Anda di halaman 1dari 34

OTITIS MEDIA AKUT

PHILJEUWBENS A
RAHANTOKNAM 07
016
1. Aurikula Daun Telinga
 Terdiri dari tulang
rawan dan kulit
Terdapat konkha,
tragus,
helix, antitragus,
antihelix
dan lobulus
 Fungsi utama
aurikel adalah
untuk menangkap
gelombang suara dan
mengarahkannya
ke dalam MAE
2. Meatus Auditorius Eksternal
(MAE)
 Panjang +2, 5 cm, berbentuk huruf
S
 1/3 bagian luar terdiri dari tulangrawan,
banyak terdapat kelenjar minyak dan
Serumen kel.
 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang ( temporal )
dan sedikit kelenjar serumen.
 Rambut halus dan serumen berfungsi untuk
mencegah serangga kecil masuk.
 MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap
perubahan kelembaban dan temperatur yang
dapat mengganggu elastisitas membran tympani
3. Membran Timpani
 Terdiri dari jaringan
fibrosa elastis
 Bentuk bundar dan
cekung dari luar
 Terdapat bagian
yang disebut pars flaksida,
pars tensa dan umbo.
Reflek cahaya ke arah kiri
jam tujuh dan jam lima
ke kanan
 Dibagi 4 kuadran;
atas depan, atas
belakang, bawah
depan dan bawah belakang
 Berfungsi
getaran dan
suaramenerima
4.Tulang-tulang Pendengaran
 Terdiri dari Maleus, Incus dan Stapes
 Merupakan tulang terkecil pada tubuh manusia.
 Berfungsi menurunkan amplitudo getaran yang
diterima dari membran timpani dan
meneruskannya ke jendela oval
5. Cavum Tympani
 Merupakan ruangan yang berhubungan dengan
tulang Mastoid, sehingga bila terjadi infeksi pada
telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis
6. Tuba Eustachius
 Bermula dari ruang timpani ke arah
bawah sampai nasofaring
 Struktur mukosanya merupakan kelanjutan
dari mukosa nasofaring
 Tuba dapat tertutup pada kondisi
peningkatan tekanan secara mendadak.
 Tuba ini terbuka saat menelan dan bersin
 Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan
udara di luar tubuh dengan di dalam telinga
tengah
7. Koklea
 Skala vestibuli berhubungan dengan
yang
vestibular berisi perilymph.
 Skala timpani berakhir pada
bulat, berisi perilymph jendela
yang
 Skala media / duktus koklearis yang berisi
endolymph
 Dasar skala vestibuli disebut membran basalis,
dimana terdapat organ corti dan sel rambut
sebagai organ pendengaran
8. Kanalis Semi Sirkularis

 Terdiri dari 3 duktus semiserkular, masing-masing


berujung pada ampula.
 ada ampula terdapat sel rambut, krista dan
kupula
 Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh
dalam hal rotasi
9.Vestibula

 Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung


makula
 Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh
dalam hal posisi
OTITIS
MEDIA AKUT

INFEKSI
TELINGA
PALING AKUT
SERING TENGAH
DEFINISI

Otitis Media
Akut
(OMA)

Peradangan pada
mukosa/mucoperisteum dari
telinga tengah (tuba

eustachius, cavum timpani,


mastoid = otomastoiditis)
KLASIFIKASI OTITIS MEDIA

OTITIS MEDIA

Otitis Media Otitis Media Otitis Media


Akut Sub Akut Kronik

Risiko rendah Tipe Aman


risiko tinggi Tipe Bahaya
ETIOLOGI

Sumbatan tuba
Penyebab otitis
Faktor media akut (OMA)
pertahanan dapat merupakan
silia mukosa virus maupun
tuba terganggu bakteri
ETIOLOGI
BAKTERI PATOGEN PADA ANAK DENGAN OTITIS MEDIA AKUT
Streptococcus pneumoniae
Haeomopilus influezae (tipe tidak dapat ditentukan)
Streptococcus Grup A
Branhamella Catarrhalis
Staphylococcus auereus
Staphylococcus epidermidis
Bayi
Chlamydia trachomatis
Escherichia coli
Spesies klebsiela
FAKTOR RESIKO
•Usia
•Prematur dan
bayi lahir dengan berat
lahir rendah
•Alergi/ penyakit atopi ANAK-ANAK
•Tidak menyusui, •Sistem Imun
penggunaan botol
•Anatomis Tuba
susu terlalu lama
•Defisiensi Imun Eustachius
•Abnormalitas •Adenoid
kraniofasial
Kecenderungan
genetik
•Perokok
•Perawatan
saat bayi
Inflamasi
ISPA

Infeksi oleh streptococcus, Tersumbatnya Saluran Tuba


Eustachius
staphilococcus, H influensa di
nasofaring dll

Munculnya Sel Darah Putih


Disfungsi Tuba
Membunuh Bakteri
Eustachius

Kuman Masuk Ke Telinga Bakteri Mati


Tenga
h
Pencegahan Infeksi Kuman Ke SDP Ikut Hancur
Telinga

Terbentuk Sekret

PATOFIOLO
GI Sekret Terakumulasi Di
Tengah
Sekret Terakumulasi
di telinga Tengah

Ditambah dgn produks Merangsang Pelepasan Terasa Bengkak Saat


mucus >> oleh Mukosa Kepala Berubah
Zat Vasoaktif (histamin),
Bradikinin Posisi

Terjadi Tekanan (-
) Merangsang Respon Terdengar Suara
Gatal Berderik di telinga
Akibat Dari Absorpsi
Suara Gatal Pada
Telinga Nyeri Dengung

Defek Membran
Timpani
Tinitus

Terputusnya Rantai
Osikulus

Rasio
Konduksi Udara Ke Ketajaman Gang.
Tekana
Telinga Dalam Pendengara Persepsi
n Suara
Terputus n
Hiaalng
sensorik
GANGGUAN
INFLAMASI VENTILASI
TUBA

ISPA,
Hiperplasi Disfungs Deformita
ALERGI Rinitis, Tumo
a i Silia s
Sinusitis r
adenoid

OBSTRUKSI DI
FUNGSI TUBA

GANGGUAN
VENTILASI DI
TELINGA
TENGAH
STADIU
M Gangguan Ventilasi TelingaTengah
OKLUSI
TUBA

Perubahan Pendengaran telinga


tengah

Respon Inflamasi

Vasodilatasi,
STADIUM
Hiperemis
HIPEREMIS

Protein plasma keluar

Edema dan eksudasi


STADIUM Akumulasi
SUPURASI Cairan

Membran Timpani
Menonjol

Eksudat di Kavum
timpani

Iskemik

STADIUM Ruptur eksudat keluar


PERFORASI

STADIUM
RESOLUSI
GEJALA
KLINIK
Gejala klinik bergantung pada
stadium dan umur pasien

Dewasa bayi dan anak kecil


demam, otalgia, Demam tinggi
Nyeri telinga
gangguan pendengaran
Gelisah
berupa rasa penuh Sulit tidur
atau kurangdengar Diare, kejang
DIAGNOSIS

ANAM- Sesuai stadium dan umur


Anak: nyeri, demam, gelisah, riwayat batuk pilek
NESIS Dewasa: nyeri, gangguan pendengaran, rasa penuh

Otoskopi
keadaan membran timpani

PJ (intak/perforasi,perubahan
warna, ada/tidaknya cairan)
Otoskopi pneumatik
Timpanosintesis? Tes
pendengaran
?

PEMERIKSAA
Pemeriksaan Laboratorium
N
Pemeriksaan Radiologi
PENUNJANG
Diagnosis OMA harus memenuhi
tiga hal berikut:

1. Penyakitnya muncul
mendadak (akut) 2.Ditemukannya tanda efusi di
telinga tengah
Adanya salah satu di antara
tanda berikut:
3.Adanya tanda/gejala a.menggembungnya gendang
peradangan telinga tengah telinga
Adanya salah satu di antara b.terbatas/tidak adanya gerakan
tanda berikut: gendangtelinga
a.kemerahan pada gendang c.adanya bayangan cairan di
telinga belakang gendang telinga
b.nyeri telinga yang d. cairan yang keluar dari
mengganggu tidur dan telinga
aktivitas normal
D
Otitis eksterna
Otitis media efusi

D
Eksaserbasi akut otitis
media kronik
Infeksi saluran napas
atas
Mastoiditis
Barotrauma
Benda asing pada
telinga
Sinusitis
PENATALAKSANAA
N
Sekitar 80% OMA sembuh dalam 3
PRINSIP hari.
PENGOBATA Gangguan tidak membaik Antibiotik
N Amoksisilin

Bergantung stadium Stadium awal


PENGOBA ditujukan untuk mengobati infeksi
T AN saluran napas,dengan pemberian
OMA antibiotik,dekongestan lokal atau
sistemik,dan antipiretik
STADIUM OKLUSI

• Membuka kembali tuba STADIUM HIPEREMIS


Eustachius
• Agar tekanan negatif di telinga • Antibiotik, obat tetes hidung dan
tengah hilang analgesik
•Tetes hidung HCl efedrin •Hiperemis difus miringotomi
•Sumber infeksi lokal harus
diobati.
•Antibiotik bakteri

STADIUM SUPURASI

• Antibiotik
• Rujuk miringotomi bila membran
timpani masih utuh sehingga gejala
cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.
STADIUM PERFORASI

•Obat cuci telinga H2O2 3% 3 -5 hari


•Antibiotik sampai 3 minggu
•Sekret akan hilang dan perforasi
akan menutup sendiri dalam 7-
10 hari

STADIUM RESOLUSI

• Membran timpani berangsur normal


kembali
•sekret tidak ada lagi
•perforasi menutup
•Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan
sampai 3 minggu.
•Bila tetap, mungkin telah terjadi
mastoiditis
KOMPLIKASI
 Kehilangan pendengaran
 Perforasi MT
 Mastoiditis
 Kolesteatoma
 Petrositis
 Paralisis saraf cranial
 Labirinitis
 Meningitis
 Abses ekstradural/subdural/intracranial
 Ensefalitis
 Thrombosis sinus lateralis
 Hidrosefalus Otitis
PENCEGAHAN
Penghindaran pengeluaran
Pencegahan primer
mucus dengan
Mengurangi faktor risiko
paksaan/tekanan yang
terutama pada anak-
berlebihan.
anak •Jangan mengorek-
•Pencegahan ISPA pada
ngorek liang telinga terlalu
bayi dan anak-anak.
•Pemberian ASI minimal kasar
•Jika ada benda asing
selama 6 bulan.
•Penghindaran pemberian yang masuk, datanglah ke
dokter
susu di botol saat •Jauhkan telinga dari suara
anak berbaring.
•Penghindaran pajanan keras
•Lindungi telinga selama
terhadap asap rokok.
penerbangan
DAFTAR PUSTAKA
 Victor P Eroschenko. Buku Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional edisi 9. Penerbit Buku Kedokteran EGC. BAB 19 Organ
indra khusus hal. 333
 Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan
leher Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Edisi VI, Kelainan
Telinga Tengah Otitis Media Akut Hal 66.
 Highler, Boies Adams. Buku Ajar ilmu penyakit THT.Edisi VI .
Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC 2002, Hal. 95 – 96
 Pedoman Klinis Pediatri. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Otitis
Media Akut Hal. 297
 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 2.
Jakarta ; Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia 2007 hal. 918
 Teknik Pemeriksaan Telinga, hidung, dan Tenggorok. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Cara Memeriksa Teling (Otoskopia) hal. 7
 Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 Hal. 193
 Ballenger Jacob John. Editor staf ahli bagian THT FK UI. Penyakit
telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Jilid 2. Edisi 13. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai