Anda di halaman 1dari 68

PEMANTULAN

CAHAYA
NAMA
KELOMPOK
 ABDUL. GAFUR (01)
 FADIEL AULIA PRATAMA (06)
 RETNO DEWI A. (23)
 SANI MAHARDIKA R. (24)
 VENA ASRI K. (28)
SIFAT – SIFAT CAHAYA
 PEMANTULAN (REFLEKSI)
 PEMBIASAN (REFRAKSI)
 PEMADUAN ATAU PENJUMLAHAN
(INTERFERENSI)
 PELENTURAN (DIFRAKSI)
 PENGURAIAN (DISPERSI)
 PENYERAPAN ARAH GETAR (POLARISASI)
A.
PEMANTULAN
(REFLEKSI)
DEFINISI PEMANTULAN
 Perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi medium
asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium.
 Pemantulan cahaya ada 2 yaitu :

1. Pemantulan Difuse ( pemantulan cahaya baur)


yaitu : pemantulan cahaya kesegala arah.

2. Pemantulan cahaya teratur : yaitu pemantulan


cahaya yang mempunyai arah teratur.
 Bila seberkas cahaya jatuh pada suatu permukaan maka cahaya ada yang 
dipantulkan oleh permukaan tersebut.

 Sifat-sifat pemantulan  berkas cahaya itu diselidiki oleh Willebord


Snellius(1581-1626). Dari hasil penyelidikan ini dapat dihasilkan suatu
hukum yang disebut.

 Hukum Pemantulan snellius; yang berbunyi :


 1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang
datar.
 2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (p)

M = Sinar datang
N
N= Garis normal    
M P P = Sinar pantul
ir
PEMANTULAN CAHAYA PADA
CERMIN DATAR
 Cermin adalah benda yang memantulkan
hampir seluruh cahaya yang datang padanya.
 Cermin datar adalah cermin yang permukaan
pantulnya datar.
 Dua buah cermin datar di letakkan saling
membentuk sudut θ satu dengan yang lain.
 Banyaknya bayangan yang di bentuk oleh dua
buah cermin datar yang saling menyudut
sebesar α di rumuskan:

n = 360˚/θ-1n= banyaknya bayangan


θ = sudut antara dua
buah cermin datar
PEMANTULAN CAHAYA PADA
CERMIN LENGKUNG
 Cermin cekung yang dimaksudkan dalam
hal ini adalah cermin yang permukaan
pantulnya merupakan sebuah
kelengkungan yang sferis.
 Ada 2 macam cermin lengkung (cermin
sferis), yaitu cermin cekung dan cermin
cembung.
CERMIN CEKUNG
 Cermin cekung (cermin konkaf atau cermin
positif) adalah cermin yang permukaan
pantulnya cekung.
 Bagan cermin cekung:
•Pada gambar diatas titik M di sebut titik pusat kelengkungan
cermin dan titik O  di sebut vertex.
•Garis yang melalui titik O dan M  di sebut sumbu utama
cermin.
•Jika sinar datang tidak terlalu jauh dari sumbu utama sehingga
titik A dekat dengan titik B, maka FA dan MF mendekati nilai
FO.
•Karena MF = OF maka :
3 SINAR ISTIMEWA PADA CERMIN
CEKUNG:
 Dengan f adalah jarak fokus cermin.
 Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan
untuk menentukan letak bayangan sebuah
benda yang berada di depan cermin cekung
yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan melalui titik fokus.
SIFAT BAYANGAN YANG DI
HASILKAN OLEH CERMIN CEMBUNG
 Maya
 Tegak simulasi cermin cekung dan cembung.swf

 Diperkecil

•Jarak benda (s): bertanda (+) jika benda nyata (terletak di depan cermin)
dan bertanda (-) jika benda maya (terletak di belakang cermin)>
•Jarak bayangan (s’): bertanda (+) jika bayangan nyata (terletak di depan
cermin) dan bertanda (-) jika bayangan maya (seolah-olah di belakang
cermin).
•Jarak fokus (f): bertanda (+) untuk cermin cekung dan bertanda (-) untuk
cermin cembung.
•Jari-jari kelengkungan (R): bertanda (+) untuk cermin cekung dan
bertanda (-) untuk cermin cembung.
2.  Sinar datang melalui titik fokus akan
dipantulkan sejajar sumbu utama.

