Anda di halaman 1dari 32

KD 3.

7
PENYELENGGARAAN JENAZAH
KELAS XI MIA/IIS
SMA NEGERI 2 DENTE TELADAS
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang kepedulian terhadap
jenazah.
2. Menjelaskan tata cara bertakziah sesuai ajaran Islam
3. Menjelaskan tata cara penyelenggaraan jenazah
4. bertakziah dan berziarah sesuai ajaran Islam.
5. Menyimpulkan hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan
jenazah.
6. Mempraktikkan penyelenggaraan jenazah, takziah dan ziarah sesuai
dengan ajaran Islam.
Pengertian Penyelenggaraan Jenazah
• Jenazah berasal dari Bahasa arab yaitu janazah yang berarti “sebutan untuk
mayat atau mayit”.
• Pengurusan jenazah adalah perilaku mengurus jenazah mulai dari
memandikan, mengkafani, menyalatlan, dan memakamkan.
• Tujuan penyelenggaraan jenazah adalah sebagai wujud dan upaya memuliakan
manusia sebagai hamba Allah swt. Karena manusia adalah makhluk Allah swt
yang paling mulia diantara ciptaannya yang lain. Sesua dengan Q.S Al Isra :70
“ dan sungguh, kami telah memuliakan anak cucu adam dan kami angkat mereka
di darat dan dilaut, dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami
lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan
yang sempurna”.
Sebab-Sebab penyelenggaraan Jenazah
• Agama Islam menjunjung tinggi martabat manusia.
• Manusia merupakan makhluk mulia. “ sungguh kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” Q.S At Tin:4.
• Kehidupan manusia diatur oleh Allah swt. Dari dunia hingga kelak diakhirat
• Menjauhkan fitnah
Ketika manusia telah meniggal dunia aib yang terdapat pada jasad jenazah
sangat mudah dikenali orang lain. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyelenggaraan jenazah hingga menguburkan agar tidak menimbulkan
fitnah.
Hukum Kepengurusan Jenazah
• Fardu kifayah
• Yaitu kewajiban yang dibebankan kepada umat islam secara kolektif
dan memenuhi azas ketercukupan. Jika suatu desa tidak ada yang
mengurus, maka berdosalah semua masyarakat desa tersebut.
Kriteria jenazah yang wajib diurus oleh umat
islam
Wajib sempurna pengurusannya Tidak wajib sempurna pengurusannya
• Jenazah yang wajib diurus oleh • Jenazah umat islam yang mati
umat islam adalah jenazah umat syahid
islam • Jenazah bayi keguguran yang
belum jelas bentuknya
• Hilang/tenggelam
• Rusak karena kecelakaan.
Dalil Pelaksanaan kepengurusan Jenazah

Al Qur’an Hadits
• ‫ٓي ٰا َد َم َو َح َم ْل ٰنهُ ْم ِفى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر‬9ْْٓ ِ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَن‬ • “ Abu Hurairah r.a Berkata, sungguh Rasulullah saw
‫ت َوفَض َّْل ٰنهُ ْم َع ٰلى َكثِي ٍْر ِّم َّم ْن‬ ِ ‫َو َر َز ْق ٰنهُ ْم ِّمنَالطَّيِّ ٰب‬
telah bersabda “ hak seorang muslim yang harus
dipenuhi musim lainnya ada 5 yaitu menjawab
ِ ‫َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ض ْياًل‬ salam,mengunjungi orang sakit,mengantar
jenazah,memenuhi undangan,menjawab doa orang
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan yang bersin” ( H.R Bukhari dan Muslim )
anak cucu Adam, dan Kami angkut • Barang siapa mengantarkan jenazah karena iman dan
mengharap pahala dari Allah swt. Sampai menyolati
mereka di darat dan di laut, dan Kami dan selesai menguburkannya maka ia pulang dengan
beri mereka rezeki dari yang baik-baik membawa dua pahala QIRAT. Satu QIRAT sama
dan Kami lebihkan mereka di atas dengan gunung uhud, namun barang siapa pulang
sebelum dimakamkan maa ia pulang dengan
banyak makhluk yang Kami ciptakan membawa pahala sati QIRAT”. ( HR. Bukhari )
dengan kelebihan yang sempurna”.
Ketentuan takziah dan Ziarah
• Ta'ziyah menurut bahasa artinya menghibur. sedangkan menurut
istilah kata ta'ziyah ialah mengunjungi keluarga orang yang meninggal
dunia dengan maksud agar keluarga yang mendapat musibah dapat
terhibur dan diberikan keteguhan serta kesabaran dalam menghadapi
musibah dan mendo'akan kepada orang yang meninggal supaya di
ampuni dosa-dosanya.

• Istilah ziarah berasal dari bahasa Arab diambil kata ziyarah yang
berarti meziarahi, menengok atau mengunjungi.
Ketentuan
Takziah dan Ziarah
Adab Takziyah Hikmah Takziyah
• Orang yang mendengar musibah kematian • Dengan berta'ziah akan tercipta hubungan
hendaknya mengucapkan Innalillahi wainnailaihi silaturahmi yang lebih erat antara orang yang
rajiun. berta’zi dengan keluarga yang terkena musibah
kematian.
• Orang yang berta'ziah hendaknya memakai
pakaian yang soapan, rapi, sebaiknya berwarna •  Keluarga yang terkena musibah dapat terhibur
agak gelap sebagai tanda bela sungkawa. Dirumah dengan adanya ta'ziah sehingga yang demikian ini
duka ia harus menunjukkan perasaan sedih, jangan  dapat mengurangi beban kesedihan yang
tertawa, dan jangan bercakap-cakap dengan orang berkepanjangan
lain terlalu mencolok.
• Orang yang berta'ziah dapat ikut mendoakan
• Orang yang berta'ziah berusaha menghibur kepada jenazah agar dosa-dosanya diampuni
keluarga yang terkena musibah agar tetap sabra dan amal-amal kebaikannya dapat  di terima oleh
dan mendoakan mayit. Allah swt.
• Jika memungkinkan, orang yang berta'ziah dapat •  Orang yang berta'ziah akan mendapat pahala dari
memberikan sumbangan untuk meringankan Allah swt.
beban keluarga yang terkena musibah.
Ziarah
• Banyak hadits yang menganjurkan untuk melakukan ziarah kubur, di antaranya hadits Nabi
Muhammad yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., dia mengatakan, “Nabi Saw, pernah
menziarahi kuburan ibunya, lalu beliau Saw menangis sehingga membuat orang-orang di
sekitarnya (ikut) menangis. Beliau bersabda, „Aku minta izin kepada Rabbku untuk
memohonkan ampun untuknya (ibu beliau), namun Dia tidak memberikan izin. Dan aku
meminta izin untuk menziarahi kuburnya, maka Allah memberikan izin kepadaku. Maka
hendaklah kalian menziarahi kubur, karena ziarah kubur itu akan mengingatkan kematian‟.”
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya. Kedudukan Hadits Shahih, mengutip dari publikasi
ilmiah walisongo.ac.id.
• Dari Ibnu Buraidah, dari bapaknya, dia mengatakan, Rasulullah Saw bersabda “Sungguh aku
dulu melarang kalian dari ziarah kubur, maka sungguh Muhammad telah diizinkan
