Anda di halaman 1dari 15

SEPSIS

DISUSUN OLEH :
WELMY INDAPUTRI LEOKUNA
CHARLY ROMPAS
FELIVE PASARIBU
SEPSIS IS.....

• Sepsis merupakan respons sistemik terhadap


infeksi dimana pathogen atau toksin dilepaskan
ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi
aktivitas proses inflamasi.
• Sepsis adalah suatu keadaan ketika
mikroorganisme menginvasi tubuh dan
menyebabkan respon inflamasi sitemik. Respon
yang ditimbulkan sering menyebabkan
penurunan perfusi organ dan disfungsi organ.
Jika disertai dengan hipotensi maka dinamakan
Syok sepsis. ( Linda D.U, 2006)
ETIOLOGY NYA ADALAH
Sepsis biasanya disebabkan 1. Infeksi paru-paru (pneumonia)
oleh infeksi bakteri. 2. Flu (influenza)
Mikroorganisme kausal yang 3. Appendisitis
paling sering ditemukan : 4. Infeksi lapisan saluran pencernaan
•Escherichia coli (peritonitis)
•Staphylococcus aureus 5. Infeksi kandung kemih, uretra,
atau ginjal (infeksi traktus
•Streptococcus pneumonia. urinarius)
• Enterococcus 6. Infeksi kulit, seperti selulitis,
• Klebsiella, dan sering disebabkan ketika infus
Pseudomonas juga sering atau kateter telah dimasukkan ke
dalam tubuh melalui kulit
ditemukan
7. Infeksi pasca operasi
MANIFESTASI
• Umum : demam , Systemic Inflammatory Response
Syndrome (SIRS), ditandai
menggigil, leleh ,malaise dengan ≥2 gejala sebagai
, dan gelisah berikut :
• Saluran cerna : distensi
abdomen ,anoreksia , • Hyperthermia/hypothermia
(>38,3°C; <35,6°C)
muntah dan diare.
• Saluran pernafasan : • Tachypneu (resp >20/menit)
apsnea ,dipsnea,
sianosis . • Tachycardia (pulse >100/menit)
• System kardiovaskuler :
• Leukocytosis >12.000/mm atau
pucat,hipotensi,
Leukopenia <4.000/mm
bradikardi.
• Hematologi : ikterus, • 10% >cell imature
pucat
DERAJAT SEPSIS
• Sepsis
Infeksi disertai SIRS

• Sepsis Berat
Sepsis yang disertai hipotensi, oligouri bahkan anuria.

• Sepsis dengan hipotensi


Sepsis dengan hipotensi (tekanan sistolik <90 mmHg atau penurunan
tekanan sistolik >40 mmHg).

• Syok septik
Syok septik adalah subset dari sepsis berat, yang didefinisikan sebagai
hipotensi yang diinduksi sepsis dan menetap kendati telah mendapat
resusitasi cairan, dan disertai hipoperfusi jaringan.
• Terapi cairan

• Hipovolemia harus segera diatasi dengan cairan


kristaloid (NaCl 0.9% atau ringer laktat) maupun
koloid.

• Pada keadaan albumin rendah (<2 g/dL) disertai


tekanan hidrostatik melebihi tekanan onkotik
plasma, koreksi albumin perlu diberikan.

• Transfusi PRC diperlukan pada keadaan


perdarahan aktif atau bila kadar Hb rendah
pada kondisi tertentu, seperti pada iskemia
miokard dan renjatan septik. Kadar Hb yang
akan dicapai pada sepsis masih kontroversi
antara 8-10 g/dL.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kultur (luka, sputum, urin, darah) BUN/Kreatinin : peningkatan kadar
yaitu untuk mengidentifikasi diasosiasikan dengan dehidrasi,
organisme penyebab sepsis. ketidakseimbangan atau kegagalan
Sensitifitas menentukan pilihan obat ginjal, dan disfungsi atau kegagalan
yang paling efektif.  hati. 
• Elektrolit serum: Berbagai .GDA : Alkalosis respiratosi dan
ketidakseimbangan mungkin terjadi hipoksemia dapat terjadi
dan menyebabkan asidosis, sebelumnya. Dalam tahap lanjut
 perpindahan cairan dan perubahan hipoksemia, asidosis respiratorik
fungsi ginjal. dan asidosis metabolik terjadi
• Trombosit : penurunan kadar dapat karena kegagalan mekanisme
terjadi karena agegrasi trombosit  kompensasi
• Laktat serum : Meningkat dalam EKG : dapat menunjukkan segmen
asidosis metabolik, disfungsi hati, ST dan gelombang T dan distritmia
syok    menyerupai infark miokard
MANAJEMEN
B. Eliminasi sumber infeksi
• Tujuan: menghilangkan patogen penyebab,
oleh karena antibiotik pada umumnya tidak
mencapai sumber infeksi seperti abses, viskus
A. Resusitasi yang mengalami obstruksi dan implan
prostesis yang terinfeksi. Tindakan ini
Mencakup tindakan airway (A), breathing
dilakukan secepat mungkin mengikuti
(B), circulation (C) dengan oksigenasi, terapi
resusitasi yang adekuat.
cairan (kristaloid dan/atau koloid),
vasopresor/inotropik, dan transfusi bila C. Terapi antimikroba
diperlukan. Tujuan resusitasi pasien dengan • Terapi antibiotik intravena sebaiknya dimulai
sepsis berat atau yang mengalami dalam jam pertama sejak diketahui sepsis
hipoperfusi dalam 6 jam pertama adalah CVP berat, setelah kultur diambil. Terapi inisial
8-12 mmHg, MAP >65 mmHg, urine >0.5 berupa satu atau lebih obat yang memiliki
ml/kg/jam dan saturasi oksigen >70%. Bila aktivitas melawan patogen bakteri atau jamur
dalam 6 jam resusitasi, saturasi oksigen tidak dan dapat penetrasi ke tempat yang diduga
sumber sepsis.
mencapai 70% dengan resusitasi cairan
dengan CVP 8-12 mmHg, maka dilakukan • Pemberian antimikrobial dinilai kembali
transfusi PRC untuk mencapai setelah 48-72 jam berdasarkan data
hematokrit >30% dan/atau pemberian mikrobiologi dan klinis. Sekali patogen
dobutamin (sampai maksimal 20 penyebab teridentifikasi, tidak ada bukti
bahwa terapi kombinasi lebih baik daripada
μg/kg/menit).
monoterapi.
D. Terapi suportif
a) Oksigenasi
Pada keadaan hipoksemia berat dan gagal napas bila disertai
dengan penurunan kesadaran atau kerja ventilasi yang berat, ventilasi
mekanik segera dilakukan.

b) Terapi cairan  Transfusi PRC diperlukan


 Hipovolemia harus segera pada keadaan perdarahan
diatasi dengan cairan aktif atau bila kadar Hb
kristaloid (NaCl 0.9% atau rendah pada kondisi
ringer laktat) maupun koloid.
tertentu, seperti pada
 Pada keadaan albumin
iskemia miokard dan
rendah (<2 g/dL) disertai
tekanan hidrostatik melebihi renjatan septik. Kadar Hb
tekanan onkotik plasma, yang akan dicapai pada
koreksi albumin perlu sepsis masih kontroversi
diberikan. antara 8-10 g/dL.
COMPLICATION

• ARDS
• Meningitis
• Koagulasi intravaskular
• Hipoglikemi
• Acute Renal Failure (Chronic Kidney • asidosis
Disease)
• Disfungsi miokard
• Perdarahan usus • Perdarahan intra cranial
• Gagal hati • Icterus
• Disfungsi system saraf pusat
• Disfungsi sistem saraf pusat
• Kematian
• Gagal jantung
ASUHAN KEPERAWATAN PS
DENGAN SEPSIS
Hipertermia b.d inflamasi sistemik sekunder
terhadap sepsis
Defisit volume cairan b.d kegagalan dalam
mekanisme pengaturan.
PENGKAJIAN
Airway
• yakinkan kepatenan jalan napas
• berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau
nasopharyngeal) •Circulation
• jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera •kaji denyut jantung, >100 x/m merupakan
kontak ahli anestesi dan bawa segera mungkin ke tanda signifikan
ICU •monitoring tekanan darah
• Breathing
• kaji jumlah pernafasan lebih dari 24 x/m merupakan
Disability
gejala yang signifikan
Bingung merupakan salah satu tanda
• kaji saturasi oksigen
pertama pada pasien sepsis
• periksa gas darah arteri untuk mengkaji status
oksigenasi dan kemungkinan asidosis
• berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask Exposure
• auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari
dada adanya cidera, luka dan tempat suntikan
dan tempat sumber infeksi lainnya.
Intervensi
• Tujuan:
Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan
Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan
• Tindakan:
• Pemberian Infus RL
• Pantau suhu pasien setiap 1 jam
• R : suhu lebih dari normal menunjukkan infeksius akut
• Berikan kompres dingin
• R : dapat membantu mengurangi demam
• Berikan antipiretik dan antibiotik (kolaborasi dengan dokter)
• R : Untuk mengurangi demam karena sepsis
• Berikan selimut pendingin
• R : Untuk mengurangi demam pada waktu terjadi gangguan pada otak
Intervensi
• Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan 6. Monitor parameter hemodinamik, termasuk
antara lain: CVP, PAWP, dan cardiac output, setiap 15
1. Kaji jumlah kehilangan volume cairan dan mulai menit, untuk mengevaluasi respon pasien
lakukan penggantian cairan sesuai order. terhadap treatmen yang sudah diberikan
Pastikan golongan darah untuk pemberian 7. Monitot intake dan output. pasang dower
terapi transfusi cateter dan kaji urin output setiap jam. Jika
2. Kaji AGD/Analisa Gas Darah, jika pasien perdarahan berasal dari gastrointestinal
mengalami cardiac atau respiratory arrest maka cek feses, muntahan, dan gastric
lakukan CPR drainase. Jika output kurang dari 30 ml/jam
3. Berikan terapi oksigen sesuai order. Monitor pada pasien dewasa pasang infuse, tetapi
saturasi oksigen dan hasil AGD untuk awasi adanya tanda kelebihan cairan seperti
mengetahui adanya hypoxemia dan peningkatan PAWP. Lapor dokter jika urin
mengantisipasi diperlukannya intubasi dan output tidak meningkat
penggunaan ventilasi mekanik. 8. Berikan transfuse sesuai lorder, monitor Hb
4. Atur posisi semi fowler untuk memaksimalkan secara serial dan HCT
ekspansi dada. Jaga pasien tetap tenang dan 9. Berikan Dopamin atau norepineprin I.V
nyaman untuk meminimalkan kebutuhan sesuai order untuk meningkatkan
oksigen kontraktilitas jantung dan perfusi renal
5. Monitor vital sign, status neurologis, dan ritme 10. Awasi tanda-tanda adanya koagulopati
jantung secara berkesinambungan. Observasi seperti petekie, perdarahan, catat segera
warna kulit dan cek capillary refill 11. Berikan support emosional

Anda mungkin juga menyukai