Psikoterapi Kognitif
Psikoterapi Kognitif
Bagaimana tidak ?
Konsep utama terlibat dalam pertahanan hidup yaitu sistem kognitif, perilaku, afektif,
dan motivasi tersusun dari struktur yang disebut skema.
teori kognitif
Skema kognitif terdiri dari persepsi orang-orang terhadap diri mereka dan
orang lain, tujuan dan harapan mereka, kenangan, fantasi dan pengalaman
sebelumnya.
Tujuan terapi kognitif adalah untuk memperbaiki pengolahan
informasi yang salah dan membantu pasien mengubah
anggapan yang mempertahankan perilaku dan emosi
maladaptifnya. Metode kognitif dan perilaku digunakan untuk
menantang keyakinan disfungsional (dysfunctional beliefs) dan
mendorong pemikiran yang lebih realistis dan adaptif.
DISTORSI sebenarnya.
3. Overgeneralization yaitu mengabstraksikan aturan-aturan
KOGNITIF umum dari suatu kejadian dan mengaplikasikannya pada
situasi yg lebih luas bahkan yg tidak terkait.
(CT) Beck mengatakan bahwa persepsi dan pengalaman adalah “proses aktif yang
melibatkan data inspektif dan inntrospektif. Lebih jauh lagi, bagaimana seseorang
“menjelaskan suatu situasi pada umumnya terlihat pada kognisinya (pikiran dan
gambaran visual)”. Oleh karena itu, tingkah laku yang tidak ifungsional disebabkan
oleh pikiran yang tidak fungsional. Jika keyakinan tidak diubah, tidak ada kemajuan
dalam tingkah laku atau simtom seseorang. Jika keyakinan berubah, simtom dan
tingkah laku juga akan berubah.
Peranan Konselor Konselor CT aktif di dalam sesi konseling. Dia
bekerja dengan klien untuk membuat pikiran terselubung menjadi lebih
terbuka. Proses ini sangat penting dalam memeriksa kognisi yang sudah
bersifat otomatis, seperti misalnya “semua orang menganggap saya
membosankan.”
CT
(Cognitive Tujuan Pusat tujuan CT adalah memeriksa dan mengubah pikiran yang
belum teramati dan negatif. Konselor CT khususnya berfokus pada
Therapy) distorsi kognitif yang berlebihan, seperti pola pikir semua atau tidak
sama sekali, prediksi negatif, generalisasi berlebihan, melabeli diri
sendiri, mengkritik diri sendiri, dan personalisasi (misalnya, mengambil
peristiwa yang tidak berhubungan dengan individu tersebut dan
membuatnya menjadi berarti; “selalu saja hujjan kalau saya ingin
bermain tenis”).
Teknik yang terkelompokkan pada skill intervensi kognitif antara lain:
Eliciting thought: menolong klien untuk membedakan antara pikiran dan
perasaan serta untuk mengekspresikan pendapat, keyakinan, aturan-aturan diri,
dan lain-lain.
Modifying thoughts: menolong klien mengubah pola-pola berpikir ketika hal itu
dianggap cocok/tepat.
Problem solving: menolong klien untuk mengidentifikasi bagaimana dia
memecahkan masalah, mengevaluasi proses, dan mengembangkan strategi
Kekuatan dapat diubah dengan mudah, dan menjalani hidup dengan layak (Day, 2008).
CT dapat diterpkan alam berbagai lingkungan budaya. Misalnya, model terapi kognitif
CT Beck diperkenalkan di China pada tahun 1989, dan variannya telah menjadi populer di
sana sejak saat itu. (Chang, Tong, Shi, & Zeng, 2005).
CT adalah terapi yang berdasarkan pada bukti, telah diteliti dengan baik, terbukti
efektif bagi klien dari berbagai latar belakang.
CT telah menelurkan sejumlah instrumen klinis yang penting dan berguna termasuk
Beck Anxiety Inventory, Beck Hopelessness Scale, dan Beck Depression Scale (Beck
& Weishaar dalam Gladding 2012).
CT memiliki sejumlah pusat latihan di Amerika Serikat dan Eropa termasuk Beck
Institute di Bala Cynwyd, Pennsylvania (Beck & Weisheer, 2008).
Terapi kognitif mempunyai beberapa keterbatasan yang diantaranya
adalah sebagai berikut:
CT adalah pendekatan yang terstruktur dan menuntut klien untuk
aktif, yang sering kali artinya klien harus menyelesaikan pekerjaan
rumah yang diberikan konselor.
Keterbatasan CT bukanlah terapi yang tepat untuk orang yang mencari pendekatan
yang tidak terstruktur, berorientasi pada pencrahan, dan tidak
CT membutuhkan partisipsi penuh dari klien (Selugman, 2006).
CT pada dasarnya bersifat kogntif dan biasanya bukanlah pendekatan
yang tepat bagi orang yang kurang cerdas, atau tidak mempunyai
motivasi untuk berubah.
CT menuntut Konselor dan klien, aktif dan inovatif. Pendekatan ini
lebih kompleks daripada yang tampak dari luar.
Konsep-Konsep Utama
TRE adalah psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan
potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan
jahat. TRE menegaskan bahwa manusia memiliki sumber-sumber yang tak terhingga bagi
aktualisasi potensi-potensi dirinya dan bisa mengubah ketentuan-ketentuan pribadi dan
masyarakatnya. Bagaimanapun,menurut TRE manusia dilahirkan dengan kecenderungan
untuk mendesakkan pemenuhan keinginan-keinginan, tuntutan-tuntutan, hasrat-hasrat dan
kebutuhan dalam hidupnya.
2. TRE menekankan bahwa manusia berpikir, beremosi, dan bertindak secara simultan.
Terapi Rasional- Jarang manusia beremosi tanpa berpikir sebab perasaan-perasaan biasanya dicetuskan oleh
Emosi (TRE)
persepsi atas suatu situasi yang spesifik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ellis (1974)
“Ketika mereka beremosi, mereka juga berpikir dan bertindak. Ketika mereka bertindak,
mereka juga berpikir dan beremosi. Ketika mereka berpikir, mereka juga beremosi dan
bertindak”.
TRE menekankan bahwa menyalahkan adalah inti dari sebagian besar gangguan emosional.
Oleh karena itu, jika kita ingin menyembuhkan orang yang neurotik atau psikotik, kita
harus menghentikan penyalahan diri dan penyalahan terhadap orang lain yang ada pada
orang tersebut. Orang perlu menerima dirinya sendiri dengan segala kekurangannya.
Teknik TRE yang esensial adalah mengajar secara efektif-direktif. Segera
setelah terapi dimulai, terapis memainkan peran sebagai pengajar yang aktif
untuk mereeduksi klien. Terapis menunjukkan penyebab ketidklogisan
gangguan-gangguan yang dialami klien dan verbalisasi-verbalisasi diri yang
telah mengekalkan gangguan-gangguan dalam hidup klien.
RT ini di dasarkan pada pemahaman, penerimaan, empati dan kemauan konselor untuk
mengekspresikan keyakinannya akan kemampuan klien untuk berubah.
Difokuskan pada perilaku dan masa sekarang. Glasser (dalam Gladding, 2012) percaya
bahwa perilaku (misalna, pikiran dan tindakan) berhubungan erat dengan perasaan dan
fisiologi. Sehingga perubahan dalam perilaku juga membawa perubahan positif lainnya.
menghapus hukuman dan dalih dari kehidupan klien. ering kali, klien berdalih bahwa dia
tidak dapat menjalankan rencana karena takut terkena hukuman jika gagal, baik dari
konselor maupun orang-orang di lingkungan luar. Terapi realitas membantu klien
memformulasikan suatu rencana baru, jika rencana lama tidak berjalan dengan baik.
Aplikasi pendekatan kognitif (Burns, 1988) yang diberikan pada subjek
adalah membuat kritik diri. Prosedur yang ditempuh dalam teknik ini
adalah:
Menerangkan kaitan antara pikiran, perasaan, dan perilaku yang menjadi
APLIKASI skema dasar dari permasalahan yang dihadapi subjek
PSIKOTERAPI Mengenali serta mencatat pikiran-pikiran yang sifatnya mengkritik diri
KOGNITIF Meminta subjek untuk memantau pikiran-pikirannya
Mendiskusikan pikiran-pikiran yang telah dituliskan subjek
Memberikan reinfocement positif dan mengubah pola pikir subjek dari
negatif ke positif.
Terapi kognitif terdiri dari pengalaman belajar yang sangat spesifik
dirancang untuk mengajarkan pasien: untuk memantau pikiran-
pikiran negatif, pikiran-pikiran otomatis mereka
Untuk mengenali hubungan antara kognisi dan perilaku
Untuk memeriksa bukti-bukti yang mendukung dan menentang
Treatment pikiran-pikiran otomatis terdistorsi
Untuk menggantikan interpretasi realitas berorientasi bias kognisi
Belajar untuk mengidentifikasi dan mengubah keyakinan yang
mempengaruhi mereka untuk mendistorsi pengalaman mereka
(Beck, Rush, et al., 1979). Teknik kognitif dan perilaku yang
digunakan dalam terapi kognitif keduanya digunakan untuk
mencapai suatu tujuan. Teknik yang digunakan pada waktu tertentu
tergantung pada tingkat pasien dari fungsi dan gejala tertentu serta
masalah yang disajikan.
Kelebihan dan kekurangan pengaplikasian pendekatan kognitif dalam
psikoterapi
Menurut Leahy (dalam Corey, 2009), kelebihan dari terapi kognitif
yaitu:
Berhasil menangani permasalahan yang dialami klien
Efektif, fokus, dan praktis mengatasi masalah tertentu
Tidak sulit dan rumit dalam memfasilitasi klien mengatasi masalahnya
KELEBIHAN Waktu yang digunakan dalam proses terapi relatif singkat
DAN
KEKURANGA Menurut Corey (2009), kelemahan dari terapi kognitif yaitu:
b) Diagnosis
1. Anggapan bahwa beratnya tugas yang harus dia kerjakan
f). Follow Up
5. Melakukan Positive Self Talk setiap malam sebelum tidur dan pagi
saat
6. Mengamalkan doa yang diberikan setiap selesai salat
7. Membuat jadwal rencana kegiatan agar bisa mengatur waktu dengan
baik