menziarahi kubur ibunya, maka ziarahilah kubur, karena sesungguhnya ziarah kubur itu
mengingatkan akhirat.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, beliau mengatakan, “Hadits hasan
shahih.”
Ketentuan Ziarah
• Hendaklah berwudlu dahulu sebelum menuju ke makam untuk berziarah.
• Setelah seorang peziarah sampai ke kubur, hendaklah memberi salam serta mendoakannya. 
• Ketika sampai pada makam yang dituju, kemudian menghadap ke arah muka mayit (menghadap
ke arah timur), seraya mengucapkan salam khusus (kepada si mayit : kepada ayah atau ibu atau
seseorang).
• Sesudah mengucapkan salam tersebut, dilanjutkan dengan berdoa, dengan membaca doa ketika
masuk areal pemakaman maka ia dimintakan ampunan (maghfirah) oleh semua orang mukmin
yang telah meninggal sejak Nabi Adam.
• Bacalah ayat-ayat (surat-surat) dari al-Qur‟an, seperti membaca surat Yasin, Ayat kursi atau
membaca Tahlil dan lain-lain. 
• Setelah itu, berdoa yang dimaksud, bukanlah minta kepada kuburan, tetapi memohon kepada
Allah untuk mendo‟akan dirinya sendiri dan yang diziarahi. Atau bila ziarah ke makam wali dan
ulama, berdoa untuk dirinya dengan wasilah (perantaraan) para wali dan ulama, dengan harapan
doanya mudah terkabul berkat wasilah kepada para kekasih Allah tersebut. 
• Dalam berziarah, hendaknya dilakukan dengan penuh hormat dan khidmat serta khusyu‟
Hikmah Pelaksanaan Penyelenggaraan
Jenazah
• Meningkatkan kualitas taqwa kepada Allah Swt ( Q.S Al Hujurat 13 )
• Mengingatkan akan kematian
• “ perbanyaklah mengungat pemutus kenikmatan, yakni kematian” (H.R Tirmidzi )
• ۖ ِ ‫ك ۚ قُلْ ُك ٌّل ِّم ْن ِعن ِد ٱهَّلل‬َ ‫وا ٰهَ ِذ ِهۦ ِم ْن ِعن ِد‬ ۟ ُ‫ص ْبهُ ْم َسيِّئَةٌ يَقُول‬ ۟ ُ‫ص ْبهُ ْم َح َسنَةٌ يَقُول‬
ِ ُ‫وا ٰهَ ِذ ِهۦ ِم ْن ِعن ِد ٱهَّلل ِ ۖ َوإِن ت‬ ۟ ُ‫أَ ْينَما تَ ُكون‬
ُ ‫وا يُ ْد ِرك ُّك ُم ْٱل َم ْو‬
‫ت َولَ ْو ُكنتُ ْم فِى بُر‬
ِ ُ‫ُوج ُّم َشيَّ َد ٍة ۗ َوإِن ت‬
ٓ ٍ َ
ً‫ُون َح ِديثا‬ ْ
َ ‫ون يَفقَه‬ ْ ٰ
َ ‫ال هَؤُٓاَل ِء ٱلقَ ْو ِم اَل يَ َكا ُد‬ ِ ‫فَ َم‬
• “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka
memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik)
hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? Quran Surat An-Nisa Ayat 78, Q.S Al A’raf 34, Al Imran 145 dan 156

• Mendorong manusia untuk memperbanyak amal shalih ( Q.S Al A’la 14-17 )


• Mendorong manusia untuk meningkatkan kualitas sebagai makhluk sosial (Q.S Al Maidah 2
• Mendorong manusia menutupi aib sesama hamba Allah swt
“ seorang muslim dengan muslim lain adalah bersaudara, dia tidak boleh berbuat zalim dan aniaya terhadap saudaranya. Barang siapa
yang membantu kebutuhan saudaranya ,maka Allah akan memenuhi kebutuhannya, barang siapa membebaskan seorang muslim dari satu
kesulitan maka Allah swt akan membebaskannya dari kesulitan dihari kiamat, dan barang siapa yang menutupi aib saudaranya maka Allah akan
menutupi aibnya pada hari kiamat”.
Ketika meninggal

• Meninggikan tempat jenazah dan menghadapkan kearah kiblat.


• Mengucapkan doa musibah
• Memejamkan matanya
• Mengangkat dagunya
• Meletakkan sesuatu diatas perut sebagai penindih agar tidak mengembung.
• Meletakkan tangan pada tali pusat dan dada
• Menutup tubuh jenazah dengan kain.
• Segera membayar hutang-hutangnya ( Ruh seorang mukmin tergantung hingga
hutang itu dilunasi
Perilaku sosial sesama muslim

Saat sakit Saat sakaratul maut


• Membesuk dan mendoakannya • Menghadapkan ke arah kiblat
• َّ‫ت ال َّشافِى الَ َشافِ َى إِال‬ َ ‫ف أَ ْن‬ ِ َ‫ب ْالب‬
ِ ‫اس ا ْش‬ َ ‫اس ُم ْذ ِه‬
ِ َّ‫اللَّهُ َّم َربَّ الن‬
‫ ِشفَا ًء الَ يُ َغا ِد ُر َسقَ ًما‬، ‫ت‬ َ ‫أَ ْن‬ • Menganjurkan untuk berdoa
• “Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, • Membaca surah yasiin untuk
hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia.
(Hanya) Engkaulah yang dapat mempermudah keluarnya ruh
menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan dari jasad
melainkan kesembuhan dariMu,
kesembuhan yang tidak kambuh lagi.” ( HR. • Mentalqin dengan kalimat tahlil
Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191) yaitu laillahaillallah
memandikan Jenazah
Orang yang memandikan jenazah
• Jika jenazahnya laki-laki maka yang memandikannya adalah laki-laki,
bapaknya, kakeknya, keluarga terdekat, dan mahram dari pihak laki-
laki.
• Jika jenazahnya perempuan maka yang memandikan perempuan. Ibu,
nenek, dan keluarga dekatb perempuan dan suaminya.
• Jika jenazahnya anak-anak maka laki-laki atau perempuan boleh
memandikannya.
Cara memandikan Jenazah

• Membaca niat •6. Angkat kepala jenazah sampai setengah duduk, kemudian tekan perutnya agar
kotoran keluar semua,
•7. Siram seluruh tubuh jenazah diikuti dengan membaca niat memandikan
Niat memandikan jenazah laki-laki jenazah,
•8. Bersihkan qubul (kemaluan depan) dan dubur (kemaluan belakang) jenazah,
‫ت ِهللِ تَ َعالَى‬ ْ ‫ْت ْال ُغ ْس َل اَ َدا ًء َع ْن ه َذ‬
ِ ِّ‫اال َمي‬ ُ ‫نَ َوي‬ •9. Siram atau basuh jenazah, mulai dari anggota tubuh bagian kepala hingga ujung
kaki sebelah kanan, lalu pindah ke sebelah kiri,
Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzal mayyiti •10. Basuh jenazah dengan menuangkan air besih ke tubuh dan gosok perlahan
menggunakan handuk halus,
lillahi ta'aalaa. •Siram dengan air kapur barus,
•12. Jenazah diwudukan, seperti sebelum salat tanpa memasukkan air ke hidung
• Niat memandikan jenazah perempuan dan mulut,
•13. Menyela jenggot dan mencuci rambut jenazah dengan air daun bidara atau
• ‫ْت ْال ُغ ْس َل اَ َدا ًء َع ْن ه ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة ِهللِ تَ َعالَى‬
ُ ‫نَ َوي‬ sampo,
•14. Basuh sekujur tubuh,
•15. Keringkan tubuh menggunakan handuk kering.
• Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzihil •Nah, itulah beberapa adab dan tata cara yang harus diperhatikan saat
mayyitati lillaahi ta'aalaa. memandikan jenazah.

• Artinya: Saya niat memandikan untuk


memenuhi kewajiban dari mayit (perempuan)
ini karena Allah Ta'ala.
Mengkafani Jenazah
Ketentuan mengkafani jenazah

Laki laki Permpuan


• Kain kafan diutamakan berwarna • Kain kafan diutamakan berwarna
putih (Pakailah pakaian yang putih (Pakailah pakaian yang
berwarna putih dan kafanilah berwarna putih dan kafanilah
mayit dengan kain warna putih. mayit dengan kain warna putih.
Karena itu adalah sebaik-baik Karena itu adalah sebaik-baik
pakaian kalian." (HR. Abu Daud pakaian kalian." (HR. Abu Daud
dan Tirmidzi). dan Tirmidzi).
• Berjumlah 3 helai • Berjumlah 5 helai
Tata Cara Mengkafani Jenazah Laki-Laki
• Bentangkan tiga lembar kain kafan yang telah dipotong sesuai ukuran jenazah. Kemudian susun dengan
meletakkan kain paling lebar di bagian paling bawah. Tetapi jika kain memiliki lebar yang sama, maka geser
kain yang di tengah sedikit ke kanan dan yang paling atas sedikit ke kiri, atau bisa juga sebaliknya.
• Berikan wewangian sebanyak tiga kali pada kain kafan, sesuai sunnah Rasul.
• Siapkan 3-5 utas tali, kemudian letakkan tepat di bawah kain pada lapisan paling bawah.
• Persiapkan kafan yang sudah diberi wewangian untuk diletakkan di bagian anggota tertentu nanti, antara lain
sebagaimana berikut:
• Bagian Manfad (lubang terus), antara lain: kedua mata, hidung, kedua telinga, dan kemaluan
• Bagian anggota sujud, antara lain: dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari-jari kedua kaki
• Anggota yang tersembunyi dan persendian, antara lain: ketiak, belakang kedua lutut dan belakang kedua
telinga
• Setelah kain kafan siap seperti anjuran sebelumnya, maka angkat jenazah secara hati-hati lalu baringkan di atas
kain kafan. Tutup bagian anggota badan tertentu, lalu selimutkan kain kafan selembar demi selembar dimulai
dari kain yang paling atas hingga yang paling bawah, lalu ikat dengan tali-tali yang telah disiapkan di bawahnya.
Mengkafani Jenazah Perempuan
• Bentangkan dua lembar kain kafan yang telah dipotong sesuai ukuran tubuh jenazah, lalu letakkan
kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya.
• Persiapkan baju kurung dan kerudung.
• Sediakan 3-5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
• Sediakan kapas yang telah diberikan wewangian, yang nanti diletakkan pada anggota badan tertentu.
• Angkat dan letakkan jenazah di atas kain kafan secara hati-hati.
• Berikan kain kapas yang sudah diberi wewangian ke tempat anggota tubuh manfad atau lubang terus
seperti pada jenazah laki-laki.
• Letakkan kain sarung pada tubuh jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju kurung
sekaligus kerudung atau penutup kepala. Bagi yang berambut panjang bisa dikepang menjadi 2/3
dan diletakkan di atas baju kurung tadi, tepatnya di bagian dada.
• Letakkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang atas sampai paling bawah, lalu
ikat dengan beberapa utas tali yang telah disediakan.
Menyalatkan Jenazah
Orang yang berhak menyalatkan jenazah
• Orang yang diwasiatkan. Syaratnya, seseorang yang diberi wasiat
tersebut bukanlah orang fasik atau ahli bid'ah.
• Ulama, ustadz, atau pemimpin agama.
• Orang tua jenazah.
• Anak-anak jenazah.
• Keluarga terdekat jenazah.
• Jamaah muslim.
Syarat sah shalat Jenazah
• Dilakukan oleh seorang muslim.
• Orang yang melakukan sholat jenazah harus dalam keadaan suci dari
hadats besar maupun kecil.
• Menutup aurat sebagaimana melakukan sholat pada umumnya.
• Sholat menghadap kiblat.
• Jenazah yang disholati juga beragama Islam.
• Jenazah sudah dimandikan, sehingga ia dalam keadaan bersih dan
suci.
Tata cara shalat Jenazah
• Sebagaimana diketahui, cara sholat jenazah tidak sama dengan sholat lain pada
umumnya. Sholat jenazah tidak memiliki gerakan seperti rukuk, sujud, duduk di
antara dua sujud dan duduk tahiyat akhir. Dalam sholat jenazah hanya terdapat
takbiratul ihram tanpa gerakan lainnya.
• Dalam cara sholat jenazah pada laki-laki dan perempuan, terdapat perbedaan
bacaan dan posisi sholatnya. Namun, gerakan yang digunakan masih sama.
Ketika melakukan sholat pada jenazah laki-laki, posisi imam berada sejajar
dengan kepala jenazah.
• Sedangkan jenazah yang disholati perempuan, maka posisi imam berada sejajar
dengan tali pusar jenazah. Makmum disarankan untuk membuat barisan atau
shaf dengan jumlah yang ganjil. Diutamakan untuk melakukan sholat jenazah di
masjid atau mushola terdekat.
NIAT
• Niat sholat jenazah
• Niat sholat jenazah laki-laki:
ِ ِ ‫ض ْال ِكفَايَ ِة َمأْ ُم ْو ًما‬
• ‫هلل تَ َع ٰالى‬ َ ْ‫ت فَر‬ ٍ ‫ت اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا‬ِ ِّ‫اال َمي‬ ْ ‫صلِّى َع ٰلى هَ َذ‬َ ُ‫ا‬
• "Usholli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbirootin fardhol kifaayati makmuuman lillahi
ta'aalaa."
• Niat sholat jenazah perempuan:
• ‫ض ْال ِكفَايَ ِة َمأْ ُم ْو ًما ِهللِ تَ َع ٰالى‬
َ ْ‫ت فَر‬ ٍ ‫صلِّى َع ٰلى هَ ِذ ِه ْال َم ْيتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا‬َ ُ‫ا‬
• "Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiratatin fardhol kifayaatai ma'muuman
lillahi ta'aala.“
• Niat sholat Jenazah anak-anak
ِ ِ ‫ض ْال ِكفَايَ ِة َمأْ ُم ْو ًما‬
• ‫هلل تَ َع ٰالى‬ َ ْ‫ت فَر‬ ٍ ‫ت اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا‬ِ ِّ‫اال َمي‬ ْ ‫صلِّى َع ٰلى هَ َذ‬َ ُ‫ا‬
‫‪Tata Cara Shalat Jenazah‬‬
‫‪• Niat‬‬
‫‪• Takbir pertama diikuti membaca surah Al Fatihah‬‬
‫‪• Takbir kedua diikuti membaca shalawat Nabi‬‬
‫‪• Takbir ketiga mendoakan si mayit‬‬
‫عف َع ْن ُه‪َ (9‬ها(•‬ ‫َ ٰلّا‪99‬هُ َّم‪ 9‬ا‪ْ 9‬غفِرْ َ ل ُ‪9‬ه‪ َ (9‬ل َ‪9‬ه‪9‬ا) َوارْ َح ْم ُه‪َ (9‬ها) َو َعا ِف ِه‪َ (9‬ها) َوا‪ُ ْ 9‬‬
‫ف َع ْنهُ (هَا)‪َ ،‬وأَ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ (هَا)‪َ ،‬و َو ِّس ْع َم ْد َخلَهُ (هَا)‪َ ،‬وا ْغ ِس ْلهُ (هَا) ِب ْال َما ِء•‬ ‫اَ ٰللّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ (لَهَا) َوارْ َح ْمهُ (هَا) َو َعافِ ِه (هَا) َوا ْع ُ‬
‫ار ِه (هَا)‪،‬‬ ‫س‪َ ،‬وأَ ْب ِد ْلهُ (هَا) َدارًا َخيْرًا ِم ْن َد ِ‬ ‫وال َخطَايَا َك َما يُنَقَّى الثَّ ْوبُ اأْل َ ْبيَضُ ِم َن ال َّدنَ ِ‬ ‫ب ْ‬ ‫ج َو ْالبَ َر ِد‪َ ،‬ونَقِّ ِه (هَا) ِم َن ال ُّذنُو ِ‬ ‫َوالثَّ ْل ِ‬
‫ب النَّار‬ ‫َواَ ْهاًل َخ ْيرًا ِم ْن اَ ْهلِ ِه (هَا)‪َ ،‬و َز ْوجًا َخ ْيرًا ِم ْن َز ْو ِج ِه (هَا)‪َ ،‬وقِ ِه (هَا) ِف ْتنَةَ ْالقَب ِْر َو َع َذا ِ‬
‫‪•Takbir keempat‬‬
‫اَ ٰللّهُ َّم اَل تَحْ ِر ْمنَا اَجْ َرهُ َواَل تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ َوا ْغفِرْ لَنَا َولَهُ•‬
‫ان َواَل تَجْ َعلْ ِف ْي قُلُ ْو ِبنَا ِغاًّل لِّلَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا•‬ ‫ٰ‬
‫اَللّهُ َّم اَل تَحْ ِر ْمنَا اَجْ َرهُ َواَل تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ َوا ْغ ِفرْ لَنَا َولَهُ َواَل ِ ْخ َوا نِنَا الَّ ِذي َْن َسبَقُ ْونَا بِااْل ِ ْي َم ِ‬
‫َّح ْي ٌم‬
‫فر ِ‬ ‫ك َر ُؤ ٌ‬ ‫َربَّنَااِنَّ َ‬
Menguburkan Jenazah
Beberapa waktu yang sebaiknya dihindari ketika menguburkan
jenazah:

• Matahari terbit hingga naik.


• Matahari berada di tengah-tengah.
• Matahari hampir terbenam atau benar-benar terbenam.
Tata cara menguburkan jenazah
• Memperdalam lubang kubur, supaya tidak tercium bau jenazah dan tidak dimakan oleh binatang
pemakan bangkai.
• 2. Meletakkan jenazah di tepi lubang atau liang kubur sebelah kiblat, lalu ditaruh papan kayu atau
semacamnya dengan posisi agak miring, supaya jenazah tidak langsung tertimpa tanah.
3. Kemudian di atasnya ditaruh semacam bata posisi mendatar untuk menahan tanah timbunan,
sehingga tidak mengenai jenazah langsung. Khusus kondisi tanah gembur seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
• 4. Meletakkan jenazah dengan memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur, atau dari posisi
selatan jika di Indonesia.
5. Letakkan jenazah posisi miring ke kanan menghadap kiblat dengan menopang tubuh
menggunakan batu atau papan kayu, supaya jenazah tidak kembali terlentang.
• 6. Para ulama menyarankan untuk meletakkan tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan
setelah kain kafan dan semua tali dibuka, pipi menempel langsung ke tanah.
7. Ketika memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan membaca doa
berikut :
• "BISMILLAHI WA'ALAA MILLATI ROSUULILLAAH"
Doa Sesudah Menguburkan Jenazah

• "ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU, WA'AAFIHI WA'FU 'ANHU, WA AKRIM


NUZULAHU, WA WASSI'MADKHALAHU, WAGHSILHU BIL-MA'I WATSTSALJI WAL-
BARADI, WANAQQOHI MINAL KHOTOYA KAMAAYUNAQQOTTSAUBU ABYADHU
MINADANASI, WAABDILHU DAARON KHOIRON IN DAARIHI, WAAHLANKHOIRON
MIN AHLIHI, WAZAUJAN KHOIRON MINZAUJIHI, WAQIHI FITNATAL QOBRI
WA'ADAABINNAR
• Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, belas kasihanilah dia, hapuskanlah dan ampunilah
dosa-dosanya, muliakan tempatnya (ialah surga) dan luaskanlah kuburannya.
Basuhkanlah kesalahan-kesalahannya sampai bersih sebagaimana bersihnya kain
 putih dari kotoran. Gantikanlah rumah lebih baik daripada rumahnya yang dulu,
keluarganya lebih baik daripada keluarganya yang sulit; dan masukkanlah ia ke
dalam surga dan jauhkanlah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."

Anda mungkin juga menyukai