3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan


akan dipantulkan kembali.
 Garis yang melalui titik O dan P disebut
sumbu utama cermin.
 Hubungan antara S,S’,f, dan R dinyatakan
dengan persamaan-persamaan:
1/S+1/S’=2/R
1/S+1/S’=1/F
f=1/2 R

 Cermin cekung bersifat mengumpulkan


berkas cahaya (konvergen), artinya sinar-
sinar cahaya sejajar yang datang pada
permukaan cermin akan dipantulkan ke satu
titik api atau fokus cermin.
Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung
bergantung pada letak benda di depan cermin.
Dalam hal ini kita gunakan ketentuan pembagian
ruang sebagai berikut:
 Antara O dan F ruang I.
 Antara F dan P ruang II.
 Antara P dan + ∞ ruang III.
 Antara O dan -∞ ruang IV.
Rumus kedudukan bayangan :
No. Ruang benda + No Ruang
bayangan = 5

Jika:
No Rbayangan > No. Rbenda = bayangan di perbesar
No Rbayangan < No.Rbenda = bayangan di perkecil
CERMIN CEMBUNG
 Cermin cembung (cermin konveks atau cermin negatif)
adalah cemin yang permukaan pantulnya cembung.

O = vertex
F = titik api/fokus
M = pusat kelengkungan cermin
Jika ;
h = tinggi benda
h’= tinggi bayangan
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus cermin
R = jari-jari kelengkungan cermin

Maka berlaku hubungan sebagai berikut :

1/s+1/s’ = 2/R 1/s+1/s’ = 1/f


f=½R M = h’/h = -s’/s
3 SINAR ISTIMEWA PADA CERMIN
CEMBUNG
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah
berasal ke fokus cermin.

2. Sinar datang seolah-olah menuju dari fokus cermin dipantulkan


sejajar sumbu utama

.
3.Sinar datang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan
cermin dipantulkan kembali seolah-olah berasal dari titik
tersebut.
CONTOH SOAL
Bayangan aya yang terbentuk oleh sebuah
cermin cekung 3 kali lebih besar dari bendanya.
Bila jarak fokus cermin 30 cm, maka jarak benda
di depan cermin adalah...
Jawaban :
M = (s’/s) 3 = (-s’/s) s’ = 3s
s = -3s
1/f = 1/s+1/s’
1/30 = 1/s+1/3s
1/30 = 2/3s
s = 20 cm
PEMBIASAN
(REFRAKSI) CAHAYA
Ada yang tahu gak I know...i
pembiasan cahaya know...
itu apaan ?

I gak
know lah..

Afa-afaan Mari kita


pulak perhatikan
itu.....?/? penjelasan
berikut ini..
Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah peristiwa
penyimpangan atau pembelokan cahaya
karena melalui dua medium yang berbeda
kerapatan optiknya.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
mendekati garis normal
menjauhi garis normal
a. mendekati garis normal
Cahaya dibiaskan
mendekati garis normal
jika cahaya merambat
dari medium optik
kurang rapat ke medium
optik lebih rapat.
Contohnya cahaya
merambat dariudara ke
dalam air.
B. Menjauhi garis normal

Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal


jika cahaya merambat dari medium
optik lebih rapat ke medium optik
kurang rapat.
contohnya cahaya merambat dari dalam
air ke udara.

Syarat-syarat terjadinya pembiasan :

1) cahaya melalui dua medium yang


berbeda kerapatan optiknya;
2) cahaya datang tidak tegak lurus
terhadap bidang batas (sudut datang
lebih kecil dari 900)
Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari hari
diantaranya :

dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.


kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif)
dapat membuat jelas
pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat
karena adanya pembiasan.
terjadinya pelangi setelah turun hujan.
Hukum Snellius
( willebrord Snellius [ 1580-1626 ] seorang matematikawan pada
tahun 1621 menemukan hukum pembiasan )
Hukum II Snellius :
Hukum I Snellius : “ jika sinar datang dari medium kurang
“ sinar datang, sinar rapat ke medium lebih rapat ( dari
bias dan garis normal udara ke air susu atau dari udara ke
kaca ) maka sinar dibelokkan
terletak pada satu
mendekati garis normal, sedangkan
bidang datar. “ sinar datang dari medium lebih
rapat ke medium kurang rapat
maka sinar dibelokkan menjauhi
garis normal “
Indeks bias relatif
n21 = indeks bias relatif medium
kedua terhadap medium pertama
n1 = indeks bias mutlak medium
pertama
n2 = indeks bias mutlak medium
kedua

Pembiasan pada kaca Plan paralel


Besarnya sudut datang ( i ) sama dengan
sudut bias ( r' )
Besarnya sudut bias ( r ) sama dengan
sudut datang ( i' )
Sinar yang datang menuju kaca plan
paralel sejajar dengan sinar bias yang
keluar dari kaca plan paralel
Dengan : Untuk panjang gelombang :
n1 = nudara = 1 λ1 . n1 = λ2 . n2

V1 = Vudara = c = 3 x 108 m/s untuk cepat rambat dan indeks bias

c v1. n1 = v2. n2
Maka : n =
v
Mengapa
dasar kolam
kelihatan Itu disebabkan pembiasan cahaya.....
dangkal ? Karena cahaya yang datang dari zat
yang renggang (udara) menuju zat
yang lebih rapat (air kolam) akan
dibiaskan mendekati garis normal
sehingga dasar kolam tampak lebih
dangkal.

h' na h
  h' 
h 1 na
Terjadinya pelangi
Pelangi terjadi karena terdapat
titik-titik air di udara dan
terdapat sinar yang cukup, oleh
karena itu pelangi sering terjadi
ketika hujan gerimis dan sinar
mata hari tampak karena tidak
tertutup oleh awan, atau dapat
terjadi setelah hujan reda tiba-
tiba matahari tampak terang.
Pada praktiknya siswa dapat
menyemprotkan air ke udara
saat matahari memancarkan
cahaya dengan terang
menggunakan sprayer minyak
atau berkumur lalu
disemprotkan ke udara pasti
dapat melihat pelangi.
Pemantulan Sudut Kritis ( ik )
Sempurna
“Jika suatu sinar datang
dengan sudut datang
lebih besar daripada “ sudut datang sinar dari
sudut kritis maka sinar medium lebih rapat ke
akan dipantulkan medium kurang rapat yang
seluruhnya oleh bidang menghasilkan sudut bias
batas medium.” sama dengan 900.

soal !
Hitunglah sudut kritis berlian yang
memiliki indeks bias mutlak 2,417
Rumus sudut  
pada saat diletakan di udara ?

kritis : Jawab:
Diketahui:
n2 = 1
n1 = 2,417
 
Ditanyakan: ik=?
Penyelsaiannya:
sin ik = n2 /n1
sin ik = 1/2,417
sin ik = 0,414
ik = 24,4°
Jadi, sudut kritis berlian adalah 24,4°
PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
Lensa adalah benda bening
yang dibatasi oleh bidang Lensa tipis adalah lensa
lengkung. Dua bidang dengan ketebalan dapat
lengkung berbentuk diabaikan terhadap
silindris atau bola.
diameter lengkung
Lensa silindris memusatkan lensa, sehingga sinar-
cahaya dari sumber titik
sinar sejajar sumbu
jauh pada suatu garis,
utama hampir tepat
sedangkan permukaan
bola yang melengkung
difokuskan ke titik
memusatkan cahaya dari fokus.
sumber jauh pada suatu
titik.
Jenis jenis lensa dan Sinar Istimewa
Sinar istimewa lensa
cembung
Sinar istimewa pada lensa cekung 1.    Sinar datang sejajar sumbu
utama lensa dibiaskan melalui
1. Sinar yang datang sejajar sumbu titik fokus aktif (F1) yang
utama dibiaskan seakan – akan terdapat di belakang lensa
berasal dari titik fokus aktif  (F1 ) 2.    Sinar datang melalui titik
fokus pasif  (F2) yang terdapat
2. Sinar yang datang seakan – akan
di depan lensa dibiaskan
menuju ke titik fokus pasif (F2)
dibiaskan sejajar sumbu utama
sejajar sumbu utama
3.    Sinar datang melalui titik
3. Sinar yang datang melalui titik pusat pusat optik lensa O diteruskan
optik lensa O diteruskan tanpa tanpa membias
membias
Persamaan Lensa tipis
Ket:

1 1 1 f = fokus

  s = letak benda
s’ = letak bayangan

f s s' M = perbesaran bayangan


h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan

 s ' h' f selalu negatif


M  s’ positif bayangan nyata

s h s’ negatif bayangan maya


M < 1 bayangan diperkecil
M > 1 bayangan diperbesar
M = 1 bayangan sama besar
Persamaan pembuat lensa
1 2
Keterangan :
R2 R1 n1 = indeks bias medium
disekitar lensa.
M2 M1 n2 = indeks bias bahan
n1 n2 n1
lensa
R1 = R2 (+) untuk bidang
cembung
R1 = R2 (-) untuk bidang
1  n2  1 1 
  1   cekung
f  n 1  R1 R2  R1 = R2 (~) untuk bidang
datar
Susunan dua lensa dengan Perbesaran lensa I :
sumbu utama berimpit
h' I  s ' I
Bayangan yang dibentuk oleh MI  
lensa I akan merupakan h1 sI
benda pada lensa II. Jika
jarak antara kedua lensa Perbesaran lensa II :
adalah d, maka : h' II  s ' II
M II  
d = sI ‘ + sII hII s II
Dengan :
sI ‘ =jarak bayangan lensa I, Perbesaran total :
dan M = M1 + M2
sII = jarak benda pada lensa h' II s ' I s ' II
II. M  
h1 s I  s II
EVALUASI
1. Suatu benda diletakkan pada jarak 6 cm di muka lensa cembung.
Bayangan yang dihasilkan tegak, diperbesar 2 kali. Jarak titik api
lensa tersebut (dalam cm) adalah...
a. 12,5 cm
b. 12 cm
c. 4 cm
d. 1,5 cm
e. 6 cm
Interferensi
Interferensi adalah perpaduan dari 2
gelombang cahaya. Agar hasil interferensinya
mempunyai pola yang teratur, kedua
gelombang cahaya harus koheren, yaitu
memiliki frekuensi dan amplitudo yang sama
serta selisih fase tetap.
Interferensi Celah ganda
(Percobaan Young)

Perhatikan gambar :
Maka persamaan untuk Interferensi :

Di P akan terjadi interferensi minimum/garis gelap jika :

 dengan :
 d = jarak antara dua celah (m)
 p = jarak garis gelap ke terang pusat (m)
 L = jarak celah ke layar (m)
 O = panjang gelombang cahaya (m)
 n = orde interferensi (n = 1, 2, 3, ...)
Interferensi pada Selaput
Tipis

Di titik P akan terjadi interferensi maksimum atau garis


terang apabila :

Dan terjadi garis gelap atau interferensi minimum jika :


Contoh Soal :
Dua buah celah sempit terpisah pada jarak 0,2 mm disinari
tegak lurus. Sebuah layar diletakkan 1 meter di belakang
celah. Garis terang orde ke- 3 pada layar terletak 7,5 mm
dari terang pusat. Tentukan berapa panjang gelombang
cahaya yang digunakan!
Penyelesaian :
Diketahui :
d = 0,2 mm = 2 .10-4 m
L = 1 m p = 7,5 mm = 7,5.10-3 m
n=3
Ditanya : O= ?
Jawaban :
Difraksi

Difraksi adalah pelenturan suatu


gelombang. Berarti difraksi cahaya dapat
didefinisikan sebagai pelenturan cahaya
yaitu saat suatu cahaya melalui celah maka
cahaya dapat terpecah-pecah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil dan
memiliki sifat seperti cahaya baru.
dengan :
n = indeks bias lapisan tipis
d = tebal lapisan
r = sudut bias sinar
O = panjang gelombang sinar
m = orde interferensi
Difraksi Celah Tunggal

Untuksudut
  T kecilberlakubahwa sin = tg = , maka :

Dengancara yang sama di titik P akanterjadigaristerangjika :

Dengan :
 dengan :
 d = lebarcelah (m)
 p = jarakgarisgelapketerangpusat (m)
 L = jaraklayarkecelah (m)
 O = panjanggelombangcahaya yang digunakan (m)
 n = ordeinterferensi/ menyatakangarisgelapdariterangpusat
Contoh soal :
Seberkas cahaya yang panjang gelombangnya
6000 Å dijatuhkan tegak pada sebuah celah
tunggal yang lebarnya 0,2 mm. Sebuah layar
diletakkan 1 meter di belakang celah, tentukan
jarak garis terang orde ke-2 dari terang pusat!
Diketahui
  :
O = 6000 Å = 6. 10-7 m
L = 1 m d = 0,2 mm = 2. 10-4 m
n=2
Ditanyakan : p = ...?
Jawab :
P = (2N + 1) 0,5.OL/d
= (2.2+1) 0.5.6..1/ 2. .
= 5/2(3. .) = 7,5. .m
= 7,5 mm
Difraksi Kisi

Secara matematik dapat dinyatakan :


Di P terjadi garis terang jika :

Di P akan terjadi garis gelap jika :


dengan :
d = lebar celah kisi (m)
T = sudut difraksi (derajat)
O = panjang gelombang cahaya (m)
n = orde difraksi
p = jarak garis gelap/terang ke terang pusat
(m)
L = jarak layar ke kisi (m)
 
Contohsoal :
Suatuberkascahaya yang
panjanggelombangnya 5.10-7 m
dijatuhkantegakluruspadasebuahkisidifraksi
. Jikaspektrumordekeduajatuhpadasudut
30terhadapgaris normal padakisi,
tentukanbesarnyakonstantakisi
(banyaknyagoresantiap meter) tersebut!
Diketahui
  :
O = 5. 10-7 m
T = 30o n = 2
Ditanyakan : N = ? sin
Jawab :
d sin
d = No/sin= 2. 5./sin 30
= ./0.5 = 2.mm
N = 1/d = ½. celah/meter
DIsperSI
CAHAYA
Dispersi Cahaya

Dispersi yaitu peristiwa terurainya cahaya putih menjadi


cahaya yang berwarna-warni, seperti terjadinya pelangi.
Pelangi merupakan peristiwa terurainya cahaya matahari
oleh butiran-butiran air hujan. Peristiwa peruraian cahaya
ini disebabkan oleh perbedaan indeks bias dari masing-
masing cahaya, di mana indeks bias cahaya merah paling
kecil, sedangkan cahaya ungu memiliki indeks bias paling
besar. Cahaya putih yang dapat terurai menjadi cahaya
yang berwarna-warni disebut cahaya polikromatik
sedangkan cahaya tunggal yang tidak bisa diuraikan
lagi disebut cahaya monokromatik. Peristiwa dispersi
juga terjadi apabila seberkas cahaya putih, misalnya
cahaya matahari dilewatkan pada suatu prisma seperti
pada Gambar 2.2.
Cahaya polikromatik jika dilewatkan pada
prisma akan terurai menjadi warna merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Kumpulan cahaya warna tersebut disebut
spektrum. Lebar spektrum yang dihasilkan oleh
prisma tergantung pada selisih sudut deviasi
antara cahaya ungu dan cahaya merah.
Selisih sudut deviasi antara cahaya ungu dan
merah disebut sudut dispersi yang dirumuskan :
• Jika sudut pembias prisma kecil (<15 o) dan n menyatakan
indeks bias prisma serta medium di sekitar prisma adalah
udara, maka besarnya sudut dispersi dapat dinyatakan :

dengan :
φ = sudut dispersi
Dm = sudut deviasi cahaya merah
Du = sudut deviasi cahaya ungu
nm = indeks bias cahaya merah
nu = indeks bias cahaya ungu
ß = sudut pembias prisma
 
Rumus untuk β > 15o :
Sin ( δ + β ) = Sin
Sudut Dispersi (φ)
 Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut
kemudian terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut deviasi yang berbeda. Selisih
antara sudut deviasi untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi.
Besar sudut dispersi dapat dituliskan sebagai berikut:

φ = δu - δm = (nu – nm) β .......................................2


 
 Keterangan:

φ = sudut dispersi
nu = indeks bias sinar ungu
nm = indeks bias sinar merah
δu = deviasi sinar ungu
δm = deviasi sinar merah
Sudut Deviasi
Sudut yang dibentuk antara arah sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan prisma
disebut sudut deviasi diberi lambang δ. Besarnya sudut deviasi tergantung pada sudut
datangnya sinar.

δ = i1 + r2 – β

Keterangan :
δ = sudut deviasi
i1 = sudut datang pada prisma
r2 = sudut bias sinar meninggalkan
prisma
β = sudut pembias prisma
Sudut Deviasi Minimum
Sudut Deviasi dapat bernilai minimum apabila besar sudut
datang i1 sama dengan besar sudut bias r2.
δ m = 2i1 – β

Keterangan :
δ m = sudut deviasi
i1 = sudut datang pada prisma
β = sudut pembias prisma
Syarat Deviasi Minimum :
i1 = r2 atau i2 = r1
* Contoh Soal :
1. Sebuah prisma memiliki sudut pembias 60o. Indeks
bias untuk sinar merah 1,52 dan untuk sinar ungu 1,54.
Seberkas sinar putih jatuh pada salah satu sisi prisma.
Apabila dianggap semua cahaya mengalami deviasi
minimum, hitunglah sudut dispersinya!
* Penyelesaian :
* Diketahui :ß = 60o
nm = 1,52
nu = 1,54
Ditanyakan : φ = ...? (deviasi minimum)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai