Anda di halaman 1dari 16

KAWASAN INDUSTRI

Berdasarkan peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 24


tahun 2009 tentang kawasan industri pada
PASAL 1
• Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan Industri.
• Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan Industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha
Kawasan Industri.
• Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan
bagi kegiatan Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.  
TUJUAN PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI
PASAL 2
• Mengendalikan pemanfaatan ruang
• meningkatkan upaya pembangunan Industri yang berwawasan lingkungan;
• mempercepat pertumbuhan Industri di daerah;
• meningkatkan daya saing Industri;
• meningkatkan daya saing investasi; dan
• memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur,
yang terkoordinasi antar sektor terkait.

PRINSIP PEMBANGUNAN KAWASAN INDSUTRI


PASAL 3
• Pembangunan Kawasan Industri di wilayah lintas Provinsi dilakukan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
• Pembangunan Kawasan Industri di wilayah Provinsi DKI Jakarta dilakukan sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Ibukota Negara
• Pembangunan Kawasan Industri di wilayah lintas Kabupaten/Kota dilakukan sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
• Pembangunan Kawasan Industri di wilayah lintas Kabupaten/Kota dilakukan sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
CIRI CIRI KAWASAN INDUSTRI
• Lahan sudah dilengkapi sarana dan prasarana
• Ada suatu badan (manajemen) pengelola yang memiliki izin usaha kawasan
industri
• Biasanya diisi oleh industri manufaktur (pengolahan beragam jenis)

PERSYARATAN UNTUK KAWASAN INDUSTRI MENURUT RDTRK


• Cenderung pada areal yang relatif datar.
• Bebas genangan dan memiliki daya dukung tanah yang tinggi.Indikator dalam
penentuan daya dukung tanah yang tinggi yang dimaksud adalah melihat kondisi
topografi, geologi, dan hidrologi (mampu menahan beban yang cukup baik sebagai
daerah terbangun)
• Dekat dengan akses ke jalan utama.
• Dekat dan mudah mendapatkan bahan baku dan tenaga kerja.
• Tidak dekat dengan daerah perumahan kecuali industri kecil/kerajinan
SPESIFIKASI DAN FASILITASI KAWASAN INDUSTRI
PASAL 10
• Luas lahan Kawasan Industri paling rendah 50 (lima puluh) hektar dalam
satu hamparan.
• Luas lahan Kawasan Industri Tertentu untuk Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah paling rendah 5 (lima) hektar dalam satu hamparan.
PAASAL 11
• Perusahaan di dalam kawasan Industri dapat diberikan fasilitas
kepabeanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang kepabeanan
PASAL 12
• Fasilitas perpajakan terhadap kawasan industri dan perusahaan industri di
dalam kawasan industri diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dibidang perpajakan
KEWAJIBAN KAWASAN INDUSTRI
PASAL 20
• Perusahaan kawasan industri wajib menyediakan lahan bagi kegiatan
usaha Mikro, kecil, dan menengah
PASAL 21
• Kawasan Industri wajib memiliki Tata Tertib Kawasan Industri;
• Tata Tertib Kawasan Industri dimaksud paling sedikit memuat informasi
mengenai :
– Hak dan kewajiban masing-masing pihak;
– Ketentuan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup sesuai hasil studi AMDAL, RKL dan RPL ;
– Ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait; dan
– Ketentuan lain yang ditetapkan oleh pengelola kawasan industri;
• Kawasan Industri wajib memfasilitasi perizinan dan hubungan industrial
bagi perusahaan industri yang berada di Kawasan Industri ;
PASAL 22
• Kawasan industri wajib memenuhi Pedoman Teknis Kawasan
Industri.
• Ketentuan pedoman teknis tersebut diatur dengan Peraturan
Menteri Perindustrian
REGULASI KAWASAN INDUSTRI DI SEMARANG
berdasarkanperaturan daerah kota semarang nomor 14 tahun 2011 tentang
rencana tata ruang wilayah kota semarang tahun 2011 – 2031
PASAL 84
• Rencana kawasan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
78 huruf f meliputi :
- Kawasan berikat
- Kawasan industri dan pergudangan
- Pengembangan industri kecil dan rumah tangga

• Rencana kawasan berikut sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf a meliputi:
– Kawasan Industri Lamicitra Nusantara di Kecamatan Semarang Utara; dan
– Kawasan Industri Wijayakusuma di Kecamatan Tugu
• Rencana pengembangan Industri Kecil dan rumah tangga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

