Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

Abses Serebri

Disusun : Titah Arief Cahyo K.


(I4061172036)
Pembimbing :
dr. M. Zainuddin, Sp. Rad
dr. Nurprasetyo, Sp. Rad
PENDAHULUAN
• Insidensi abses otak di Amerika Serikat mencapai 1500 sampai 2500 kasus setiap
tahunnya, angka kejadian ini lebih tinggi pada negara berkembang dan 25%
diantaranya terjadi pada anak anak.
• Walaupun kemajuan dalam hal diagnostik dan antibiotika cukup pesat saat ini,
insiden abses otak tidak terlihat menurun
• Meskipun dengan kemajuan dalam hal cara diagnostik radiologis dengan memakai
CT Scan kepala dan didapatkannya berbagai antibiotika yang bekerja luas, angka
kematian masih tetap tinggi, antara 40% atau lebih.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOM
I
• Anatomi kranial meliputi scalp, tulang tengkorak, meninges, otak, sistem
ventrikular, kompartemen intrakranial.

• Lapisan scalp meliputi :


a. lapisan kulit
b. jaringan ikat
c. Aponeurosis
d. jaringan ikat longgar penunjang
e. perikranium.
• Tulang tengkorak secara garis besar
dibagi menjadi :

a. basis kranii
- fossa anterior (tempat lobus frontalis)
- fossa media (tempat lobus temporalis)
- fossa posterior (tempat cerebellum dan
batang otak)

b. Kalvarium
ANATOM
I
• Meninges merupakan lapisan yang melingkupi otak dan terdiri dari 3
lapisan
a. Duramater
b. Arachnoid
c. Piamater
ANATOMI
• Otak terbagi menjadi 3 bagian:
a. Cerebrum
- Hemisfer kiri dan kanan
- Sulcus dan gyrus

b. Cerebellum
- Vermis dan Hemisfer cerebelli

c. Batang Otak
- Mesensefalon, pons, medulla oblongata
ANATOMI
• Sistem ventrikular
Sebagian besar cairan serebrospinalis dibentuk oleh
ventrikel lateral pada sistem ventrikel.

Cairan kebanyakan keluar dari setiap ventrikel


lateral, melalui foramen Monro menuju ventrikel
III, melalui akuaduktus Sylvi masuk ke ventrikel IV
dan mengalir ke ruang subrakhnoid melalui foramen
Luschka dan Magendi. Ruang subarakhnoid
mengelilingi otak dan medula spinalis, dan cairan
serebrospinalis bersirkulasi diseluruh ruang tersebut.
ANATOMI
• Sistem Sirkulasi Intrakranial
Ada tiga sirkulasi yang membentuk sirkulus Willisi di otak, yaitu :
1) sirkulasi anterior terdiri dari arteri serebri media, arteri serebri anterior dan arteri
komunikans anterior yang menghubungkan kedua arteri serebri anterior,
2) sirkulasi posterior yang terdiri dari arteri serebri posterior, dan
3) arteri komunikans posterior yang menghubungkan arteri serebri media dengan
arteri serebri posterior.
Pemeriksaan Imaging Kepala

a. Foto Polos Kepala


b. Computerized Tomography Scan (CT Scan)
c. Pemeriksaan Radiologi Kepala Lainnya, seperti
- Magnetic Resonance Imaging (MRI)
- Cerebral arteriography
- Ultrasonografi
- Single photon emission computed tomography
- Positron emission tomography
Pemeriksaan Imaging Kepala
a. Foto Polos Kepala

• Pada pemeriksaan ini akan tampak gambaran tulang tengkorak, sedangkan jaringan lunak, scalp dan otak
tidak tervisualisasi dengan baik.

• Teknik pemeriksaan foto polos kepala adalah dengan meletakan kepala di antara sumber sinar dan alat
penangkap (misalnya film).

• Posisi umum yang digunakan pada foto polos kepala:

- anteroposterior (Caldwell)

- Lateral

- dental panoramic
- WATERS (evaluasi sinus)

- radiologi mastoid (posisi Schuller)


Foto Polos Kepala Foto Polos Kepala
Posisi Caldwell Posisi Waters

Foto Polos Kepala Posisi


Foto Polos Dental Panoramic Schuller
Pemeriksaan Imaging Kepala
b. Computerized Tomography
• CT-scan dapat memvisualisasikan tengkorak maupun isi intrakranial
• Pada penyakit stroke, CT-Scan merupakan pemeriksaan baku emas untuk
membedakan infark dengan perdarahan.
• Pada CT-scan non-kontras, lesi perdarahan akan ditunjukan dengan gambaran lesi
hiperdens dengan 30-60 hu, sedangkan lesi iskemik atau infark akan ditunjukan
dengan gambaran lesi hipodens.
Pemeriksaan Imaging Kepala
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Pada MRI menggunakan konsep nuclear magnetic resonance dan alat penangkap
serta modulasi
• MRI dapat menampilkan dengan lebih jelas jaringan lunak.
• MR perfusi untuk menilai blood flow kapiler pada organ atau jaringan tertentu.
• MR fungsional dapat digunakan untuk mapping otak dengan menilai perubahan
aliran darah terkait aktivitas tertentu
Pemeriksaan Imaging Kepala
d. Cerebral Arteriografi
• Pada cerebral arteriografi digunakan kontras yang disuntikan
pada arteri karotis atau vertebral.
• Informasi yang didapatkan pada cerebral arteriografi di
antaranya adalah mengenai sirkulasi arteri, kapiler dan vena
yang direkam pada plain film.
Pemeriksaan Imaging Kepala

e. Ultrasonografi
• USG biasanya digunakan terkait evaluasi patensi arteri karotis dan aliran
darahnya pada kasus aterosklerosis, selain itu Doppler transkranial dapat
digunakan untuk evaluasi perdarahan subarachnoid.
• USG juga dapat digunakan sebagai skrining evaluasi abnormalitas
intrakranial pada bayi baru lahir ataupun bayi muda.
Abses Serebri
Definisi

Abses otak (abses serebri) adalah infeksi lokal intrakranial yang dimulai dengan area
cerebritis dan berkembang menjadi kumpulan nanah yang dikelilingi oleh kapsul.
Abses otak dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, fungi, dan parasit
yang berasal dari fokus infeksi yang berdekatan dengan otak ataupun menyebar secara
hematogen.
Abses Serebri
Etiologi
Sebagian besar timbul secara penyebaran langsung dari :
• Infeksi telinga tengah
• Sinusitis
• Mastioditis
Dapat juga timbul secara hematogen infeksi yang jauh dari otak :
• Infeksi paru
• Endokarditis bakterialis akut dan subakut
• Penyakit jantung rematike
Abses Serebri
Etiologi
• Trauma tembus kepala
• Infeksi pada kraniotomi
• Pada penderita penyakit autoimun
• Abses otak juga dapat disebabkan oleh organisme parasite
• Lesi primer lainnya bisa juga akibat pustula kulit, infeksi gigi, abses tonsil,
osteomielitis dan septikemia. Sebagai penyebab abses otak yang tidak diketahui,
persentasenya cukup tinggi, antara 20-37%.
Abses Serebri
Neuropatologi dan Gambaran CT Scan

1. Early Cerebritis (H1-H3)


Terjadi reaksi radang lokal dengan infiltrasi polimorfonuklear leukosit, limfosit dan
plasma sel dengan pergeseran aliran darah tepi.
Gambaran CT Scan :
 Pada hari pertama terlihat daerah yang hipodens dengan sebagian gambaran seperti
cincin.
 Pada hari ketiga gambaran cincin lebih jelas, sesuai derngan diameter cerebritis,
didapati mengelilingi pusat nekrosis.
Abses Serebri
Neuropatologi dan Gambaran CT Scan

