaringan.
Tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 90 derajat,
jepit dan jepit jarum tersebut.
Keuntungan-keuntungan
Teknik Penjahitan Jelujur
• Mudah dipelajari (hanya perlu belajar satu jenis
penjahitan dan satu atau dua jenis simpul)
• Tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang
digunakan
• Menggunakan lebih sedikit jahitan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai