sendiri, harus bergantung dengan orang lain. Dua hasrat keinginan manusia, yakni keinginan menjadi satu dengan manusia yang lain disekelilingnya (yaitu masyarakat) Dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya Cthnya : manusia harus makan dan makanan bergantung dengan orang lain. Dilaut akan menjai nelayan untuk mencari ikan, dihutan akan berburu Tipe-tipe kelompok sosial
1. Kategori kesatuan wilayah,
Kriterianya, bertempat tinggal di suatu wilayah, misalnya suku bangsa, kota, desa 2. Kategori kesatuan atas dasar kepentingan yang sama tanpa organisasi yg tetap Misalnya, orsos yang tidak tetap (Temporer), sikap yang sama dari anggota kelompok 3. Kategori Kelas Kriterianya kemampuan untuk berpindah dari satu kelompok ke kelompkm yang lain, misalnya kelas sosial. Elit, kasta, tingkat ekonomi In Group dan Out Group
In Group merupakan kelompo sosial dimana indivdu
mengidentifikasikan dirinya, yang sifatnya relatif, dan tergantung pada situasi sosial –sosial tertentu. Perasaan lebih dekat dan menaruh simpati pada kelompok Out Group merupakan individu sebagai kelompok yang menjadi lawan in groupnya. Biasanya diistilahkan “Kami” atau “Kita” dan “Mereka”. Misalnya kami mahasiwa UIN, kalian Mahasiswa USU Lanjutan
Sikap Out Group dapat menjadi etnosentris,
misalnya menganggap suku batak lebih jorok ketimbang suku Melayu, yakni membanding- bandingkan budaya orang laiin dengan budaya sendiri. Dapat juga muncul Steorotipe, gambaran atau enggapan yang sufatnya mengejek, misalnya, etnis putih dengan hitam di Amerika, misalnya Marga Batak Toba yang hidup dilingkungan ISlam Kelompok Primer dan Sekunder
Menurut Colley, Kelompok primer adalah kelompok
yang ditandai dengan ciri-ciri kenal mengenal antara anggota serta kerja sama yang erat yang sifatnya pribadi, langgeng. Misalya keluarga, antara prajurit dengan anak buahnya. Kelompok sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang dan bisa saja tidak langgeng. Misalnya proses jual beli antara pembeli dan penjual Paguyuban dan Patembayan
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah dan kekal. Dasar hubungannya rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang telah memang dikodratkan. Cth nya dalam keluarga, kelompok kekerabatan, kelompok Suku, dll Patembayan adalah ikatan lahir yang sifatnya pokok untuk jangka waktu yang pendek, sifatnya sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (Imaginary) strukturnya mekanis (Mesin). Misalnya ikatan antara pedagang, organisasi buruh, Tipe Paguyuban Menurut Tonnies
Paguyuban karena ikatan darah atau keturunan
Paguyuban karena tempat. Cthnya arisan, STM, RT RW Paguyuban karena jiwa pikiran, misalnya paguyuban masyarakat China Formal Group dan Informal Group
Formal group yakni keberadaan tata cara untuk
memobilisasikan dan mengkoordinasikan usaha- usaha yang mencapai tujuan berdasarkan bagian bagian organsiasi yang sifatnya spesialisasi. Formal Group memiliki aturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-enggota untuk mengatur hubungan antar anggota Misalnya birokrasi yang punya unit-unit tupoksi, Kepolisian Lanjutan..
Informal Group, tidak memiliki struktur dan
organisasi tertentu atau pasti. Kelompok tersebut biasanya berbentuk karena pertemuan berulang kali dan menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan dan pengalaman yang sama. Misalnya kelompok penderita penyakit langka Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Istilah “Community” dapat diterjemahkan sebagai
“Masyarakat Setempat”. Istilah ini menunjukkan pada warga sebuah desa, kota, suku dan juga bangsa Kriterianya masyarakat setempat ialah “ Social Relationship” antara suatu anggota kelompok Masyarakat setempat menujukkan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batasan-batasan tertentu dimana faktor utamanya interkasi yang lebih besar diantara para anggota dibandingkan penduduk diluar wilayahnya Masyarakat Pedesaan (Rular Community)
Masyarakat pedesaan, umumnya mempunyai hubungan
yang lebih erat dan dalam ketimbang mereka pedesaan lainnya. Sistem kehidupan berkelompok atas dasar sistem keleluargaan Penduduk pedesaan umunya bertani, Di pulai Jawa dikenal empat macam sistem pertanahan, yakni sistem milik umum atau komunal dengan pemakaian beralih-alih, sistem komunal dengan pemakaian bergantian, sistem komunal dengan pemakaian tetap, sistem milik individu Lanjutan
Di P Sumatera, disamping bertani masyarakat pedesaan
juga berkebun, misalnya kebun lada, karet Masyarakat pedesaan sangat bergantung pada tanah (earth- Bound) Masyarakat desa tidak dijumpai pembagian kerja berdasarkan keahlian, namun dilihat dari usia, dan kelamin Golongan orang tua mempunya peranan penting untuk memberikan nasihat Hubungan antara kepala desa (Penguasa) dan masyarakat tidak jauh, bisa jadi tokoh masyarakat, tokoh adat yang dipilih berdasarkan musyawarah Masyarakat Perkotaan (urban Community)
Yakni masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah
penduduknya, Kota terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota dibandingkan masyarakat desa, yakni Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan di Desa. Di Kota kehidupan masyarakat berkutat dengan ekonomi, perdagangan, politik. Konsentrasinya di Mesjid, gereja. Sementara di desa cenderung ke arah agama. Lanjutan...
Orang kota umumnya dapat mengurusi dirinya
sendiri, sementara Desa harus berkelompok dan keluarga. Di kota banyak kepentingan politik yang berbeda beda dan sulit untuk disatukan. Pembagian kerja diantara warga kota lebih tegas dan punya batas nyata, misalnya guru SLTA akan lebih banyak bergaul dengan guru SLTA karena lingkungan kerja dan relasi sosialnya. Membentuk Small Goup Mendapatkan pekerjaan lebih besar dibadingkan warga desa Lanjutann..
Orang kota jalan pikirannya lebih rasioanl, sehingga
interaksi sosial yang terjadi didasari faktor kepentingan dari faktor pribadi Jalan kehidupan yang cepat di Kota, perlunya managment waktu untuk dapat mengejar kebutuhan Perubahan sosial lebih tampak nyata di Kota karena terbuka dengan pengaruh dari luar
Urbanisasi perpindahan masyaakat Desa ke Kota.
Akibatnya over population di Ibu Kota, lahan pertanian yang semakin ditinggalkan Sebab Urbanisasi
Faktor yang mendorong penduduk desa pindah ke
kota Faktor yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota
Akibat Negatif dari Urbanisasi
Pengangguran, naiknya kriminalitas, pewismaan, kenakalan anak anak, Terima Kasih