Anda di halaman 1dari 18

Kelompok Sosial dan

Kehidupan Masyarakat

OLEH

RHOLAND MUARY, S.SOS.M.SI


Pengantar

Manusia sebagai makluk sosial tidak dapat hidup


sendiri, harus bergantung dengan orang lain.
Dua hasrat keinginan manusia, yakni keinginan
menjadi satu dengan manusia yang lain
disekelilingnya (yaitu masyarakat)
Dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana
alam sekelilingnya
Cthnya : manusia harus makan dan makanan
bergantung dengan orang lain. Dilaut akan menjai
nelayan untuk mencari ikan, dihutan akan berburu
Tipe-tipe kelompok sosial

1. Kategori kesatuan wilayah,


Kriterianya, bertempat tinggal di suatu wilayah, misalnya
suku bangsa, kota, desa
2. Kategori kesatuan atas dasar kepentingan yang sama
tanpa organisasi yg tetap
Misalnya, orsos yang tidak tetap (Temporer), sikap yang
sama dari anggota kelompok
3. Kategori Kelas
Kriterianya kemampuan untuk berpindah dari satu
kelompok ke kelompkm yang lain, misalnya kelas sosial.
Elit, kasta, tingkat ekonomi
In Group dan Out Group

In Group merupakan kelompo sosial dimana indivdu


mengidentifikasikan dirinya, yang sifatnya relatif,
dan tergantung pada situasi sosial –sosial tertentu.
Perasaan lebih dekat dan menaruh simpati pada
kelompok
Out Group merupakan individu sebagai kelompok
yang menjadi lawan in groupnya.
Biasanya diistilahkan “Kami” atau “Kita” dan
“Mereka”. Misalnya kami mahasiwa UIN, kalian
Mahasiswa USU
Lanjutan

Sikap Out Group dapat menjadi etnosentris,


misalnya menganggap suku batak lebih jorok
ketimbang suku Melayu, yakni membanding-
bandingkan budaya orang laiin dengan budaya
sendiri.
Dapat juga muncul Steorotipe, gambaran atau
enggapan yang sufatnya mengejek, misalnya, etnis
putih dengan hitam di Amerika, misalnya Marga
Batak Toba yang hidup dilingkungan ISlam
Kelompok Primer dan Sekunder

Menurut Colley, Kelompok primer adalah kelompok


yang ditandai dengan ciri-ciri kenal mengenal antara
anggota serta kerja sama yang erat yang sifatnya
pribadi, langgeng. Misalya keluarga, antara prajurit
dengan anak buahnya.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang terdiri
dari banyak orang dan bisa saja tidak langgeng.
Misalnya proses jual beli antara pembeli dan penjual
Paguyuban dan Patembayan

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana


anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang
murni dan bersifat alamiah dan kekal. Dasar
hubungannya rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang
telah memang dikodratkan. Cth nya dalam keluarga,
kelompok kekerabatan, kelompok Suku, dll
Patembayan adalah ikatan lahir yang sifatnya pokok
untuk jangka waktu yang pendek, sifatnya sebagai
suatu bentuk dalam pikiran belaka (Imaginary)
strukturnya mekanis (Mesin). Misalnya ikatan antara
pedagang, organisasi buruh,
Tipe Paguyuban Menurut Tonnies

Paguyuban karena ikatan darah atau keturunan


Paguyuban karena tempat. Cthnya arisan, STM, RT
RW
Paguyuban karena jiwa pikiran, misalnya paguyuban
masyarakat China
Formal Group dan Informal Group

Formal group yakni keberadaan tata cara untuk


memobilisasikan dan mengkoordinasikan usaha-
usaha yang mencapai tujuan berdasarkan bagian
bagian organsiasi yang sifatnya spesialisasi.
Formal Group memiliki aturan yang tegas dan
sengaja diciptakan oleh anggota-enggota untuk
mengatur hubungan antar anggota
Misalnya birokrasi yang punya unit-unit tupoksi,
Kepolisian
Lanjutan..

Informal Group, tidak memiliki struktur dan


organisasi tertentu atau pasti. Kelompok tersebut
biasanya berbentuk karena pertemuan berulang kali
dan menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan
dan pengalaman yang sama. Misalnya kelompok
penderita penyakit langka
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Istilah “Community” dapat diterjemahkan sebagai


“Masyarakat Setempat”.
Istilah ini menunjukkan pada warga sebuah desa, kota,
suku dan juga bangsa
Kriterianya masyarakat setempat ialah “ Social
Relationship” antara suatu anggota kelompok
Masyarakat setempat menujukkan pada bagian masyarakat
yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti
geografis) dengan batasan-batasan tertentu dimana faktor
utamanya interkasi yang lebih besar diantara para anggota
dibandingkan penduduk diluar wilayahnya
Masyarakat Pedesaan (Rular Community)

Masyarakat pedesaan, umumnya mempunyai hubungan


yang lebih erat dan dalam ketimbang mereka pedesaan
lainnya.
Sistem kehidupan berkelompok atas dasar sistem
keleluargaan
Penduduk pedesaan umunya bertani,
Di pulai Jawa dikenal empat macam sistem pertanahan,
yakni sistem milik umum atau komunal dengan
pemakaian beralih-alih, sistem komunal dengan
pemakaian bergantian, sistem komunal dengan
pemakaian tetap, sistem milik individu
Lanjutan

Di P Sumatera, disamping bertani masyarakat pedesaan


juga berkebun, misalnya kebun lada, karet
Masyarakat pedesaan sangat bergantung pada tanah (earth-
Bound)
Masyarakat desa tidak dijumpai pembagian kerja
berdasarkan keahlian, namun dilihat dari usia, dan kelamin
Golongan orang tua mempunya peranan penting untuk
memberikan nasihat
Hubungan antara kepala desa (Penguasa) dan masyarakat
tidak jauh, bisa jadi tokoh masyarakat, tokoh adat yang
dipilih berdasarkan musyawarah
Masyarakat Perkotaan (urban Community)

Yakni masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah


penduduknya, Kota terletak pada sifat serta ciri
kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota
dibandingkan masyarakat desa, yakni
Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan di
Desa. Di Kota kehidupan masyarakat berkutat dengan
ekonomi, perdagangan, politik. Konsentrasinya di
Mesjid, gereja. Sementara di desa cenderung ke arah
agama.
Lanjutan...

Orang kota umumnya dapat mengurusi dirinya


sendiri, sementara Desa harus berkelompok dan
keluarga. Di kota banyak kepentingan politik yang
berbeda beda dan sulit untuk disatukan.
Pembagian kerja diantara warga kota lebih tegas dan
punya batas nyata, misalnya guru SLTA akan lebih
banyak bergaul dengan guru SLTA karena lingkungan
kerja dan relasi sosialnya. Membentuk Small Goup
Mendapatkan pekerjaan lebih besar dibadingkan
warga desa
Lanjutann..

Orang kota jalan pikirannya lebih rasioanl, sehingga


interaksi sosial yang terjadi didasari faktor kepentingan
dari faktor pribadi
Jalan kehidupan yang cepat di Kota, perlunya
managment waktu untuk dapat mengejar kebutuhan
Perubahan sosial lebih tampak nyata di Kota karena
terbuka dengan pengaruh dari luar

Urbanisasi perpindahan masyaakat Desa ke Kota.


Akibatnya over population di Ibu Kota, lahan pertanian
yang semakin ditinggalkan
Sebab Urbanisasi

Faktor yang mendorong penduduk desa pindah ke


kota
Faktor yang menarik penduduk desa untuk pindah
dan menetap di kota

Akibat Negatif dari Urbanisasi


Pengangguran, naiknya kriminalitas, pewismaan,
kenakalan anak anak,
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai