Anda di halaman 1dari 16

IPTEKS DALAM

ISLAM
Kelompok A
Adira Kania (C011191004)
Aqilah Lutfiah Mutmainnah (C011191006)
Nurhasanah (C011191008)
Besse Dahliah Rizky Aulia (C111161095)
Imam Adrian Rakhman (C011191014)
Muh. Dzaki Syakri (C011191020)
Hikmatul Inayah Mudassir (C011191024)
Andi Fitri Atiqah Rizki M (C011191036
Trisna Asma Sakti Lestari L (C011191038)
Muhammad Fitrah A (C011191042)
Fayza Inayah Disar (C011191044)
A. Anastasya Ariska Arsunan (C011191048)
Arzhya Farel Putra Adina (C011191050)
Muh. Soultan Chaeran (C011191056)
Aminah Karima Aridya (C011191056)
Sitty Auliany Adisty (C011191120)
A. Pengertian IPTEKS Dalam Islam dan Sumbernya
1. Pengertian IPTEKS

Terdiri dari 2 jenis yaitu:


1. Dari luar manusia, ialah wahyu yang hanya diyakini bagi mereka yang beriman kepada Allah SWT. Ilmu dari
wahyu diterima dengan yakin, sifatnya mutlak.
2. Dari dalam diri manusia, dibagi dalam 3 kategori pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Ilmu dari
manusia diterima dengan kritis, sifatnya nisbi.

Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan


pancaindra, intuisi dan firasat.
Ilmu merupakan pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasi.
Kajian filsafat, ilmu membatasi diri salah satu bidang kajian. Disebut spesialis bila
seseorang memperdalam ilmu tertentu. Dan disebut generalis bila orang yang
banyak tahu tetapi tidak mendalam.
Q.S. Al- Baqarah/2:1-5
‫الَر ِحي ِم‬ َّ ‫ِب ْس ِم الَلّـَِّه ّـ‬
َّ ‫الَر ْح َٰم ِن ّـ‬
‫) الم‬1( 
َ ‫يه ُه ًدى لِل ُْمَتّـَّ ِق‬
‫ين‬ ِ ‫ب ِف‬َ ْ‫ابل َا َري‬ ُ َ‫) َٰذلِ َك ال ْ ِكت‬2(
َ ‫اه ْم يُن ْ ِف ُق‬
‫ون‬ ُ َ ‫الَصل َا َة َو ِم ّـ ََّما َر َز ْقن‬
َّ‫ون ّـ‬ َ ‫يم‬ُ ‫ون ِبال ْ َغي ْ ِب َويُ ِق‬ َ ‫) اَل ّـَِّذ‬3(
َ ُ ‫ين يُ ْؤ ِمن‬
ِ ‫ون ِب َما أُن ْ ِز َل ِإل َيْ َك َو َما أُن ْ ِز َل ِم ْن َقبْ ِل َك َو ِبال‬
َ ُ ‫ْآخ َر ِة ُه ْم يُو ِقن‬
‫ون‬ َ ُ ‫ين يُ ْؤ ِمن‬ َ ‫) َواَل ّـَِّذ‬4(
‫ون‬
َ ‫ح‬ ُ ‫عل َٰى ُه ًدى ِم ْن َر ِِّبّـ ِه ْم َوأُول َٰ ِئ َك ُه ُم ال ُْم ْف ِل‬ َ ‫) أُول َٰ ِئ َك‬5(
1. Alif Lam Mim
2. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang
Kami berikan kepada mereka,
4. dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang
telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.
5. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan sumber Islam yang isi keterangannya mutlak
(absolut) dan wajib diyakini.
A. Pengertian IPTEKS Dalam Islam dan Sumbernya

2. Sumber IPTEKS

Dalam pemikiran Islam, terdapat dua sumber ilmu yaitu akal


dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan.
Manusia yang diberi kebebasan mengembangkan akal
budinya berdasar tuntutan Al-Qur’an dan sunnah rasul. Ilmu
dalam pemikiran Islam bersifat abadi (perennial knowledge)
tingkat kebenaran bersifat mutlak, bersumber dari Allah
SWT. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired
knowledge) tingkat kebenaran bersifat nisbi, bersumber dari
akal pikiran manusia.
B. Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal

Menurut Islam, ilmu hakikatnya tidak bersifat dikotomik seperti: ilmu agama-ilmu umum, ulama-intelektual,
madrasah-sekolah, santri-pelajar.