2. Late Cerebritis (H4-H9)


Daerah pusat nekrosis membesar oleh karena meningkatnya “acellular debris” dan
pembentukan nanah oleh karena perlepasan enzim-enzim dari sel radang.
Gambaran CT Scan :
 Gambaran cincin sempurna, 10 menit setelah pemberian kontras perinfus. Kontras
masuk ke daerah sentral dengan gambaran lesi yang homogen. Gambaran ini
menunjukkan adanya cerebritis.
Abses Serebri
Neuropatologi dan Gambaran CT Scan

3. Early Capsule Formation (H10-H13)


Pusat nekrosis mulai mengecil, makrofag menelan “acellular debris” dan fibroblas
meningkat dalam pembentukan kapsul. Lapisan fibroblas membentuk anyaman
retikulum, mengelilingi pusat nekrosis.
Gambaran CT Scan :
 Hampir sama dengan fase cerebritis, tetapi pusat nekrosis terlihat lebih kecil.
 Kapsul terlihat lebih tebal.
Abses Serebri
Neuropatologi dan Gambaran CT Scan

4. Late capsule formation (H14 atau lebih)


• Terjadi perkembangan lengkap dari abses otak dengan gambaran histologisnya berupa :
• Bentuk pusat nekrosis diisi oleh “acelluler debris” dan sel-sel radang.
• Daerah tepi dari sel radang, mafrofag, dan fibroblas.
• Kapsul kolagen yang tebal.
• Lapisan neovaskuler sehubungan dengan cerebritis yang berlanjut.
• Reaksi astrosit, gliosis, dan edema otak di luar kapsul.

Gambaran CT Scan :
• Gambaran kapsul dari abses jelas terlihat, sedangkan daerah nekrosis diisi oleh kontras.
Abses Serebri
Gejala dan Tanda Klinis
• Berdasarkan patogenesisnya, gejala dan tanda klinis dapat dibagi menjadi empat stadium yaitu :
• 1. Stadium inisial, demam tidak terlalu tinggi, rasa mengantuk, kehilangan konsentrasi,
kehilangan nafsu makan, nyeri kepala serta malaise, kadang-kadang mual dan muntah non
proyektil.
• 2. Stadium laten, secara klinis tidak jelas karena gejala berkurang, terdapat malaise, kurang
nafsu makan dan nyeri kepala yang hilang timbul.
• 3. Stadium manifes : kejang fokal atau afasia pada abses lobus temporal, pada abses serebelum
terjadi ataksia atau tremor. Nyeri kepala hebat disertai mual dan muntah proyektil dianggap khas
untuk penyakit intrakranial.
• 4. Stadium akhir berupa kesadaran menurun dari sopor sampai koma dan akhirnya meninggal,
karena ruptur abses ke dalam sistem ventrikel dan rongga sub arakhnoid. 19
Abses Serebri
Diagnosis
• Gejala klinis abses otak tidak spesifik. Hasil anamnesis dapat ditemukan gejala umum
berupa demam, nafsu makan menurun, dan berat badan turun. Gejala neurologis dapat
berupa penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah dan kejang.
• Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, frekuensi napas, suhu,
dan nadi), status generalis (head to toe) untuk mencari sumber infeksi dan pemeriksaan
neurologis berupa kesadaran, tanda rangsangan meningeal, nervus kranialis, motorik,
sensorik, refleks fisiologis dan patologis serta fungsi otonom.
• Pemeriksaan CT scan dengan kontras sangat penting untuk menegakkan diagnosis abses
otak; akan tampak sebagai daerah hipodens dikelilingi oleh lingkaran yang disebut tanda
cincin atau ring sign.
Abses Serebri
Diagnosis Banding
• Tumor otak (astrositoma)
• Tromboflebitis intraserebral
• Empiema subdural
• Abses ekstradural
• Ensefalitis
• Infark serebri
• Tuberkuloma
• Kista arachnoid
Abses Serebri
Komplikasi

Komplikasi dari robeknya kapsul abses kedalam ventrikel atau keruangan


subarakhnoidal, mengakibatakan hidrosefalus, edema otak dan terjadinya herniasi
tentorial oleh massa abses otak tersebut.
Abses Serebri
Tatalaksana

1. Medikamentosa
Pengobatan farmakologi tanpa operasi dapat dipertimbangkan jika:
a) Pasien dalam kondisi buruk untuk dilakukanoperasi
b) Multiple abses terutama jika abses berukuran kecil
c) Abses berada di lokasi yang sulit dijangkau seperti di batang otak
d) Abses bersamaan dengan meningitis atau ependymitis
Abses Serebri
Tatalaksana

1. Medikamentosa
Pengobatan farmakologi akan lebih berhasil jika;
a) Terapi dimulai pada saat fase cerebritis, walaupun banyak dari lesi tersebut akan
membentuk kapsul.
b) Lesi kecil, abses yang berukuran 0,8 - 2,5cm akan lebih berhasil jika diobati dengan
antibiotik. Pengobatan akan gagal jika abses sudah berukuran 2,5 - 6cm. Ukuran abses
sebesar 3cm menjadi nilai batas untuk dilakukan operasi.
c) Lamanya timbul gejala klinis masih di bawah 2 minggu.
d) Pasien menunjukan perbaikan klinis yang nyata dalam waktu 1 minggu.
Abses Serebri
Tatalaksana

2. Operasi
Indikasi dilakukannya operasi yakni:
a) Efek pendesakan masa yang signifikan pada gambaran CT Scan atau MRI
b) Sulit menegakkan diagnosis terutama pada orang dewasa
c) Lokasi abses dekat ventrikel.
d) Tekanan intrakranial yang meningkat
e) Status neurologis yang buruk seperti pasien yang hanya merespon jika diberi nyeri
atau bahkan tidak merespon sama sekali.
Abses Serebri
Tatalaksana

2. Operasi
f) Abses akibat trauma yang berhubungan dengan benda asing
g) Abses akibat jamur
h) Abses multiloculoted
i) Tidak mampu dilakukan serial CT-scan/MRI setiap 1-2 minggu
j) Pengobatan dengan farmakologi yang gagal ditandai dengan kemunduran status
neurologis, perkembangan abses menuju ventrikel, setelah 2 minggu abses mengalami
pembesaran, atau bisa dipertimbangkan jika setelah 4 minggu tidak terdapat penurunan
ukuran.
Penyajian Kasus
Anamnesis
Identitas
• Nama : An. AF
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 6 Bulan
• Tanggal Masuk RS : 28/11/2020
• Pemeriksaan : CT Scan Kepala
Keluhan
• Pasien datang dengan keluhan kejang, demam dan terdapat cairan nanah di kepala.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah operasi kepala 3 bulan yang lalu dengan keluhan demam tinggi disertai kejang dan kepala
membesar.
Penyajian Kasus

Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan pupil isokor (-/+)

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan CT Scan kepala dengan/tanpa kontras
Penyajian Kasus
Penyajian Kasus
Ekspertise MSCT

Telah dilakukan pemeriksaan MSCT scan kepala tanpa / dengan kontras tampilan axial,
coronal dan sagittal dengan hasil sebagai berikut :
- Tampak lesi subcalvaria frontal kanan sekitar 5mm dan frontoparietal kiri setebal 1
cm yang prekontras terlihat isodens dan post kontras relatif enhance ditepi
- Tak tampak midline shift
- Sulci dan gyri baik
- System ventrikel dan sisterna relatif baik
- Tulang-tulang tampak defect di frontal kiri bekas bore hole

Kesan : Support subdural abcess frontoparietal kiri dan frontal kanan


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai