Anda di halaman 1dari 64

Kelompok 4

Depresi
Dosen Pembimbing = dr. Huntari Harahap
ANGGOTA
 ILTANIA MINCE G1A112010
 KHAIDARNI G1A11011
 M.HERU NANDING KUSUMA G1A112012
 M. KADAFI G1A112030
 MAIZOLA PUTRI G1A112031
 LESTARI ANISA FADILA G1A112033
 THOMAS GREDIO SAPUTRA G1A112060
 NANDY BILL MORRIS G1A112061
 ANGELINE FENISENDA G1A112062
 ANDIKA ANJANI G1A112081
 FAKHRUL AZMI ALY G1A112084
SKENARIO
 A. Identitas
 Nama                                                  : Tn. F.

  Umur                                                  : 35 tahun

  Jenis kelamin                                   : Laki-laki


 Status perkawinan                              :Menikah                   

  Agama                                                 : Katolik


 Pendidikan                                          : SMA
 Pekerjaan                                             : Tidak bekerja
  Alamat                                                : Sukasari

 Kunjungan  I ke Poliklinik Psikiatri  : 19 April  2013

Heteroanamnesis didapatkan pada tanggal 19 April 2013 dari 


Ny. I,  36 tahun  ( Istri pasien). Kebenaran anamnesis dapat
dipercaya.
  B. Keluhan Utama
             Sulit tidur, leher sering tegang

  C. Riwayat Penyakit Sekarang

             Sejak 1 bulan SMRS pasien diberhentikan

kerjanya sebagai supir pribadi karena atasannya


pindah keluar kota, semenjak itu pasien mengganggur
saja dan hanya mengurus anaknya yang berusia 1
tahun. Untuk biaya sehari-hari didapatkan dari istri
pasien yang berjualan baju di pasar baru. Karena
kondisi tersebut pasien jadi merasa sedih, merasa
bersalah dan harga diri kurang karena merasa
seharusnya dia yang mencari nafkah, bukan istrinya.
 Sejak itu pasien jadi sering sulit tidur karena
memikirkan masa depan anaknya serta
bagaimana menafkahi istrinya, merasa masa
depannya akan suram. Pasien tidak ingin
membicarakan keluhan ini kepada istri karena
takut malah akan menambah beban kepada
istrinya yang sudah capai untuk mencari uang
untuk keluarga.
 Sejak 2 minggu SMRS pasien merasakan
semangatnya semakin berkurang, kehilangan
minat untuk bekerja dan juga hal-hal yang
biasanya membuat pasien senang. Pasien
juga mengatakan bahwa dirinya mengalami
penurunan nafsu makan, lambung yang
terasa nyeri.
 Sejak 1 minggu SMRS pasien merasa jantungnya jadi
berdebar-debar, karena keluhan tersebut drinya takut
dirinya akan meninggal karena penyakit jantung, kalau
naik kendaraan umum dirinya takut akan terjadi
kecelakaan. Pasien juga jadi sering mengeluh nyeri
kepala, sakit-sakit di badan, lehernya terasa tegang
sehingga jadi sering mengeluh kepada istrinya. Karena
keluhan tersebut pasien berobat ke poliklinik penyakit
dalam RSJ dan dilakukan pemeriksaan laboratorium
dan EKG untuk mengetahui penyebab penyakitnya.
Setelah diketahui tidak ada masalah dengan
pemeriksaannnya pasien dirujuk ke poliklinik psikiatri.
 Pasien dibesarkan dalam lingkungan sosio-kultural
batak, dengan status sosial ekonomi pas-pasan. Ayah
pasien seorang pedagang baju keliling, sedangkan ibu
tidak bekerja. Tidak ada hubungan darah antara ayah
dan ibu. Ibu lebih dominan dalam mendidik anaknya
dengan sifatnya yang agak cerewet dan penyabar. Ibu
bersifat pencemas, lebih banyak diam dan menurut apa
saja yang dikatakan suaminya. Kepada anak-anaknya
pun ibu selalu mengajarkan tidak boleh membantah
apapun yang dikatakan ayah.  . Pasien lebih dekat
dengan ibunya meskipun cenderung banyak dilarang
dalam segala aktifitas masa kanak-kanak. Riwayat
gangguan jiwa dalam keluarga disangkal.
Kedua orang tua pasien bercerai ketika pasien
berusia 11 tahun karena ketidak harmonisan
rumah tangga, pasien ketika itu bingung karena
sering melihat kedua orang tuanya bertengkar
dan tidak tahu harus menurut yang mana.
Setelah orang tuanya bercerai pasien ikut dengan
ibunya karena bapaknya pindah ke Medan dan
diharapkan dengan ibunya pasien masih bisa
mendapatkan pengasuhan yang lebih baik.
Ibu kandung pasien menikah lagi setahun setelah
itu, pasien bisa menerima ayah tirinya
D. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum           : kesan sakit ringan
 Kesadaran                   : kompos mentis

 Gizi                             : cukup
 Tekanan darah             : 120 / 80 mmHg

  Nadi                            : 88 X / menit

  Respirasi                      : 24 X / menit

 Suhu                            : 36.8 ° C

 Kulit                            : turgor baik

  Kepala                         : tidak ada deformitas

 Mata : konjunctiva tak anemis, sklera tak ikterik pupil bulat,


isokor, diameter 3 mm, RC +/+
  Hidung             : tak ada kelainan
  Telinga            : tak ada kelainan
 Leher                           : JVP tak meninggi, kelenjar
getah bening tak teraba            
 Thoraks                       : bentuk dan gerak
simetris
 Jantung            : konfigurasi dalam batas normal
bunyi jantung murni, reguler
 Paru – paru      : sonor, vesiculer kanan = kiri
normal
 Abdomen                    : datar, lembut
 Hepar / lien      : tak teraba
 Bising usus      : (+) normal
 Ekstremitas                 : tak ada kelainan
IDENTIFIKASI MASALAH

 Apa penyebab sulit tidur ?


 Bagaimana fisiologi tidur ?
 Apa saja jenis gangguan tidur ?
 Apa dampak yang dialami penderita yang sulit tidur ?
 Bagaimana fisiologi dari pengaturan emosi,mood, dan
afek ?
 Bagaimana fisiologi nafsu makan ?
 Apa yang menyebabkan pasien tidak nafsu makan ?
 Mengapa pasien mengalami jantung berdebar ?
 Mengapa pasien mengalami ketakutan ?
 Mengapa pasien mengalami nyeri kepala, sakit
dibadan, leher tegang ?
 Apakah ada hubungan antara riwayat pekerjaan dengan keluhan ?
 Apakah ada hubungan usia dengan keluhan pasien?
 Apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan keluhan yang

dialami Tn. F ?
 Apakah ada hubungan antara lingkungan,status social ekonomi &

riwayat perceraian orangtua dengan keluhan yang dialami pasien


saat ini ?
 Bagaimana interprestasi dari pemeriksaan fisik ?
 Bagaimana penegakan diagnosis kasus tersebut ?
 Apa diagnosis banding penyakit Tn.F ?
 Apa diagnosis pada Tn. F ?
 Apa definisi penyakit Tn.F ?
 Apa epidemiologi penyakit Tn.F?
 Apa etiologi penyakit Tn.F ?
 Apa klasifikasi penyakit Tn.F ?
 Bagaimana patofisiologi penyakit Tn.F ?
 Apa manifestasi klinis penyakit Tn.F ?
 Bagaimana tatalaksana penyakit Tn. F ?
 Apa komplikasi penyakit Tn.F ?
 Apa prognosis penyakit Tn.F ?
ANALISIS MASALAH
1. Penyebab sulit tidur

Penyebab dari gangguan tidur biasanya dibagi menjadi 4 kondisi, yakni


kondisi medis, kondisi psikologis, kondisi lingkungan dan gaya hidup.1
A. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan tidur
adalah:1
o Gangguan pada jantung seperti gagal jantung dan iskemia pada
pembuluh koroner
o Stroke, kondisi degenerative, demensia, gangguan tidur karena gangguan
CNS
o Hipotiroid, menopause, siklus menstruasi, kehamilan, dan hipogonadism
o Gangguan paru obstruktif, asma, Pickwikian sindrom (Obstructive sleep
apnea syndrome).
o Penyakit muntahan cairan  lambung
o Gangguan pada darah
o Penggunaan obat seperti dekongestan, koritokosteroid, dan bronkodilator
o Kondisi lainnya seperti Demam, nyeri dan infeksi
B. Beberapa kondisi psikologis yang dapat menyebabkan gangguan tidur:1
o Depresi dapat menyebabkan gangguan dalam REM (rapid eye movement)
o Sindrom Post Trauma
o Obat-obatan psikotropika
o Pikiran yang membebani atau stress
o Tegang-cemas

C. Beberapa kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan tidur


o Kejadian yang mengancam nyawa atau kejadian yang memiliki stress tinggi
o Gangguan siklus tidur akibat waktu kerja yang tidak tetap (malam dan pagi)
o Lingkungan yang bising, dingin, ataupun terlalu panas.

D. Gaya Hidup
o Kebiasaan hidup seseorang juga bisa menyebabkan insomnia seperti

merokok, minum alkohol, kopi dan gaya hidup keluar malam.1


2. Fisiologi tidur
 Adanya rangsangan pada Nuclei Rafe yang terletak
diseparuh bagian bawah pons dan medulla  serat-serat
saraf menyebar ke formatio retikularis, ke atas menuju
thalamus, neokorteks hipotalamus dan sebagian besar pada
sistem limbik  pada ujung-ujung serat saraf tersebut
terdapat serotonin yang berperan dalam proses tidur.
 Perangsangan pada area dalam nuclei traktus solitarius

(merupakan region sensorik nedulla dan pons)  yang


dilewati sinyal sensorik visceral yang memasuki otak melalui
saraf IX dan X  keadaan tidur.
 Adanya rangkaian SSP dan batang otak saling menghambat

dan mengaktifkan neuron area locus ceruleus dan


norepinefrin  mencetuskan terjadinya tidur.
Tidur terdiri atas dua keadaan fisiologis : Non
Rapid Eye Movement (NREM) dan Rapid Eye
Movement (REM).
A. Pada tidur NREM, yang terdiri atas tahap 1
sampai 4, sebagian besar fungsi fisiologis
sangat berkurang dibandingkan dengan
keadaan terjaga.
B. Tidur REM merupakan jenis tidur yang secara
kualitatif berbeda, ditandai dengan tingginya
aktivitas otak dan tingkat aktivitas fisiologis
yang menyerupai tingkat aktivitas saat terjaga.
 Seseorang lebih sukar dibangunkan oleh rangsangan sensorik
selama tidur gelombang lambat, namun orang-orang
terbangun secara spontan dipagihari sewaktu episode tidur
REM.
 Tonus otot diseluruh tubuh sangat berkurang, dan ini

menunjukkan adanya hambatan yang kuat pada area


pengaturan otot dispinal.
 Frekuensi denyut jantung dan pernafasan biasanya menjadi

iregular, dan ini merupakan sifat dari keadaan tidur dengan


mimpi.
 Walaupun ada hambatan yang sangat kuat pada otot-otot

perifer, masih timbul pergerakan otot yang tidak teratur.


Keadaan ini khususnya mencakup pergerakan mata yang
cepat.2
1. Stadium 1 (stadium tidur yang paling ringan) ditandai
aktifitas teratur tegangan rendah dan dengan frekuensi 3-
7 siklus perdetik setelah beberapa detik atau menit masuk
ke stadium 2.
2. Stadium 2  suatu pola gelombang yang menunjukkan
pencatatan berbentuk pilin (spindle shaped) yang kerap
dengan frekuensi 12 – 14 siklus perdetik (sleep spindle),
lambat dan trifasik yang dikenal sebagai kompleks K.
3. Stadium 3  segera setelahnya, gelombang delta yaitu
aktivitas tegangan tinggi dengan frekuensi 0,5 – 2,5
perdetik membuat penampakan dan menghabiskan
kurang dari 50 % pencatatan.
4. Stadium 4  gelombang delta menghabiskan > dari 50 %
catatan rekaman.1,2
3. Jenis gangguan tidur

 Hipersomnia : adalah gangguan neurologis di


mana pasien tidur malam hari dalam jangka
waktu lama tetapi tidak menyegarkan.
Sehingga sering kali pasien melakukan tidur
siang yang juga lama dan tidak memuaskan.
 Insomnia : adalah gejala kelainan dalam

tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur


atau mempertahankan tidur walaupun ada
kesempatan untuk itu.
 Parasomnia : adalah gangguan yang
melibatkan kegiatan fisik yang tidak
diinginkan atau pengalaman yang terjadi
selama tidur, masuk ketidur, atau gairah dari
tidur.
 Narkolepsi : dalam bahasa awam, bisa

dikatakan sebagai serangan tidur, dimana


penderitanya amat sulit mempertahankan
keadaan sadar.
 Mendengkur : adalah suara yang ditimbulkan
saat tidur karena adanya getaran jaringan
pada saluran udara bagian atas. Mendengkur
biasa terjadi pada> 3% anak-anak dan 32%
dewasa.
 Apnea tidur : adalah gangguan tidur dengan

kesulitan bernapas (apnea = "tanpa napas")


berulang kali ketika sedang tidur. Ada dua
jenis sleep apnea: Central dan Obstructive.
4. dampak akibat sulit tidur

1. Kekacauan ego
2. Halusinasi, waham
3. Iritabilitas, letargi
4. Lemah penampilan, penurunan asupan
makan
5. Berat badan menurun
6. Suhu tubuh menurun
7. NE plasma meningkat dan tiroksin plasma
menurun.1
5. fisiologi pengaturan emosi,mood,dan afek

 Proses kemunculan emosi melibatkan faktor


psikologis maupun faktor fisiologis. Kebangkitan
emosi muncul akibat adanya stimulus atau sebuah
peristiwa yang bisa netral, positif ataupun nagatif.
Stimulus tersebut ditangkap oleh reseptor lalu
melalui otak. Interpretasi yang dibuat
memunculkan perubahan secara internal dalam
tubuh. Perubahan tersebut misalnya napas
tersengal, mata memerah, keluar air mata, dada
menjadi sesak, perubahan raut wajah, intonasi
suara, cara menatap dan perubahn tekanan darah.1
Mood dan afek selalu muncul bersama
komponen psikologisnya (perasaan) dan
komponen somatisnya (faal).
 Mood adalah perasaan menyenangkan atau

tidak yang menyertai suatu pikiran dan


biasanya berlangsung lama.
 Afek adalah manifestasi dari mood yang

dirasakan didalam ke luar dan disertai oleh


banyak komponen fisiologis dan berlangsung
relatif lama.1.3
6. Fisiologi nafsu makan

Nafsu makan diatur oleh sistem limbik yaitu jaringan kortikal yang
mengelilingi regio basal cerebrum. Hipotalamus merupakan
pengatur utama sistem limbik dan jaras pengeluaran dari sistem
limbik.
Fungsi dari perilaku hipotalamus dan sistem limbik :
A. Perangsangan pada hipotalamus lateral tidak hanya
mengakibatkan rasa haus dan nafsu makan juga besarnya
aktivitas emosi.
B. Perangsangan nukleus ventromedial dan area sekelilingnya bila
dirangsang akan menimbulkan rasa kenyang dan menurunkan
nafsu makan
C. Perangsangan pada daerah zona tipis dan nuklei
paraventrikulernya yang terletak sangat berdekatan dengan
venrtrikel ketiga akan berhubungan dengan rasa takut dan reaksi
terhukum.2
7. Penyebab pasien tidak nafsu
makan
 Sistem limbic pada susunan saraf pusat selain
sebagai pusat emosi dan pengaturan sisitem saraf
otoom juga terlibat dalam pengaturan nafsu makan
dan perilaku makan. Pada percobaan hewan telah
dibuktikan bahwa lesi di amigdala yang merupakan
bagian dari system limbic menyebabkan perilaku
hiperphagia.
 Stimulasi di nucleus amigdala juga menimbulkan

gangguan makan. Di sisi lain bersama dengan


hipotalamus, system limbic mempunyai hubungan
dengan emosi kemarahan, kecemasan, dan bentuk
emosi lain serta motivasi.1,3
 Dengan demikian secara psikologis dapat
ditarik garis hubungan antara emosi-pusat
makan-pusat kenyang-hipotalamus dengan
interaksi yang mungkin tidak sesederhana
ynag kita bayangkan pada tingkat susunan
saraf pusat tersebut.
 Neurotransmitter tersebut seperti

noradrenalin dan serotonin juga dapat


mempengaruhi nafsu makan.4
8. Penyebab berdebar

 Stresor berlebihan akan mengakibatkan


gangguan perubahan neurotransmitter dan
mengakibatkan penurunan aminergic
neurotransmitter yang akan mempengaruhi
kerja dari saraf simpatis dan parasimpatis
dan mempengaruhi kerja jantung,sehingga
terjadi berdebar debar.4
9. Penyebab ketakutan

 kegagalan melakukan adaptasi terhadap stressor


akan menstimulus terjadi perubahan keadaan
fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem
pemberi sinyal intraneuronal yang mengakibatkan
terjadinya perubahan pada pengaturan sistem
adrenegik yaitu terjadinya penurunan regulasi dari
reseptor adrenergik beta
 penurunan norepinefrin bersama dengan penurunan

serotonin yang mana sinyal akan di kirim ke korteks


serebri, sistem limbik (amigdala dan hipokampus),
batang otak dan medulla spinalis dan akan terjadi
respon rasa takut yang berlebih.4,5
10. Penyebab nyeri kepala, sakit dibadan, dan leher
tegang

 Pasien mengalami gangguan somatisasi yang


dicrikan dengan gejala-gejala somatis yang
banyak dan tidak dapat dijelaskan secara
pemeriksaan fisik ataupun lab.
 Pasien akan mengeluhkan berbagai macam

keluhan yang banyak melibatkan sistem


gastrointestinal,saraf,dan seksual serta
bercampur dengan rasa nyeri.3
11. Riwayat pekerjaan dengan
keluhan
 Riwayat pekerjaan Tn.f yang buruk menjadi
pemicu timbulnya stress.
 Stress akan menghambat produksi

neurotransmitter yang menyebabkan


ketidakseimbangan fungsi saraf-saraf
otonom vegetative yang mempersarafi
sebagian alat-alat visceral seperti
kardiovaskularm pernapasan,pencernaan,
saluran urogenital dan sebagainya.3
12. Hubungan usia dengan gender terhadap keluhan

 pada usia 20 – 50 tahun merupakan suatu


kondisi yang labil, dimana tingkat stressnya
lebih tinggi, sehingga terkadang mereka
tidak dapat beradaptasi terhadap
permasalahan (stressor) yang terjadi di
hidupnya
 hal ini berkaitan dengan meningkatnya

penggunaan alkohol serta penyalahgunaan


obat pada kelompok usia ini
13. Apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan keluhan yang
dialami Tn. F ?

 Ada hubungan antara pola asuh kedua orang tua dengan


keluhan
 Pola pengasuhan anak ada tiga yakni permisif,

demokrasi,dan otoriter.
 Pada pola asuh otoriter,anak akan dituntut untuk

mematuhi kehendak orang tua,dan penegakan aturan akan


cenderung kaku sehingga apabila anak melanggar aturan
akan menerima hukuman,sebaliknya apabila anak
melakukan hal yang sesuai dengan aturan,anak akan
mendapatkan sedikit reinforcement atau tidak sama sekali.
 Hal ini akan menimbulkan simptom depresi pada usia

remaja atau dewasa kelak.1,3,4


 Faktor Lingkungan
Stress yang menyertai episode pertama mengakibatkan
perubahan yang bertahan lama di dalam biologi otak.
Perubahan yang bertahan lama ini dapat menghasilkan
perubahan keadaan fungsional berbagai
neurotransmitter dan system pemberian sinyal
intraneuron, perubahan yang bahkan dapat mencakup
hilangnya neuron dan berkurangnya kontak sinaps
yang berlebihan
 Faktor Sosio ekonomi
pada kasus ini factor sosioekonomi dapat
menjadi salah satu stressor atau pencetus
yang mengakibatkan gangguan depresi
 Riwayat Percaraian Orang Tua
gangguan depresif paling sering terjadi pada
orang tanpa hubungan antar personal yang
dekat atau pada orang yang memiliki riwayat
perceraian atau perpisahan dalam keluarga.1
15. Bagaimana interprestasi dari pemeriksaan fisik ?
16. Bagaimana penegakan diagnosis kasus tersebut ?

1. Anamnesis : idenditas pasien, alasan pasien


berobat, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat keluarga, riwayat
personal pasien, fantasi dan mimpi.
2. Pemeriksaan fisik diagnostik, status mental,
laboratorium, radiologik, evaluasi psikologik
diagnosis multiaksial
1. Aksis I : gangguan klinis,kondisi lainnya
yang mungkin merupakan focus perhatian
2. Aksis II : gangguan kepribadian, retardasi
mental
3. Aksis III : kondisi meedis umum
4. Aksis IV : problem psikosoial dan
lingkungan
5. Aksis V : penilaian fungsi secara global
17. Apa diagnosis banding penyakit Tn.F ?

 Deprsi ringan
 Depresi sedang
 Depresi berat
 Depresi berulang
 Gangguan campuran anxietas dan depresi
 Gangguan bipolar
 Gangguan mood yang di induksi zat
 Gangguan kepribadian
18. Apa diagnosis pada Tn. F ?

 Diagnosis penyakit Tn.F adalah depresi sedang dengan


gejala somatic (F32.11)

Diagnosis multiaksial
A. Aksis I : F32.11 Depresi sedang dengan gejala
somatic
B. Aksis II : Tidak ada diagnosis
C. Aksis III : Tidak ada diagnosis
D. Aksis IV : Problem pekerjaan (Berhenti bekerja)
E. Aksis V : Gaf 61-70 (Beberapa gejala ringan dan
menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik)
19. Apa definisi penyakit Tn.F ?

 Depresi merupakan satu masa terganggunya


fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan
tidak berdaya, serta bunuh diri.7
20. Epidemiologi depresi
 Wanita > laki-laki
 Laki-laki lebih cenderung untuk melakukan

bunuh diri
 Usia awitan 40 tahun
 50% pasien usia 20-50 tahun
 30% mahasiswa mengalami depresi
 Pada wanita terjadi perubahan hormon
 Masyarakat kota > dari desa
 Remaja 5%, anak-anak 2%  depresi ringan.1
21. Etiologi Depresi

A. Faktor biologi
B. faktor genetik
C. faktor psikososial
Faktor biologi
 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
terdapat kelainan pada amin biogenik,
seperti: 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid),
HVA (Homovanilic acid), MPGH (5 methoxy-
0-hydroksiphenilglikol), di dalam darah, urin
dan cairan serebrospinal pada pasien
gangguan mood. Neurotransmiter yang
terkait dengan patologi depresi adalah
serotonin dan epineprin.
Faktor genetik
 Penelitian genetik dan keluarga menunjukkan
bahwa angka resiko di antara anggota
keluarga tingkat pertama dari individu yang
menderita depresi berat (unipolar)
diperkirakan 2 sampai 3 kali dibandingkan
dengan populasi umum. Angka keselarasan
sekitar 11% pada kembar dizigot dan 40%
pada kembar monozigot
Faktor Psikososial
 . Ada sejumlah faktor psikososial yang
diprediksi sebagai penyebab gangguan
mental pada lanjut usia yang pada umumnya
berhubungan dengan kehilangan.
 Faktor psikososial tersebut adalah hilangnya

peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian


teman atau sanak saudara, penurunan
kesehatan, peningkatan isolasi diri,
keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi
kognitif.1,3,4,5
22. Klasifikasi depresi

 Penggolongan Depresi Menurut ICD-10


 Depresi lainnya 1
 1. Gangguan depresi mayor
 2. Gangguan depresi minor
 3. Gangguan dysthmic
 4. Gangguan depresi psikotik
 5. Gangguan depresi musiman
23.Patofisiologi penyakit Tn.F
24. Manifestasi Klinis

Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat):


A. Afek depresi
B. Kehilangan minat dan kegembiraan
C. Berkurangnya energi
Gejala lainnya:
D. Konsentrasi dan perhatian berkurang
E. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
F. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
G. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
H. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
I. Tidur terganggu atau kebanyakan tidur
J. Kekurangan energi dan adanya pikiran untuk bunuh diri
K. Gangguan berkonsentrasi, mengingat informasi,dan membuat
keputusan
L. Kehilangan nafsu makan atau makan terlalu banyak. 1,3,4,5,7
25. Tatalaksana Penyakit Tn.F

 kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi


adalah pengobatan yang paling efektif untuk
gangguan depresi
Psikoterapi
 Suatu terapi untuk menciptakan suatu hubungan
kerjasama yang baik antara terapis dan pasien
sehingga timbul motivasi pasien untuk
berpartisipasi aktif dalam proses
penyembuhan.Tiga jenis psikoterapi jangka pendek
yaitu terapi kognitif, terapi interpersonal dan terapi
perilaku
Farmakoterapi
Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana
anti depresan dibagi dalam beberapa golongan yaitu: 8
1. Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine,
clomipramine dan opipramol.
2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan
amoxapine.
3. Mono-Amine-Oxydase Inhibitor (MAOI) seperti :
moclobemide.
4. Antidepresan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan
mirtazepine.
5. Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI), seperti :
sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.
 Mengingat profil efek samping, untuk
penggunaan pada sindrom depresi ringan dan
sedang yang datang berobat jalan pada fasilitas
pelayanan umum kesehatan umum, pemilihan
obat anti depresi sebaiknya mengikuti urutan
(step care).8
1. Step 1 : golongan SSRI (sertaline, ect)

2. Step 2 : golongan trisiklik (Amitriptyline, etc)


3. Step 3 : golongan tetrasiklik (maprotiline, etc)

golongan “atypical” (trazodone)


golongan MAOI (moclobemide)
Ada lima proses dalam pengaturan dosis, yaitu:8
1. Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran
selama minggu I. Misalnya amytriptylin 25 mg/hari pada hari I dan II,
50 mg/hari pada hari III dan IV, 100 mg/hari pada hari V dan VI.
2. Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai
dosis efektif kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amytriptylin
150 mg/hari selama 7 sampai 15 hari (miggu II), kemudian minggu
III 200 mg/hari dan minggu IV 300 mg/hari.
3. Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama
2-3 bulan. Misalnya amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal)
kemudian diturunkan sampai dosis pemeliharaan.
4. Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya
dosis pemeliharaan ½ dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150
mg/hari.
5. Tapering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari
initiating dosage. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari à 100 mg/hari
selama 1 minggu, 100 mg/hari à 75 mg/hari selama 1 minggu, 75
mg/hari à 50 mg/hari selama 1 minggu, 50 mg/hari à 25 mg/hari
selama 1 minggu
Kontraindikasi obat anti depresan yaitu:8
1. Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pada
usia lanjut
2. Galukoma, retensi urin, hipertofi prostat,
gangguan fungsi hati, epilepsi
3. Pada penggunaan obat lithium, kelainan fungsi
jantung, ginjal dan kelenjar tiroid
Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan
menggunakan TCA, resikoteratogenik besar
(khususnya trimester 1) dan TCA dieksresi
melalui ASI.
26. komplikasi

 Bunuh diri
 Penurunan kualitas hidup
 Meningkatkan beban ekonomi
27. prognosis

 Jika ditangani dengan baik  sembuh dalam


3 bulan
 Jika tidak ditangani dengan baik  3-12

bulan
 Episode berulang  lebih berat.
HIPOTESIS

Tn.F mengalami depresi sedang dengan


gejala somatic
MIND MAPPING
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis,
Edisi 2. Jakarta: EGC.
2. Guyton, Arthur C, dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi 11. Jakarta: EGC.
3. Puri,B.K, Laking,P.J, Treasaden,I.H.2011. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta :
EGC
4. Maramis,W.F,Maramis,A.A. 2009.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2.
Jakarta : AUP
5. Ismail M,R.I, Siste,Kristiana.2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : FK UI
6. Direktorat Jendral Pelayanan Medik.1995. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III Suplemen Cetakan
Pertama.Jakarta : DEPKES RI
7. Direktorat Jendral Pelayanan Medik.1993. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III Cetakan Pertama. Jakarta : DEPKES
RI
8. Maslim Rusdi. 1999. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya

Anda mungkin juga menyukai