– peningkatan kualitas industri kecil dan rumah tangga Bugangan di


Kecamatan Semarang Timur dan kawasan Lingkungan Industri Kecil
(LIK) di Kecamatan Genuk;
– industri kecil dan rumah tangga yang tidak menimbulkan polusi dapat
berlokasi di kawasan permukiman dan diarahkan berbentuk cluster;
dan
– industri kecil dan rumah tangga yang menimbulkan polusi diarahkan
ke kawasan industri.
PASAL 119 AYAT 7
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan industri
sebagaimana dimaksud pada pasal 57 ayat (1) huruf meliputi
• Pengembangan kawasan industri dikembangkan dengan komposisi kaveling paling
tinggi adalah 70 % (tujuh puluh persen) dari luas kawasan;
• Pengembangan kawasan industri dikembangan dengan koefisien dasar bangunan
paling tinggi 60 % (enam puluh persen);
• Pengembangan jalan dan saluran dengan komposisi 8 (delapan) sampai 12 % (dua
belas persen) dari luas kawasan;
• Diwajibkan menyediakan ruang untuk zona penyangga berupa sabuk hijau (green
belt) dan RTH sekurang-kurangnya 10 % (sepuluh persen) dari luas kawasan;
• Diwajibkan menyediakan fasilitas penunjang kegiatan industri dengan komposisi 6
(enam) sampai 12 % (dua belas persen) dari luas kawasan
PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI TERHADAP PENURUNAN
KUALITAS LINGKUNGAN
• Hingga awal tahun 1970, dampak kehadiran industri dirasakan sebagai peningkatan
kesejahteraan dalam arti ekonomi.Dengan makin majunya industrialisasi, maka
pengaruh sampingnya makin dirasakan, baik secara langsung (pencemaran air dan
udara), maupun yang tidak langsung (banjir)

FAKTOR LOKASI YANG MEMPENGARUHI KAWASAN INDUSTRI


• Lahan
• Pasar
• transportasi
KAWASAN INDUSTRI GENUK
• Kawasan indsutri Genuk masuk dalam kawasan BWK IV Kecematan
Genuk. Sesuai dengan RDTRK, pengembangan daerah industri pada BWK
IV merupakan sentra industri bagian timur yang terdiri dari beberapa
zona industri dan wilayah industri. Fungsi industri mencakup industri kecil
atau industri yang mengolah potensi lokal, potensi sedang, industri berat,
dan aktivitas pergudangan.Pengembangan lokasi industri kecil diarahkan
di Genuk bagian tengah yang meliputi Kelurahan Muktiharjo Lor,
Gebangsari dan Genuksari.Sedangkan industri berat diarahkan di
Kelurahan Trimulyo, Terboyo Kulon, Terboyo Wetan dan
Banjardowo.berdasarkan RDTRK, pada BWK IV tidak hanyak digunakan
untuk kawasan indsutri, tetapi juga digunakan untuk permukiman,
perdagangan dan jasa, serta kawasan pendidikan.
KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG
KAWASAN INDUSTRI
• Untuk keperluan internal kawasan industri :
Menurut Keputusan Menteri Perindustrian No.291/M/SK/10/1989 Tentang
Cara Perizinan dan Standar Teknis Kawasan Industri, prasarana yang wajib
dipenuhi :
1. Jaringan jalan lingkungan dalam kawasan industri
2. Saluran pembuangan air hujan (drainase)
3. IPAL industri termasuk saluran pengumpulnya
4. Jaringan air bersih
5. Jaringan listrik
6. Jaringan telekomunikasi
7. Penerangan jalan
Masalah lingkungan berdasarkan kondisi lingkungan di wilayah BWK IV (Kecamatan
Genuk) yaitu sebagian besar berupa tambak dan daerah industri di bagian utara maka
sering terjadi konflik lingkungan yaitu tercemarnya tambak akibat limbah industri
di sekitarnya, sedangkan konflik lingkungan di selatan BWK IV yaitu dengan adanya
kawasan industri (LIK) yang berbatasan dengan kawasan permukiman sering
enimbulkan masalah pencemaran polusi dan limbah serta gangguan lain bagi
kawasan permukiman yang berbatasan dengan kawasan industri (RDTRK BWK IV).
Keadaan pada kawasan industri di Genuk berdasarkan regulasi

• Tidak adanya IPAL kawasan


• Pengambilan air tanah yang ilegal
• Kurangnya Pengelolaan Sampah
KESIMPULAN
• Kegiatan di kawasan industri Genuk sudah melebihi daya dukung lingkungan yang
ada
• Pengembangan kawasan industri di Genuk bukan mengarah ke perluasan atau
penambahan aktivitas maupun bangunan-bangunan industri.Melainkan lebih
mengarah ke perbaikan infrastruktur, sebagai pendukung aktivitas kawasan
industri, terutama yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan
• Menurut Peneliti Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi, wilayah Genuk dinilai
tidak layak lagi untuk dikembangkan sebagai kawasan industri. Pengembangan
kawasan ini sebagai daerah industri dikhawatirkan dapat meningkatkan kerusakan
lingkungan setempat
DAFTAR PUSTAKA
• PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA
RUANG WILAYAH NASIONAL http://prokum.esdm.go.id/pp/2008/PP%2026%202008.pdf

• PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG
WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 – 2029 http
://pu.go.id/uploads/services/infopublik20120511110441.pdf
 
• PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG
WILAYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 – 2031 http
://ciptakarya.pu.go.id/pbl/doc/perdartrw/perda14_2011_kotasemarang.pdf

• PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG
KOTA (RDTRK) KOTA SEMARANG BAGIAN WILAYAH KOTA IV (KECAMATAN GENUK) TAHUN 2000 – 2010 http
://bphn.go.id/data/documents/04pdkotasemarang009.pdf

• PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI
http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_24_2009.pdf
 
• Betha Patria Inkantriani, EVALUASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN ZONA INDUSTRI GENUK SEMARANG,
PROGRAM MAGISTER ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2008 http://eprints.undip.ac.id/16743/1/Betha_Patria_Inkantriani.pdf

Anda mungkin juga menyukai