Menurut Al-Qur’an, dua ayat Allah dihadapkan kepada manusia


 Ayat al-kauniyah (alam semesta dan manusia: individu, komunal, dan temporalnya)
 Ayat al-qaulyah (Al-Qur’an dan sunnah rasul)

Interpretasi manusia terhadap fenomena kauniyah, melahirkan ilmu


pengetahuan, biologi, fisika, kimia, sosiologi, antropologi, komunikasi, ilmu
politi, sejarah, dan lainnya. Interpretasi manusia terhadap fenomena qauliyah
melahirkan pemahaman agama (actual)
Q.S. Ibrahim/14:24-25

َّ ‫ع َها ِفى‬
)24( ‫الس َمٓا ِ ۙء‬ ُ ‫ت ّ َو َف ۡر‬ٌ ‫ ثَا ِب‬ ‫ج َر ٍة َط ِي ّبَ ٍة اَصۡل َُها‬َ ‫بالل ّ ٰ ُه َمثَل ًا ك َ ِل َم ًة َط ِيّبَ ًة ك ََش‬
َ ‫اَلَمۡ تَ َر كَي َۡف َض َر‬
)25( ‫ يَتَ َذك َّ ُرو َۡن‬ ۡ‫َاس ََعل َّ ُهم‬
‫ال لِلن ّ ِ ل‬ َ َ‫بالل ّ ٰ ُه الۡاَمۡث‬ ُ ‫تُؤۡ ِتىۡۤ اُكُل ََها ك َُّل ِحي ٍۡنۢ ِباِذ ِۡن َر ِبّ َها‌ؕ َويَض ِۡر‬
24. Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat
perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.

Ayat tersebut menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon


yang baik, ilmu identik dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya
ajaran Islam. Ilmu identik dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan
atau cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat dari pohon identik
dengan teknologi dan seni.
C. Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungan

Terdapat 2 fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah di bumi. Abdun
adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan khalifah adalah
tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik merupakan lingkungan sosial ataupun
lingkungan alam.

Konteks abdun, manusia akan menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi
ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh
kepada penciptanya. Keengganan manusia yang menghambakan diri kepada
Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang
telah diberikan pencipta berupa potensi sempurna yang tidak diberikan kepada
makhluk lainnya, yaitu potensi akal.
Q.S. Asy-Syams/91:8

)8( ‫ٮها‬ ُ ‫َفاَل َۡه َم َها ف‬


َ ‫ُجو َۡر َها َوتَق ٰۡو‬
8. maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya

Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada


ketakwaan dan kscenderungan kepeda perbuatan fasik. Dengan kedua kecenderungan
tersebut, Allah mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada
kejahatan yang terjadi
karena nafsu amarah.
Tanpa menguasai IPTEKS, fungsi hidup dari manusia sebagai khalifah akan berkurang
dan kehidupan manusia akan terbelakang. Allah yang menciptakan alam, karena Allah
menciptakan manusia. Seandainya, Allah tidak menciptakan manusia, maka Allah tidak
perlu menciptakan alam. Sehingga manusia akan mendapat sebuah amanah untuk
memelihara alam, agar terjaga kelestariannya untuk umat manusia. Jika terjadi kerusakan
alam dan lingkungan disebabkan ulah manusia itu sendiri.

Q.S. Ar-Rum/30:41

)41(‫ۡض‬ ِ‫اد ِفى الۡبَ ِ ّر َوالۡبَح ِۡر ِب َما ك ََسبَتۡ اَيۡ ِدى الن ّ ِ ل‬
 َ ‫َاسيُ ِذيۡقَ ُه ۡم بَع‬ ُ ‫َظ َه َر الۡفَ َس‬
‫ع ِملُوۡا ل ََعل َّ ُهمۡ يَرۡجِ ُعو َۡن‬
َ ۡ‫ال َّ ِذى‬
41. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).
PERTANYAAN
Apakah solusi yang bisa teman-teman berikan jika
Asty Suci Ramadhani misalnya masih ada manusia yang belum menjalankan
C011191094 fungsinya dengan baik dalam hidup didunia ini yaitu
Kelompok B sebagai abdun (hamba Allah) dan Khalifah dibumi ini?

JAWABAN
A. Anastasya Ariska Arsunan
Solusi yang paling utama kita berikan kepada manusia yang belum menjalankan fungsinya C011191048
dengan baik, tentunya kita pasti mengingatkannya.  Kelompok A
Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman 

‫ون ِبالل َّ ِه‬


َ ُ ‫وف َوتَن ْ َه ْو َن َع ِن ال ُْمنْك َِر َوتُ ْؤ ِمن‬ َ ‫ت ِللن ّ َِاستَأ ْ ُم ُر‬
ِ ‫ون ِبال َْم ْع ُر‬ ْ ُ ‫خيْ َر أ ُ َّمةٍ أ‬
ْ ‫خ ِر َج‬ َ ‫كُنْتُ ْم‬

Artinya: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah." (Q.S. Ali Imron:110) 

Sehingga, kita sesama manusia bisa saling mengingatkan bahwa kita dilahirkan di dunia menjadi umat yang terbaik,
dan sebaiknya kita senantiasa untuk selalu beriman kepada Allah SWT.
PERTANYAAN
Mengapa banyak peneliti atau ilmuwan yg justru semakin jauh dari islam
Naflah Dhia Bariza ketika menekuni ilmu pengetahuan? bukankah dengan belajar ilmu
C011191142 pengetahuan kita semakin yakin akan kekuasaan Allah? syukron
Kelompok D jazakumullah khair. 

JAWABAN
Peneliti tersebut bukanlah semakin jauh dari Islam, namun semakin menjauhkan diri dari Islam. Ada beberapa
contoh dalam konteks yang mirip dengan pertanyaan Anda pada masa Rasulullah SAW yaitu pada orang-orang dari
Arzhya Farel P Adina
suku Quraisy. Meskipun mereka tahu bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah adalah kebenaran, mereka tetap
C011191050
menyangkalnya dan menampiknya. Ada beberapa faktor yang melatar belakangi sikap kaum Quraisy tersebut,
diantaranya adalah taklid terhadap ajaran nenek moyang serta kebencian kepada Rasulullah SAW. Kelompok A

Pada masa sekarang hal itu semakin terlihat jelas dengan berbagai permasalahan di masyarakat dewasa ini seperti harga diri ataupun pandangan masyarakat
yang akan merosot tajam begitu sang peneliti membeberkan kebenarannya dan mengemukakan bahwa ia masuk Islam. 

Mungkin dalam hatinya Sang Peneliti mengakui kebenaran itu dan ingin mempublikasikannya kepada dunia, namun dikarenakan beberapa faktor lain Sang
Peneliti itu kemudian menampik dan menjauhkan diri dari kebenaran yang ditemukanya serta dari Islam. Hal yang seperti itu akan terus ada hingga akhir
zaman kelak, sebagaimana Firman Allah SWT:

‫ون‬
َ ‫ُوه ۖ َف َذ ْر ُه ْم َو َما يَفْتَ ُر‬
ُ ‫آء َربُّ َك َما ف ََعل‬ ِ ُ‫نسَوٱل ْجِ ِّني‬
َ ‫وحى بَ ْع ُض ُه ْم ِإل َٰى بَ ْع ٍض ُز ْخ ُر َفٱلْقَ ْو ِل غ ُُر ًورا ۚ َول َْو َش‬ َ ‫ع ُد ّ ًوا َشيَٰ ِط‬
ِ ‫ين ٱل ْ ِإ‬ ّ ٍ ‫َوك َ َٰذلِ َك َج َعلْنَا لِك ّ ُِل نَب‬
َ ‫ِى‬
“Dan demikianlah bagi tiap-tiap nabi itu Kami jadikan musuh, yaitu setan-setan dari (jenis) manusia dan (jenis)
jin.” Q.S. Al-An’am (6): 112
PERTANYAAN Jika ilmu pengetahuan yang kita miliki seharusnya mendekatkan kita kepada Allah
SWT, mengapa zaman sekarang banyak orang yang terus menerus menggali ilmu
tersebut justru lama kelamaan berpindah pedoman menjadi memiliki kehidupan berbasis
Andi Athirah Sulaiman logikanya sebagai seorang manusia dan menjauhkannya dari kepercayaan terhadap
C011191114 eksistensi Tuhan karena mereka tidak dapat melihat Nya dan berbagai macam alasan
Kelompok C lainnya? bagaimana menurut kelompok A? terima kasih banyak sebelumnya.

JAWABAN
Nurhasanah
Menurut kami, hal ini kembali kepada pribadi manusia itu lagi. Manusia diciptakan dengan sangat sempurna, C011191008
lengkap dengan hawa nafsu. Kelompok A

َ ‫الس ْوۤ ِء اِلَّا َما َر ِح َم َر ِبّ ْيۗ اِ ّ َن َر ِبّ ْي‬


ٌ ‫غفُ ْو ٌر ّ َر ِحيْم‬ َ ‫َو َمآ اُبَ ِ ّر ُئنَفْ ِس ْيۚ اِ ّ َن النَّفْ َ ل‬
ُّ ‫سا ََّم َارةٌ ۢ ِب‬

“Dan aku (yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali jiwa yang diberi
rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf : 53).

Firman Allah pada ayat diatas menjelaskan secara ekplisit bahwa yang namanya manusia tidak terlepas dengan keburukan,
“…sesungguhnya jiwa (nafs) itu selalu menyuruh kepada keburukan…” adalah isyarat nyata jika setiap manusia (memiliki
nafs/jiwa) cenderung berbuat keburukan. Dalam hal ini keburukan yang semakin menjauhkan diri dari kepercayaan terhadap
eksistensi Tuhan dan mendekatkan diri pada kehidupan berbasis logika sebagai seorang manusia. Sebagai tambahan, logika
juga merupakan bagian dari penciptaan Allah yang sangat sempurna bagi diri manusia. Cara penggunaan logika itu kembali
pada diri masing-masing pemiliknya. Entah dengan cara apa ia akan menggunakan logikanya itu, yang pasti ia akan
mendapati ganjarannya cepat atau lambat.
PERTANYAAN Sebelumnya teman-teman dari kelompok A sudah mengatakan bahwa tanpa IPTEKS,
fungsi kekhalifahan manusia akan berkurang dan kehidupan manusia akan terbelakang.
Pertanyaannya, bagaimanakah sikap teman-teman dalam menghadapi sebagian orang
Idham Khalik yang menganggap belajar tentang teknologi itu tidak penting dengan alasan ilmu itu
C011191190 tidak bermanfaat? Padahal mereka juga sebenarnya membutuhkan teknologi untuk
Kelompok E menjalankan aktivitas sehari-hari. Syukran jazakumullahu khairan.

JAWABAN
PERINTAH MENCARI ILMU
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang  lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu. Al-Qur’an Muh. Dzaki Syakri
dan al-Sunnah mengajak kaum muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang- C011191020
orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Wahyu yang pertama kali turun bukan mewajibkan kepada manusia Kelompok A
untuk shalat, puasa, zakat dan haji, melainkan untuk
membaca, sebagaimana yang tertera dalam Q.S. al-`Alaq:1-5. Hal ini bisa di pahami apabila dihubungkan dengan kondisi sosio-politik yang terdapat pada
masyarakat zaman itu yang terkungkung oleh kejahiliyahan. Padahal salah satu tugas Muhammad adalah mengentaskan kejahiliyahan menjadi keberadaban.
Untuk itu yang dilakukan oleh Muhammad adalah merubah paradigma hidup menjadi tawhid (mengakui keesaan Tuhan) dan dengan ilmu pengetahuan. Dalam
konteks inilah sesungguhnya dua semangat kembar yang terdapat dalam wahyu itu
dapat dipahami secara jelas. Dua semangat kembar itu adalah ketauhidan dan keilmuan. Semangat tauhid nampak pada penyadaran ontologis manusia bahwa
ia makhluk Tuhan (khalaqa al-insan min `alaq), sementarasemangat keilmuan nampak pada penyadaran etis bahwa Tuhan selain Pencipta juga Pemurah yang
memberikan ilmu kepada manusia lewat hasil goresan pena-Nya (alladzi `allama bi al-qalam, `allama al-insan malam ya `lam). Selain itu, wahyu ini sangat
menarik untuk diperdalam, karena Allah mensejajarkan keilmuan dengan
tauhid dalam satu waktu proses penurunannya. S.M. Hossain dalam buku yang diedit  oleh Naquib al-Attas berjudul Aims and
Objectives of Islamic Education menjelaskan bahwa tidak seorang pun dapat menangkap pesan-pesan wahyu kecuali orang-orang
yang memiliki ilmu dan menggunakan akalnya (Q.S. Ali Imran/3:7). Kekurangan ilmu yang benar dapat menggiring manusia
untuk berlaku sombong kepada Allah (Q.S. al-An’am/6: 108), bahkan menyembah tuhan selain Allah (Q.S. al-Hajj/22:71).
PERTANYAAN
Dalam sumber IPTEKS islam disebutkan bahwa salah satunya didapat dari sunnah rasul
Syauqi Muhammad Fauzan atau dari hadits rasul, bagaimana cara kita menghadapi hoax yang berkaitan tentang
C011191218 umat islam, utamanya mengenai hadits-hadits palsu yang sering kali tersebar di media
Kelompok F sosial ?

JAWABAN

Imam Adrian Rakhman


C011191014
Kelompok A
PERTANYAAN
Dari Ustadz

1. Mengapa hadist sahih berikut ini tdk dijalankan yg artinya sbb: Penyebab Sakit itu dapat diakibatkan oleh 2
hal yaitu: 1. Secara alamiah "medis" 2. Jin, Syaithan dan Manusia "non medis". Kaitannya dengan
COVID-19.
2. Covid-19 ini VIRUS = Massangger-RNA (m-RNA), Ukurannya sangat kecil, mengapa tidak dicek apakah
medis atau non medis sbg pembawa sakit pd org tsb shg kalau medis ditangani dokter dan jk non medis
ditangani oleh ahli alternatif shg sesuai hadist tsb. Trm ksh byk wslm.

JAWABAN
Kelompok A
Sepemahaman kami mengenai COVID-19 secara medis telah terdapat pedoman yang menjelaskan
pemeriksaan-pemeriksaan yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosisnya. Namun jika berdasarkan
pedoman diagnosis tersebut tidak dapat ditegakkan, maka perlu dipikirkan penyebab lainnya, baik itu penyakit
lain secara medis ataupun penyebab lain diluar medis. Tentunya domain penanganan oleh tenaga medis 
terbatas hanya pada hal-hal yang telah terbukti secara ilmiah, sehingga untuk menyatakan dan mengobati
penyebab lain dari suatu penyakit di luar aspek-aspek ilmiah tersebut bukan kapasitas tenaga medis dan pada
intinya Tabe ustad, sejatinya sains itu tidak melihat jin atau hal” yang gaib apabila tidak bisa dibuktikan secara
sains nah dititik inilah kita harus bedakan pandangan agama dan sains walaupun bisa berjalan bersama” tetapi
akan ada titik persimpangan yang dimana ada konsep yang tidak bisa disatukan syukran ustad🙏🏽
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai