Anggota Kelompok :
Pemerintahan Orde Baru yang berkuasa sangat lama (32 tahun) telah membentuk sistem
pemerintahan yang mayoritas dikuasai oleh satu partai. Hal ini menimbulkan kelemahan kontrol
sosial atau pengawasan masyarakat. Pelaksanaan UUD 1945 pada masa itu memiliki beberapa
ciri berikut.
1. UUD, 1945 yang hanya mengatur landasan pokok ditafsirkan sesuai keinginan penguasa
yang 1 menguntungkan penguasa dan kurang berpihak pada kepentingan rakyat.
2. UUD 1945 yang memberi porsi yang sangat kuat pada pemerintah dan wewenang DPR yang
sangat lemah menimbulkan upaya penyakralan terhadap UUD J945. Artinya, UUD 1945 tidak
dapat diubah atau paling tidak dipersulit pengubahannya agar tetap melanggengkan
kekuasaan.
Gagasan Amandemen UUD 1945
Gagasan mengenai amandemen UUD 1945 ini telah dilontarkan oleh berbagai pihak, bahkan mereka
telah mulai melakukan langkah-Iangkah Untuk mengamandemen UUD 1945. Terdapat beberapa faktor
yang menjadi pendorong kuat bagi ide Penyempurnaan UUD 1945 adalah keinginan untuk meperkuat
kedudukan UUD 1945 sebagai penjaga dan dasar pelaksana prinsip demokrasi, prinsip negara
berdasarkan atas hukum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia . Berkembangnya gagasan
untuk mengamandemen UUD 1945 itu didorong pula oleh semangat reformasi total dan yang disuarakan
secara luas oleh masyarakat karena kenyataan menunjukkan bahwa UUD 1945 itu sendiri mengandung
beberapa kekurangan. Sebagai karya manusia dari para pendiri-pendiri negara Republik Indonesia
(founding fathers) ini kekurangan-kekurangan UUD 1945 dikaitkan dengan tuntutan masyarakat dan
bangsa dewasa in dapat berupa :
Pertama, struktur UUD 1945 menempatkan dan memberikan Kekuasaan yang amat besar terhadap
pemegang kekuasaan Eksekutif (Concentration of Power and Responsibility upon the President).
Kedua, struktur UUD 1945 tidak cukup memuat dan menjamin Pelaksanaan sistem “check and balance”
untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan atau suatu tindakan yang melampaui wewenang.
Ketiga, Terdapat beberapa ketentuan yang tidak jelas (vague) yang Membuka peluang penafsiran yang
disertai arahan tertentu materi muataan yang harus diikuti atau dipedomani.
Kelima, Tidak ada kelaziman UUD memiliki penjelasan resmi.
Keenam. Berkaitan dengan kekosongan materi muatan, seperti HAM, masa jabatan Presiden dan